Song Of The Prince [Seo Dong Yo] – Episode 17

Sun: Itu adalah keberanian dan tekad yang kuat mereka yang akhirnya meyelamatkan Baekjae.

Kita akan menyiapkan serangan balik  sekarang, dipimpin oleh para pahlawan. Mereka pasti akan membawa kita semua ke kemenangan!

————————————————————————————————–

Sun: Aku akan memberikan kekuatan. Layani aku.
Jang: Anda tidak akan menjadi pemimpinku. Anda tidak bisa menjadi pemimpinku. Seseorang seperti Anda yang menyakiti dan mengancam orang-orang tidak dapat menjadi pemimpinku. Orang seperti itu mungkin dapat memperoleh senjata, tetapi ia tidak akan mendapatkan hati rakyat.

Aku sudah tidak punya keinginan untuk hidup lagi. Bunuhlah aku!

Sun ayunkan pedangnya siap untuk memotong tenggorokan Jang.

Suara Aja: Jang! (Pedang berhenti terayun ketika putra mahkota memasuki ruangan.)

—————————————————————————————————

Jang: Aku akan pergi ke sana untuk memata-matai!

Heukjipyung: Batalion kedua yang dipimpin oleh Pangeran Aja digunakan pada malam berkabut untuk mencuri panah dari tentara Shilla.

Sun: Benarkah? Bagaimana caranya?

Heukjipyung: Lembah berkabut di mana kita kalah … Setelah mengetahui bahwa daerah ini biasanya diisi dengan kabut, mereka memancing musuh dengan melepaskan panah pada mereka.

Sun: Dia menumpuk jerami pakan ternak kering di sana, bukan?

Heukjipyung: Ya.

Sun: Sekarang, Shilla kehilangan anak panah mereka dan Baekjae memperolehnya.

Heukjipyung: Serangan balik sudah di mulai sekarang!

Sun: Aku kalah ….

————————————————————————————————–

Pertempuran antara prajurit Baekjae dan prajurit Shilla saling bertemu muka dengan muka. Pangeran Aja dan Baekmoo meneriakkan perintah mereka sambil duduk di atas kuda mereka. Jang dan dua temannya, dan sisa prajurit berjuang dengan sekuat tenaga mereka]

————————————————————————————————–

Jang: Panggillah Guru Mokrasu dan semua orang yang tinggal di Hanuelchae kembali ke Akademi Taehaksa Baekjae.  Kembalikan semua orang yang diusir ke Shilla! Panggillah orang-orang Hanuelchae kembali!

Guru Mokrasu diusir ke Shilla setelah diajukan  tuduhan palsu terhadapnya. Tapi ia tidak pernah tunduk dan menyerah kepada Shilla, dan ia masih setia kepada Yang Mulia. Oleh karena itu, aku mengaguminya.  Aku percaya bahwa dia harus ada di dekat Yang Mulia demi Baekjae!

Haedoju: Tapi Yang Mulia! Mokrasu bersekongkol melawan kita!

Aja: Apakah Kau berbicara tentang  pedupaan itu lagi?

Sun: Ya, Tuanku Pangeran! Apakah kau ingin aku mengingatkanmu? (Mengutip) “… Yang lahir dari kesalahan akan menyalakan dupa, dan yang menyalakan dupa ini … akan menjadi Raja. Raja akan membangkitkan Baekjae lagi, dan menerima kehormatan yang besar dan pujian!. ”

Haedoju: Siapa yang berani membuat ramalan seperti itu tentang masa depan kerajaan? Siapa yang berani mengukir kata-kata itu di atas batu?

Buyo-Gye: Mereka benar, Yang Mulia! Ini jelas konspirasi!

Aja: Aku setuju. Jika Guru Mokrasu membuat pedupaan itu ia pasti bersekongkol. Namun, apakah kau yakin Guru Mokrasu yang membuatnya?

Haedoju: itu ditemukan di kantornya …

Aja: Bagaimana kau tahu jika orang lain tidak menaruhnya di sana? Apakah kau menyelidikinya dengan hati-hati?

Chilryo: Mereka tidak melakukannya, Tuanku. Mereka segera menuduhnya!!

Haedoju: Kami tidak menuduhnya! Dia melarikan diri dan tindakannya itu adalah bukti dari kesalahannya!

Aja: Itu sebabnya kita harus memanggilnya kembali. Meskipun waktu telah lama berlalu, itu tetap hal yang benar bagi kita untuk menyelidiki lagi mengenai apa yang terjadi saat itu. Mari kita panggil kembali dia sekarang. (Kepada raja) Panggil dia kembali, Yang Mulia.

Weeduk: Mari kita berpikir masak mengenai permasalahan ini ….

RUANGAN AJA

Baekmoo: Jang, bagaimana kau bisa melontarkan permintaan yang mengejutkan seperti itu tanpa berkonsultasi dengan kami?

Aja: (Berbalik segera) Baekmoo, Kau pergi memberitahu Wangoo untuk mengirim sekelompok Pengawal Raja menuju Hanuelchae.

Baekmoo: Ya … tapi Yang Mulia belum memutuskan …

Aja: Jang, Kau memimpin mereka …

Jang: Baik!

Aja: Apapun yang terjadi setelah itu, kita harus membuat mereka  datang kemari dahulu. Sekarang ini adalah kesempatan yang tak boleh dilepaskan!

Jang: Ya, Tuanku! Mereka tidak benar-benar ingin menyelidiki apa yang terjadi.

Aja: Pergilah sekarang! Cepat!

Jang membungkuk dan ia berbalik untuk pergi, diikuti oleh Baekmoo.

SUATU RUANGAN DI ISTANA

Haedoju: Bisakah kita melawan permintaan seperti ini? Mereka ingin menyelidiki apa yang terjadi saat itu. Apa alasan kita supaya dapat mencegah hal ini?

Sun: Tidak, ini tidak dapat terjadi. Kita harus menghentikan mereka kembali ke Baekjae dengan segala cara!

Haedoju: Apa alasan yang kita miliki?

Sun: Ada hal-hal yang harus dihentikan bahkan tanpa alasan yang rasional. Ini adalah salah satu kasus tersebut. Kita harus menghentikan ini dengan segala cara!

Heukjipyung: Ya, Akademi adalah pusat kekuatan untuk raja. Itulah jantung pendidikan dan kebudayaan dari negara.

Sun: Orang yang lulus dari Akademi adalah pemimpin masa depan Baekjae, menjadi penasihat Raja. Ini adalah alasan kita bekerja keras untuk mengambil kontrol atas Academy. Jika Mokrasu kembali …

Heukjipyung: Itu seharusnya tidak terjadi!

Sun: Kita harus menghentikan ini! Kita harus berkumpul dengan bangsawan lainnya untuk menghentikan hal ini terjadi!

Seorang prajurit berjalan di dalam ruangan, menginformasikan Buyo-Sun bahwa sekelompok Pengawal Raja hendak berangkat ke Hanuelchae.

Sun: Apa? Hentikan mereka! Gunakan tentara kita jika kau harus melakukannya!

Heukjipyung: Untuk apa menggunakan tentara kita …?

Sun: Kita harus menunjukkan kepada mereka kekuatan yang kita miliki. Mereka harus melihat kekuatan kita! Mengapa kamu ragu-ragu sekarang? Raja belum memutuskan!

Heukjipyung: Baiklah!

ISTANA SAVISONG, BAEKJAE

Jang sedang akan meninggalkan Istana dengan sekelompok Pengawal Raja, tetapi mereka dihadang oleh tentara Sun.

Heukjipyung: Mau ke mana?

Pengawal: Kami mengikuti perintah Pangeran Mahkota! Bagaimana kau berani menghadang jalan Pengawal Raja!

Heukjipyung: Apakah kau berencana untuk membawa Mokrasu kembali dari Hanuelchae?

Jang: …

Heukjipyung: Jika itu kasusnya, raja masih belum memerintahkan  …

Pengawal: Aku tidak tahu. Aku hanya akan mematuhi perintah Tuanku Pangeran!

Heukjipyung: Kau yang meminta ini!. (Kepada anak buahnya.) Hentikan mereka!

Kedua kelompok berdiri berhadapan dalam posisi bersiap untuk saling menyerang. Jang menatap pada Heukjipyung. Orang tua itu tersenyum licik.

BALAIRUNG ISTANA

Aja: Yang Mulia! Aku baru saja mengirimkan Jang dengan pengawal lainnya menuju Shilla. Yang kita butuhkan sekarang adalah perintah Yang Mulia!

Weeduk: Kita tidak perlu terburu-buru untuk memutuskan hal ini. Kau bertingkah seperti ini karena Kau masih belum tahu kekuatan mereka.

Aja: Aku tahu. Aku tahu dengan baik, tetapi jika kita tidak melakukannya sekarang, maka …

Wangoo memasuki ruangan.

Aja: Apa yang terjadi?

Wangoo: Pasukan Pengawal Raja  berhadapan dengan tentara Sun …

Aja: Apa?

Wangoo: Aku ingin mencegah supaya tidak terjadi pertempuran, jadi aku memerintahkan mereka untuk bubar. Aku takut orang-orang akan terluka dan Yang Mulia akan disalahkan untuk itu. Tolong, maafkan aku …

RUANGAN SUN

Sun: Apa yang terjadi?

Heukjipyung: Mereka dibubarkan segera.

Sun: Aku akan membantu dia menyadari betapa lemahnya dia.

RUANGAN AJA

Aja: Kau membukakan peluang yang besar, tapi aku membiarkannya lepas dari tanganku …

Jang: Apakah Anda yakin kalau Anda hanya kehilangan kesempatan saja?

Aja: Apa maksudmu?

Jang: Jika Anda hanya kehilangan kesempatan, Anda selalu dapat menemukan kesempatan yang lain. Tapi aku takut kalau Anda mungkin telah kehilangan rasa percaya diri yang Anda peroleh selama perang. Segala hal terjadi tanpa memandang orang.  Yang berubah-ubah adalah permasalahan, bukan orangnya .

Aja: Tapi mengapa ketika semua hal tidak berhasil, aku menyalahkan diri sendiri? Ini hanya situasi yang berubah sulit, tapi kenapa aku kehilangan rasa percaya diriku?

Jang: Ya … (Tersenyum) Anda tidak seharusnya demikian … Kita baru saja memulainya. Aku akan melakukan yang terbaik untuk dirimu. Guru Mokrasu akan kembali. Jika tidak sekarang, maka nanti. Jika tidak nanti, lain kali pasti akan kembali.

Maka dari itu, lebih baik kita menduga yang terburuk, kalau Guru tidak dapat kembali, aku akan menemukan seseorang yang seperti dirinya. Dan jika aku tidak dapat menemukan seseorang yang seperti dia, aku akan menjadi seperti Guru Mokrasu untuk Anda. Hal ini mungkin terdengar seperti bualan bagi Anda, tapi tolong ….. percayalah bualan saya….

Aja: (Tergelak-gelak) Ha ha! Ya, aku akan percaya padamu! Aku percaya kau bisa melakukan semua yang kau katakan padaku. Kau akan menjadi seperti Guru Mokrasu, atau Kau akan menemukan bagiku orang seperti dia atau yang lain … Kau akan membantu aku membawa dia kembali … aku  percaya padamu!

DI HANEULCHAE

Mokrasu: Kapan kita harus melakukan Upacara Peresmian sebagai Guru untuk Giroo?

Instruktur menyarankan Gomo tanggal untuk melakukan itu. Mokrasu dan Mojin sangat bersemangat.

Gooksoo memberikan hadiah untuk Giroo, memberi selamat kepadanya karena menjadi seorang ilmuwan. Ini pensil bulu buatan tangan. Giroo merasa tidak enak. …

Bumro  memohon kepada Eunjin untuk memberinya kesempatan. Eunjin memberitahunya untuk meninggalkan dirinya sendirian. Giroo berjalan ke arah mereka, jadi Bumro meminta Eunjin memberitahunya apa yang Giroo punyai tapi Bumro tidak.  Eunjin mengatakan kepadanya: “Dia tampan, tampangmu kelihatan lucu! Giroo terlihat sangat percaya diri, kau terlihat seperti boneka pengusir gagak. Giroo terlihat menawan, kau terlihat seperti ubi. Akhirnya, kau terlihat normal. . Giroo tampak seperti pahatan seniman!

Giroo mendengarkan mereka, merasa menyesal …

Setiap orang terlihat semakin bersemangat untuk Giroo.

Maekdosu: Kapan terakhir kali kita merayakan seperti ini? Aku yakin kita akan disediakan banyak makanan, kan?

Gooksoo: Tentu saja! Tapi di mana Giroo?

Maekdosu: Giroo?! Dia Guru Giroo dari sekarang!

Gooksoo: Ah, itu dia! Guru Giroo! Apakah ada sesuatu yang kau  ingin makan?

Giroo: Apapun itu boleh. Selain itu, kau tidak harus berbicara secara resmi kepada aku.

Maekdosu: Apa maksudmu dengan tidak berbicara secara resmi kepadamu? Bagaimana bisa kita tidak seperti itu?

Asoji: Tidak, Kau seorang ilmuwan sekarang!

Maekdosu: Aku telah melihat semua orang di Hanuelchae mabuk kecuali untuk satu orang. Kau semua tahu siapa yang aku bicarakan,kan?

Giroo: Baiklah! Aku akan menerima tawaranmu untuk minum saat ini!

Maekdosu: Bahkan jika kita harus kelaparan selama beberapa hari, harus ada banyak anggur!

Gooksoo: Ada banyak! Jangan khawatir!

Maekdosu: (Kepada Giroo.) Aku ingin melihatmu minum sekarang! …

Semuanya pergi, dan senyum di wajah Giroo juga pergi..

DI RUANG MOKRASU

Suara Giroo: Guru! Aku Giroo.

Mokrasu: Masuk

Giroo: (Memasuki ruangan) Aku datang untuk menanyakan sesuatu.

Mokrasu: Apa itu?

Giroo: …

Mokrasu: Mengapa kamu ragu-ragu?

Giroo: Aku tidak tahu apa-apa tentang Akademi. Orang-orang Hanuelchae diusir dari Akademi. Aku mendengar itu karena perebutan kekuasaan di antara para pemimpin Baekjae. Tapi itu sudah sepuluh tahun lebih.. Selain itu, kita tidak tahu berapa lama lagi kau harus menunggu.

Mokrasu: Apakah kau sedih bahwa kau menjadi seorang ilmuwan dari Hanuelchae daripada dari Akademi Taehaksa Baekjae?

Giroo: Tidak sama sekali. Aku hanya bertanya-tanya mengapa kau begitu setia pada mereka ketika mereka meninggalkanmu.

Mokrasu: Kesetiaanku tidak hanya terhadap keluarga kerajaan. Hatiku ada bersama-sama dengan rakyat Baekjae dan kesejahteraan mereka.

Giroo: Bahkan jika kau tidak akan pernah dapat kembali ke Bekjae?

Mokrasu: Yah … Setelah aku memberikan hatiku untuk sesuatu, aku tidak bisa merubahnya. Ini mungkin alasan aku jarang berpikir bahwa aku tidak lagi di Baekjae.

Beberapa waktu kemudian

Suara hati Giroo: (Memasuki kamarnya.) Oh Guru,  semakin aku mengagumi dirimu, semakin aku tidak ingin kau tahu kalau aku ini adalah seorang mata-mata!

ISTANA SHILLA

Raja Jinpyung: Jenderal Weesong! Kau kehilangan tanah yang berharga! Itu adalah lahan pertanian yang dulu Shilla telah menaklukkannya dengan kebanggaan diri! Selain itu, tidakkah kau  tahu apa yang terjadi setelah kalah perang?

Puteri Chunmyung: Kita akan pergi berperang lagi! Kitai akan mendapatkan tanah itu kembali!

Weesong: Kita akan mendapatkannya kembali!

Jinpyung: Sungguh aku menyesal karena telah kehilangan tanah yang sangat subur, tapi kita sudah mengorbankan cukup banyak, bagaimana mungkin kita akan pergi berperang lagi?

Chunmyung: Kami akan membentuk pasukan lain sesegera mungkin, dan kami pasti akan menang kali ini!

Jinpyung: Pergi berperang lagi?

Kim Saheum: Itu sebidang tanah yang benar-benar kaya, tapi …

Jinpyung: Haruskah kita pergi berperang lagi?

Sunhwa: Ada cara lain selain berperang.

Jinpyung: Cara lain?

Sunhwa: Moral tentara sedang jatuh. Jadi kita tidak yakin bisa menang setelah ini.

Jinpyung: Lalu? Apa yang kau sarankan?

Sunhwa: Bukankah Anda menyimpan rahasia Bakjae untuk waktu yang cukup lama dan akan menggunakannya pada saat-saat seperti ini?

Jinpyung: Apakah kau berbicara tentang apa yang terjadi dua puluh tahun yang lalu?

Sunhwa: Ya, Kau hanya harus mengembalikan ‘itu’ kepada mereka. Mereka masih tidak menyadari fakta ini, jadi mereka masih memuja orang yang salah selama ini. Kita bisa mendapatkan tanah kita kembali melalui cara ini.

Jinpyung: Itu benar! Kita terus menjaga rahasia ini selama dua puluh tahun untuk menggunakannya pada saat-saat seperti ini!

Sunhwa: Ya …

Jinpyung: Kita bisa menggunakan cara ini! Ha ha! Kita bisa!

DI ISTANA BAEKJAE

Suara Baekmoo: ” Tuanku Pangeran, Tuanku Pangeran! Ada sesuatu yang sangat buruk!

Baekmoo: (Memasuki ruangan, diikuti oleh Jang.) Sesuatu pasti salah! Gudang Harta Kerajaan kosong!

Aja: Apa yang terjadi?

Baekmoo: Para Gubernur menarik kembali dukungan mereka

Aja: Upeti yang dikirim oleh masing-masing dari mereka mengalami penurunan yang drastis, mereka beralasan bahwa panen mereka tahun ini lebih kecil, dan bahwa mereka tidak bisa menangkap ikan cukup, dan sebagainya …

Baekmoo: Keluarga Baek dan lain-lain juga menghentikan upeti mereka. Menurut Instruktur Ataek, kami tidak dapat membuat barang-barang yang telah kita janjikan kepada China karena kita kekurangan bahan baku….. Apa yang dapat kita lakukan sekarang?

Aja: Mereka ingin aku berkompromi …

Kurir: (Memasuki ruangan) Tuanku Pangeran, seorang utusan dari Shilla datang ke istana raja..

Aja: Bagaimana mereka datang tanpa pemberitahuan sebelumnya?

Kurir: Aku tidak yakin, tapi aku pikir itu mendesak.

Aja: Baiklah!.

RUANGAN AJA

Aja: Apa? Apakah kau mengatakan yang sebenarnya?

Utusan Shilla: Ya.

Aja: (Menyentuh kotak.) Demi Langit! Bagaimana ini bisa terjadi?

Utusan Shilla: Telitilah ini dan katakan kepada kami apa yang akan Anda putuskan?

Aja: (Kepada Baekmoo) Aku akan berbicara dengan Yang Mulia. Adakan sebuah pertemuan resmi!

Baekmoo: Ya!

BALAIRUNG ISTANA BAEKJAE

Haedoju: Aku pikir mereka memutuskan untuk menyerah mengenai Mokrasu..

Buyo-Gye: Memang seharusnya. Apa lagi yang bisa ia lakukan ketika para pejabat begitu banyak yang menolak?

Raja masuk, diikuti oleh Pangeran Aja. Setiap orang berdiri untuk menyambutnya. Raja kemudian duduk.

Di luar, Jang sedang mengawasi para gubernur berjalan menuju Ruang Rapat.

Gye: Yang Mulia! Semua orang di sini! Mengapa engkau memanggil kami untuk mengadakan rapat?

Weeduk: Aku harus mengatakan sesuatu yang penting.

Haedoju: Apa yang terjadi?

Weeduk: Sesuatu yang juga memalukan bagi kita..

Sun: Beritahu kami, Yang Mulia. Apa yang salah?

Raja melihat anaknya. Aja menempatkan kotak yang diberikan oleh utusan Shilla di atas meja. Dia membukanya, menunjukkan ikat kepala berwarna emas.

Weeduk: Apakah kau ingat apa ini? Ini adalah ikat kepala emas yang dimiliki oleh raja terakhhir kita.

Gye: ini milik ayah kita! Darimana kau mendapatkan ini?

Weeduk: Utusan yang datang dari Shilla.

Gye: Dan?

Weeduk: Dia mengatakan bahwa kepala yang dibawa oleh Buyo-Sun dua puluh tahun yang lalu berasal dari orang lain.

Sun: Apa?

Weeduk: Tanpa mengetahui hal ini, kita sudah menghormatinya selama dua puluh tahun, dan itu adalah kepala orang lain! Itulah mengapa mereka membawakan kepada kita ikat kepala ini. Untuk membuktikan kepada kita bahwa sesungguhnya kepala yang asli masih di tangan mereka! Mereka ingin menukarnya dengan wilayah yang telah Aja peroleh pada perang yang lalu!

Sun: Itu tidak benar! Ini perangkap yang dibuat oleh Shilla. Aku cukup yakin aku membawa kembali bagian jenazah asli raja terakhir kita dari kuburannya yang terjaga!

Aja: Apakah tempat itu dijaga dengan baik? Apakah itu benar-benar telah diamankan dengan baik?

Sun: Tidak juga, tapi …

Aja: Apakah tempat itu ada penjaganya?

Sun: …

Aja: Mengapa kau tidak mengatakan hal ini sebelumnya? Pikirkan tentang hal ini. Jika apa yang Kau bawa itu yang asli, mereka tidak akan membiarkan tempat itu tanpa penjagaan yang ketat. Pada awalnya, Shilla pikir kita akan menyadari kalau kita mendapatkan yang salah dan bahwa kita tidak akan mendoakannya. Tapi karena semua itu sudah kita lakukan, mereka menertawakan kita selama bertahun-tahun.

Weeduk: Apa yang harus kita lakukan sekarang? Bagaimana kita bisa mencuci bersih rasa malu kita?

Sun: Ini tidak benar, Yang Mulia! Aku yakin orang-orang yang aku lihat saat itu adalah para penjaga! Shilla berbohong kepada kita! Kepala yang aku bawa kembali saat itu adalah yang asli! Kumohon, jangan jatuh ke dalam perangkap Shilla!

DI LUAR

Raja Weeduk maih  ingat bagaimana ayahnya meninggal, setelah tubuhnya dikirim kembali kepada mereka tanpa kepala. Kemudian, 26 tahun kemudian, Buyo-Sun membawa kotak untuk mereka.

Sun: Yang Mulia! Aku, Buyo-Sun, telah menemukan sisa jenazah raja kita!

Raja: Kau adalah keponakanku, dan Letnan hebat! Kau telah melakukan pekerjaan yang luar biasa! Hari ini, Kau mmerdekakan kita dari rasa malu yang kita alami selama 26 tahun! Dan mulai sekarang, kehormatan Baekjae bangkit kembali! Marilah kita mengadakan perayaan besar untuk ini!

Weeduk kembali ke masa kini, menutup matanya, penuh penyesalan.

BALAIRUNG ISTANA

Sun: Kau tidak boleh tertipu oleh Shilla! Aku tetap yakin aku membawa yang asli!

Gye: Apakah Kau yakin apa yang Kau lihat?

Sun: Ya! Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri bahwa itu adalah sisa jenazah dari  raja terakhir kita!

Gye: Tapi mengapa kau tidak memberitahu kami kalau ikat kepalanya hilang?

Sun: Aku hanya berpikir kalau Shilla menyimpannya di tempat lain …

Gye: Kemudian kau seharusnya memberitahu kita!

Sun: Ayah!

Haedoju: Sial…!

Aja: Buyo-Sun, aku ingin percaya pada dirimu. Tetapi jika Shilla mengatakan kepada kita kebenarannya, maka kehormatan Baekjae akan hancur! Aku tidak akan berani untuk berdoa kepada almarhum raja kita, juga aku tidak akan bisa menatap langsung ke mata rakyat kita.

Sun: Aku tidak dapat mengakui ini! Aku tidak akan mengakuinya!

Aja: Lalu, apa yang harus kita lakukan?

Sun: Ikat kepala tidak cukup membuktikannya! Aku tidak akan percaya pada mereka kecuali aku melihat suatu bukti yang lebih nyata!

RUANGAN SUN

Heukjipyung: Apa yang kita takutkan kemudian menjadi kenyataan. Tempat itu sama sekali tidak terlalu baik penjagaannya!

Sun: Orang-orang disanatidak tahu bagaimana bertarung …

Heukjipyung: Dan mereka tidak mengirim bala bantuan bahkan setelah kita menyerang mereka.

Sun: Meskipun demikian, aku tidak akan mengakui ini! Tempat itu merupakan area umum. Mungkin akan sangat aneh jika wilayah tersebut dijaga ketat. Ini adalah perangkap yang dibuat oleh Shilla! Dan Pangeran Aja sedang jatuh ke dalamnya!

Sebenarnya, mungkin dia memang sengaja jatuh karena memiliki tujuan lain, dalam rangka untuk menghancurkan aku! Orang-orang mengetahui kalau akulah yang telah membawa sisa jenazah raja, tetapi jika mereka mengetahui yang kubawa adalah palsu, apa yang akan mereka pikirkan tentang aku? Ini tidak bisa terjadi! Aku tidak akan membiarkan ini terjadi!

Heukjipyung: Apa yang akan kita lakukan? Yang Mulia dan Putra Mahkota berencana untuk menerima proposal dari Shilla.

Sun: Itu tidak bisa terjadi. Aku tidak akan hanya duduk diam dan menyaksikan semuanya terjadi!

DI LUAR

Jang: Benarkah? Apakah itu benar?

Baekmoo: Ya. Itulah sebabnya Istana dalam suasana hati yang berkabung. Yang Mulia dan Tuan kita Pangeran tidak tahu bagaimana menangani situasi ini!

Jenderal Sun berjalan melewati jalan mereka. Baekmoo dan Jang sedikit membungkuk ke Jenderal.

Sun: Pangeran Aja! Aku perlu bicara dengan Anda!

DI DALAM

Aja: Apa yang terjadi?

Sun: Aku tidak bisa mengakui hal ini.

Aja: Apakah kau mengatakan bahwa  kita tetap harus terus berdoa untuk jenazah yang sama walaupun kita tidak yakin apakah itu asli atau tidak? Sebenarnya, kita juga tidak akan mampu membedakannya dengan baik. Jika kita menolak proposal mereka, Shilla akan menyebarkan desas-desus mengatakan bahwa kita menghormati jenazah yang palsu!

Sun: Temukan caranya!

Aja: …?

Sun: Cari cara untuk mengetahui mana yang asli!

DI LUAR

Jang: (Kepada dirinya sendiri) Sebuah cara …?

DI DALAM

Sun: Jika kau setuju dengan Shilla sebelum memiliki bukti yang nyata, aku akan berpikir bahwa Pangeranku berencana untuk menyalahkan aku atas semua kejadian ini..

Aja: Sun!

Sun: Oleh karena itu, gunakanlah apapun caranya yang kau miliki, baik melalui Akademi atau melalui Guru Mokrasu, yang Kau percaya begitu banyak … Cari cara untuk membuktikan kebenarannya!

Aja: Namun, itu lebih dari 50 tahun berlalu! Bagaimana kita bisa menemukan kebenarannya?

Sun: Kau harus. Jika tidak … Kau akan menyesali ini.

Aja: Apakah kau mengancam aku?

Sun: …

DI LUAR

Baekmoo dan Jang mengawasi Sun berjalan.

Jang: (Kepada dirinya sendiri) Kita harus membuktikan kebenarannya … Bagaimana kita bisa mengidentifikasi jenazah yang sudah 50 tahun? Bagaimana?

KEMUDIAN

Aja: Bahkan para ilmuwan dan para ahli dari Akademi mengangkat bahu mereka, tidak tahu apa yang harus dilakukan. Apa yang harus aku lakukan sekarang?

Baekmoo: Ini adalah sesuatu yang mustahil.

Aja: Apa yang harus aku lakukan?

Baekmoo: …

Aja: (Melihat ke sekeliling.) Mana Jang? Aku tidak melihat dia di sini.

Baekmoo: Dia sedang tenggelam dalam pemikiran setelah mendengar pembicaraan antara Sun dengan Anda kemarin. Aku pikir dia berusaha untuk menemukan solusi, tapi aku tidak tahu di mana dia sekarang.

Aja: Aku berharap ia bersama aku pada saat-saat seperti ini …

DI PEMAKAMAN

Jang sedang mengumpulkan tengkorak orang mati. Dia mencermatinya.

Suara hati Jang: Sebuah kerangka … kerangka A … Setelahlimapuluh tahun, kerangka adalah semua yang tersisa dari tubuh. Sebuah kerangka. Apakah ada sesuatu yang berbeda dari satu tengkorak yang lain? Bisa ada hal seperti itu?

Dia menyentuh dan mengamati tengkorak-tengkorak itu satu demi satu. Tiba-tiba, ia memikirkan sesuatu.

Jang: Ya benar! Gigi! Benar, setiap orang memiliki satu set gigi yang berbeda! Gigi! Bentuk dari gigi!

Dia pergi ke jalan, mengawasi mulut orang-orang yang lewat, satu demi satu. Dia melihat lebih dekat ke gigi seorang pria, dan ia meletakkan jari-jarinya ke mulut pria itu. Orang itu mendorong Jang menjauh, memanggilnya “orang gila.” Jang.tersenyum.

Jang: Setiap orang memiliki satu set gigi yang berbeda, gigi yang hilang juga berbeda! Dan saat orang mati gigi tetap utuh, mereka tetap utuh!

NEXT

Ia berlari ke dalam Istana. Dia melihat Pangeran Aja sedang berjalan-jalan.

Jang: (Berbicara pada diri sendiri) Bagaimana aku bisa tahu bentuk gigi raja terakhir kita?

Wangoo: Jang! (Berjalan mendekat.) Kau ada di sini! Aku sudah mencarimu ke mana-mana..

Jang: Ada apa?

Wangoo: Tungku penghangat dari kamar Raja tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Dapatkah kamu melihatnya?

Jang sedang membersihkan tungku penghangat di bawah lantai kamar Raja.

Wangoo: Akhir-akhir ini, dibutuhkan waktu yang lama untuk memanaskan ruangan.

Jang: Hal ini karena tungku itu dipenuhi dengan banyak abu.

Wangoo: Apakah hanya itu?

Jang: Ya. (Kepada pekerja.) Kalian harus sering membersihkan daerah ini!.

Pekerja: Baik!

Wangoo: Berkat tungku penghangat, kesehatan Yang Mulia jauh lebih baik dari sebelumnya.

Jang: Benar …

Wangoo: Memang benar, tidak ada orang yang dapat dibandingkan dengan Guru Mokrasu mengenai ilmu Sains..

Jang: …

Wangoo: Sama seperti dirimu, aku juga ingin melihat Guru Mokrasu kembali ke tempat ini.

Jang: Ya …

Wangoo: Omong-omong, bagaimana Guru Mokrasu menyadari Yang Mulia mengalami penyakit supbyung?

Catatan: aku baru tau kalo penyakit Supbyung ini sebenarnya adalah Asthma/Asma. Asma sendiri dibagi 2, asma kronis dan asma alergi, asma kronis kalau pas kumat dan tidak cepat-cepat diberi pengobatan inhaler, orangnya akan meninggal, temanku ada yg menderita penyakit ini dan mati muda, saat masih kelas 2 SMA. Sedangkan penyakit asma alergi ya cuman kumat kalo pas ada keadaan/situasi yang membuat alerginya kumat, aku sendiri punya penyakit ini, dan kelihatannya Raja Weeduk alergi lembab sama jamur, makanya kalo kumat pasti pas musim hujan!

Jang: Sebenarnya, itu aku …

Wangoo: Kau yang menemukannya?

Jang: Ya. Aku sedang belajar bagaimana batang pohon dapat memberitahu kita mengenai cuaca, ketika aku tidak sengaja membaca catatan medis raja. Dan aku menyadari cuaca itu terkait dengan penyakit itu.

Wangoo: Benarkah?

Jang: Ya … Omong-omong … Apakah ada cara aku bisa membaca buku-buku dari negara lain?

Wangoo: Apa jenis buku yang kau cari?

Jang: Menurut Guru Mokrasu, ada sebuah buku di mana buku itu mencatat berbagai cara orang meninggal.

Wangoo: Bagaimana kalau Kau melihat perpustakaan medis?

Jang: Apa boleh ?

Wangoo: Mari ikut padaku.

DI PERPUSTAKAAN MEDIS ISTANA

Wangoo: Ini dia. Cari di sini.

Jang: Terima kasih.

Jang membaca banyak buku dari perpustakaan.

Jang: (Berbicara pada diri sendiri) Aku tidak akan dapat menemukan catatan itu di sini. Satu bukupun tidak memberitahuku bentuk gigi almarhum raja …

RUANGAN AJA

Aja: Mengapa aku tidak melihat Jang selama beberapa hari ini?

Baekmoo: Aku tidak tahu …

Suara JAng: “Ya Tuanku Pangeran! Ini aku, Jang!

Aja: Masuklah!

(Setelah Jang masuk.) Kemana saja kamu? Dan mengapa kau tampak begitu lelah?

Jang: Maafkan aku, Tuanku! Aku sudah mencoba mencari berbagai cara, tetapi aku telah gagal untuk menemukan pemecanannya!

Aja: Apakah kau berbicara tentang bagaimana membuktikan jenazah raja sebelumnya?

Jang: Ya. Aku telah mempelajari bahwa gigi setiap orang akan tetap utuh meskipun beberapa tahun telah berlalu, tapi aku tidak bisa menemukan susunan gigi raja sebelumnya …..

Baekmoo: Apa? Gigi?

Jang: Ya.

Aja: Jika itu masalahnya … catatan medis raja sebelumnya pasti memiliki catatan gigi itu …

Jang: Memang benar! Semuanya pasti ditulis disana! Aku sudah membaca tentang hal ini, tapi aku tidak memikirkannya…….

Aja: Apakah Kau yakin kita bisa mengidentifikasi jenazah raja melalui ini? Bisakah kita?

Jang: Ya!

Aja: (Kepada Baekmoo.) Panggil Instruktur Ataek dari Akademi! Dia seharusnya memiliki buku itu!

BALAIRUNG ISTANA

Haedoju: Tuanku! Apa yang kau rencanakan terhadap Shilla?

Aja: Aku akan mengidentifikasi jenazahnya!

Chilryo: Apakah ada cara untuk melakukan itu?

Aja:Ada.

Sun: Benarkah? Dapatkah kau melakukannya?

Haedoju: Bagaimana caranya?

Aja: Biarkan mereka masuk!

Pintu terbuka, membiarkan Instruktur Ataek dan Jang berjalan masuk ke dalam.

Aja: Beritahu kami caranya.

Jang: Melalui susunan gigi raja terakhir kita.

Sun: Susunan gigi raja terakhir kita?

Haedoju: Bagaimana bisa?

Jang: Setelah seseorang meninggal, segala sesuatu membusuk dalam beberapa tahun, kecuali tulang.

Sun: Itu benar.

Jang: Tapi gigi juga tetap utuh. Kita perlu menemukan kecocokannya dengan susunan gigi raja terakhir kita.

Sun: Bagaimana kau tahu susunan giginya?

Ataek: Melalui catatan medisnya. Segala sesuatu tentang kesehatannya telah dicatat disana, bahkan luka kecil yang dialaminya. Setiap ia kehilangan gigi telah dicatat juga. Oleh karena itu, kita harus menemukan replika yang tepat dari bentuk giginya. Kita harus memeriksa giginya yang hilang.

Aja: Tidak ada cara mereka bisa memalsukan itu. Aku sudah mengirim pesan ke Shilla, memberitahu mereka untuk bertemu denganku di perbatasan.

Sun: Tolong cari tahu! Tetapi jika Shilla menipu kita, aku akan menyatakan perang kepada mereka!

Pangeran, Jenderal, dan tangan kanan mereka pergi berkuda, untuk bertemu utusan Shilla. Jang dan pengiring lainnya berjalan di belakang, mengikuti mereka.

DI PERBATASAN

Aja: Aku Aja, Pangeran Mahkota Baekjae.

Sunhwa: Aku Sunhwa, Puteri dari Shilla.

Aja: Dimana jenazahnya.

Sunhwa:Adadalam kamar sebelah.

Aja: (Kepada Baekmoo.) Katakan padanya untuk menggambar ini dengan seksama.

Baekmoo: Ya.

DI RUANG BELAKANG

Baekmoo: (Memasuki ruangan) Periksa sekarang!

Ataek: (.Kepada Buyo-Sun) Apakah kau sendiri juga ingin menyaksikan ini?

Sun: Ya. Aku harus memastikan hal ini dengan mata sendiri!

RUANG PERMERIKSAAN

Instruktur Ataek dan Jang menutupi wajah mereka. Dengan aba-aba Sun, Jang mulai menggambar bentuk gigi sementara Instruktur Ataek mengawasinya..

Suara Jang: Aku sudah selesai!

RUANG RAPAT

Sunhwa:mencoba untuk melihat di balik tirai, tetapi tidak dapat melihat segala sesuatunya dengan jelas.

Suara hati Sunhwa: Suara itu? (Sambil menggeleng.) Tidak mungkin Jang di sini …

RUANG PEMERIKSAAN

Instruktur Ataek memberikan gambar pada Sun, yang menandatanganinya. Jang berusaha melihat di balik tirai, tetapi ia tidak dapat mengenali sang puteri karena nampak kabur..

RUANG LUAR

Baekmoo: (Kepada Jang) Apakah kau sudah menggambarnya secara detail?

Jang: Ya. Omong-omong … Siapa yang datang dari Shilla?

Baekmoo: Mengapa Kau ingin tahu ini?

Jang: …

RUANG RAPAT

Aja: Apa yang Kau inginkan dalam pertukaran ini?

Sunhwa: Kami sudah memberitahu kalian. Kami ingin tanah ini kembali.

Aja: Apakah semuanya hanya itu?

Sunhwa: Itu saja.

Aja: Baiklah. Kami akan kembali ke Istana dan memutuskannya.

Sunhwa: Aku akan memberimu waktu lima hari.

Aja: Baiklah. Mari kita bertemu di sini lagi dalam lima hari.

Sunhwa: Setuju!.

Aja: Aku ingin bertanya satu hal. Mengapa kalian terus menyimpan jenazah raja kami selama bertahun-tahun.

Sunhwa: Dia mungkin musuh, tetapi dia adalah tetap seorang raja. Tidak benar bagi kami untuk tidak menjaga dengan baik jenazahnya.

Aja: Jenazah palsu itu milik siapa?

Sunhwa: Aku dengar kalau itu adalah seorang penjahat..

Aja: Mengapa Shilla diam tentang ini? Kau membuat Keluarga Kerajaan Baekjae sebagai bahan tertawaan.

Sunhwa: Ada hal yang lebih besar yang bisa diperoleh dari musuh-musuh kita daripada hanya tertawa. Jadi sekarang … (Dia memberi sinyal kepada Bomyung untuk meninggalkan tempat itu.)

Sementara itu

Sebelum pergi, Jang mengambil satu kesempatan terakhir memandang  Ruang Rapat dari seberang tirai. Lalu, ia berbalik dan ia pergi. Kedua belah pihak pergi, berjalan menuju arah yang berlawanan.

Suara Bomyung: Semuanya bekerja dengan sempurna sekarang setelah kau telah memutuskan untuk berkonsentrasi pada pekerjaanmu.

Suara Chogee: Apakah kita benar-benar akan mendapatkan tanah ini kembali?

Suara Sunhwa: Ya, benar.

Chogee berteriak dengan sukacita.

ISTANA BAEKJAE

Weeduk: Bawa kepada kami gambar yang telah dibuat oleh Pangeran Aja.

Wangoo memberinya gambar, dan raja membukanya.

Weeduk: Bawalah kepada kami gambar bentuk gigi dari catatan medis raja.

Instruktur Ataek memberi gambar lainnya. Raja menempatkan mereka, satu di sebelah yang lain. Keduanya gambar yang sama.

Weeduk: Shilla mengatakan hal yang benar kepada kita! (Semua orang terkejut.) Yang Mulia! Bunuhlah aku! (Weeduk berseru kepada arwah ayahnya)

Aja: Dalam rangka untuk menebus diri dari kesalahan masa lalu kita, kita akan membuat masa berkabung seratus hari, mulai dari hari kita membawa kembali jenazah yang asli. Kita akan memberitahukannya kepada rakyat, jadi bersiaplah!

RUANGAN SUN

Heukjipyung: Kita bisa menangani ini diam-diam. Mengapa mereka membuatnya sampai diketahui oleh masyarakat umum? Untuk apa?

Haedoju: Apa yang kau pikirkan? Mereka ingin menodai nama Jenderal Sun sekarang dan untuk seterusnya! Namun, aku tidak bisa melawan mereka sekarang. Mengapa hal ini terjadi sekarang, tidak terlalu lama setelah itu isu kekalahannya dalam peperangan  menyebar?

Buyo-Sun menjadi sangat murka sekali

DI PERBATASAN

Lima hari kemudian 

Sunhwa: Apakah kau sudah memutuskannya?

Aja: Kembalikan jenazah raja kami. Setelah itu, tentara kami akan meninggalkan wilayah ini.

Sunhwa: (Kepada Bomyung.) Bawa kemari!.

Bomyung: Baik!

Sochoong membawanya ke dalam, memberikan kepada sang pangeran. Pangeran Aja membuka kotak itu, mengaturnya di atas meja.

Aja: Dia almarhum raja kami, dan kakekku. Izinkan aku untuk menunjukkan kepadanya rasa hormatku.

Sunhwa: Silahkan.

Pangeran Aja perlahan-lahan berlutut, membungkuk ke jenazah itu. Kalung permatanya jatuh keluar dari jubahnya, menjadi jelas terlihat. Sunhwa terkejut ketika ia melihat kalung itu. Setelah menyelesaikan formalitasnya, sang pangeran menutup kotak, siap untuk pergi.

Sunhwa: Tuhnku Pangeran … (Aja berhenti, memandangnya) Aku … aku …

Bomyung: Tuan Puteri, apa ada yang salah?

Sunhwa: Tidak ada …

Bomyung: Mari kita pergi.

Pangeran Aja pergi, dan puteri mengikutinya kemudian.. Dia mendesah.

Sunhwa: (Kepada dirinya sendiri.) Aku yakin benda itu mirip. Ini terlalu mirip dengan kalung Seodong-Gong …

ISTANA BAEKJAE

Aja: Mengapa  kalian semua tidak mempersiapkan diri untuk Perkabungan Nasional?

Chilryo (ayah mertua Aja.): Jenderal Sun melawan usul itu..

Aja: Siapa? Sun?

Sun meminta para tetua untuk meninggalkan dia sendirian dengan sang pangeran. Mereka meninggalkan ruangan.

Sun: Luruskan kesalahan ini secara diam-diam. Lalu … panggillah kembali Guru Mokrasu. Aku tidak akan membuat tuntutan lagi melawannya, dan aku akan melupakan yang telah lalu.

Aja: Apakah itu kesepakatan?

Sun: Ini kompromi.

RUANGAN AJA

Aja: (Kepada Jang) Akhirnya! Kita dapat memanggil kembali orang-orang Hanuelchae!

Jang: Benarkah? Apakah ini benar?

Aja: Terima kasih kepada dirimu! Terima kasih kepadamu! (Jang tersenyum.) Ambil satu kelompok Pengawal Raja dan pergilah ke Shilla sekarang!

Jang: Ya!

Aja: Apakah kau bahagia?

Jang: Aku merasa bahwa aku bermimpi, berpikir bahwa aku akan melihat Guruku dan orang-orang Hanuelchae lagi!

Aja: Bukankah itu bagus? Pergilah sekarang!

Jang: Ya, Tuanku!

Jang memimpin sekelompok orang bersenjata menuju Shilla.

Sunhwa terus memikirkan kalung, yang keluar dari baju Pangeran Aja.

Suara hati Sunhwa: Aku cukup yakin kalau kalung itu mirip! Mengapa pangeran mahkota Baekjae membawa kalung yang sama yang dimiliki oleh Jang? Mungkinkah ayah Jang memberikannya juga untuk pangeran? Apakah kalung itu terkait dengan Akademi Baekjae? Apakah artinya ini? Apakah Guru Mokrasu memiliki jawabannya? Apakah Guru Mokrasu  …

Suara: Tuan Puteri, Kim Saheum di sini!

Sunhwa: Biarkan dia masuk

Saheum: (Memasuki ruangan) Kau telah melakukan pekerjaan yang sangat baik!

Sunhwa: Mengapa kamu datang?

Saheum: Anakku akhirnya menjadi seorang ilmuwan.

Sunhwa: Benarkah? Kapan ini?

Saheum: Besok. Begitu ia menjadi seorang ilmuwan, Keajaiban Baekjae akan otomatis di tangannya. seluruh misinya akan tercapai. Aku baru saja memberitahu Yang Mulia tentang ini dan kami mendapatkan kuasa penuh untuk menghancurkan tempat itu.

Sunhwa: Baiklah. (Orang tua itu pergi)

Sunhwa ingat …

Jang: Aku tidak tahu mengapa ibuku tidak pernah mengatakan apa-apa tentang ayahku. Tapi dia mengatakan bahwa kalung itu adalah tanda yang akan menghubungkan aku dengannya. Dan kemudian, dia mengatakan kepada aku untuk mengikuti Pimpiinan Akademi, Guru Mokrasu, dan untuk mendapatkan persetujuannya. Itu akan menjadi satu-satunya cara agar aku bisa bertemu ayahku.

Sunhwa: (Kepada dirinya sendiri) Apakah Guru Mokrasu akan mati?

HANEULCHAE

Suara Giroo: Guru! Ini aku, Giroo.

Mokrasu: Masuk (Giroo memasuki ruangan) Kau tidak bisa tidur?

Giroo: Apa itu?

Mokrasu: Ini adalah pidato resmi yang akan kau berikan pada saat Upacara Inisiasimu.

Giroo: Kata-kata yang mengatakan bahwa aku akan memikirkan Baekjae dimanapun aku berada?

Mokrasu: Benar.

Giroo: Guru …Adasesuatu yang ingin tanya … Bukan sebagai muridmu, tetapi sebagai seorang pria kepada pria lain.

Mokrasu: Sebenarnya … kau sudah bertanya padaku saat terakhir kali. Jadi, kali ini, aku ingin bertanya. Apakah kau benar-benar ingin menjadi seorang ilmuwan Hanuelchae dari Baekjae? Coret itu, dari Akademi Ilmu Baekjae?

Giroo: …

Mokrasu: Sudah 10 tahun sejak aku diusir … Dan aku tidak pernah mungkin bisa kembali. Mengapa kau ingin berbagi nasib ini dengan aku?

Giroo: Mengapa kau mengatakan ini?

Mokrasu: Kamu belum pernah di Akademi. Dan Baekjae tidak melakukan apa-apa padamu. Bagi Kau, Baekjae mungkin tidak senyata Shilla. Aku bertanya padamu ini, bukan sebagai gurumu, tetapi sebagai seorang pria kepada pria lain. Aku ingin memberimu kebebasan untuk memilih. Apakah kau jujur ​​ingin berbagi nasib aku?

Giroo: … Ya …

ISTANA SHILLA

Sang puteri menyaksikan pengawal pribadi bergerak menuju Haneulchae.

Sunhwa: Aku tidak bisa tinggal di sini seperti ini! Aku harus pergi ke Hanuelchae!

Sochoong: Tuan Puteri, mereka bersiap-siap untuk membantai tempat itu. Kau tidak seharusnya campur tangan.

Sunhwa: Aku tidak berencana untuk campur tangan.Adasesuatu yang aku harus cari tahu.

HANEULCHAE

Orang-orang di Hanuelchae bekerja keras, mempersiapkan diri untuk Upacara Inisiasi Giroo.

Mojin sedang merasa bangga telah menyelesaikan jahitan terakhir Jubah Guru untuk Giroo.

DI TEMPAT RAHASIA

Goosan: (.Kepada orang-orangnya) Dengarkan! Kita harus menyerang ke tempat itu dengan diam-diam sehingga mereka tidak akan memperhatikan kita. Gunakan jalan tersembunyi di belakang Haneulchae karena mereka akan melihat jalan umum.

Sementara itu

Sunhwa: Pergilah mencari tahu apa yang terjadi.

Sochoong: Baik …

HANEULCHAE

Para anggota Hanuelchae sedang mempersiapkan podium untuk UPACARA tersebut.

Eunjin: Selamat, Guru Sataek-Giroo!

Woosoo: Kerja kerasmu akhirnya terbayar!

Gooksoo: (Menepuk pundak Grioo) Aku tidak ingat kapan terakhir aku telah menghadiri Upacara Inisiasi untuk seorang Guru baru!

Maekdosu: Guru Giroo, Kau harus mengakui bahwa aku telah membantumu menjadi seorang ilmuwan!

Mojin:ParaGuru hari ini Upacara Inisiasi akan dipimpin oleh Guru Mokrasu. (Kepada Mokrasu.) Kau harus mulai sekarang …

Mokrasu: (Kepada Giroo) Kami mengakui kerja keras dan bakat luar biasa darimu, kita mulai sekarang Upacara Inisiasi untuk Guru baru. Terimalah gelar kehormatan ini!

Giroo berlutut di hadapan Guruya. Mokrasu menempatkan Topi Guru di kepala Giroo.

Sementara itu

Pasukan pribadi mulai menyerang Hanuelchae dari belakang.

Sunhwa: (Kepada Sochoong) Bagaimana kabarnya? Apakah Upacara sudah dimulai?

Sochoong: Ini akan berakhir segera.

Sunhwa: Aku tidak tahan ini! Aku harus pergi melihatnya sendiri!

DI DALAM

Guru Mokrasu mengarahkan pedang bermata 7 menuju Giroo.
Giroo menyentuh ujung pedang dengan tangannya, mengatakan:

“Kami akan memberikan hikmat kepada dunia, oh Surga.
Kami akan memberikan keahlian kepada dunia, oh Bumi.
Kami akan memperluas seni ke dunia, oh Laut.

(Sunhwa mengendap-endap masuk ke dalam dari belakang.)
Ini adalah motto kami dan filosofi kita untuk dunia. ”

Guru Mokrasu mengarahkan pedang ke arah langit kemudian menyerahkannya kepada orang lain. Mojin memberikan Guru sebuah bungkusan, yang kemudian memegangnya di tangannya, berkata:

“Sekarang, Kau memiliki hak untuk mendapatkan semua pengetahuan yang tersembunyi dalam Keajaiban Baekjae. Apakah Kau bersumpah bahwa apa pun yang kau pelajari dari Keajaiban Baekjae, Kau akan menggunakannya untuk kepentingan Baekjae saja?

Giroo: Ya, aku bersumpah!

Mokrasu memberikan buku itu untuk Giroo. Pemuda itu memegangnya, sedangkan  semua orang bertepuk tangan, mereka bersukacita.

Goosan memberi sinyal pada anak buahnya, dan mereka mengelilingi tempat itu, menunjuk anak panah mereka terhadap orang-orang yang tak berdaya.Paraanggota Hanuelchae terkejut dan menjadi takut.

Goosan: Jangan bergerak! Jika kalian bergerak, Kalian semua akan mati!

DI TEMPAT TERSEMBUNYI

Sochoong: Mereka telah ditangkap. Mereka akan dibunuh segera.

Sunhwa: Aku tidak bisa membiarkan ini terjadi. Aku harus menyelamatkan Guru Mokrasu! Bawa dia keluar darisana!

Sochoong: Ya …

NEXT

Giroo: (Membuat keputusan untuk memberitahu …) Guru …

Panah-panah melayang, mengenai Goosan dan anak buahnya. Tiba-tiba, satu kelompok lain melompat masuk, menyerang pasukan pribadi.

Mojin memberikan Keajaiban Baekjae kembali ke Gurunya, sedangkan  sebagian orang-orang Hanuelchae mulai melarikan diri. Di antara kekacauan itu, beberapa pengrajin  terkena panah. Pertempuran terus berlanjut.

Giroo bangun dari rasa terkejutnya, dan ia menyadari Keajaiban Baekjae tidak ada di tangannya. Dia pergi menyusul gurunya.

Giroo: Guru! (Sebuah panah mengenainya, dan ia terjatuh ke atas lantai)

Mokrasu: Giroo! Giroo! Giroo!

Orang lain meraih instruktur Mokrasu di lengannya, membantunya melarikan diri.

Jang: (Berlari ke arahnya.) Guru!

Mokrasu: Jang!

Jang: (Kepada orang-orangnya) Ini adalah Guru Mokrasu. Kawal dia pergi dari sini!

Jang terus bertarung.

Selanjutnya

Prajurit Baekjae: Kita harus pergi sekarang!

Mojin: Tunggu! Kita tidak bisa. Guru kami hilang!

Bumro: Giroo dan beberapa pengrajin hilang juga!

Mojin: Kalian pergi sekarang. Aku akan menunggu Guru kami!

Mokrasu bergabung dengan mereka.

Maekdosu: Betapa beruntungnya melihatmu di sini, Guru!

Mojin: Mari kita pergi!

Jang: Kami akan menangani situasi di sini. Kau ikuti orang-orang ini dan pergi sekarang!

Bumro: Bagaimana dengan Giroo?

Jang: Bagaimana Giroo?

Mokrasu: Dia sedang berusaha melindungi aku ketika …

Jang: Apakah kau mengatakan dia masih di dalam?

Mokrasu: Dia terkena anak panah.

Jang: (Kepada orang-orangnya) Lindungi aku!

Prajurit: Tapi ada pasukan Shilla disana!!

Jang berlari kembali, sehingga pengawal lain terpaksa mengikutinya.

Mojin: Guru! Kita harus pergi sekarang.

Yang lain mengatakan hal yang sama.

DI DALAM

Jang mencari Giroo di antara korban-korban yang jatuh terkena anak panah, bertarung melawan pasukan Shilla pada waktu yang sama. Sochoong melihatnya dari belakang.

DI TEMPAT RAHASIA

Sunhwa: Apa yang terjadi? Apakah kau dapat menyelamatkan Guru Mokrasu?

Sochoong: …

Sunhwa: Ada sesuatu yang salah? Apa itu?

Sochoong: Tepat ketika orang-orang Hanuelchae hendak dieksekusi, Jang muncul.

Sunhwa: Apa? Jang di sini?

Sochoong: Ya.

Sunhwa: Bagaimana dia bisa berada di sini?

Sochoong: Aku tidak tahu bagaimana, tapi dia di sini, dengan prajurit Baekjae lainnya mengenakan pakaian sipil.

DI DALAM

Jang menemukan Giroo dan ia menggendongnya di bahu. Sang puteri melihatnya dan ia mencoba untuk mengikuti Jang tapi Sochoong menghentikannya.

Jang lari dengan temannya yang masih tak sadarkan diri, dan para prajurit Shilla akan mengejarnya …

Jangan lupa meninggalkan jejakmu ...