Song Of The Prince [Seo Dong Yo] – Episode 34

Catatan:

Ada 6 Japyung di Baekjae. Naesin Japyung biasanya disebut Sang Japyung, tapi nantinya gelar Sang Japyung dibuat untuk mengepalai semua dari 6 Japyung, sedangkan gelar Naesin Japyung tetap ada. Tingkatan dari Jaepyung sampai Naesol menggunakan pakaian berwarna ungu dengan topi beraksesoris warna perak.

Sedikit bocoran, di bawah pemerintahan Weeduk Wang (Raja Weeduk) dan Buyeo-gye (ayah Buyeo-Sun), Wiesa Japyung dipegang oleh Buyeo Sun.  Saat Buyeo-Sun bertahta, Sataek Giroo lah yang memegang posisi itu. Ketika Mugang naik tahta, Gaek Ju (Daejang) yang dipercaya menempati posisi itu.

Wangoo Mujang memegang posisi Dalsol (Kapten Pengawal Kerajaan). Pada Episode 18, Aja Taeja mengangkat Jang sebagai Naesol, Koordinator Jenderal (hahaha aku salah nerjemahinnya pas episode itu, kuterjemahin Koordinator Umum, habis tulisannya General Coordinator sih 😛 ), pimpinan dari SDM semua kantor pemerintahan.

Rinciannya sebagai berikut:

  • Wiesa Japyung — Jenderal Pertahanan Negara
    • Dalsol — pemegang komando ke-2
    • Eunsol — pemegang komando ke-3
    • Duksol — pemegang komando ke-4
    • Hansol — pemegang komando ke-5
    • Naesol — pemegang komando ke-6, Koordinator Jenderal
  • Naesin Japyung — Keuangan, Akuntansi, Masalah Dalam Negeri, juga disebut Joong Japyung
  • Naedoo Japyung — Persediaan, inventarisasi bidang Pertanian
  • Naebeob Japyung — Diplomasi, Menteri Ritual Luar Negeri
  • Jojung Japyung — Penegak Undang-undang, Jenderal Kejaksaan, juga disebut sebagai  Ha Japyung
  • Byungkwan Japyung — Pengelola Kantor Militer.

—————————————————————————————————-

Weeduk: Ada apa?

Jang: Yang Mulia, aku bukanlah pangeran Aja. (Weeduk menatapnya tidak mengerti) Aku tidak tahu apa yang telah Guru katakan padamu. Aku tidak terdidik seperti anak raja yang lain dan aku juga tidak punya kemampuan untuk itu.

Weeduk: Aku tidak tertarik dengan pendidikanmu atau kemampuan yang kau miliki. Hal-hal seperti itu bisa kau dapatkan setelahnya. Yang aku perhatikan hanyalah kemauan kehendakmu.

Dan sekarang ini, apa yang sedang kucoba lakukan adalah …, apa yang dapat aku tunjukkan adalah …, apa yang telah kau minta padaku untuk memperlihatkan sedikit dari kehendak dan usahaku. (Jang tertegun) Dan  Aku sungguh berterima kasih karena kau membuatku mendapatkan kembali sedikit kemauan kehendakku!

Jang: Tapi Yang Mulia, kekuasaan Jenderal ada di mana-mana di sekeliling kita. Dan ini tindakan yang terlalu ceroboh dan berbahaya!

Weeduk: Berbahaya? Selalu ada bahaya di sekeliingku, sehingga aku tak bisa melakukannya dan  aku tidak melakukannya! Tapi …. Aku selalu merencanakan ini. Rencana yang tidak mungkin gagal!

Jang: Apa itu?

Weeduk: … (ragu-ragu)

Jang: Apa itu? Beritahukan padaku! Sebelum kau memberitahuku rencanamu, aku tak akan mengikuti kemauanmu!

Weeduk: ….

Jang: Yang Mulia!

Weeduk: Aku akan … (Jang menunggu) … membunuh Buyeo-Sun dengan tanganku sendiri! (Jang sangat terkejut demikian juga dengan Wangoo)

Jang: Yang Mulia!

Weeduk: Aku akan meluruskan semuanya ke arah yang benar, dengan tanganku sendiri. Aku akan membalaskan dendam anakku.

Jang: Yang Mulia! Kumohon jangan! Kau tidak harus melakukan itu!

Weeduk: Jang!

Jang: Yang Mulia!

Weeduk: Aku ingin melakukan ini! (Jang menatapnya) Aku ingin membunuh orang yang telah membunuh anakku!

Jang: Yang Mulia!

Weeduk: Seperti itu … aku  akan membawa kemarahanmu dan keragu-raguanmu denganku. (Jang gelisah) Kau akan membawa harapanku dan Pangeran Aja. membangkitkan kembali Baekjae!

Jang: Yang Mulia!

Weeduk: Aku akan membawa semua bebanku denganku sendiri, kau bawalah bebanmu sendiri!

Jang: Tidak! Itu tidak boleh terjadi! Kau tidak seharusnya mengambil resiko bahaya karena aku, dan juga tidak seharunya kau membuatku naik tahta! Aku tidak dapat menerimanya!

Weeduk: Jang!

Jang: (berlutut) Aku menyesal! Aku telah melanggar aturan dan membuatmu sangat bingung.

Weeduk: Ini bukanlah seperti itu!

Jang: Hukumlah aku! Ini semua adalah salahku! Hukum saja aku dan batalkan perintahmu!

Weeduk: Wangoo, bawa dia dan persiapkan dirinya!

Wangoo: Baik. (Kepada Jang) Pangeran, kau harus pergi! (memegang Jang dan memaksanya berdiri, tapi Jang melepaskan diri)

Jang: Tidak, Yang Mulia! Kumohon tinggalkan Istana ini bersama-sama denganku! Aku akan mengawalmu.

Wangoo: Pangeran! (Memaksa Jang pergi)

Jang: (berusaha tetap berlutut di tempatnya) Aku tidak akan menerima penyerahan tahta itu. Lupakanlah semuanya dan pergi denganku.

Weeduk: (marah) Kurung dia di kamar!

Jang: Yang Mulia!

Wangoo: (menyeretnya pergi) Pangeran!

Weeduk: Apa yang kau lakukan Wangoo! Kurung dia sampai aku berkata sebaliknya!

Wangoo: Baik! (kepada anak buahnya) Pengawal!

Pengawal: Ya! (Para pengawal raja datang membantu Wangoo menyeret Jang)

Jang: Yang Mulia!

Wangoo: Pangeran!

Jang: (Kepada Weeduk) Kumohon jangan lakukan ini! (memberontak pada para pengawal yang menyeretnya pergi) Kau seharusnya pergi denganku, Yang Mulia!

KEMUDIAN

Jang dibawa ke gudang dan diikat.

Jang: Tuan Pengawal, hentikan dia! Kumohon hentikan dia!

Wangoo: Kau seharusnya menuruti perintah dari Yang Mulia. (Kepada anak buahnya) Ikat dia dengan erat!

Jang: Tuan Pengawal!

KEMUDIAN

Bumro, Eunjin, dan Mokrasu melihat Jang diseret paksa masuk ke dalam gudang.

Bumro: Guru, apa yang sedang terjadi?

Eunjin: Apakah Jang melakukan kesalahan?

Mokrasu: Ini bukan hal yang buruk, jangan khawatir.

Wangoo keluar dari gudang diikuti oleh anak buahnya, mereka menghampiri Mokrasu.

Wangoo: Ini adalah perintah dari Raja untuk mengurungnya sampai Raja memerintahkan sebaliknya. (Mokrasu mengerti) Kalian jangan melepaskan ikatannya, kalian mengerti!

Eunjin: Dia tidak melakukan hal yang buruk, khan?

Wangoo: Ya, itu hal yang bagus. Jadi sampai perintah melepasnya datang, jangan melepaskan dirinya!

Bumro dan Eunjin: Baik. (Mereka berdua pergi)

Mokrasu: Apa yang terjadi? (Wangoo membisikinya) Apa? Bagaimana beliau bisa ..?

Wangoo: (menganggukkan kepalanya) Beliau memutuskannya sendiri. Karena itulah dia mengurung Jang. (Mokrasu tak bisa berkata apapun karena masih terkejut)

KEMUDIAN

Jang: Tolong lepaskan ikatanku. Kumohon!

Bumro: itu hal yang baik, bukan hal yang buruk!

Jang: Tidak, bukan seperti itu!

Eunjin: Aku tidak tahu! Tapi aku akan menuruti kata-kata Guru!

Jang: Bumro! Eunjin!

Bumro: Jangan memanggil kami, aku jadi lemah!

Jang: Bumro! Eunjin! Kalian harus melepaskan ikatanku. Itu tak boleh terjadi!

Eunjin: Apa yang sebenarnya terjadi?

Bumro: Benar! kami juga ingin tahu! Apa yang terjadi? (Jang tak bisa menjawabnya)

Eunjin: Hei, tutup saja mulutnya. Tutuplah mulutnya! (Bumro melepaskan segulung kain)

Bumro: Hei Jang, aku minta maaf! (menutup mulut Jang dengan kain) Kau akan memaafkanku, khan?

KEMUDIAN

Wangoo meminta pada Yang Mulia supaya ia diijinkan untuk membunuh Buyeo-Sun, Mokrasu juga menyetujuinya karena terlalu berbahaya jika Raja sendiri yang bertindak. Tapi Raja tetap bersikeras untuk melakukannya sendiri. Karena dengan ia yang menjadi pelaksana maka kesempatan menjadi lebih besar untuk berhasil dan tidak diketahui sebelum waktunya.

Jika berhasil, ia bisa dengan lega mengawasi Jang setelah ia menjadi rahib Buddha. Bahkan jika gagal, kejadian ini akan tersebar ke telinga rakyat mengenai pembunuhan Aja yang dilakukan oleh Sun dan akan menjernihkan semuanay bahwa Raja sebenarnya menyerahkan tahta kepada Pangeran ke-4.

Raja meminta pada Mokrasu, apapun yang terjadi pada dirinya, misi Mokrasu harus tetap berlanjut. dan raja meminta Wanggo, jika segala sesuatunya menjadi buruk, maka prioritas utama adalah melindungi Jang. Raja juga memohon pada keduanya untuk memberitahukan pada Jang bahwa semua ini menunjukkan keinginan dari dirinya yang sebenarnya.

KEMUDIAN

Bumro tertidur di depan pintu saat bertugas menjaga ruangan tempat Jang dikurung.

DI DALAM

Jang berusaha melepaskan driinya.

Jang: Tidak, Jangan ia sendiri yang melakukannya. Tidak bisa jadi!

KEMUDIAN

Sun: Mengikutsertakan keluarga Gook?

Giroo: Menggunakan pertikaian keluarga Hae dan Gook, kita dapat mengekang kekuasaan keluarga Hae.

Sun: Ayah mertuaku akan terusir. Tidak adakah cara yang lain?

Giroo: Yang kedua, membiarkan Hae Myungjoo apa adanya seperti sekarang, dan mengganti semua eunsol, dalsol, dan duksol di bawah pimpinannya. Bebannya lebih sedikit jika kita hanya mengganti para pimpinannya.

Sun: Itu lebih baik, bagaimana dengan posisi Sekretaris Istana?

Giroo: Kau seharusnya menempatkan Guru Wooyung di posisi itu.

Sun: Ya, aku memang harus melakukan itu. Tapi sebaliknya, kau harus menjadi dalsolnya! (Heuk terkejut, Giroo juga) Aku tidak dapat mempercayai semua laporan dan perintah Raja yang melalui dirinya. (Heukjipyung merasa tak enak hati)

KEMUDIAN

Sunhwa, Daejang, Eunsol Baekmoo, dan Mokrasu menulis berlembar-lembar kertas pengumuman.

Sementara itu Raja sedang berjalan-jalan di luar kediamannya, ia merasa gelisah.

Di lain pihak, Sun, Heukjipyung, dan Giroo sedang berdiskusi mengenai bagaimana mengekang kekuasaan keluarga Hae dengan menggantikan anak buah di bawah Hae Myungjoo dengan orang-orang mereka.

Jang sedang berusaha untuk melepaskan ikatannya.

KEMUDIAN

Pertemuan Para Guru dan Ilmuwan diadakan untuk mengecek beberapa persiapan yang dilakukan. Wooyung menanyakan keadaan dan persiapan kepada Gomo, Asoji, Mojin, Gooksoo, dan Ataek Gulchi, yang dijawab masih dalam proses tapi akan selesai tepat pada waktunya. Wooyung puas tetapi ia masih akan mengeceknya sendiri dan membubarkan pertemuan itu.

Wooyung memanggil Giroo ketika ia beranjak pergi, untuk memberi tugas padanya mengecek ritual dan perjamuan yang akan diadakan untuk para undangan yang sangat penting. Giroo mengiyakannya tapi kemudian menanyakan mengenai ketidakhadiran dari Jang dan Guru Mokrasu, yang berarti mereka menolak tawaran dari Wooyung untuk bergabung dengannya. Wooyung juga menyadari itu dan kesal karenanya.

KEMUDIAN

Wooyung bertemu dengan Mokrasu saat keluar dari ruang pertemuan. Mokrasu memberi hormat padanya dan melanjutkan langkahnya.

Wooyung: Kau tidak menghadiri pertemuan, apa itu artinya kau akan mengikuti Raja? (Mokrasu menghentikan langkahnya dan hanya menoleh) Apakah Jang merasakan hal yang sama sehingga ia juga tidak ada di sini? (Mokrasu hanya terdiam) Kalau begitu, aku tidak ada pilihan lagi.

Wooyung  meninggalkan Mokrasu sedangkan Mokrasu hanya mengawasinya pergi.

KEMUDIAN

Eunjin selesai mengerjakan tugasnya dan berniat pergi, ia memberi tanda pada ibunya dan akan pergi bersama-sama, tapi Wooyung datang, sehingga Mojin menyuruh Eunjin untuk pergi lebih dahulu. Wooyung melihat-lihat pakaian.

Wooyung: Apakah kau juga akan mengikuti Guru Mokrasu?

Mojin: (kaget) A …. Aku …

Wooyung: Keahlianmu sungguh tersia-siakan,

KEMUDIAN

Gomo sedang menulis naskah untuk upacara dibantu kedua asistennya. Wooyung masuk.

Wooyung: Aku ingin mengecek naskahnya, tunjukkan padaku!

Gomo: Ya. (Ia menyerahkan naskahnya)

Wooyung menerimanya dan membaca naskah, Gomo megawasi pintu masuk dan melihat Bumro di sana sedang memberi tanda padanya, Gomo mengangguk.

Wooyung: Naskah ini sangat rapi dan pantas.

Gomo: Ya.

KEMUDIAN

Giroo: Ataek Gulchi akan melayani para utusan.

Ataek: Ya.

Giroo: Woosoo layanilah para bangsawan dari Savisong.

Woosoo: Baik.

Giroo: Asoji dan Maekdosu akan melayani para bangsawan dari daerah-daerah. (Kepada semuanya) Dari luar Istana sampai ke Aula Istana, iringi mereka dengan penuh hormat!

Semua: Baik!

Giroo: Jika ada orang-orang yang mencurigakan, jangan lupa mencocokkan tanda pengenal dan daftar undangan! Hapalkan nama-nama dari para bangsawan untuk menghindari kebingungan.

Semua: Baik! (Mereka semua pergi)

Giroo: (pada Maekdosu) Kemana perginya Eunjin dan Bumro?

Maekdosu: (berbalik) Bumro ada di ruangan dokumen, Eunjin seharusnya ada di bengkel kerja pembuatan pakaian. Dia pasti ada di sana! Apakah kau ingin aku memanggilnya?

Giroo: Bagaimana dengan Jang? Di mana dia?

Maekdosu: (dengan nada mengomel dan sedikit marah)  Dia itu sangat aneh. Dia tinggal di kamarnya dan tidur sepanjang hari. Dia tidak lagi mendengarkan nasihatku atau yang lainnya. Dia membuatku sangat marah dan aku ….

Giroo tak menghiraukannya dan melangkah maju untuk menyambut Wooyung dan Sun yang mendatangi mereka. Maekdosu terkejut dan terjebak di tengah-tengah, ia salah tingkah dan menyelinap pergi ke belakang Wooyung.

Sun: Apakah semuanya berjalan dengan baik?

Giroo: Ya!

Sun: (Pada Wooyung) Apakah ayah sudah datang ke Istana? (Wooyung menggeleng)

Wooyung: Dia masih dalam perjalanan. Aku dan Guru Giroo akan ke Istana Barat. Jika kau membutuhkan kami kau dapat menemukan kami di sana.

Sun: Aku mengerti. (Wooyung pergi) Apakah ada gerakan yang aneh dari Guru Mok dan Jang?

Giroo: Kelihatannya mereka memutuskan sendiri untuk menjauh dari peristiwa ini.

Sun: (mengangguk-angguk) Itu sangat bagus! (Maekdosu mengintip mereka dan pergi)

KEMUDIAN

Maekdosu: Eunjin!

Eunjin: Ada yang aneh?

Maekdosu: Tidak ada! Tapi Giroo menanyakan tentangmu, tapi aku pikir dia tak akan pergi mencarimu. (Gomo dan Mojin datang)

Mojin: Kau harus mengawasinya dengan hati-hati!

Maekdosu: Pasti! Ayo kita masuk! (Mereka masuk ke ruangan kerja Mokrasu)

DI DALAM

Mokrasu sedang menulis ketika mereka semua masuk. Semua orang sudah mengerti tugasnya masing-masing jadi mereka segera bekerja.

Mojin: (pada Eunjin, sambil membuka selembar kain) Kau harus membantuku jadi ini bisa selesai tepat pada waktunya!

Eunjin: (mengangguk) Ya!

KEMUDIAN

Akademi Taehaksa mempersiapkan semua perlengkapan upacara, termasuk pakaian Raja untuk Buye-Gye dan naskah penobatan Gye.

Di pihak lain, Mokrasu dan anggota inti dari ‘Haneulchae’ juga mempersiapkan semua perlengkapan upacara, termasuk naskah penobatan Pangeran Ke-4, dan pakaian Raja untuk Pangeran Ke-4.

KEMUDIAN

Bumro menemani Jang di ruangan tempat Jang dikurung.

Jang: Aku harus menghentikannya, tolong lepaskanlah ikatanku!

Bumro: Aku tahu! Pangeran ke-4 akan menjadi Pangeran Mahkota dan naik tahta! (Jang gelisah karena tak dapat menjelaskannya pada Bumro, ia tak mau identitasnya terbongkar) Apa yang dapat kulakukan? Ini adalah keinginan dari Guru dan Raja! Siapkanlah dirimu untuk mati!

Jang: Sekarang pukul berapa?

Bumro: Matahari sudah terbenam, jadi kira-kira pukul 7 malam. (Jang semakin gelilsah)

KEMUDIAN

Heukjipyung memerintahkan pasukannya untuk mundur dari kompleks Istana. Kapten dari Wangoo mengawasi prosesi itu. Heukjipyung kemudian menemui Sun.

Heuk: Apakah kita benar-benar harus mengundurkan para prajurit?

Sun: Itu adalah yang ayahku inginkan! Apakah kau mencium sesuatu yang tak beres?

Heuk: Tidak, masih belum.

Sun: Jumlah para pengawal paling banyak hanya 500 orang, sedangkan pasukan kita paling sedikit ada 1000 orang dan mereka mengelilingi di sekitar Istana, jadi apa yang sedang kau cemaskan?

Heuk masih tak bisa tenang hatinya, ia merasa ada sesuatu yang luput dari perhatian mereka.

Sun: Aku akan pulang ke rumah dan berganti pakain, kau juga seharusnya melakukannya!

Heuk: Ya. (Ia pergi)

KEMUDIAN

Weeduk: (Menyerahkan surat dengan amplop pribadinya) Wiesa Japyung akan segera meninggalkan Istana, serahkan itu saat dia sendirian!

Wangoo: Yang Mulia, kumohon biarkan aku yang melakukan ini!

Weeduk: Itu harus dilakukan di ruangan ini! Ruangan ini memiliki ruang rahasia dan tak kan bisa ditemukan.

Wangoo: Kalau begitu, aku akan melakukannya …

Weeduk: Jika kau ada di ruangan ini, pengawal dari  Sun akan berada di luar ruangan ini. (Wangoo menyadari kebenaran kata-kata rajanya) Jadi lakukan seperti yang sudah kukatakan padamu! (Wangoo hanya bisa terdiam dan mengangguk)

KEMUDIAN

Buyeo-Gye diikuti oleh seorang wanita paruh baya dan Haedoju masuk ke ruangan. Haedoju tertawa terbahak-bahak karena senang.

(Untuk pertama kalinya kita melihat ibu dari Wooyung, istri dari Buyeo-Gye)

Haedoju: (pada Gye) Sekarang kau masuk ke Istanamu sendiri. Bagaimana perasaanmu?

Gye: Cukup senang.

Haedoju: (pada wanita itu) Kau sudah menunggu cukup lama, dan kau sekarang adalah Ratu, adikku. (tertawa)

Ibu Wooyung: Itu karena keberanianmu, kakak! (Sun masuk)

Gye: Apa ada yang salah?

Sun: Tidak, kau sudah dapat pindah ke Istana Barat. Wooyung dan Giroo akan membantumu.

Gye: Aku mengerti.

Sun: Kalau begitu aku permisi dulu untuk pulang ke rumah.

Gye: Benar, kau perlu berganti pakaian.

Sun: Ya Ayah. (Sun keluar)

KEMUDIAN

Sun keluar dan berjalan menuju kediamannya. Wangoo dan kaptennya mengawasi Sun.

Wangoo:  (pada kaptennya) Aku akan menghampirinya di jalan menutu ke Gerbang Utara. Jangan biarkan seorangpun mendekatinya!j

Kapten: Ya.

Sun melewati Gerbang dan menuju ke kediamannya. Ketika ia sudah dekat dengan kediamannya, Wangoo memanggilnya.

Wangoo: (menghampiri Sun) Tuan Jenderal. (Sun membalikkan tubuhnya, Wangoo memberi hormat)

Sun: Ada apa?

Wangoo: Yang Mulia ingin bertemu denganmu.

Sun: Apa? Yang Mulia?

Wangoo: Sebelum ia pergi, ia ingin meminta sesuatu yang penting kepadamu.

Sun: (berpikir sebentar) Baiklah, aku mengerti. (Sun beranjak pergi)

Pengawal Sun: Tuan Jenderal, Apakah tuan tidak akan pulang ke rumah?

Sun: Aku perlu menemui Yang Mulia sebentar saja.

Pengawal Sun: Baik. (Mereka mengikuti Sun, Wangoo merasa tak enak untuk menegur mereka takut Sun curiga)

KEMUDIAN

Raja sedang dilayani minum teh oleh seorang dayang.

Wangoo: Yang Mulia, Tuan Jenderal ada di sini.

Weeduk: Masuklah! (Sun masuk) Duduklah! (Sun duduk)

Wangoo dan Weeduk bertukar pandangan sekilas, mereka mulai menjalankan rencananya.

Weeduk: (kepada Wangoo) Kau sudah tidak diperlukan di sini, pergilah dengan yang lain.

Wangoo: Yang Mulia, Aku juga?

Weeduk: Aku perlu bicara dengannya secara pribadi!

Wangoo: Tapi, Yang Mulia …

Sun: (menyela) Jangan khawatir dan lakukan apa yang diperintahkan oleh Yang Mulia!

Wangoo: (menghormat padanya) Baik! (Wangoo pergi)

Wangoo: (pada semua dayang dan pengawal) Semuanya tinggalkan tempat ini! (Semua orang pergi, tinggal Weeduk dan Sun yang ada di ruangan itu)

KEMUDIAN

Wangoo keluar dari kediaman Raja.

Wangoo: Ini perintah dari Raja, semua orang diharapkan untuk mengundurkan diri dari Istana Raja! (Anak buah Wangoo saling berpandangan) Mundur semua!

Semua anak buah Wangoo dan dayang pergi keluar dari Istana, tapi prajurit yang menyertai Sun tidak pergi.

Wangoo: (Kepada anak buah Sun) Dia bahkan menyuruhku untuk keluar, mundur sekarang!

Kedua anak buah Sun ragu-ragu, tapi kemudian mereka berdua memberi hormat pada Wangoo dan pergi, Wangoo melihat ke sekeliling kemudian juga meninggalkan tempat itu.

DI DALAM

Raja meminum teh, Sun mau meminum teh juga tapi membatalkannya.

Sun: Yang Mulia, Apa tujuanmu ingin menemuiku?

Weeduk: … (menunduk)

Sun: Yang Mulia!

Weeduk: … (meminum tehnya)

Sun: (bingung) Yang Mulia!

Weeduk bangkit dari kursinya demikian juga Sun, tiba-tiba Weeduk menjatuhkan dirinya berlutut di hadapan Sun, Sun sangat kaget karena tidak menyangka akan perbuatan raja.

Weeduk: Kumohon jangan membunuhku!

Sun: (masih kaget) Yang Mulia!

Weeduk: Aku akan menjadi rahib. Dan aku akan terpisah dengan Istana. Jadi … (Sun berjongkok di hadapan Raja) Jangan membunuhku! (Sun kebingungan)

Sun: (masih shock) Yang Mulia!

Weeduk: Aku bisa saja menaikkanmu ke tahta sebelum ini. Ini semua adalah kesalahanku. Itu adalah salahku jadi jangan bunuh aku.

Sun: (hatinya tergerak, lebih mendekat pada Raja) Yang Mulia!

Weeduk: Aku hanya … tidak ingin terbunuh seperti Pangeran Aja. Aku tidak ingin terbunuh seperti Pangeran Aja. (menangis)

Sun: Yang Mulia, itu tak akan terjadi padamu. Tolong berdirilah! Kau adalah Raja dari Baekjae yang Agung.

Weeduk: (menundukkan kepalanya) Aku tidak ingin terbunuh seperti Pangeran Aja! (menangis)

Sun: Yang Mulia! Itu tak akan terjadi padamu! Kau tidak akan mati seperti Pangeran Aja. (Sun berusaha membangunkan Raja) Tolong bangunlah.!

(Tangan Weeduk mengambil pisau dari bawah tirai meja dan menggenggamnya dengan erat) Berdirilah Yang Mulia, kumohon!

Sun berusaha menarik Raja untuk berdiri.

Raja menggunakan kesempatan itu untuk menusuk Sun di perutnya.

Sun tak menyangka Raja begitu nekat, berani merencanakan ini kepadanya. Raja menekan pisau itu terus ke perut Sun, Sun berteriak kesakitan, tangannya meraih tangan Raja dan berusaha mencegah Raja menusuk lagi, tapi dengan kekuatan yang ada Raja menusukkan sekali lagi ke perut Sun.

Weeduk: (dengan nada penuh dendam) Aku … aku tidak ingin mati seperti Pangeran Aja!

Sun: (menahan rasa sakit) Yang Mulia!

Raja menusukkan pisaunya lagi. Sun tergetar dan berteriak kesakitan.

Sun: (kesakitan dan penuh dengan kemarahan) Yang Mulia …. Bagaimana kau bisa melakukan ini … ?

Weeduk: (penuh dengan rasa dendam)  Ini adalah balas dendam seorang ayah yang telah kehilangan puteranya! Ini adalah hukuman dari Raja! Jika kau bertahan dengan kuat, kau akan mati dengan perlahan! (Sun kesakitan) Pisau ini telah kuolesi racun!

(Sun tak dapat menahan diri lagi, ia terguling jatuh ke lantai)

Raja merasa dirinya lemas, duduk di lantai  dengan napas terengah-engah mengambil napas mengawasi Sun yang sementara itu berguling di lantai sambil menahan rasa sakit yang teramat sangat.

Raja melemparkan pisau yang digunakannya untuk menusuk Sun ke lantai lalu bangkit berdiri.

Sun memegangi perutnya yang berlumuran darah dan menahan rasa sakitnya.

Raja berjalan tertatih-tatih berusaha keluar dari ruangan, meninggalkan Sun yang berlumuran darah dan kesakitan.

KEMUDIAN

Anak buah Wangoo membawa kedua pengawal Sun yang tadi mengikutinya ke kediaman raja.

Kapten: Ini adalah pengawal pribadi dari Sun.

Wangoo: Kau tidak boleh terlihat oleh siapapun!

Kapten: Ya.

Wangoo: Bereskan mereka semua secepatnya! (Kapten dan anak buahnya pergi untuk membereskan tubuh kedua pengawal itu.)

Raja keluar dari kediamannya dengan tertatih-tatih, Wangoo melihatnya dan segera berlari menemuinya.

Weeduk: (menunjuk ke dalam kamarnya) Dia jatuh, cepat ambil kembali pisaunya!

Wangoo: Baik!

Wangoo bergegas masuk ke dalam tetapi ia menemukan tempat itu kosong, Sun tidak terlihat di mana-mana, hanya ada jejak darah yang mengarah ke pintu yang terbuka. Raja juga masuk dan kaget melihat tempat itu kosong.

Wangoo: (panik) Yang Mulia!

Weeduk: (bingung) Oh … ya ampun, bagaimana bisa dia menghilang?

Wangoo: Aku pikir dia pergi ke arah sana!

Weeduk: Racunnya akan menyebar dengan cepat, dia tak akan dapat bertahan lama.

Wangoo: Aku akan menemukannya!

Weeduk: Jika terlalu berisik, mereka akan mengetahuinya! Diam-diam, lakukanlah secara diam-diam!

Wangoo: Baik! (Dia pergi)

Weeduk merasa lelah dan kebingungan.

SEMENTARA ITU

Sun keluar dari ruangan dan berjalan dengan terbungkuk-bungkuk menahan kesakitan. Ia juga membawa pisau yang digunakan untuk menusuknya. Sun berjalan sambil sempoyongan. Ia memanggil-manggil Heukjipyung berkali-kali namun tiada jawaban.

KEMUDIAN

Wangoo memberitahu kaptennya kalau Sun lolos tapi tidak mungkin akan pergi jauh karena telah tertusuk di perutnya, mereka harus menemukannya dengan segeran.

Sun mendengarnya dan bersembunyi di bawah kolong rumah. Wangoo sekali lagi menekankan kalau mereka harus menemukan Jenderal, ia tidak mungkin jauh dan pasti masih ada di dekat-dekat tempat itu. Mereka semua mencari Jenderal. Sun menahan rasa sakit mengawasi anak buah Wangoo yang sedang mencarinya.

Sun berusaha mencari obat-obatan untuk menawarkan racun jadi ia pergi ke gudang obat Taehaksa.

Di gudang obat ia bertemu dengan Asoji, yang sangat ketakutan melihat tampang Sun yang menyeramkan dan yang mengancamnya dengan pisau. Sun meminta penawar racun padanya, Asoji dengan gemetaran mengambilkan beberapa bahan dan berusaha menumbuknya, tapi Sun segera mengambil bahan-bahan itu dan langung memakannya.

Asoji mendengar banyak orang sedang mencari Jenderal, jadi dengan alasan mencari Gomo, ia ingin keluar, tapi Sun mengancamnya dengan pisau sehingga Asoji ketakutan dan tak berani bersuara sedikitpun.

Wangoo dan anak buahnya mencari kemana-mana tapi tak dapat menemukan Sun.

Wangoo: Jangan membuat suara yang berisik. Bergeraklah dengan diam-diam! Temukan dia sekarang!

Pengawal: Baik!

Mokrasu datang menemui Wangoo, ia heran dengan berbagai kesibukan di tempat itu.

Mokrasu: Ada apa?

Wangoo: Kami sedang mencari Jenderal.

Mokrasu: Lalu?

Wangoo: Dia tertusuk, tapi dia dapat meloloskan diri.

Mokrasu: Apa?

Wangoo: Tapi pisau itu diolesi racun. Kami akan menemukannya. Kau tetap melanjutkan seperti yang telah kita rencanakan semula!

KEMUDIAN

Mokrasu segera menemui Eunsol Baekmoo dan membisiki situasinya.

Baekmoo: Lalu?

Mokrasu: Segera pergi beritahukan Pedagang Jin tentang situasi ini secepatnya!

Baekmoo: Baik! (ia pergi)

KEMUDIAN

Mokrasu menemui Jang di tempat dia dikurung dengan tergesa-gesa.

Mokrasu: (berlutut) Jang, Yang Mulia melakukannya … (Jang bingung) … ia sendiri yang menusuk Jenderal!

Jang: (antara percaya dan tidak percaya) Benarkah? Dia sendiri? Karena kata-kataku? Karena diriku?

Mokrasu: Itu dilakukan Yang Mulia  untuk melindungi dirimu dari Jenderal! Itu adalah hati seorang ayah!

Jang: Bagaimana keadaan Yang Mulia?

Mokrasu: Dia baik-baik saja! (Jang lega)

KEMUDIAN

Daejang masuk ke kamar Sunhwa.

Daejang: Eunsol Baekmoo mengirimkan pesan.

Sunhwa: Bagaimana situasinya?

Daejang: Yang Mulia berusaha membunuh Jenderal sendiri!

Sunhwa: (kaget) Apa? Dia sendiri? Lalu bagaimana dengan Jenderal?

Daejang: Kami tidak tahu bagaimana dengan keadaanya sekarang ini! Kita sekarang harus bertindak lebih hati hati. (Daejang pergi)

Suara hati Sunhwa: Dia benar-benar melakukannya demi Seodong-Gong. Akhirnya Raja mengubah pikirannya.

KEMUDIAN

Jang di tempat kurungan masih berusaha untuk melepaskan ikatan talinya.

Jang teringat …

Weeduk: Aku tidak tertarik dengan pendidikanmu atau kemampuan yang kau miliki. Hal-hal seperti itu bisa kau dapatkan setelahnya. Yang aku perhatikan hanyalah kemauan kehendakmu.

Weeduk: Seperti itu … aku  akan membawa kemarahanmu dan keragu-raguanmu denganku. (Jang gelisah) Kau akan membawa harapanku dan Pangeran Aja. membangkitkan kembali Baekjae!

Aja: Baekjae … jagalah Baekjae! Jang! (Pangeran tertunduk, kepalanya jatuh menyandar pada bahu Jang, ia mati)

Suara hati Jang: Aja Taeja Cheon Na!

Jang menggerakkan tubuh dan tangannya, ia berhasil melonggarkan ikatan itu dan segera melepaskannya.

KEMUDIAN

Jang berlari menuju ke kediaman Raja dengan diam-diam dan langsung masuk menemui Raja.

Jang: Yang Mulia, katakan padaku tentang harapanmu mengenai Baekjae. Beritahukan padaku harapan Pangeran Mahkota terhadap Baekjae. Aku akan melakukannya! (Raja terkejut) Jika aku perlu belajar, aku akan belajar. Jika aku membutuhkan kemampuan, aku akan mengasahnya! Jika aku butuh kekuasaan, aku akan melakukannya walaupun dengan lututku tertekuk.

Weeduk: (merasa senang) Jang!

Jang: Setidaknya aku akan melakukannya untuk sehari. Setidaknya aku akan melakukannya sekali. (Weeduk berdiri dan menatapnya) Aku akan berpikir bahwa apa yang tertinggal adalah menjadi tugasku. (Raja terharu tak bisa berkata apa-apa) Untuk hyungnim Aja, untuk Yang Mulia, dan juga untuk Baekjae.

Weeduk: (menghampiri Jang dan memegang tangannya) Anakku!

Jang: (balas memegang tangan Raja) Aku akan melakukannya!

Weeduk: … (sangat bahagia)

Jang: Yang Mulia!

Mokrasu masuk, Raja melepaskan cekalannya pada tangan Jang.

Weeduk: Dengarkan sekarang Guru!

Mokrasu: Ya Yang Mulia.

Weeduk: Lanjutkan ke tahap selanjutnya! Persiapkan penyerahan tahta kepada Mugang Taeja!

Mokrasu: Aku sangat senang!

Weeduk: (kepada Jang) Kau harus sangat waspada!

Jang: Baik, Yang Mulia.

Weeduk: Guru, kau lanjutkan dengan diam-diam!

Mokrasu: Ya, Yang Mulia!

KEMUDIAN

Jang dan Mokrasu masuk ke ruangan lain.

Jang: Guru!

Mokrasu: Cheon Na!

Mokrasu memberikan penghormatan besar yang selayaknya ia lakukan terhadap seorang Putera Mahkota. Jang membiarkannya, karena menyadari sekarang ia bukanlah Jang yang dulu, tetapi Jang sebagai Mugang Taeja.

Mokrasu: Sekarang kau adalah Pangeran Mahkota! (Jang hanya memandangnya) Akhirnya, kau menjadi Putera Mahkota!

Jang mengangkat bangun Mokrasu dan keduanya berpegangan tangan. Mokrasu sangat terharu karena ia tahu betapa besar perjuangan Jang sehingga ia menjadi Pangeran Mahkota yang diakui, Jang tersenyum karena ia tahu Mokrasu akan selalu ada di sisinya untuk membimbing dan menemaninya menjalankan tugas dan kewajiban sebagai seorang Putera Mahkota dan kelak sebagai seorang Raja.

KEMUDIAN

Wangoo menemui Raja dan mengatakan kalau ia tak dapat menemukan Sun di manapun. Raja sangat menyesal karena ia tidak mengawasi Sun lebih lama sebelum mencari orang untuk membereskannya. Wangoo mengatakan kalau racun akan segera bekerja dan mungkin saja Sun pingsan di suatu tempat, ia akan berusaha mencarinya lagi. Raja menyuruhnya untuk mencoba menyelidiki di Istana Barat, dan juga menyuruhnya untuk melakukan tahap selanjutnya dari rencana mereka.

KEMUDIAN

Chogee, Bomyung, dan Seochong menyelesaikan menulis pengumuman di beberapa lembaran kertas. Daejang dan Sunhwa masuk menemui mereka.

Daejang: Apakah semuanya sudah siap?

Chogee: (Sambil menggulung kertas) Ya. Kami sudah melakukan yang terbaik!

Sunhwa: Apakah pasukan pribadi kita sudah siap untuk menjaga bagian belakang Istana?

Daejang: Mereka sudah menyamar.

Sunhwa: Jika dia gagal, dia akan keluar dan menyamar dengan pakaian biasa! Kau harus mengawalnya dan membawanya ke tempat yang aman sesegera mungkin!

Soochong: Ya.

Sunhwa: Apakah kalian sudah siap?

Chogee: Kami akan melakukannya!

Sunhwa: Apakah kalian sudah mengumpulkan beberapa orang?

Bomyung: Ini harus dilakukan dengan sederhana dan tidak mencolok, jadi rakyat biasa yang kita pakai dan yang harus menyebarkannya! Mereka sudah siap di pasar!

Sunhwa: Penyerahan tahta akan dimulai pada pukul 6 pagi! Kalian harus sudah sampai di sana sebelum matahari terbit!

Bomyung dan Chogee: Baik!

Sunhwa: Semua ini tidak boleh ketahuan kalau sebenarnya berasal dari kita! Dan selesaikanlah dengan aman! Dengan aman!

Chogee: Mengapa kita harus melakukan hal seperti ini?

Sunhwa: Apa yang kau katakan dengan ‘hal seperti ini’?

Chogee: ‘Ini” mengatakan kalau Jenderal-lah yang sebenarnya membunuh Pangeran Aja, karena itu, Raja akan menghukumnya, khan?

Daejang: Benar. Perintah ini berasal dari Raja!

Chogee: Aku mengerti pembalasan dendam dari Seodong-Gong, tapi kita punya hidup kita sendiri. (Sunhwa menoleh padanya)

Bomyung: Nona, ini adalah masalah keluarga kerajaan Baekjae. Mengapa kau terlibat dalam kekacauan politik mereka? (Sunwha ragu-ragu untuk mengatakan)

Daejang: Ini sangat berbahaya. (Sunhwa menatap Soochong, dan Soochong mengangguk pertanda setuju dengan pendapat yang lain)

Sunwha: (memutuskan untuk memberitahukan kebenarannya pada mereka) Benar. Ini adalah untuk Pangeran ke-4 Baekjae.

Chogee: Aku tahu itu.

Sunhwa: Jadi kita harus membantunya.

Chogee: (heran) Mengapa?

Sunhwa: karena Pangeran ke-4 Baekjae adalah … (Daejang menatapnya) … Seodong-Gong! (Semua terkejut!)

Chogee: hah?

Bomyung: Nona!

Daejang dan Soochong hanya bisa mengangakan mulutnya tak dapat menahan keterkejutan mereka.

Daejang: Apakah ini benar?

Sunhwa: Ya. (Kepada semuanya) Jadi bantulah aku!

Chogee: … Bagaimana … Bagaimana bisa … ?

Semua orang masih terkejut dan tidak mempercayai kalau sebenarnya Pangeran Ke-4 adalah Jang, tapi Sunhwalah yang mengatakannya sendiri, mau tak mau mereka harus mempercayainya.

KEMUDIAN

Bomyung dan Chogee membagikan kertas-kertas pengumuman pada orang-orang yang mereka kumpulkan dan menyuruh mereka untuk menyebarkannya ke desa-desa sebelum pukul 6 pagi.

KEMUDIAN

Heukjipyung mengunjungi kediaman Sun tapi ternyata Sun belum kembali dari Istana, Heuk menjadi heran, kemudian pengurus mengatakan kalau Haedoju juga ada di dalam, Heuk segera menemuinya. Mereka berdua saling mengira kalau Sun bersama masing-masing dari mereka. Heuk merasa aneh dan mengatakan kalau ia akan mencarinya di Istana, Hae akan menunggu di kediamannya dan meminta Heuk untuk mengatakan pada Sun kalau ia menunggunya.

KEMUDIAN

Mokrasu: Sekarang sudah tengah malam. Menghormatlah ke arah Timur sebanyak 3 kali, dan sekali.

Jang menghadap ke arah Timur dan mulai melakukan penghormatannya yang pertama.

Mokrasu: Dia adalah cucu dari Haebak, dan anak dari Ilwol, aku memberitahukan pada Raja Onjo, Aku akan mengajukan Pangeran Mugang sebagai Raja Baekaje.

Jang menyelesaikan penghormatan pertama.

Mokrasu: Sekali lagi lakukan penghormatan.

Jang melakukan penghormatan kedua.

Mokrasu: Aku memberitahukan pada Raja Agung Geunchogo, yang membuat jiwa dari 7 pedoman, aku mengajukan Pangeran Mugang sebagai Raja Baekjae.

Jang menyelesaikan penghormatan kedua.

MokrasuL Lakukan penghormatan terakhir!

Jang melakukan penghormatan ketiga dan terakhir.

Mokrasu: Aku memberitahukan pada dewa-dewi di Langit dan di Bumi, aku mengajukan Pangeran Mugang sebagai Raja Baekjae.

Jang menyelesaikan ketiga penghormatannya.

Mokrasu: Tolong duduklah!

Mokrasu mulai memberitahukan pada Jang prosesi dan urut-urutan penyerahan tahta dan apa yang harus dilakukannya esok pagi. Jang  mendengarkannya dengan seksama. Mokrasu kemudian memberikan naskah penyerahan tahta dan Jang diharuskan untuk menghapalnya.

KEMUDIAN

Di lain pihak, Buyo-gye juga telah menyelesaikan ketiga penghormatannya dipimpin oleh Giroo dan disaksikan oleh Wooyung dan ibunya.

Heukjipyung mendatangi mereka. Ia heran karena juga  tak menemukan Jenderal di sana. Ibu Wooyung merasa tersinggung dan menyuruh Hsuk untuk mencarinya sendiri karena mereka sedang melakukan ritual untuk upacara besok, penobatan Gye sebagai raja. Heuk meminta maaf dan segera pergi.

Heukjipyung berkeliling istana mencari Sun, kapten dari Wangoo mengawasinya.

Wangoo memberitahu Raja mengenai ini, dan menyimpulkan kalau Heuk masih belum menemukan Sun dan juga Gye masih belum tahu. Raja memerintahkan Wangoo untuk mencari Sun lagi, dan harus menemukannya hidup atau mati, pokoknya Sun tidak boleh muncul pada saat ini.

KEMUDIAN

Heukjipyung mencari di seluruh Istana, bahkan di tempat Jang sedang ‘gladi bersih’ untuk upacara besoknya.  Heuk mencari di bengkel-bengkel kerja, di ruang-ruang kerja bahkan di gudang obat tapi tak menemukan jejak dari Sun, “Ia pasti tidak akan ke Taehaksa malam-malam begini” batinnya.

Heukjupyung akhirnya memutuskan untuk mengutus para prajuritnya untuk melakukan pencarian. Heukjipyung merasa hatinya tidak enak, seseuatu pasti telah terjadi, tapi ia tidak tahu apa itu.

Heukjipyung berusaha masuk ke Istana bersama pasukannya tapi dihadang oleh penjaga gerbang, Kapten dari Wangoo datang dan menanyakan maksud kedatangannya. Heuk menyuruh mereka minggir dan membiarkan ia dan pasukannya masuk. Kapten mengatakan kalau Jenderal sendirilah yang mengeluarkan perintah kalau prajuritnya tidak boleh masuk ke dalam Istana.

Heuk mengetahui itu tapi ia tetap memaksa masuk untuk mencari Jenderal. Kapten mengatakan kalau ia melihat Jenderal meninggalkan istana dan bertanya padanya kenapa prajurit Heuk ingin mencari di Istana. Heuk bertanya apakah ia benar-benar melihat Jenderal pergi, Kapten mengiyakannya. Heuk mulai melunak tapi tetap bersikeras agar mengijinkan dua anak buahnya untuk mencari di dalam. Kapten menolak untuk mengijinkan, Heuk marah dan mengatakan kalau biasanya ia juga keluar masuk Istana. Kapten menyahutnya kalau ia selalu berniat tidak baik dan selalu melakukan pelanggaran di dalam Istana. Heuk tidak terima dan menantang Kapten.

Wangoo mengawasi dari jauh. Kemudian ia pergi menemui Gye dan bertanya mengapa ia melanggar janjinya. Gye kaget dan tidak mengerti. Wangoo mengatakan kalau Dalsol Heukjipyung memaksa masuk bersama dengan prajuritnya ke dalam Istana. Gye sangat marah dan menyuruh untuk memanggil Sun. Giroo pergi untuk mencari tahu.

Giroo menemui Heukjipyung dan memintanya untuk mengundurkan semua pasukannya, karena Perdana Menteri sangat marah. Heuk menjawabnya dengan mengatakan kalau Jenderal tidak ditemukan di mana-mana. Giro0 menyuruhnya untuk menunggu dan bersabar karena Jenderal pasti nanti akan muncul. “Tapi dia tak pernah berlaku seperti ini” kata Heuk.  Giroo tetap memaksanya untuk mengundurkan semua pasukannya dan Jenderal akan menyesalkan perbuatannya jika tahu. Ia menyuruh Heuk untuk mencari di rumahnya.

KEMUDIAN

Sekumpulan orang berkumpul di rumah perdagangan Jin Gakyung dipimpin oleh Soochong. Sunhwa dan Daejang keluar untuk menemui mereka.

Daejang: Sekarang sudah jam 2 pagi!

Sunhwa: Pergilah ke gunung dengan masing-masing dari kalian berpasangan dan menjaga jarak satu sama lain!!

Soochong: Ya.

Daejang: Panah dan busur serta pedang sudah ada di kotak-kotak itu. Kita berpura-pura sebagai kuli, Jangan khawatir.

Sunhwa: Ya. (Kepada Soochong) Kau tahu apa artinya ini?

Soochong: Ya! Aku tahu dengan baik!

Sunhwa: Kau harus melindunginya! Harus!

Soochong: (memberi hormat) Baik!

Daejang: (pada Sunhwa) Tenangkan pikiranmu.

Sunhwa: (melihat ke arah timur) Jam 6 pagi akan segera datang.

KEMUDIAN

Heukjipyung pergi ke rumah Jenderal dan menanyakan pada pengurus rumah kalau-kalau Sun sudah datang. Tapi pengurus menjawab kalau Sun belum pulang sampai saat ini. Heuk menyuruh untuk mempersiapkan orang-orangnya, “Di mana sebenarnya kau berada sekarang, Jenderal?” Heuk bergumam.

KEMUDIAN

Goosan menemui Saheum, Saheum memarahinya karena pergi tanpa memberitahunya. Goosan menjawab kalau ia ada perlu dengan Jangdoo untuk menitip beberapa barang untuk ibunya, tapi anehnya dia tidak datang dan juga tidak mengirimkan pemberitahuan. Saheum menyuruh Goosan untuk mengirimkan surat kepada Giroo.

KEMUDIAN

Mokrasu menjelaskan kepada Jang mengenai data-data para bangsawan di Baekjae.

KEMUDIAN

Giroo menemui Keluarga Buyeo-Gye dan mengatakan kalau semuanya sudah siap untuk upacara. Gye sedikit tegang kemudian ia menanyakan kabar Sun, tapi masih belum ditemukan. Ibu Wooyung mengatakan kalau Sun bukanlah orang yang akan begitu saja melewatkan peristiwa semacam ini. Giroo sedikit curiga.

Haedoju datang ke istana, Heukjipyung menemuinya dan meminta tolong untuk mencari Sun di dalam Istana. Haedoju mengiyakannya kemudian masuk ke Istana.

Goosan menemui Heuk dan mengatakan padanya kalau tidak ada kontak dengan Jangdoo yang seharusnya menemuinya secara rahasia. Heuk sekarang yakin kalau sesuatu memang sangat tidak beres, dan ia mencari lagi Bueyo-Sun. Ketika melakukan usaha pencarian, para pengawal raja menyerangnya, tapi ia berhasil meloloskan diri.

Buyeo-Gye dan keluarganya, tanpa Buyeo-Sun, menunggu upacara. Sun masih belum datang sehingga membuat semua orang cemas. Giroo kemudian menawarkan diri untuk mencarinya.

KEMUDIAN

Raja memerintahkan Wangoo untuk menyerang beberapa bangsawan,(Kemungkinan besar para pendukung kuat dari Buyeo-Sun dan keluarganya), ketika mereka memasuki istana untuk mengikuti upacara.

Tidak dapat menunggu lebih lama lagi untuk Buyeo-Sun, Wooyung dan ibunya, dan Buyeo-Gye meninggalkan kediamannya untuk menghadiri upacara.

KEMUDIAN

Kapten dari anak buah Wangoo datang menemui Mokrasu.

Mokrasu: Bagaimana situasinya?

Kapten: Tak lama lagi, semuanya akan selesai! Apakah kau sudah siap di sini?

Mokrasu: Ya! (Melihat ke arah kamar)

Sementara itu di dalam kamar, Jang sudah memakai pakaian raja siap untuk mengikuti upacara.

34 comments on “Song Of The Prince [Seo Dong Yo] – Episode 34

  1. huh, sebel banget sama si muka dua giro….kapan mampus tuh orang…eh, tp ngomong2 thanks ya mas andy, udah kasi liat gambar jang pakai, pakaian raja….keren uieeeee, ternyata tampan juga si jang..hehehe……………….lanjuttttttttt yaaaaaaa……….episode 35 nya….

  2. Jang kereeeeeeeenn,…. perbanyak foto Jangnya bang andy,he he heee
    ditunggu ya episode berikutnya, soalnya makin lama makin seruuuu…..!!!

  3. Mana yooo yang episode 35….ga sabar ne…buagus banget. Yang di LBS Chanel sekarang masih episode 31….trims ya sudah buat sinopsisnya…

  4. sebenarnya aku jadi bingung …. klo aku baca sinopsis nanti jadi kurang greget waktu liat sendiri di lbs…. tapi aku juga pengen cepet tau kelanjutan ceritanya …. ahhhhhh …. zzzzzz ….. gimana ne ….

  5. Kalimat ini
    “Tidak dapat menunggu lebih lama lagi untuk
    Buyeo-Sun, Wooyung dan ibunya, dan Buyeo-
    Gye meninggalkan kediamannya untuk
    menghadiri upacara.”

    bener nDan?
    Bukannya Buyeo-Sun belum ketemu?

    • maksudnya, wooyung dan ibunya serta buyo-gye nda mau nunggu buyeo Sun lebih lama lagi soalnya upacara mau dilaksanakan, karena buyeo-sun ga tau kabarnya bagaimana, gitu 😀

  6. Boz, eke dah liat sekilas di heulanjai, emang makin seru tiap episode, rasanya low 5 episode sinopsis 1 minggu, bakalan mate bdiri ne para pencinta sinopsis boz andy….
    .wkkkwkkkwkkk………

    • hahahah … gpp aku juga tau koq houlengjai, tapi aku ambilnya dari priscilia, si pris juga yang buat subtitle bhs inggris buat filmnya, sayang dia putus buat sinopsis sampe episode 26 terpaksa aku buat sendiri :(, tapi nyambung lagi pas episode 40, ntar kalo dah episode 40 aku kebut deh …. tinggal comot dan lagnsung terjemahin dan nambah gambar doank soalnya 😛 jadi buat yang lain tolong sabar-sabarin hati kalian ya …. penuh perjuangan membagi waktu nih, 35-40 aku target hari selasa/rabu selesai koq, jadi nda akan kesusul sama TVnya 😀 setelah itu bisa 2 episode perhari 😛

  7. ya Ampunnn…….ganteng banget ce Jang pake’ baju Raja, emg bener2 cocok jadi raja….salam kenal ya mas Andi….tp makasih bgt udah buatin sionopsisnya Song Of the princes coz Q suka bgt ma filmx…..aku tunggu ya episode2 selanjutnya…..

  8. Ya…ampuuun..!qrain cman gue yg cinta ma ni drama..trnyata..buwaanyk.yg suka..apalgi ama siJANG+SUNHWA..waa pasngn srasi..yg atu cntik yg atu gguanteng…hidup JANG.hdup SUNHWA..gan Andi thank’s ya sin0psx.,

    Thank.s yach sinopsx.aduu…liat sijang pke bju raja.tkjub bgt gue guanteng pisan eeeii…co2k bngt ama sunhwa..

    • ini memang periode kritis buat moodku, soalnya banyak kesibukan dan lagi episode habis ini Jang kalah terus, jadi ya gitu, rada-rada males buat sinposisnya 😦 ……………. tapi karena banyak yang ‘menjerit’ sekarang jadi rada terangkat lagi deh moodku 😛

  9. Astaga napa lagi ce…..np selalu da rintangan buat Jang, hufff dasar si Jenderal Sun n pengikut2nya g’ bisa liat org seneng dikit pa liat Jang jd raja…..moga2 g’ terjadi pa2 ma Jang pd episode2 selanjutnya……Wah Q salut bgt ma mas Andi bisa buat sinopsisnya ampek sedetail tu……Thanks bgt poko’x….

  10. Boz, low tiba di episode jang diangkat jd kepala polisi ma sun sampe episode terakhir, jgn dicomot dr houlanjei ya, gak seru tuh dsono, sumpe boz, susah makan ntar kita2….(lebay.com)…
    tolong boz up load sinopsis made in sdri,,,,,gak rela eke low comot dr sono,,,wkkkkkkkk…..
    Mudah2an dg adanya sinopsis ni, boz mkin byk rejeki dahh….hihihi

    • aku ambil dari priscilia, sekedar info aja, houlengjai itu yang punya namanya lorac, dia ambilnya dari priscilia sama nvzbl, priscilia itu yang buat subtitle bhs inggris seo dong yo yang kulihat sekarang ini, kalo nvzbl cuman buat ringkasan doank. yang kamu liat di houlengjai yang ada dialongnya itu berarti punya priscilia, kalo ringkasan doank berarti nvzbl. mau nda mau ya punyaku pasti ntar sama dengan houlengjai soalnya sumbernya sama 😀

Tinggalkan Balasan ke dian Batalkan balasan