Tree With Deep Roots – Episode 09

Saat So-yi sendirian, ia mencengkeram kantung kecil yang serupa dengan yang ia berikan dulu pada Ddol-bok dan menangis sedih.

Perkataan Ddol-bok saat di pernjara, yang keluar dari kemarahan di dalam hatinya, masih memberati hatinya dan So-yi percaya kalau ia memang bertanggungjawab atas kematian semua orang, termasuk ayah Ddol-bok. Semua itu karena ia telah berbohong mengenai kemampuannya membaca.

Pelajar Sung Sam-moon dan Park Paeng-nyeo mendatangi sisa-sisa dari kantor percetakan yang terbakar dan mencoba untuk menebak teka-teki yang ditinggalkan oleh Yoon-pil saat kematiannya: “Goon Na Mi Yok”. Sam-moon tampaknya memiliki ide bagaimana untuk memecahkannya, dan tampak karakter itu menjadi hidup dan melayang di hadapan halaman buku di depannya. Yang ia temukan adalah karakter yang dimulai dengan suara yang dihasilkan dengan memutar lidah, yakni “s”, dan Pang-nyeon bahkan tidak bisa mengatakannya tanpa menggigit lidahnya. 😛

Sejong muncul tiba-tiba di belakang kedua pelajar itu, yang menjadi sangat terkejut melihat Raja di belakang mereka. Sejong mendengar suara yang dihasilkan sam-moon dengan memutar lidah dan mengkonfirmasikan itu, mengatakan kalau Sam-moon berhasil menemukan ide yang benar dengan memutar lidahnya. “Goon Na Mi Yok” adalah sekumpulan suara, digambarkan dari semua macam: bahasa, suara garau, dan lain-lain.

Sam-moon telah ada di ujung penemuannya, dan bertanya pada Sejong mengapa Yoon-pil berusaha menyembunyikan kenyataan ini sebelum kematiannya?

Sejong membawa kedua pelajar itu ke bekas ruangan Sudoku-nya, sekarang ia pada akhirnya memilih untuk mengungkapkan proyek super rahasia nya. Ia membuka salah satu laci jadi Sam-moon dapat melihat isinya: gambar-gambar yang mewakili kata-kata yang disusun menurut suaranya. Sejong kemudian menunjukkan pada mereka isi dari laci-laci yang lain, kotak yang terbuat dari kayu dan berlapiskan seperti emas, seperti kotak teka-teki yang begitu disukai oleh Sejong pada masa mudanya. Dan akhirnya pengungkapan rahasia terbesar:

Raja Sejong: Aku membuat suatu sistem penulisan. Huruf-huruf kita akan dibangun berdasarkan suara-suara kita. Alfabet kita!”

Dalam keterkejuta dan ketidak percayaan, Sam-moon membuka laci-laci dari satu laci ke laci yang lain, kagum melihat semua gambar-gambar, semua karakter, yang disusun berdasarkan suara. Ini seperti suatu sihir, begitu menakjubkan, sangat indah, begitu hebat …. Ini adalah suatu proyek penciptaan abjad !

Catatan: Sebenarnya Indonesia juga punya abjad asli, yakni abjad Jawa: HA NA CA RA KA … sayang terkalahkan oleh abjad asing, yakni abjad Latin : A BE CE DE … >.<

Sam-moon tak bisa menahan rasa ingin tahunya mengapa Raja ingin menggusur sejarah dan aturan Tiongkok yang sudah berabad-abad lamanya mempengaruhi sistem penulisan mereka? Tidakkah abjad yang baru dibuat ini sulit untuk bertahan lama untuk melawan abjad yang sudah lama tertanam dalam masyarakat? Lihat saja Naskah Phags-pa, apakah abjad itu gagal karena buruk? Tidak, itu karena sebuah abjad harus tertanam selama ribuan tahun, sama seperti abjad Tiongkok. Sam-moon tidak bermaksud menentang Raja, ia hanya ingin membeberkan kenyataan bahwa Raja harus menghadapi batu besar yang harus dilewati jika ingin proyek ini berhasil.

Tapi Sejong masih memiliki rahasia lain yang diungkapkannya, ia mengangkat Sam-moon dan Paeng-nyeon untuk menilai proyek Hangul ini. Penilaian mereka lah, dan seseorang yang namanya tak disebutkan, yang entah akan menyelamatkan proyek ini atau menggagalkannya. Sejong berkata kalau ia akan membuang kerja keras beberapa tahun yang telah ia dedikasikan selama ini jika sistem ini menyebabkan Joseon menjadi mundur dan sama sekali tak membantu rakyat.

Mu-hyul bertemu dengan Chae-yoon untuk memberinya kabar baik, Raja telah mengangkatnya sebagai penyelidik resmi untuk menyelidiki Mil Bon. Ia lalu menyerahkan jurnal milik Jo Mal-saeng yang telah mencatat mengenai serba-serbi Jung Ki-joon selama ini, tapi belum ada yang dapat dikonfirmasikan karena kelompok itu telah cukup lama berdiam diri selama 20 tahun ini.

Tapi hanya ketika Muh-hyul mengatakan kata-kata “Mil Bon” secara khusus baru Chae-yoon matanya membelalak. tampaknya ia teringat sesuatu yang penting dari masa kecilnya.

Di tengah malam yang gelap, Chae-yoon berlari ke sebuah tempat yang bertandakan khusus, yang hanya ia yang dapat mengenalinya dan menggali dengan kedua tangan kosong. Ia mengambil kembali dari dalam tanah sebuah  tas milik  Jung Do-gwang, yang ia ambil dari kantung pelana kuda yang ia curi semasa kecil dahulu demi melarikan diri, dan di dalamnya tak lain tak bukan berisikan Gulungan Mil Bon, yang selama ini dicari-cari oleh  kelompok Mil Bon.

Chae-yoon tampak puas dengan pengetahuannya yang baru ini, bahwa pria yang gulungannya ia ambil juga memiliki surat wasiat ayahnya. Dan Chae-yoon tahu kalau ia akan segera menemukan siapa orang yang selama ini ada di balik layar.

Para pejabat masih melakukan pertemuan rahasia, dan tampak  Shim Jong-soo dari Mil Bon lah yang menjadi tukang gosok. Para pejabat itu jelas memiliki nyali menentang pemerintahan Sejong yang selama ini selalu melawan Konfusianisme, juga dengan proyek rahasianya, dan karena itu sudah tiga pelajar yang mati. Keputusannya? Sejong sedang melakukan sesuatu yang tak seorangpun dari mereka tahu apa itu, dan ini sama sekali tidak menyenangkan mereka.

Tapi ternyata ada mata-mata yang menguping di luar, dan ia segera pergi melapor apa yang ia dengar pada Sejong. Tapi Sejong kemudian memberitahu, tidak lagi … ia tidak ingin memata-matai para pejabat tinggi lagi.

Pejabat Lee Shin-juk memutuskan untuk mengunjungi Duta Besar Ming, Gi Je-yeon, dan bertanya padanya apakah ia menyadari semua keanehan yang terjadi di Istana. Duta besar menjawab kalau ia tak sepenuhnya mengerti, tapi mereka telah mengamati Shim Jong-soo sejak ia bertemu dengan Guru Hae-gaeng.  Mata-mata mereka selalu kehilangan diirnya setiap malam di sekitar Ban Chon.

Ini memercikkan rasa penasaran yang telah menggerogoti Lee Shin-juk mengenai Shim Jong-soon, tapi ia mungkin juga sedikit merasa ringan karena sang Duta besar mengirimkan kepala penyelidiknya secara pribadi untuk memata-matai pejabat yang menunjukkan gelagat yang mencurigakan.

Keliatannya Lee Shin-juk tak sepenuhnya anggota Mil Bon, karena saat ia bercakap-cakap dengan seorang bawahannya, ia selalu mengatakan “dulu” setiap kali ia membicarakan pengalamannya di Mil Bon. Tampaknya selama 20 tahun ini ada sesuatu yang berubah di hatinya, walaupun ia masih saja menerima perintah dari Mil Bon, ia tak menganggap dirinya anggota lagi.

Mu-hyul sengaja memberitahukan di depan semua orang kalau Chae-yoon tampaknya punya niat lain dalam penyelidikannya dan tak bijaksana bagi Raja, ataupun ketentraman umum, untuk memberikan kekuasaan penuh pada pengawal kerajaan dalam penyelidikan ini. Mu-hyul dan Sejong juga mengabaikan pejabat Jung In-ji saat mulutnya menganga mendengar perkataan Mu-hyul mengenai ide bahwa Chae-yoon tampaknya memiliki niatan lain, dan Sejong mengatakan kalau Mu-hyul seharusnya sudah terbiasa dengan Raja yang ektrim ini. Raja kemudian memberitahu Mu-hyul untuk bersiap-siap karena segalanya akan menjadi lebih menegangkan mulai sekarang.

Sejong ingin tahu apa yang So-yi pikirkan, yang seperti biasa So-yi menuliskannya di secarik kertas untuk dibaca Sejong. Kelihatannya So-yi memberitahu Sejong mengenai Ga Ri-on, dan apakah Sejong seharusnya mempercayainya atau tidak.

Ternayta mata-mata yang dikirimkan oleh Duta Besar Ming adalah seorang wanita, yang pernah melerai perkelahian di pasar, ia adalah Gyun Jeok-hee. Ia berprofesi sebagai penerjemah bagi Duta Besar Ming, dan sedang bertarung dengan Shim Jong-soo yang dalam perjalanan menuju ke tempat pertemuan rahasia Mil Bon. Jeok-hee mempertahankan diri dengan keahlian bela dirinya yang istimewa dan bahkan berhasil menebas topi Jong-soo … sebelum kemudian mengatakan kalau dirinya tak menguntit Jong-soo, ia hanya merasakan sebuah ancaman dari sisi tembok yang lain …

Chae-yoon sedang melakukan penyelidikan sendiri, dan sudah berada setahap di depan dibandingkan yang lain dalam penyelidikannya mengenai Mil Bon. Jelas Chae-yoon mendapatkan keuntungan karena  memiliki Gulungan Mil Bon, tapi ia juga tahu kalau Nyonya pemimpin Ban Chon memiliki andil dalam Mil Bon … Jadi Chae-yoon mendatangi Ban Chon dan menemukan kuil di mana semasa kecil mencoba melarikan diri melaluinya. Ingatannya sangat tajam, karena ia masih mengingat sampai sekarang sang Nyonya pemimpin keluar dari dalam Kuil ketika perkelahian pecah antara penduduk Ban Chon dan pasukan rahasia Jo Mal-saeng beberapa tahun lalu.

Sialnya, Chae-yoon membuat suara berisik sementara mendengarkan pertemuan itu dari luar ruangan. Dan ketika jelas kalau orang yang ada di luar bukanlah Yoon Pyung, si pembunuh gelap, Tangan kanan Nyonya Pemimpin segera melakukan pengejaran. Tapi Chae-yoon bukanlah seseorang yang dengan mudahnya tertangkap. Chae-yoon melarikan diri dengan pintarnya, menempel pada atap. Sungguh akal yang cerdik! Tapi seseorang melihatnya, dia adalah Jo Mal-saeng yang sedang bersembunyi di balik bayangan gedung.

Pelajar yang diangkat Sejong menjadi Pejabat Pencacah Sensus, Nam Sa-chul, sedang gemetaran dan memberitahu atasannya kalau ia merasa sakit sekali dan tak dapat mengerjakan tugasnya. Tapi setelah beberapa kali tanya jawab, Sa-chul mengungkapkan kalau alasan sebenarnya adalah rasa takutnya bahwa kemarin malam sebuah pesan yang bernada mengancam telah ditinggalkan di atas mejanya dan ia ditodong pedang di belakang lehernya. Itu pasti orang yang telah membunuh Yoon-pil, bukankah ia bisa terbang, benar bukan?

Dipenuhi dengan rasa dongkol, Kepala Pelajar mengambil pisau dan pesan itu dan kemudian menyerahkannya pada Sejong. Pesan itu jelas menyatakan siapapun yang membantu Raja, atau bahkan mereka yang berhubungan dengan apapun yang ia lakukan, akan dibunuh. Kepala Pelajar  memberikan ultimatum pada Sejong: entah Sejong memberitahu apa proyek rahasianya atau ia tak akan mengirimkan seorangpun pelajar untuk mempelajari perubahan sensus pajak. Sejong telah menyebabkan kematian tiga orang pelajar, dan hampir saja yang keempat tadi malam. Dan tak akan ada pelajar yang akan membantu jika ternyata Sejong berkaitan dengan semua pembunuhan itu.

Chae-yoon telah memutuskan untuk pindah ke  dalam Ban Chon. Apa yang patut diributkan? Emangnya kenapa kalau itu desa budak, bukankah ia bisa mendapatkan sewa murah dan daging seberapa banyak yang ia inginkan. Tak lama setelah ia pindah, Chae-yoon bertemu dengan sang Nyonya Pemimpin. Chae-yoon tahu kalau si Nyonya memiliki hubungan dengan Mil Bon, dan dengan cerianya mengumumkan kalau dirinya akan hidup di ujung hutan di desanya mulai hari ini.

Waktunya bertemu dengan Sung Sam-moon, dan Chae-yoon bertingkah seakan-akan ia seorang penagih hutang yang menagih kepada Sung Sam-moon. Hanya saja yang ia inginkan adalah apakah Sung Sam-moon sudah menemukan pemecahan “Goon Na Mi Yok”. Kemudian mengingatkan perjanjian mereka sebelumnya.

Sekarang karena Sam-moon telah mengetahui semua yang ia ingin ketahui mengenai proyek rahasia Raja, maka niatnya untuk meneruskan kerjasama sudah memudar dan mengatakan pada Chae-yoon kalau ia tak akan melakukannya lagi.  Chae-yoon tak mempercayainya tapi tak mengatakan apapun, terpaksa membiarkan ini berlalu.

Cho-tak merasa telah cukup pulih dari luka tusukan dan bersikeras untuk membantu Chae-yoon dan berniat untuk pindah juga ke Ban Chon. Sementara Chae-yon ingin temannya ini menjauh dulu dari kasus mereka untuk menyembuhkan diri, Cho-tak tak mau mendengarkannya. Lagipula, saat mereka bertarung di perbatasan utara, ia masih dapat menggotong Chae-yoon ke tempat yang aman sementara ia sendiri tubuhnya terkena tiga panah, benar bukan? Tapi ini bukan perbatasan utara, kata Chae-yoon. Semuanya akan lebih menegangkan mulai saat ini (atau ekstrim, seperti kata Sejong)

Atasan mereka tiba dan menyela di antara mereka, mengusik momen itu, memberitahukan kabar bahwa kejadian yang berkaitan dengan pisau dan ancaman pada Pelajar Nam Sa-chul telah diberikan kepada Biro Penyelidik Kerajaan, dan diambil alih secara khusus oleh Jo Mal-saeng. Chae-yoon tak boleh turut campur. Mutlak! Tidak! Boleh! Ikut Campur! … tapi kelihatannya Chae-yoon hanya mendengar “Kau mutlak boleh ikut campur!” ^^

Jo Mal-saeng mungkin memang cocok untuk menjadi penanya, karena ia tampaknya tidak pernah mempercayai setiap orang. Wajahnya tak bisa ditebak, entah ia memang tidak mempercayai Nam Sa-chul atau hanya bersikap skeptis, karena ia mencatat bahwa Nam Sa-chul sedang bertingkah cukup mencurigakan sebagai seorang korban. Tapi mungkin saja kalau si pelajar itu benar-benar ketakutan.

Ketika si pelajar Nam pergi, Jo Mal-saeng tinggal untuk memikirkan mengenai pisau yang tertinggal di TKP. Ia kemudian meminta cuka, tampaknya sedang menduga sesuatu.

Hehehe … Chae-yoon tampak sedikit puas melihat wajah Nyonya Pemimpin sat mendengar kalau ia pindah ke Ban Chon. Tapi Chae-yoon merasa ada yang janggal saat ia kembali ke kamarnya. Ia menemukan sehelai rambut di atas tanah, dan itu adalah rambut yang memang khusus ia tempatkan di celah pintu sehingga ia bisa tahu kalau ada seseorang membuka pintu kamarnya. Chae-yoon dengan tenang membuka laci dan mengambil sebuah gambar yang  mana ia gambar keadaan kamarnya, di mana saja ia menaruh benda-benda miliknya, dan ia menemukan kalau semuanya telah diatur lagi. Seseong benar-benar telah memasuki kamarnya dan tampaknya melakukan penggeledahan.

Tak begitu lama ia menyadari kalau si Ga Ri-on mengundangnya untuk minum-minum. Chae-yoon segera bergegas menemuinya dan merka bercakap-cakap dengan penuh rasa hangat, kemudian Chae-yoon memberitahu Ga Ri-on agar berhenti memberikan bahan-bahan obat itu pada So-yi karena So-yi tak akan menjadi lebih baik dengan terus menggunakannya.

Ga Ri-on mengatakan kala ia memberikannya pada So-yi karena ia merasa kasihan dan tahu rasanya seperti apa, So-yi tak bisa tidur karena perasaan bersalah yang sangat kuat sehingga mempengaruhi alam bawah sadarnya. Ga Ri-on memiliki kepribadian yang riang gembira dan penuh persahabatan yang mana Chae-yoon menyukainya, jelaslah kalau Ga Ri-on terbiasa dianggap bukanlah siapa-siapa, tapi Chae-yoon telah memperlakukannya seperti seorang manusia yang sama dengan manusia lainnya.

Dan hanya setelah itu ketika Ga Ri-on menuangkan secawan minuman untuknya lah Chae-yoon menyadari sesuatu yang aneh di jarinya.

Chae-yoon ternyata tidak hanya menaruh sehelai rambut di pintu dan membuat gambar di lacinya, tapi ia juga menaruh lilin kuning di pegangan laci yang akan menodai jemari penyusup sehingga mudah ditemukan. Dan ini berarti penyusup itu adalah Ga Ri-on.

Sementara Chae-yoon sedang mendekati pemecahan masalahnya, begitu juga dengan Jo Mal-saeng. Pejabat itu menggunakan cuka yang ia oleskan pada pisau dan tiba-tiba ujungnya yang tajam menjadi kehijauan.  Ini artinya ada darah babi di pisau itu, dan darah babi hanya akan ditemukan di pisau penjagal, dan hanya ada satu penjagal di kota itu …  Uh oh …

Jo Mal-saeng memimpin sekelompok prajurit menemukan Ga Ri-on di tengah jalan, dan menunjukkan padanya bukti yakni pisau jagalnya yang ditemukan di rumah Nam Sa-chul. Ga Ri-on tampak benar-benar terkejut dan tercengang. Itu memang pisaunya, tapi ia tak tahu mengapa sampai pasukan kerajaan membawanya dan merasa ngeri ketika mereka mulai memukulinya. Karena terpaksa, Ga Ri-on meraih sebuah pedang untuk membela dirinya, ia benar-benar ingin mereka mendengarkannya terlebih dahulu, tapi semua sia-sia belaka, jadi ia segera menjatuhkan pedang dan berlari untuk mempertahankan hidupnya.

Chae-yoon sedikit terlambat dari Jo Mal-saeng dan melihat semua kejadian itu. Ia lalu mengejar Ga Ri-on ke tempat tersembunyi dan langsung melemparnya ke tanah. Ia bertindak menurut kata hatinya sendiri, dan bertanya Ga Ri-on apakah ia anggota Mil Bon, dengan pisau mengancam di lehernya. Si penjagal itu sepenuhnya tampak tertegun dengan pertanyaan itu, ia tidak tahu apa yang sedang terjadi dan mengapa sampai begini.

Chae-yoon mengeluarkan semua tuduhan yang mengarah pada  Ga Ri-on, yang dianggap sebagai orang yang mengancam Nam Sa-chul. Ga Ri-on membela diri, mengatakan kalau ia memang ada di rumah Sa-chul, tapi hanya untuk mengantarkan daging babi dan menduga kalau Nam Sa-chul pasti telah menyembunyikan kenyataan ini karena daging babi melanggar hukum. Dan ia menggeledah ruangan Chae-yoon karena ia hanya disuruh oleh Mu-hyul … perkataannya yang terakhir menjadi kenyataan yang mengejutkan bagi Chae-yoon.

Dan mengenai bukti yang ada, pisaunya, Ga Ri-on mengatakan kalau pisau itu hilang pada malam itu. Dan ia adalah satu-satunya penjagal di kota, maka ia pasit gila jika menggunakan pisaunya sendiri untuk mengancam karena itu justru akan mengarah kepada dirinya. Chae-yoon mendengarkan semua ini dan mengatakan, baiklah … jika kau tidak melakukan kesalahan apapun, maka kau pasti dapat membela dirimu sendiri.

Mendengar perkataan Chae-yoon, airmata meleleh di pipi Ga Ri-on, ia bertanya, apakah dirinya seorang bangsawan? Apakah semua nyawa itu sama? Hidupnya berharga kurang dari  seekor lalat … jika ia diseret paksa ke biro .. maka sebagai seorang budak, ia hanya akan dibunuh. Tidakkah Chae-yoon mengetahuinya sekarang? Hidupnya ini tak berharga sama sekali, dan itulah bagaimana hidupnya yang rendah ini akan diperlakukan, sebagai sesuatu yang tak berharga bisa dibuang sewaktu-waktu.

Kata-kata Ga Ri-on menusuk tepat di hatinya, karena ia mengingat ketika ia masih di penjara semasa kecil dan semua orang yang ia tahu, ayahnya, dan juga dirinya sendiri, dianggap lebih rendah dari manusia. Wajahnya nampak menampakkan perubahan dan ia mengambil keputusan besar …

Chae-yoon: Tak ada hal semacam hidup yang rendah. Di dunia ini, tak ada yang namanya hidup yang tak berharga! Jika kau benar-benar difitnah, aku tak akan membiarkanmu mati dalam ketidakadilan!

Tapi untuk saat itu, Chae-yoon hanya bisa mengawasi ketika prajurit kerajaan memukuli Ga Ri-on sampai ia tak sadarkan diri, dan kemudian mereka menyeretnya pergi.

Jangan lupa meninggalkan jejakmu ...