Hong Gil Dong – Episode 24 [Finale]

Raja mengirimkan pasukannya untuk menyerang Hwal Bin Dang. Dengan tak adanya kesempatan untuk meloloskan diri dan terkepung di segala sisi, Hwal Bin Dang bersiap untuk menghadapi pertempuran yang tak terelakkan.

Tak menunggu waktu lama, itu akan menjadi pertempuran besar-besaran.

Mendengar bahwa Chang Whe memerintahkan penyerangan, Enok segera berlari untuk menemui Gil Dong. Chang Whe mendengar kepergian Enok dengan hati tawar, tapi percaya kalau Gil Dong akan mengirimnya kembali. Meskipun ini adalah peristiwa yang paling ia takuti, kedua pria yang sangat mencintai Enok tak akan membiarkannya terlukai.

Enok mencoba membujuk Gil Dong untuk melarikan diri sementara ia bisa, dia dulunya ada di pihak yang sama dengan Chang Whe. Mengapa ia masih saja bertempur ketika ia tahu kalau ia akan mati dalam prosesnya?

Gil Dong memberitahu bahwa ia harus melanjutkan ini, dan karena Raja telah meinggalkan dirinya dalam bertarung untuk memperjuangkan dunia yang lebih baik, itu membuat mereka dalam pihak berlawanan.

Chisu dan Yong Jin menyampaikan pesan pada Hwal Bin Dayng, dan itu jelas kalau mereka juga tidak senang dengan ide untuk bertempur melawan bekas sekutu mereka. Mereka memang akan bertindak demi kesetiaan kepada Raja mereka, tapi mereka juga telah melihat dunia di dalam Hwal Bin Dang dan merasa ketukan rasa sedih dan duka dalam hati mereka. Mereka bertanya berapa lama Hwal Bin Dang dapat bertahan, dan para pemberontak menjawab kalau mereka akan bertempur sampai akhir untuk melindungi dunia yang telah mereka ciptakan. Dalam benteng mereka ini tak ada kelas bangsawan dan juga tak ada pelayan, mereka semua sederajat.

Chisu memberitahu Yong Jin, “Tempat itu adalah sebuah impian. Sebuah impian sehingga semua orang ingin memasukinya.”

Pesan Chang Whe (sebuah desakan untuk membubarkan Hwal Bin Dang dan menyerah) tak menggoyahkan pihak Gil Dong. Tapi Gil Dong tahu kalau ia tak dapat membiarkan Enok di tempat ini, maka dari itu ia mengirim Enok kembali ke Istana dengan sebuah surat, memberitahu Enok bahwa Enoklah satu-satunya yang dapat mengirimkan pesannya dengan selamat pada sang Raja.

Enok: “Aku sedang berpikir dengan hati-hati mengenai tempat di mana yang aku inginkan.”

Gil Dong: “Dan?”

Enok: “Aku berpikir terus dan sampai sejauh ini baru dapat memutuskannya. Ini adalah tempatku juga. Ini tempat di mana aku ingin berada, di manapun kau berada. Jadi aku pasti akan kembali kemari.”

Untuk Gil Dong ini adalah ucapan selamat tinggal, tapi dia tak mau menentang perkataan Enok, yang percaya kalau ini hanyalah sebuah tugas dari Gil Dong.

Meskipun sebuah pertempuran antara Raja dan Gil Dong adalah apa yang Eun Hye niatkan sejak permulaan rencananya, prosesnya yang sangat lancar dalam kenyataannya sangat mengejutkan Eun Hye sendiri, dan ia baru menyadari kalau ini ternyata bukanlah yang ia inginkan sama sekali.

Eun Hye menemui Gil Dong dan memberitahunya mengenai seekor burung yang pasangannya telah mati, yang telah ia bebaskan. Ia pikir kalau ia berhasil melenyapkan Gil Dong, pada siapa ia telah mencurahkan begitu banyak perhatian dan emosi, ia akan terbebaskan juga. Tapi sekarang ia tahu bahwa bukan itu yang ia inginkan, dan memohon pada Gil Dong untuk mundur dan melarikan diri ke tempat yang sangat jauh, tak masalah jika Gil Dong tak menemuinya lagi. Yang Eun Hye inginkan sekarang adalah mengetahui bahwa Gil Dong selamat dan hidup. Itu saja.

Gil Dong: “Aku telah berada di tanah yang sangat jauh, tempat di mana yang sangat berbeda dengan dunia ini. Apa yang aku perjuangkan sekarang dan juga rekan-rekanku di sini, bukanlah dunia sang Raja. Meskipun tempat ini kecil, tapi tempat ini adalah tempat yang layak menurut kami yang telah kami bangun, itulah yang kami perjuangkan.

Eun Hye: “Tempat semacam itu adalah sebuah impian belaka. Sebuah impian yang akan kau perjuangkan sampai mati?”

Gil Dong: “Tidak, tanah tempat kita berdiri sekarang adalah tempat itu. Karena kau tak bisa menyeberang ke pihak kami, kau tak dapat melihatnya, dan percaya kalau itu hanyalah sebuah impian belaka. Tapi untukku itu adalah kenyataan, sesuatu yang dengan senang hati akan aku lindungi sampai mati.”

Ketika ia berbalik dan beranjak pergi, Eun Hye memanggilnya: “Kalau begitu lindungilah itu sampai pada akhirnya. Jangan mati, dan tetap lindungilah itu, jadi aku dapat mengetahui bahwa kau masih hidup menjaga tempat itu.”

Enok memberikan surat Gil Dong pada Chang Whe, yang tak berniat untuk membiarkannya kembali ke Hwal Bin Dang yang ia rencanakan untuk dihancurkan. Chang Whe menunjukkan padanya surat itu, yang ternyata kosong. Gil Dong sebenarnya sedang berusaha mengirimnya pergi.

Chang Whe: “Sebagai seorang Raja yang melindungi negeriku, aku mungkin harus membunuhnya. Tapi membunuhmu juga bersama dengannya?

Kau adalah seseorang yang tak tergantikan bagiku. Aku pernah katakan padamu bahwa karena dirimulah aku menjadi manusia yang sesungguhnya. Tapi kau ingin aku untuk membunuhmu dan terus melanjutkan hidup?”

Enok memberitahunya: “Dunia yang kupilih adalah milik Gil Dong, jadi aku akan pergi ke sana. Aku sudah melihat orang yang baik di dalam dirimu. Aku percaya kalau kau akan menjadi seorang Raja yang baik.” Enok memohon padanya untuk membiarkannya pergi, dan Chang Whe melakukannya, dengan perasaan dikalahkan dan terpaksa.

Berlari kembali dan melompat ke dalam pertempuran yang sedang berlangsung, Enok berhadapan muka dengan Chisu, dan memberitahu padanya bahwa orang baik yang ia lihat dalam diri Chang Whe sedang sekarat, “Pergilah dan lindungi dirinya!”

Di seberang tempat pertempuran, Gil Dong melihat kedatangan Enok, dan kali ini (akhirnya) ia menerima pilihan Enok untuk tetap tinggal.

Malam itu, Enok merawat luka Gil Dong. Enok mengingatkannya bahwa mereka masuk ke dalam situasi ini bersama-sama sekarang: “Ini adalah tempat di mana aku ingin berada. Jadi jangan hentikan aku untuk bertempur demi menyelamatkannya.”

Kali ini, Gil Dong meraih Enok dalam pelukannya, dan berterima kasih pada Enok karena tetap bersamanya sampai akhir.

Hari berikutnya, ada sedikit ketenangan sementara karena para prajurit Raja tidak melakukan serangan, kelihatannya mempersiapkan sesuatu, Hwal Bin Dang masih kelihatan tegak berdiri meskipun dikepung sedemikian rupa.

Su Geun akhirnya memohon Mal Nyeo untuk menikah dengannya secara resmi. Seperti juga Gil Dong dan Enok, yang baru saja meikah. Enok sekarang memakai penjepit rambut hadiah pernikahannya dari sang Kakek Heo.

Mal Nyeo setuju untuk menikah dengannya, dan Su Geun sangatlah bersuka cita karenanya.

Sementara itu, Enok dengan sangat senang menunjukkan Gil Dong sebuah tunas yang baru saja tumbuh keluar dari tanah. Tapi ia tak dapat mengingat apa yang ia tanam sebelumnya di sini, dan Enok serta Gil Dong dengan cerianya menebak-nebak akan menjadi apa nantinya tunas ini saat bertumbuh besar.

Chang Whe datang untuk menemui Gil Dong, dan menjelaskan bahwa ia tidak berpikir kalau tindakannya ini mengkhianati Gil Dong, ia sekali lagi (dan berulangkali dengan alasan yang sama, sampe bosen aku dengarnya) hanya seorang Raja yang melindungi rakyatnya. Dia juga mengatakan kalau ia akan mengingat Gil Dong bertahun-tahun dari sekarang (tahu kalau situasi menguntungkan pihaknya dan hasilnya bisa ditebak) dan apa yang ia perjuangkan.

Gil Dong menambahkan bahwa Chang Whe memang seharusnya tidak melupakan rasa takut padanya, karena meskipun ia mati dan Hwal Bin Dang lenyap, mungkin saja nantinya ada seorang Hong Gil Dong yang baru dan Hwal Bin Dang yang baru yang akan muncul untuk mengubah dunia.

Gil Dong: “Mungkin itu tidak akan muncul pada hari ini, tapi suatu hari nanti dunia itu akan datang. Rakyat akan percaya pada dunia itu dan bergerak menuju ke sana. Dunia ini akan berubah ratusan, ribuan kali, perlahan-lahan maju menuju ke tempat itu.”

Mempersiapkan pertempuran lebih lanjut, para pemberontak mengirim Gom, yang protes keras, untuk pergi dengan maksud menyelamatkannya dari pembantaian. Gil Dong maju dan memberitahu Gom untuk pergi dan bertahan hidup. Ia harus terus hidup dan menyaksikan bahwa pekerjaan dan usaha mereka tidaklah dilupakan, dan terus melanjutkan perlawanan mereka: “Lakukan itu untuk semua orang Gom. Tidak, aku maksudkan Ketua Gom.”

Dengan perkataannya ini, Gil Dong telah menyiapkan seorang pengganti dirinya …

Yeon menggiring Gom dan Hae Myung keluar dari wilayah itu, bertempur dengan para prajurit yang sedang berpatroli. Tapi kemudian lebih banyak prajurit terus berdatangan, beberapa memasang kuda-kuda untuk melepaskan panah pada Hae Myung dan Gom yang sedang melarikan diri. Yeon melihat itu dan segera menghadang panah-panah itu sehingga menancap di dadanya, ia mendesak Gom untuk terus lari.

Terluka tapi tak jatuh, Yeon terus bertempur melawan para prajurit yang berdatangan, dipenuhi dengan tekad untuk melindungi Gom: “Ini untuk dunia Gom yang akan datang”. Meskipun berkali-kali terkena panah dalam jumlah yang banyak, Yeon terus melanjutkan pertempuran sampai akhirnya ia roboh …

Kerja bagus Yeon !!! Beristirahatlah dalam damai …

Kembali ke Hwal Bin Dang, Su Geun dan Mal Nyeo telah melakukan upacara pernikahan, dengan Gil Dong yang memimpin pernikahan mereka. Enok menaruh bunga segar yang baru ia petik ke rambut Mal Nyeo dan pasangan itu dinyatakan sebagai suami istri. Yang lain bersorak sorai dan meminta pasangan yang baru menikah itu untuk berciuman, dan kemudianpada Gil Dong dan Enok untuk melakukan hal yang sama.

Dan kemudian mereka semua bersiap untuk melakukan pertempuran lebih lanjut. Merasakan suasana tegang yang terus meningkat, Gil Dong tahu kalau Chang Whe sangat ingin untuk menyelesaikan pertempuran ini dengan segera, dan akan meingkatkan serangannya. Hwal Bin Dang bersiap untuk melanjutkan bertahan, sementara para prajurit Kerajaan bersiap untuk menyerbu.

Dan kemudian peristiwa yang membuat segalanya berubah:

Pertama, suasana hati menjadi semakin merasakan  seakan-akan berada pada situasi yang sama, dengan diputarnya musik tradisional Norwegia: “Lær Meg Å Kjenne,” dinyanyikan oleh Sissel Kyrkjebø. [ Download ]

Original lyrics:Lær meg å kjenne dine veieog gå dem trøstig skritt for skrittJeg vet at hva jeg fikk i eie,er borget godt gods, og alt er ditt.Men vil din sterke hånd meg lede,jeg aldri feil på målet ser,

og for hvert håp som dør her nede,

får jeg et håp i himlen mer

English translation:Teach me to know your waysand to walk them trustingly step by step I know that what I own,are borrowed goods, and everything is yours.But if your strong hand guides me,I will never see the wrong goal,

and for every hope that dies

down here,

I will receive a greater hope in heaven.

Arti Indonesianya:

Ajarilah aku untuk memahami jalanmu dan untuk berjalan melaluinya dengan penuh keyakinan, selangkah demi selangkah, aku tahu kalau apa yang kumiliki,

adalah barang-barang pinjaman, dan semuanya adalah milikmu.

Tapi jika tanganmu yang kuat memimpinku,

Aku tak akan pernah menggapai cita-cita yang salah,

dan untuk semua harapan yang lenyap

di bawah sini,

Aku akan menerima harapan yang lebih besar di surga.

Saat Hwal Bin Dang bersiap untuk keluar menyerang, para prajurit melepaskan serangkaian panah berapi ke arah markas mereka. Tapi daripada menyebar untuk lari menyelamatkan diri, semua orang memandang, dengan tenang seakan-akan terpaku, pada api yang melayang di angkasa.

Untuk momen yang cukup lama, panah-panah berapi itu terlihat menggantung di udara, dan mereka menatap pemandangan ini hampir dengan perasaan damai sepenuhnya.

Dan kali ini waktu seakan-akan berhenti, ketika di sekeliling Gil Dong dan Enok samar-samar berubah menjadi berwarna hitam dan putih, dan Enok berujar bahwa panah-panah itu terlihat seperti bintang-bintang jatuh: “Haruskah kita membuat  sebuah keinginan?”

Gil Dong: “Dalam situasi seperti ini?”

Enok: “Kelihatannya mereka sedang memberikan pada kita sebuah ucapan selamat tinggal yang manis.”

Gil Dong: “Kita akan pergi bersama-sama.”

Mereka berdua saling menggenggam tangan sementara panah-panah itu mulai turun ke arah mereka semua.

Lalu panah-panah itu jatuh, menancap di mana-mana …

Enok: “Gil Dong. [Dalam bahasa Inggris] ‘I love you.’”

Gil Dong: “Aku sudah tahu.”

Enok: “Kau tahu apa artinya itu??”

Gil Dong: “Dasar si Bodoh.  I love you. I love you… I love you…”

Sendirian di Istananya, Chang Whe mendengar laporan dan meneteskan air mata.

Para prajurit menyerbu masuk ke dalam markas Hwal Bin Dang yang terbakar habis.

Kita tidak melihat mayat sama sekali maupun orang yang hidup, saat panah-panah itu mendarat di tujuannya dan membakar habis Hwal Bin Dang. Tapi keesokan paginya, semuanya terlihat terbakar hangus dan kosong, sangat menakutkan. Hanya terlihat bunga segar yang dipakai oleh Mal Nyeo sebelumnya telah jatuh ke tanah dan juga tunas tumbuhan yang ditemukan Enok, sendirian hidup di atas tanah.

Heeeehhh … syukurlah kalau sutradara film ini tak menunjukkan adanya mayat, karena dengan demikian membuat akhir dari kisah ini (dan penekanan kematiannya) seperti sebuah bayangan saja, dan juga menyelamatkan kita dari trauma mlihat pembantaian para tokoh kesayangan kita. Akhir kisah ini juga memberikan bayangan dari mereka sebagai orang-orang yang sepenuhnya, dan teguh, secara ksatria mempertahankan prinsip mereka. Lebih jauh lagi kita tak harus diingatkan dengan kematian, karena itu bukanlah tujuannya. Dan untuk beberapa orang  (termasuk diriku) mempercayai bahwa mungkin saja, ada kemungkinan  bahwa Gil Dong dan Enok serta beberapa orang lainnya berhasil melakukan sesuatu yang “ajaib” sehingga berhasil selamat. Ingat Gil Dong khan banyak akalnya … heheheh 😛 Dan mungkin saja ntar ada lanjutan dari kisah Hong Gil Dong ini seperti Full House, yang sekarang ada lanjutannya: Full House ke 2 … ngarep deh … 😛

Chang Whe meyakinkan semua orang, dan juga rakyatnya, bahwa Hwal Bin Dang berhasil ditaklukkan. Ia akan melanjutkan apa yang perlu untuk melindungi negerinya.

Tidak seperti pertama kali Gil Dong “mati”, Hwal Bin Dang dan Gil Dong mungkin telah hilang tapi legenda mereka terus hidup bergenerasi-generasi selanjutnya.

Pedagang Wang memberitahu para penduduk desa lainnya bahwa mereka harus membaca kisah Gil Dong dan mengingatnya sedemikian rupa sehingga dia tak pernah mati. Mengawasi dari samping, Hae Myung memberitahu Gom:

“Dia masih hidup. Dalam diri mereka, dan dalam dirimu, mereka semua terus hidup.”

Dan entah beberapa tahun kemudian, ketika Hae Myung menjadi lebih tua dan rambutnya lebih abu-abu … ia menemukan seorang anak lelaki yang sedang menangis sendirian. Anak laki-laki itu kesal karena kemiskinannya, ia tak dapat belajar apapun. Hanya orang-orang kaya yang bisa bersekolah. Hae Myung bertanya, “Apakah kau ingin menjadi Hong Gil Dong juga?”

Perkataannya itu segera menarik perhatian dari si anak, dan ia kemudian mengikuti si rahib, bertanya mengenai Hong Gil Dong.

Anak: “Apakah kau benar-benar tahu Hong Gil Dong? Apakah benar ia tidak mati, tapi masih hidup?”

Hae Myung: “Tentu saja. Hong Gil Dong adalah seseorang yang akan terus hidup untuk selamanya!”

Dan kemudian beralih ke pemandangan Korea masa kini: kota yang berkelap-kelip dengan cahaya lampu, banyak gedung pencakar langit, mobil-mobil berseliweran di jalan raya …

Hae Myung: “Meskipun dalam seratus tahun, lima ratusan tahun yang akan datang, dia masih akan terus hidup.”

Anak: “Apa yang akan ia lakukan di masa depan yang sebegitu jauhnya?”

Hae Myung: “Meskipun banyak masa berlalu dan segalanya terlihat berbeda di permukaan, cara orang hidup akan selalu sama. Seperti kita sekarang memiliki kelas bangsawan dan rendahan di dunia kita, dunia di masa yang akan datang itu juga akan memiliki orang yang kuat dan lemah.”

Anak: “Apa yang akan Hong Gil Dong lakukan di masa itu?”

Hae Myung: “Yang lebih penting daripada APA yang akan ia lakukan adalah kenyataan bahwa di masa itu akan ada seseorang yang mengawasi dan memimpin dunia untuk hidup dengan layak. Jangan lupa. Pedang yang kelihatannya sama di permukaan, memiliki gagang yang berbeda dan itu mengubahnya. Di dunia manapun, selalu saja ada seorang Hong Gil Dong.”

T A M A T

Catatan tambahan: Mungkin banyak yang kecewa dengan akhir dari drama ini, dan menganggapnya sebagai akhir yang menyedihkan. Tapi aku berpendapat kalau ini bukanlah akhir yang menyedihkan, kenapa? Karena :

(1) tak ditunjukkan kematian dari Hwal Bin Dang (itu sangat membantu meringankan perasaanku … heheheh :P)

(2) yang ditekankan adalah mengenai WARISAN yang ditinggalkan oleh Hong Gil Dong pada generasi selanjutnya, bahkan di Korea sana Legenda Hong Gil Dong selalu menjadi cerita yang menggugah hati dan menarik semua kalangan.

(3)  makna dari DRAMA ini sendiri, yang menekankan PERSAMAAN DERAJAT,  KETEGUHAN DALAM MEMEGANG PRINSIP, KESETIAAN, dan masih banyak hal lainnya … jadi daripada kecewa ga putus-putusnya .. anggaplah seperti kata Hae Myung:  “Tentu saja. Hong Gil Dong adalah seseorang yang akan terus hidup untuk selamanya!”

Terima kasih sebanyak-banyaknya kuucapkan pada dramabeans, maklum aku terjemahkan ini dari sana … 😀 Dan juga pada teman-teman sekalian yang dengan sabarnya mengikuti kisah Hong Gil Dong … “Jiayou!” 😛

19 comments on “Hong Gil Dong – Episode 24 [Finale]

  1. Good luck akhirnya selesai juga dgn ending yg ga bisa diduga, hong gil dong pahlawan rakyat yg membela persamaan derajat…..

  2. walaupun gil dong mati secara fisik,,,tp dy selalu hidup d hati semua org

    perbuatab eun hye tdklah sepenuhnya salah…dy membntu mnghdupkn gil dong d hati semua org dng bukunya…trims eun hye…aku suka dy pd akhirnya….hohohohoh

    salut sama yg bkin sinopsis, aq jd gk hrus nnton berjam2,,ckup mmbcanya n mlhat sebgyn gmbar2 penting…

  3. Sekali berarti sudah itu mati….Aku ingin hidup seribu tahun lagi… Terasa banget puisi Chairil Anwar ini di Hong Gil Dong…. Thanks Bung Andy!

  4. Setelah baca sinopsis dsni jd lbh ngerti ttg ending nya.. Wlo ga bs diungkapin bgd ttg “ending”nya haha.. But ini salah satu drama kolosal yg keren bgd dr crta karakter seting dpt bgd 🙂 , thankyou buat terjemahan + sinopsisnya .. Jd penasaran baca sinopsis yg lain jga..

  5. akhirnya bisa tau akhir dari kisah hong gil dong,,,
    udahlama nyari kasetnya tapi ga dapet,, walau cuma membaca sinopsisnya rasanya sama dengan melihat dramanya,, hiks,,,hikss,, bener2 bercucur air mata..

  6. Kerennn…kang ji hwan konyol tpi dpt bgt karakternya…
    Jang geun suk sereem…btw dy pantes jd orang yg seperti ntu,pi kasian…T_T

  7. ceritanya keren banget mas Andy,,, endingnya juga unpredictable tapi syukur nggak ditunjukin jenasah-jenasahnya Gil dong dkk… keep fighting mas,,,,,,, ku tunggu up date cerita-cerita lainnya(warrioir Baek dong soo kpn da lanjutannya???)

  8. Akhirnya sekian lama dlam penerawangan siapa seh hong gil dong itu? Ternyata org besar ya.. KasianT_T AK bru tahu… Tpi smua para robin ak suuukaa.. Trim’s ko andy jd bertambah wa2sanku he..he..he..

  9. Awalnya pengen nonton krn yang main Kang Ji Hwan ma Jang Geun Suk. Lama-lama g bisa berhenti gara2 liat kelakuan hong gil dong ma enok di awal2 epi.

    thanks sinopsisnya. (walau baca cuma epi 24, g tega nonton hong mati)

  10. gua msi ragu nangkap hubgn dari episode 1 (awal) dgn episode 24 ini. Alur nya gmn sebenarnya?
    Apa mgkin sutradata menjelaskan bhwa sebenarnya hong gil dong dengan kelompok bandit Hwal Bin Dang gk mati. krna d awal episode tersebut Hwal Bin Dang melakukan aksi yang mana enok sudah bergabung di dalamnya,,,,,,

  11. 2 malam buat menghabiskan membaca 24 episode HGD, film satir tapi dikemas kocak,,, terima kasih upa sinopsisnya…:)

Jangan lupa meninggalkan jejakmu ...