Setelah ciuman itu, Enok menjadi sangat bingung, tak tahu bagaimana harus bereaksi. Pertama dia menutup matanya, terlalu malu untuk menatap Gil Dong yang sedang mengawasinya untuk menikmati perubahan wajah si Enok, kemudian Enok tidak tahan dan segera pergi keluar dengan terburu-buru menuju ke pos, terbuat dari kayu, terpeleset saat menaiki tangga, dan jatuh ke sebuah mata air … heheheheh …
Yang lain melihat tingkah Enok yang terburu-buru keluar dari ruangan, dan mengira Enok sedang bersedih, mengasumsikan yang terburuk. Tak tahu kalau Enok tertawa mengikik karena senang saat ia sendirian. Su Geun mencaci Gil Dong karena mempermainkan perasaan Enok (mengira kalau Gil Dong tak membalas perasaan Enok). Yang lain juga datang dan mengancam Gil Dong untuk memperlakukan “Enok kami” dengan baik, atau kalau tidak …. Melongo, Gil Dong bahkan tak dapat kesempatan untuk membela dirinya sendiri …. ahahahahaha ….
Berpikir kalau Enok sedang merasa sedih karena perasaanya tak berbalas, Gom memberitahu Enok kalau Gil Dong benar-benar sangat memikirkan Enok. Pada kenyataannya, dia menyimpan kantung kumal, yang dibuatkan oleh Enok, selama ini dan sering sekali menatap kantung itu. Enok bertanya dengan penuh rasa ingin tahu, “Kantung cantik dengan sulaman bunga itu?” Gom: “Uh … aku tidak bisa menyebut kantung itu cantik … ” Enok dengan konyolnya jsutru sangat senang mendengar itu.
Baca lebih lanjut →
0.000000
0.000000