The Slave Hunter [Chuno] - Sinopsis Drama Kerajaan [Sageuk] Korea - https://sinopsisdramakorea.wordpress.com

The Slave Hunter [Chuno] – Daftar Episode

The Slave Hunter [Chuno] - Sinopsis Drama Kerajaan [Saeguk] Korea - https://sinopsisdramakorea.wordpress.com

  • Judul: Chuno
  • Judul Lain: Pursuing Servants / The Slave Hunter
  • Genre: Action, Drama, Period
  • Jumlah Episode: 24
  • Wiki d-addicts: http://wiki.d-addicts.com/Chuno
  • Ringkasan:

Lee Dae Gil,  seorang pria dari kelas tinggi yang keluarganya hancur ketika Won Ki Yoon, seorang budak, membakar habis rumahnya dan melarikan diri bersama adiknya, Un Yun, yang sebenarnya saling jatuh cinta dengan Dae Gil. Dibawa oleh rasa dendam, dia dapat bertahan melalui tahun-tahun yang berat di jalanan dan berhasil menjadi seorang pemburu budak, mendedikasikan pengejarannya untuk menemukan Un Yun, cinta pertama dan satu-satunya.

Song Tae Ha adalah Jenderal Pasukan Kerajaan yang menjadi seorang budak setelah difitnah melakukan sebuah kejahatan yang sebenarnya tidak ia lakukan, dan menemukan dirinya melarikan diri dari pengejaran tanpa kenal lelah dari Dae Gil. Dua pria ini menjadi terlibat dalam cinta segitiga dengan Un Yun, yang sekarang bukan lagi seorang budak pelarian, tapi Kim Hye Won, seorang anak gadis seorang bangsawan.

Baca lebih lanjut

The Slave Hunter [Chuno] – Episode 24 (Finale)

Setelah melepas Chopbok dengan ciuman perpisahan, Chop bok buru-buru berlari ke tempat para pejuang budak berkumpul. Ketika hampir sampai, dari kejauhan dia sudah melihat banyak petugas di sana. Eopbok lalu bersembunyi di balik batu besar. Seseorang merangkak dengan susah payah dan berusaha menggapai eopbok. Dia adalah teman baiknya Kkeutbong yang sudah terluka parah. Eopbok menyakan apa yg terjadi. Kkeutbong memberikan senapannya pada Eopbok, dia minta eopbok lari dan hidup bahagia bersama chopbok.
Tak lama kemudia Kkeutbong meninggal, eopbok menangisi kepergian sahabatnya. Dia menemani di sana sampai pagi tiba.

Di Gn. Worak, Choi dan Jjagwi sudah menerima pesan dari Dae Gil. Dae Gil minta Jjagwi membawa Un Nyun dan pangeran kecil turun gunung dan bertemu dengannya di tengah perjalanan. Sedangkan pada JEndral Choi dan wangson dia berjanji bertemu mereka di Yongin sebelum menuju Yicheon bersama-sama tempat mereka membeli tanah/akan tinggal pensiun di sana. Jjagwi meresa malas harus mengikuti kata dae gil. Tapi choi membujuknya bahwa ini pasti penting dan berarti bagi Dae Gil
“Kau tahu, siapa wanita itu Dia adalah Un Nyun”, jelas Choi

Un Nyun sudah bersiap, Jjagwi akan membawanya turun gunung untuk bertemu suaminya. Un nYun juga minta tolong agar Jjagwi mau membantunya mencari tau kabar kakaknya. Seol hwa sebenarnya tau bahwa kakak Un Nyun (Keunnom) sudah meninggal di hadapan Dae Gil, tapi dia tidak tega memberitahukannya. Jjagwi juga melepaskan dan membawa para utusan Cina untuk mengawal Un Nyun bersamanya. Jjagwi berpisah dengan para pengikutnya dan meminta mereka bersiap-siap untuk pindah.
Choi, Wang son juga pergi tetapi mereka pergi ke arah berlawanan. Tak mau ketinggalan Seol hwa pun ingin ikut serta. Un Nyun dan Seol hwa mengucapkan salam perpisahan. Un Nyun minta seol hwa menjaga dae gil.

Pagi hari Dae Gil masih berjuang menghadapi kepungan petugas polisi yang menjaganya. Dia juga menghindari panah yang diujukan padanya. Tak lama kemuadian Song tae Ha juga berhasil melumpuhkan para pemanah dan membantu Dae Gil (keren nih adegannya). Mereka terlihat kompak dan menikmati kerjasama mereka. Tae Ha memuji Dae Gil bagai seorang harimau.

Mereka melanjutkan perjalanan, dae gil tampak lelah tapi tak mau terlihat lemah. Tae Ha merasa nyaman dengan Dae Gil dan berkata sebenarnya mereka cocok jadi partner.
“Tapi aku ga mau berteman dengan budak”, kata dae gil tetep sok jaim
“Jadi kamu masih menganggpku budak ya”, kata tae ha tersenyum
“Orang yang terikat dengan apapun di dunia ini sama dengan budak”, kata Dae gil berkilah.

Eopbok mengalami dilema, dia ingin bertemu dan lari bersama Chopbok. Tapi dia juga punya beban unuk menyelesaikan misinya dan membalas dendam atas teman-temannya. Dia lalu berpikir chopbok pasi akan seuju dengannya. Dia lalu mengintai gerbang istana. Dia baru tahu bahwa ternyata gerbang istana penjagaannya begitu ketat. Geun bo selama ini membuat semuanya terasa mudah. Tapi dia tidak menyerah dia ingin menunjukkan pada dunia bahwa, di dunia ini ada budak-budak yang berani seperti mereka. Eop bok maju menuju gerbang istana dengan membawa 3 buah senapan dengan gagah berani.

Kebetulan Lee Gyong Shik, asistennya dan Jo Seon Bi (Mr. Y) baru keluar setelah menghadap raja. Dia menggunakan pemberontakan budak yang disusunnya sebagai alasan keamanan agar projeknya mendapat restu dari raja.

Eop bok melumpuhkan penjaga. Dia melihat lee gyong shik dan orang-orangnya dan langsung mengarahkan senapannya pada mereka. Mereka bertiga gemetar ketakutan. Eop bok menembak Jo Seon Bi (Mr. Y)tanpa ampun (mati lah penghianat itu). Mendengar suara tembakan Geun Bo yang sedang patroli di seputar gerbang dan Hwang Chul woong yang menjaga keduataan langsung bergegas ke istana. Eop bok lalu membidik Lee Gyyong Shik. Geun Bo berusaha menghalangi dan menerjang dengan pedang. Tapi saat geun bo hampir mendekatinya eopbok langsung membalikkan senapannya dan menembak Geun bo. Geun bo tertembak dari jarak dekat, tubuhnya langsung mental ke belakang dan ambruk seketika.

Eop bok kembali membidik Lee gyong Shik, lee gyong shik tertembak.
topi pejabatnya jatuh bergulir di tanah (ga diliatin sih jatuhnya cuma topinya aja).

Chul woong yang baru datang hanya melihat Lee gyong shik tanpa bersedih sedikitpun, dia lalu pergi. Petugas lalu berdatangan , Eop bok berhasil diringkus.Temannya seorang budak yang tak pernah berani melawan melihatnya. Dia geram melihat eopbok ditangkap, tapi dia tetap tak berani bertindak apapun.

Jendral Choi, Wang Son dan Seol hwa beristirahat di suatu tempat. Wang Son masih kesal karena Seol hwa erus menguntit mereka. Tinggal bersama Jjagwi buat Seol hwa rasanya sudah tenang dan sempurna.
“Di mana pun ada kakak Dae Gil aku akan ke sana”, kata seol hwa.

Choi dan wang son sedang berpikir apa kira-kira mereka akan bertemu dae gil di Yongin atau di Yicheon. AKhirnya mereka memutuskan untuk langsung pergi ke Yi cheon dan bertemu Dae Gil di sana. Tapi seol hwa tiba-tiba terpikir sesuatu dia merasa Dae Gil tidak akan ke Yi cheon. Dia langsung beranjak pergi.
Choi dan wang son heran
“Dae Gil khan sudah berjanji akan menemui kita di sana?”kata wang son
“Apa aku akan percaya sama janji seorang laki-laki?”, kata Seol hwa tidak percaya sambil beranjak pergi.

Un Nyun dan rombongannya juga berisitrahat. Jjagwi belum tahu siapa pangeran kecil. dia kasian kepada un nyun yang harus mengurus pangeran. Jjagwi berkata bahwa dia tahu bahwa un nyun iu adalah orang yang dicari-cari Dae gil selama ini. Dia merasa simpati pada Daegil

“Jarang sekali ada orang yang bisa bertahan terus (pada cintanya) seperti dia”, kata Jjagwi
“Tapi hidup manusia sudah ditentukan oleh takdir”, kata Un Nyun.
Rombongan pun akhirnya melanjutkan perjalanan. Mereka akhirnya bertemu dengan Lee Dae Gil dan Song Tae Ha. Un Nyun dan Tae Ha saling bertatapan. Tae Ha tak bisa menyembunyikan kerinduan dan kegembiraan bertemu istrinya, dia menghampiri Un nYun. Dae Gil yang melihatnya merasa tidak enak. Dia lalu menyapa Jjagwi dan bercanda dengannya.

Song Tae Ha, Un Nyun serta para utusan Cina  hendak melanjutkan perjalanan. Tae Ha sempat mengajak Dae Gil ikut dulu bersamanya.
“Bukankah kau akan lebih tenang jika telah memastikan kita pergi dengan selamat?”, kata Tae Ha. Dae Gil masih menolak.
Jjagwi juga ternyata membujuk Dae Gil untuk pulang bersamanya ke gunung dan melupakan Un Nyun. Dae Gil berkata dia sebenarnya tidak suka bersembunyi dan menghindar dunia dengan pergi ke gunung.
“Aku bukan menghindar, aku hanya tidak suka hidup di dunia yang kacau itu”, kilah Jjagwi
Dae Gil akhirnya ikut pergi bersama Jjagwi, namun saat di jalan dia berubah pikiran. dia berkaa pada Jjagwi bahwa seseorang punya jalannya masing-masing. Dae Gil akan mengambil jalannya itu.

Un Nyun meneruskan perjalanan dengan rombongannya. Dia sekali-sekali menengok ke belakang. Dia seperti mencari Dae Gil. Tenyata akhirnya benar dia melihat Dae Gil berjalan menuju mereka. Tae Ha juga gembira melihat Dae Gil. Dia ingin membuktikan pada Dae Gil bahwa dia nanti berhasil mencarikan tempat yang aman buat Un Nyun.

Wang Son dan Jendral Choi tiba di Yicheon. Wang Son baru tahu bahwa Dae Gil telah membeli tanah untuknya dan Choi di sana. Cuma untuk tanah untuk dirinya sendiri Dae Gil belum membayarnya penuh.

Hwang Chul Woong dan tim elitnya masih terus mengejar Song Tae Ha, kali ini dia tak tanggung-tanggung membawa 1 kompi pasukan bersamanya. Mereka menemukan jejak pertemua dae gil dan jjagwi, lalu jejeka itu tampak berpisah ke dua arah. Chul woong membagi pasukannya untuk mencari ke dua arah.

Seol hwa terus berjalan mencari Dae Gil. Di jalan dia bertemu dengan rombongan Jjagwi. Seol Hwa langsung menanyakan dimana kak Dae Gil.
“Dia ikut pergi ke anseongcheon”, kata Jjagwi. Seol hwa langsung bergegas pergi ke sana.

Rombongan Dae Gil beristirahat di hutan. Saat Song Tae Ha berbicara dengan orang Cina, Un Nyun bicara berdua dengan Dae Gil. Un Nyun memanggil Dae Gil dengan sebutannya yang dulu “Tuan Muda”
“Jangan memanggilku dengan sebutan itu lagi”, kata Dae Gil
“Lalu bagaimana aku harus memanggilmu?”, tanya Un Nyun

“Kau tak perlu memanggilku”, kata Dae Gil.
Dae Gil lalu mengungkapkan bahwa kakaknya Un Nyun sudah meninggal saat mereka terakhir bertemu. Dae Gil mengatakan pesan terakhir kakaknya agar Un Nyun hidup dengan baik.
Saat Tae Ha datang, Dae Gil pamit pergi, dia akan pergi duluan mencari kapal/perahu. karena mereka akan menggunakan kapal menyusuri sungai menuju P. Gwang Ha.

Pagi hari Dae Gil sudah berhasil mendapatkan perahu dan menunggu di pinggir sungat. Dia juga membelikan sepatu untuk Un nyun.
Tae ha dan rombongan mulai berangkat. tapi dia tiba-tiba dihadang oleh pasukan tentara yang dikirim oleh Chul Woong. Tae ha dan orang-orang Cina itu bahu-membahu menghadapi para pasukan tentara.
Lalu Hwang Chul woong dan tim elitnya datang. Tae Ha dkk mulai terdesak dan kesulitan. Salah seorang di antara mereka pun melukai Un Nyun.

Dae Gil sudah bosan menunggu di pinggir sungai. Dia heran karena yang dia tunggu belum juga datang. Tiba-tiba dia tersadar sesuatu, mungkin mereka dalam bahaya. Dae Gil langsung pergi, dia meninggalkan sepatu untuk Un Nyun di perahu.

Tae Ha semakin terdesak, dia pun terluka. Orang-orang Cinapat pun sudah tumbang, tinggal dia sendiri melawan Chul Woong dan tim elitnya. Untung Dae Gil datang tepat pada waktunya, dia pun segera membantu Tae Ha. Pertarungan kali ini memang berat buat Dae Gil dan Tae Ha. Un Nyun pun tak luput dari sasaran mereka. Tae ha pun semakin terluka parah saat akan melindungi Un Nyun.

Dae Gil lalu minta Un Nyun untuk segera pergi membawa suami dan anaknya pergi dari situ. Un Nyun tak mau dia menangis. Dae gil memaksanya sambil berteriak.
“Pergilah cepat! kau dan suamimu masih harus mengubah dunia agar tidak ada lagi orang yang menderita seperti kita”, perintah Dae Gil. Un nyun akhirnya menurut dia membopong Tae Ha bangun

“Un Nyun kamu harus terus bertahan. Jika kamu bisa tetap hidup aku pun bisa hidup. Cepat pergi sekarang!”, seru Dae Gil. Un Nyun pergi membopong Tae ha dan menggandeng pangeran .
Sambil berjalan dia meminta maaf dalam hati pada Dae Gil
“Tuan muda maafkan aku, ini ke dua kalinya aku pergi meninggalkanmu begini”, sahut Un Nyun lirih sambil bercucuran air mata.

Akhirnya tinggal Dae Gil berdua dengan Hwang Chul Woong. Mereka siap berduel hidup dan mati. Mereka bertarung dan saling melukai satu sama lain. Sambil bertarung Hwang Chul woong bertanya penasaran
“Mengapa kau mau mengorbankan dirimu?”, tanya Chul Woong
“Karena aku pernah sekali berhutang nyawa pada orang itu”, kata Dae Gil. Chul Woong merasa tersindir, dia juga pernah sekali diselamatkan oleh Tae Ha.
Mereka bertarung sampai kelelahan. Chul  woong lelah dan merasa malu, dia tak bisa mengangkat pedangnya lagi. Dae Gil lalu memukul Chul Woong berkali-kali di wajahnya untuk memberinya dia pelajaran, sampai dia pun merasa lelah.

Tiba-tiba pasukan lain Chul Woong datang dengan jumlah banyak. Dae Gil mau tak mau harus menghadapi mereka sendirian. Dia menguatkan hatinya, dan membawa 2 bilah pedang.

Dia berteriak dan berlari menghadapi mereka seorang diri dengan berani. Sambil berlari dalam hati dia berkata pada Un Nyun
“Un Nyun hiduplah dengan bahagia dengan suami dan anakmu. Sampai suatu saat kita akan bertemu lagi, kau akan menceritakan padaku bagaimana kau jalani hidupmu… Un Nyun-ku…Kekasihku…”
(pengen nangiiis…).

Tak lama kemudian Anak buah chul woong menghampiri Chul woong. Chul woong berkata baik-baik saja. Anak buahnya akan mengejar Tae ha. tapi Chul woong menahannya dan mengatakan itu sudah cukup baginya. Dia akan kembali saja.

Un Nyun pergi bersama Tae Ha dan anaknya. Di tengah jalan Tae Ha dalam keadaan lemah memaksa ingin berkata sesuatu dulu pada Un Nyun.
“Kita tidak jadi pergi ke Cina ya. Aku merasa banyak hutang pada negeriku. Aku berjanji akan segera pulih lalu kita akan berjuang lagi mengubah dunia”, kata Tae Ha

Un nyun lega mendengarnya dia tersenyum dan mengangguk tanda setuju
“Terimakasih ya istriku”, kata Tae ha.

Seol Hwa berlarian mencari Dae Gil dia tadi sempat melihat banyak polisi dia tahu pasti ada sesuatu yang tidak beres. Dia akhirnya menemukan dae gil sedang terduduk lemas di atas batu, kepalanya mengeluarkan darah. Seol Hwa memanggil dae gil dengan panik.
“Hey gadis kecil, ternyata kamu mengapa kamu mengikutiku kemari”, kata Dae Gil.
“Siapa yang percaya kepada janji laki-laki”kata Seolhwa
“Ayo kita pulang, aku berjanji akan memasak dan mencuci untukmu”, kata seol hwa menyesal. “Aku juga telah belajar menulis dan membaca. kau tidak akan malu lagi bersamaku. Aku menuliskan namamu di rompi yang kubuat untukmu”, kata Seol Hwa mengeluarkan rompinya. “Apa itu cinta Kak?, di dunia ini banyak sekali laki-laki dan perempuan”
“Maafkan aku Seol hwa, karena hatiku mengeras, jadi aku tidak bisa melihat hatimu”
Dae Gil ingin memegang Seol Hwa tapi salah, pandangannya ternyata sudah kabur. Seol hwa lalu membawa tangan dae gil ke pipinya dia menangis. Dae Gil pun muntah darah.

“Kau jangan menangis, kalau kau menangis aku rasanya sedang sekarat…u”
Dae Gil semakin susah bicara tapi dia berusaha bicara sambil terpatah-patah
“Hari ini ce…rah..maau..kah  kau..me..nya..nyi..un..tuk …ku”, pinta Dae Gil.
“Kau ingin lagu apa?”, tanya Seol hwa
Dae Gil tak sempat menjawab dia jatuh terkulai kepalanya tepat di paha Seol hwa dan di atas rompi yang bertuliskan namanya, dia tak bergerak lagi…

Seol Hwa menangis…lalu dia berusaha menyanyi…tapi baru beberapa kata dia tak kuat dan menangisi  kepergian Dae Gil…

Hwang Chul woong pulang, tangannya bersimbah darah oleh darahnya dan darah orang-orang yang dia lukai. Dia menemui istrinya, dia menangis dan bersujud dipangkuan istrinya.

Seol Hwa mengubur Dae Gil, menutupi jasadnya dengan bebatuan besar. Dia juga bernyanyi, sesuai permintaan terakhir Dae Gil
“Jika kematian datang saya akan menjadi bunga, dan kau akan menjadi kupu-kupu. Kita lalu akan menemukan bukit hijau yang indah dan kita akan hidup abadi selamanya. Cinta oh  cintaku, kau satu-satunya cintaku”

Epilog

Pada tahun berikutnya Raja InJo mangkat setelah 27 memerintah. Beliau digantikan oleh putra mahkota Bong Nim dan menjadi raja dengan gelar Raja HyoJong. 6 tahun setelah memerintah tahun 1655. Perburuan terhadap budak dihentikan. Dan tahun berikutnya Pangeran SeokGyeon (pangeran won son kecil) dibebaskan dari pengasingannya.
Adegan ditutup oleh Chopbok yang berbicara pada Eun Sil.
“Eun Sil taukah kamu matahari itu milik siapa? Itu milik kita yang tidak punya apapun di dunia ini”

Terakhir ada adegan bonus
Dae Gil seolah-oleh membidik matahari. Dia lalu pura-pura memanah matahari
“Siiiiuuuttttttttttt…..daang…….”. Dae Gil pun tersenyum

(ga ngerti nih ini maksudnya Dae Gil apa Jang Hyuk yang iseng hehe)

sumber: nana-catatanku.blogspot.com

By andyfeby Dikirimkan di Chuno Dengan kaitkata

The Slave Hunter [Chuno] – Episode 23

Permulaan episode dibuka dengan akhir adegan keren episode sebelumnya. Di mana Lee Dae Gil dan Song ae Ha berlari bersamaan dari arah yang berlawanan. Lee Dae Gil mendarat dengan menghajar anak buah chul rwoong yang ada di belakang Tae Ha. Dan begitu juga Song Tae Ha berhasil melumpuhkan anak buah chul woong yang mengikui Dae Gil. Setelah selesai mereka tersenyum dan saling berpandangan.
“Ikuti aku”, kata Tae Ha. Tapi Dae Gil protes dan minta Tae Ha yang mengikutinya
“Yang lebih ahli memburu orang juga ahli melarikan diri”, jelasnya
Tae Ha pun menurut. mereka menyelinap lewat halaman dan rumah orang-orang.

Mereka berhasil menyelinap dan sampai di rumahnya. Dae Gil mengintip dan mencari Jumo (pelayan/pemilik rumah makan), sahabat mereka. Big Jumo ternyata sedang sibuk diganggu oleh kekasihnya si pelukis. Tak Lama kemudian muncul little Jumo. (yang lbh senior sering dibilang Big Jumo, adiknya dipanggil little Jumo). Little Jumo dengan khusyuk mendoakan keselamatan Jendral Choi.

Lee Dae Gil buru-buru menarik little Jumo ke kamarnya. Dia menutup mulutnya dan berkata agar jangan kaget dan jangan ribut. Little Jumo kaget melihat Dae Gil

“Polisi dan kapten Oh sering ke sini mencarimu”, Little Jumo cemas. Dae Gil hanya memintanya tutup mulut saja. Dae Gil juga brkata bahwa Jendral Choi baik-baik saja. Little Jumo lega dan senang. Dae Gil lalu minta dibawakan makanan
“2 porsi ya”, kata Dae Gil. Little Jumo mengira Dae Gil pasti sangat lapar.
Song Tae Ha sebenarnya sembunyi di dekat situ, dia masih was-was. Akhirnya dia juga merasa tenang karena tempat Dae Gil sementara aman.

Dae Gil lalu bertanya apa pangeran itu tadi menjebak mereka.
“Jika pengeran menjebak kita pasti akan lebih banyak pasukan dan pemanah di berbagai tempat”
Dae Gil tadi merasa mereka masuk ke mulut harimau
“Sepertinya Hwang Chul Woong bisa  mengetahui rencanamu”, kata Dae Gil memperingatkan.

Para budak stelah berhasil menyerang kantor pemerintah mereka berkumpul di hutan. Mereka cukup lega karena serangan meraka berhasil. Tapi Eopbok merasa tidak percaya juga karena semuanya terlihat mudah dan lancar saja. Mereka lalu berncana hari berikutnya mereka akan meyerang kantor pengadilan. Geun Bo berjanji akan mengumpulkan 200 orang lagi bersama mereka. Mereka malam itu akan sembunyi di hutan dulu sampai kondisi aman, kecuali Geun Bo. dia berkata akan pergi karena masih ada urusan.

Geun Bo pergi ke suatu tempat, dia berganti pakaian. Dia lalu menemui Lee Gyong Shik (yah tambah lagi ni penjahat).

Lee Gyong Shik meminta para gisaengnya pergi. Dia lalu menemui Geun Bo berdua saja. Geun Bo ternyata bekerja secara rahasia pada Lee Gyong Shik. Dia sengaja memobilisir budak dengan memberi perngharapan palsu hanya sekedar memancing ketidak stabilan untuk keuntungan pribadinya. Geun Bo dan Gyong Shik tertawa-tawa saat membicarakan bahwa para budak yang mereka tipu (sebel banget). Geun Bo kemudian meminta janji Lee Gyong Shik untuk memberikan jabatan penjaga gerbang istana padanya jika misinya selesai.

Di kedutaan China, duta besar Cina menganalisa bahwa Song Tae Ha sudah berada di Han Nyang. Dia merasa kini saatnya bersiap meninggalkan korea sambil memberi pesan rahasia pada Song Tae Ha. menyampaikan permintaan mereka kepada raja yaitu pelayan wanita berusia 14 tahunan sekitar 1000-2000 orang mereka akan berangkat ke China dengan berlayar.

Dari tawanan Cina yang berterus terang pada Un Nyun, Jjagwi mendapat informasi bahwa orang yang membunuh anakbuahnya ternyata dari akademi militer (pimpinan hwang chul woong). Jjagwi merasa kali in tempat persembunyiannya sudah ada yang mengetahui. Dia meminta semua bersiap pindah.

Dae Gil kembali meminta little Jumo mencari informasi yang beredar di luar. Little Jumo akhirnya melapor bahwa para orang tua mulai panik karena utusan cina akan meminta ribuan gadis usia 14 tahunan untuk dibawa ke china naik kapal.
Dari informasi yang didengar oleh little Jumo Song Tae Ha menyimpulkan itu terkandung pesan rahasia dari utusan Cina kepadanya. Mereka menunggunya tanggal 14 di pelabuhan, berarti 3 hari lagi.
Tae Ha dan Dae Gil memikirkan cara untuk bisa tiba di sana tepat pada waktunya. Dalam keadaan buron sulit buat mereka untuk bergerak cepat dan menjemput Un Nyun dan pangeran kecil.

Dae Gil lalu meminta tolong lagi pada little Jumo untuk mengatur agar bisa menyampaikan pesan dengan secepat-cepatnya ke Jjagwi di Gn. Worak. Sehingga mereka bisa  bertemu di tengah perjalanan. Tak lupa Dae Gil berjanji bahwa dia akan menyampaikan secara lisan pesan pribadi little jumo untuk jendral Choi. Little Jumo langsung semangat menolong Dae Gil, dia menyuruh seseorang dengan bayaran dobel dan perlu berapa kuda pun dia bayar. Tak lupa dia mengingat tempat pertemuan mereka.

Dae Gil dan Song Tae Ha merencakan bersama-sama cara mereka lolos dengan selamat dari Han Nyang menuju tempat tujuan mereka. Mereka sadar bahwa mereka pasti akan diincar dan dikejar baik oleh polisi atau oleh anak buah Chul Woong. Mereka lalu memutuskan Dae Gil sebagai harimau yang dilepas ke arena menerjang masuk ke jantung lawan. Dan Tae Ha yang akan berkeliling menghabisi para pemanah yang bersembunyi mengepung mereka.

Eopbok pulang ke rumah majikannya. Dia merasa sepi karena tidak melihat chobok. Dia mencari-cari chopbok. Alangkah shoknya dia begitu mengetahui Chopbok dijual dan dinikahkan dengan budak lain. Dia marah dan nekad menemui majikannya membawa senjata tajam. Dia menanyakan chop bok

“Kau ini manusia atau bukan, bagaimana bisa kau seenaknya menjual orang seperti sapi.”, teriak Eop bok.
Eopbokpun menyabet majikannya dengan parang.

Di rumahnya yang baru dia Chobok tidak mau dikawin, dia berkata dia sudah punya seseorang yang dia cintai. Tiba-tiba dia mendengar suara Eop bok di luar berteriak-teriak mencari dan memanggilnya. Chobok langsung lari menemui dan memeluk Eopbok.

“Mengapa kau tidak melarikan diri dari tadi”, kata Eopbok
“Jika aku lari, aku takut kau tak bisa menemukanku”, kata chobok
Mereka berdua lalu melarikan diri bersama.

Geun Bo dan para budak bersiap, mereka akan menyerang kantor pengadilan, tapi Eopbok belum juga datang. Para budak juga heran karena geun Bo tidak membawa 200 orang budak lain yang dia janjikan akan membantu mereka. Geun Bo tersenyum sinis, para budak mulai merasa gerak gerik Geun bo terlihat janggal.
Walau mereka curiga tapi semua sudah terlambat, mereka sudah dijebak (kasian banget). Para budak syok dihianati Geun Bo yang mereka percaya dan hormati. Polisi mengepung mereka dan Geun Bo tak segan-segan membantai mereka (jahat banget).

Malam itu Dae Gil dan Tae Ha harus mulai bergerak. Baru saja mulai bergerak dia suda ketahuan oleh polisi yang menyamar yang sudah disebar di mana-mana. Polisi itu meniup peluit sekeras kerasnya memanggil anggota lainnya. Dae Gil dengan berani menerjang mereka semua bagai harimau. Song Tae Ha naik ke atas atap-atap rumah, dia melumpuhkan para pemanah syang stand by di atap-atap rumah. Tae Ha lalu beraksi , dia gantian memanahi polisi dari atas. Dia tak lupa membantu dae gil menghabisi lawannya. Dae gil melihat lawan-lawannya sudah terkapar, dia melihat ke atas dan tersenyum pada Tae Ha. Kerja sama mereka berhasil. (keren banget, pas Tae Ha manah juga angle2 kameranya juga keren)

Sampai di hutan EopBok meminta Chopbok pergi ke Gn. worak tempat para budak yang melarikan diri berkumpul. Begitu tahu bahwa Eopbok pun telah membunuh majikannya, dia tak tega eopbok dalam bahaya. Chopbok ingin eopbok lari juga bersamanya.
“Apa kau ingin lari lalu kita hidup bahagia dan tenang di mana orang tak ada yang bisa menemukan kita, di mana kita lalu akan punya anak-anak. Itukah hidup yang kau inginkan?”, tanya Eopbok penuh perasaan.
“Tapi nanti tidak ada orang yang akan mengubah dunia kalau begitu”, kata chopbok berusaha  tegar.
Chopbok pun menangis, tapi dia lalu sadar bahwa Eopbok sedang punya misi dan ditunggu teman-temannya
Mereka lalu berpisah dengan haru dan berlinang air mata. Eopbok memberikan senapannya pada Chopbok untuk melindungi dirinya di perjalanan. Eopbok berjanji akan mencari Chopbok karena dia tidak bisa hidup tanpanya. Mereka lalu berpisah. Tapi baru beberapa langkah mereka berhenti. Eopbok lalu berbalik lagi, dia mencium Chopbok.

sumber: nana-catatanku.blogspot.com

 

 

By andyfeby Dikirimkan di Chuno Dengan kaitkata

The Slave Hunter [Chuno] – Episode 22

Lee Dae Gil, Song Tae Ha dan Hwang Chul Wong kembali menuju Hanyang (Seoul)

Di. Gn, Worak Choi bercerita pada Wang Son bahwa Dae Gil pergi bersama Tae Ha
“Bukankah kita dan Tae Ha itu dulunya musuh?”, wang Son heran
“Dae Gil tidak kuat jika dia harus tiap hari melihat Un Nyun di sini”, kata Choi “Dia lebih baik membantu Tae Ha menyediakan tempat berlindung untuk mereka agar mereka tidak perlu lari terus”, tambah Choi
“Memang wanita di dunia ini hanya Un Nyun, dia khan sudah milik orang lain”, wang son tak mengerti jalan pikiran Dae Gil (setia banget ni Dae Gil ya)

Pasukan utusan Cina mulai menyelinap ke Gn. Worak. Mereka berniat menculik pangeran Won Son untuk dibawa ke Cina. Seol Hwa kebetulan ingin menjenguk Un Nyun. Dia melihat sekelompok orang yang mencurigakan akan masuk ke kamar Un Nyun.

Dia lalu lapor dan datang membawa Jjagwi.
Un Nyun sedang membacakan cerita sejarah orang tuanya yang ditulis Tae Ha untuk pangeran Won Son. Ternyata ibu kandung Won Son banyak berjasa ketika di Cina. Dia berjualan dan keuntungannya dipakai untuk membebaskan budak asal Joseon di Cina.

Lalu pasukan Cina diam-diam masuk ke kamar Un Nyun, dia langsung membekap Un Nyun. Un Nyun lalu dipukul sampai pingsan.

Jjagwi dan anak buahnya mencegat orang-orang Cina yang hendak keluar membawa pangeran kecil. Jjagwi menantang pemimpin kelompoknya untuk berduel. mereka setuju berduel. Jjagwi berhasil melumpuhkannya.
Jjagwi dan Choi lalu menanyai tapi orang itu tetap bungkam. Jjagwi lalu menghajarnya.

Tae Ha dan Dae Gil telah tiba di Hanyang. Mereka sembunyi dan bertahan di hutan. Tae Ha berkata pada Dae Gil bahwa dia ada orang yang akan dihubunginya lagi. Orang berpengaruh yang dia percaya. Dae Gil sempat tertawa menurut dia rasanya orang-orang bangsawan tak ada lagi yang bisa dipercaya.

 

“Aku pernah bersamanya di Cina, dia pengeran ke 2 saya tahu bahwa dia orang yang punya prinsip”, kata Tae Ha.
Dia ingin Dae Gil menyampaikan pesan rahasia padanya
“Jika nanti ada jebakan?”
“Berarti tidak ada lagi yang bisa diharapkan di Joseon”. kata Taeha


Di rumah majikannya majikannya Chopbok sedang bersedih. Dia tidak bersedia untuk dijual atau ditukar dan disuruh menikah. Para budak lain menghiburnya bahwa jalan hidup sebagai wanita budak itu yang lebih baik. sebagai budak mereka tidak bisa menolak. Chopbok ingin memberitahu Eopbok tapi rupanya Eopbok kurang tanggap bahwa chopbok punya masalah besar.

Raja memutuskan bahwa dia tidak lagi mentolerir wacananya pangeran Won Son lagi. Raja lalu menemui pangeran ke duanya yang sekarang menjadi putra mahkota. Dia berbicara putusannya pada pangeran. Raja tau bahwa pangeran masih bersimpati pada keponakan kecilnya. Yang Mulia meminta anaknya tidak menyebutkan soal dia lagi.
“Membahasnya bisa dibilang pengkhianatan. walau kamu bersimpati padanya, tapi bagi anggota kerajaan simpati bisa menimbulkan pertumpahan darah”, kata Raja

Un Nyun menemui pasukan dari cina yang diawan Jjagwi. Dia akhirnya tahu bahwa mereka dari cina dan mengenal suaminya saat suaminya dulu di negeri Cina.
“Apa kau tahu dia ini pangeran Won Son? kau mau mengambilnya ya?”, desak un Nyun
“Apa menurutmu pangeran akan tetap bisa hidup jika tetap di joseon”, kata orang Cina itu
“lebih baik kau dan dia ikut kami ke Cina”

Un Nyun & Tawanan Cina

Dae Gil telah kembali dari kota. dia membawa makanan dan arak dan menawarkannya pada Tae Ha. Dae Gil berkata dia telah mengirim pesan rahasia itu. Tae Ha ingat perkataan Dae Gil bahwa dia bisa terus hidup asalkan cukup ada 1 alasan untuk dia tetap hidup.
“Aku banyak hidup di peperangan, dalam perang jika kita tidak mampu bertahan kita bisa siap berperang sampai mati. tapi sekarang walau sepertinya aku tak mampu berjuang lagi aku tidak boleh mati (karena  punya un nyun dan pangeran). bertahan hidup rasanya lebih sulit daripada mati”, kata Tae Ha
Dia meminta Tae Ha jangan berpikir muluk-muluk asalkan bisa hidup aman dan bahagia dengan keluarga sudah cukup. Dae Gil sekarang sering menyebut Tae Ha dengan sebutan Bangsawan Budak atau Tuan Budak (hehe…ya bangsawan ya secara resmi juga budak)
“Bukankah kau dulu juga punya mimpi ingin dunia yang tanpa perbedaan status sehingga kau bisa hidup berbahagia dengan istrimu nanti”
Dae Gil hanya tersenyum kecut , tanpa Un Nyun rasanya mimpi itu pun jadi sirna.

Seol Hwa menemui Un Nyun, dia juga membawa rebabnya. Dia lalu menghibur pangeran kecil dengan permainan unik mengenal bunyi-bunyian. Seol hwa menyukain pangeran, dia ingin punya lima anak seperti pangeran. Seol hwa berkata bahwa Dae Gil tidak terlihat dari kemaren. dia mengira dae gil juga pergi bersama Song Tae Ha

“Jika mereka menghilang di waktu yang sama, memang mungkin mereka pergi berdua”, kata Un Nyun
“Tidak akan terjadi apa-apakah. aku takut mereka saling bunuh”, Seol hwa khawatir.
“Dulu sepertinya mereka salah paham, tapi sepertinya sekarang sudah clear. Kamu tidak perlu terlalu khawatir”, kata Un Nyun.
Seol Hwa belajar kanji sedikit-sedikit dari Un Nyun. Dia belajar juga belajar kanji Dae Gil.  Seol hwa lalu menjahitkan kanji “Dae Gil” di baju yang sedang ia buat untuk Dae Gil.

Geun Bo mengumpulkan para budak dari berbagai tempat di hutan. Sebelumnya dia juga mengejar dan membunuh budak yang dia curigai berkhianat dan menyelewengkan uang teman2nya (budakini juga yang pernah jadi calo dan memeras Eopbok waktu dia berusaha kabur)
Geun Bo datang dia memberi semangat kepada budak-budak yang akan ikut menyerang kantor pemerintah.

Putra Mahkota telah menerima dan memecahkan pesan rahasia dari Song Tae Ha.

Putra Mahkota baru keren juga hehe…

Malam itu dia merenung di kamarnya. Dia lalu memutuskan untuk pergi malam itu. malam itu Putra Mahkota (paman pangeran won son) bersama-sama anak buahnya dengan menyamar sebagai bangsawan biasa keluar istana.
Pergerakan putra mahkota diamati oleh anak buah Hwang Chul Woong. Hwang Chul Wool pernah lama bersama Song Tae Ha, dia bisa memperkirakan langkah yang akan diambil Tae Ha. Dia membawa orang-orangnya mengikuti putra mahkota.

Putra mahkota diam-diam menyelinap meninggalkan rombongannya dan pergi menemui Song Tae Ha. Song Tae Ha dan Lee Dae Gil sudah menunggu di tempat yang dijanjikan. Mereka lalu bertemu di jalan. Song Tae Ha memberi hormat secara resmi pada putra mahkota. Dae Gil cuma mengangguk saja, dia tidak percaya dia bertemu calon raja (hehe). dia lalu memeprkenalkan diri sebagai slave hunter ke satu di Joseon. Song Tae Ha
lalu berbicara dengaa putra mahkota, Dae Gil berjaga-jaga.
Song Tae Ha meminta tolong perihal pangeran Won Son.
“Apa kau berencana menaikkan dia ke tahta?”, tanya putra mahkota
“Benar”, jawab Tae Ha jujur.
“Kau akan menyingkirkanku dari naik tahta dan minta aku menolongmu? Apa kau ini tidak gila?!”, putra mahkota heran menganggap Tae Ha terlalu nekad padanya.
Tae Ha menganggap putra mahkota sekrang tidak benar-benar berambisi mengambil “jatah” orang lain.
“Aku tidak bisa menolongmu juga tidak bisa membunuhmu”
“Tapi dia itu idak punya orang tua, tidak punya siapa-siapa dan Anda adalah pamannya”, desak Tae ha
Putra mahkota kesal dan frustasi, dia tidak mau didesak (dia juga ga bisa apa-apa).
“Kau pergi saja dari Joseon. Menyebutkan namanya di Joseon dianggap akan melakukan makar”, kata putra mahkota

Hwang Chul Woong sudah bersembunyi di dekat situ. Dia memanggil pasukan tambahan dan berniat menyerang saat putra mahkota sudah pergi. Dae Gil curiga mereka diawasi dia berjalan mendekati tempat persembunyian Hwang Chul woong.

Pada saat yang sama, para budak sudah berkumpul di kantor pajak(gudang persediaan beras) untuk melakukan penyerangan. Eopbok kali ini tiidak memberitahukan rencana penyerangan mereka ini pada Chopbok, dia tidak mau chopbok kena resiko besar.Geun Bo dan budak yang mahir berpedang maju dan langsung masuk menyerang. Eop bok dan para budak yang bersenjata memback up dari belakang.  Pertempuran seru berlangsung antar budak dan para penjaga kantor pemerintah itu.

Mereka juga membakar gudang-gudang di sana.

Dae Gil masih berjaga-jaga instingnya mengatakan ada bahaya di dekatnya. Saat putra mahkota pergi dia berteriak memberi peringatan  tanda bahaya pada Song Tae Ha. Hwang Chul Woong pun langsung keluar menyerang. Tapi mereka berdua juga sudah cukup siap. PErtarungan berlangsung seru. Kali ini Tae Ha dan Dae Gil saling bahu membahu menghadapi serangan dari Chul woong beserta oprang-orangnya.

Tiba-tiba ledakan terjadi dari arah kantor pemerintah yang diserang para budak. Ledakan itu cukup keras didengar warga kota sekitarnya, termasuk oleh daegil dan orang-orang yang bertempur dengannya.
Pasukan yang tadinya akan membantu Chul woong langsung berbalik menuju kantor pemerintah. Chul Woong dan anak buahnya masih terkejut akan ledakan yang terjadi. Kesempatan itu langsung dipergunakan oleh Dae gil dan Tae ha untuk kabur, mereka lalu menyebar ke arah yang berbeda.

Pasukan tambahan datang membantu di kantor pemerintah. para budak termasuk Eopbok bergerak mundur. Salah satu orang temannya bahwa yang terluka karena ledakan tertangkap oleh polisi. Telah ada kesepakatan bahwa mereka akan membunuh teman yang tertangkap dan tak bisa lari. Eopbok dengan berat dan sangat terpaksa menembak temannya. Dia lalu lari sambil menangis, karena tak kuasa menahan beban hatinya.
Chop bok malam itu heran karena dia tidak berhasil menemui eopbok dan teman2 budaknya seperjuangannya. Chopbok tidak menemukan Eopbok malam itu, dia menangis (ini sepertinya malam terakhir chopbok di sana karena akan ditukar/dijual)

Dae Gil dan Song Tae Ha menyebar menghadapi anak buah chul woong. Episode ini ditutup  dengan adegan mengesankan. Lee Dae Gil dan Song Tae Ha berlari dari arah berlawanan menuju satu titik petemuan. Ke dua orang itu berlari sambil menyiapkan tinjunya masing-masing. Ketika akan sampai di satu titik mereka terbang melompat dan masing-mmasing langsung menghabisi anak buah chul woong yang ada di depannya. Mereka pun mendarat dan selesai dalam waktu bersamaan (kompak dan keren…)

sumber: nana-catatanku.blogspot.com
By andyfeby Dikirimkan di Chuno Dengan kaitkata

The Slave Hunter [Chuno] – Episode 21

Penghuni kamp di Gn Worak sedang mempersiapkan acara makan-makan. Wang Son sibuk mendekati wanita yang menarik hatinya. Dia membantu wanita tersebut menumbuk gandum dengan genit. Dia mulai dengan jurus andalannya yaitu sok meramal. awalnya wanita itu cuwek tapi akhirnya dia tertarik setelah wang son berkata dia punya aura seorang ratu. wanita itu lalu memanggil seseorang yang ternyata adalah suaminya. Wang Son langsung salah tingkah dan kecewa. Sialnya sang suami minta diramal garis kakinya oleh wang son (bau bo hehe).

Song Tae Ha sibuk menulis kisah putra mahkota selama di Cina. Lalu Un Nyun masuk dan memintanya untuk ikut pesta. Un Nyun berkata bagaimanapun dia ada di sini sehingga suaminya harus menyesuaikan diri dengan mereka. Apalagi untuk sementara pangeran dan dia akan berada di sini.

Seol hwa menemui Jendral Choi dan Dae Gil. dia mempersilahkan keduanya untuk bergabung ke pesta dengan gaya yang lambat dan lembut seperti Un Nyun (ga pantes banget haha).

Dae Gil mengejeknya dan minta dia menjadi dirinya sendiri. Choi malah mengira Seol hwa sedang mabuk.
Jagwi membuka pesta malam itu dan meminta semua orang makan sepuasnya.

Un Nyun , Tae Ha, dae Gil, Seol hwa dan Choi bergabung dalam kelompok besar. Dae Gil dengan jelas bisa melihat Un Nyun yang ada di seberangnya. Pandangan Dae Gil tak henti-hentinya ke arah Un Nyun.

Un Nyun sampai malu dan risi dibuatnya. Dae Gil baru beralih pandangannya setelah Eun Sil datang menawarinya daging ayam. Tak hanya itu, gadis kecil itu juga mendorong Seol Hwa dan ingin duduk sebelah Dae Gil. Setelah itu Dae Gil kembali memandangi Un Nyun, kali ini baik Tae Ha, seol hwa dan Choi yang malah risi. Seol hwa cemburu, dia lalu menyodorkan minuman pada Dae Gil.
tapi dae gil tidak mau dia malah menyubit pipi Seol hwa lalu pergi meninggalkan jamuan makan. Choi merasa Dae Gil sedang gelisah dia menghampirinya.

Dae Gil merasa gundah dan menderita. Dia pergi menjauhi keramaia dan memandangi bulan purnama di langit. Choi mengajaknya masuk tapi dia menolak. Dae Gil lalu curhat

“Dulu rasanya aku hampir gila gara-gara tidak berhasil bertemu dengan Un Nyun. Sekarang aku melihatnya sepanjang hari aku benar-benar merasa gila. Aku melihatnya tapi tidak bisa menyentuhnya” (kasian…)
Choi ingin Dae Gil menunggu dia dan wang son sampai pulih, setelah itu mereka bersama akan melupakan semuanya dan hidup tenang sesuai rencana mreka sebelumnya. Tetapi Dae Gil minta Choi menjaga Wang Son dulu, karena dia ada urusan harus pergi sejenak.

Sekelompok jagoan asal Cina bertahan di sekita camp G. Worak. mereka makan seadanya menunggu kesempatan untuk mengambil pangeran. mereka yakin sebenar lagi Song Tae Ha akan pergi.

Setelah makan, Song Tae ha akan pergi sesuai rencanaya. Un Nyun mengantarnya pergi dan memberikan bekal makanan pada suaminya. Tae ha berkata ini yang kedua kalinya dia meninggalkan Un Nyun Setelah menikah
“Lain kali aku tak kan meninggalkanmu lagi”. Mereka berpelukan. Un Nyun menangis melepas kepergian suaminya.

Song Tae Ha berangkat. Stelah beberapa jauh dia bertemu dae Gil yang menunggunya di pinggir jalan
“Kamu bisa mati kalau pergi sendirian”, kata Dae Gil. Tae ha awalnya berkata dia tidak butuh bantuan. Dae Gil juga bilang bahwa dia punya urusan (dendam) pribadi pada Hwang Chul Woong. Tae Ha bermaksud pergi ke Suwondulu sebelum ke Han yang. Akhirnya mereka pergi bersama. (dari pada di sana lihat Un Nyun stress lbh baik pergi bales dendam hehe..)

Setelah pesta usai. Wang son mabuk dan menangis. Dia merasa tak berguna dengan fisiknya yang pincang dan terluka. Choi menghiburnya.
Seol hwa berada di kamar Un Nyun sambil terus minum. Dia curhat sambil menangis karena Dae Gil tidak memperhatikannya.
“Aku telah membuatkannya pakaian, tapi dia tidak mau melihatnya sama sekali”. Seol Hwa berkata bahwa di mata Dae Gil hanya ada Un Nyun seorang. Un Nyun merasa tak tega pada Seol hwa. Dia memeluk Seolhwa dan menyuruhnya menangis sepuasnya.

Hwang Chul woong kembali menghadapi para bandit gunung yang berpatroli di sekitar Gn. Worak. Chul woong dan orang-orangnya berhasil mengalahkan mereka. Dari bandit yang mengaku dia mendapat informasi bahwa Song Tae Ha tidak ada lagi di camp. dia sudah pergi ke arah Suwon. Chul Woong dan prang-orangnya kemudia berbalik menuju ke arah suwon.

Eopbook mendapat kiriman senjata baru. Sekarang dia melatih lebih banyak budak lagi untuk bisa menembak.

Han Seom, orang kepercayaan SongTae Ha berhasil lolos dari chul woong. Dia sampai di Suwon dan menemui seorang pejabat di sana. Dia memohon dukungan juga bantuan pasukan dan keuangan. Melihat keyakinan dan keteguhan Han Seom, pejabat itu akan membantu. Jo Seon Bi (alias si Mr. Y -akhirnya aku tahu juga nih namanya hihi)setelah bergabung dengan Lee Gyong Shik dia berbalik menghianati teman- temannya. Dia membawa pasukan ke Suwon mengepung rumah pejabat itu.
Pejabat dan Han Seom keluar. Han seom marah menngetahui Jo Seon Bi membelot dan berbalik mengkhianati mereka. Dia melawan semua pasukan itu sendirian dengan gagah berani. Dia kena panah dan terluka parah. Saat sedang sekarat dia mendengar dan melihat dayang yang dicintainya di P Jeju, Jang Pilsoon memanggilnya. Mereka lalu bergandengan tangan dengan bahagia. Han seom lalu meninggal dunia.

Malam harinya, Lee Dae Gil dan Song Tae Ha tiba di Suwon.

Dae Gil menyobek gambar pencarian dirinya dan tae ha yang dipasang di papan pengumuman. Mereka tiba di luar rumah pejabat. Mereka kecewa mengerahui rumah itu sudah dijaga polisi.
Song Tae Ha menyelinap masuk ke rumah itu. Dia melihat beberapa mayat berjejer di sana. Dia syok begitu mengetahui bahwa di situ ada sosok yang sangat dia kenal. Dia langsung menghampiri jenazah Hanseom dan tak segan menebas penjaga yang menghalanginya.
Song Tae ha menangis di depan jenazah anak buah kesayangannya. Dia menyesal dan meminta maaf akan kegagalan semua ini.

Lee Dae Gil datang mengamankan para polisi yang datang. Dia kasihan juga melihat song tae ha. dia ingin mengulurkan tangannya untuk Tae Ha tapi urung (masih gengsi nih). Dia lalu meminta Tae Ha untuk segera pergi dari situ.

Tak lama kemudian Hwang Chul Woong juga tiba di Suwon. Dia melihat banyak polisi yang tergeletak di rumah pejabat. Dia lalu mengamati ada mayat yang hilang, dia diberitahu bahwa yang hilang itu berbadan besar dan gemuk. Dia langsung tahu mayat yang hilang itu pasti Han Seom.

Song Tae Ha membawa jenazah Han seom ke hutan. Dia lalu melalukan penguburan Han Seom sementara dengan ditututupi daun dan ranting kayu. Lee Dae Gil berkata bahwa yang mengkhinanati Tae ha dan teman temannya pastilah temanya yang dulu sempat ditangkap bersama mereka Jo Seon Bi (alias Mr. Y). Tae Ha geram. Dae Gil berkata bahwa di dunia ini tidak ada orang yang bisa dipercaya. Mereka lalu merencanakan pergi ke Hanyang. Dae Gil mengajak tae ha dulu mencari kuda agar mereka bisa lebih cepat sampai ke Han yang.

Hwang Chul Woong mencari jejak Tae Ha sampai ke hutan. Dia menemukan jenazah Han seom yang telah ditutup oleh dedaunan di sana. Chul woong meneliti jejak yang ditinggalkan. Dia juga melihat peta. Dia lalu menyimpulkan bahwa mereka pasti bergerak ke arah yang berlawanan untuk mencari kuda.

Lee Dae Gil dan Song Tae Ha memacu kudanya dengan kencang. perjalanan mereka masih jauh untuk sampai ke Han Nyang. Jauh di belakangnya Chul Woong bersama orang-orangnya yang semuanya bertopi caping dan berbaju hitam berusaha secepa mungkin mendapatkan buruan mereka (sekarang pemburunya malah Chul Woong, Dae Gil gantian yang dikejar). Mereka juga memacu kudanya dengan kencang.

 

sumber: nana-catatanku.blogspot.com

By andyfeby Dikirimkan di Chuno Dengan kaitkata

The Slave Hunter [Chuno] – Episode 20

Jagwi masih penasaran dengan Lee Dae Gil. Dia mengajak Dae Gil kembali berduel. Keduanya bersiap-siap. Jagwi maju menyerang. Dalam 1 pukulan Dae Gil rubuh ke tanah.
Jagwi kemudian memperhatikan Song Tae Ha dia sempat tidak percaya Song Tae Ha tangguh. Song Tae Ha jadi panas juga mereka lalu berduel juga. Song Tae Ha menganggap ini perkelahian serius. dia berduel serius. Dae Gil ternyata pura-pura KO dia lalu bangkit lagi menahan tinju Tae ha dan menghentikan pertarungan.

“Dia kakakku, Jagwi”, kata Dae Gil mejelaskan pada Tae Ha. Jagwi tersenyum. Jagwi masih ingin membalas dendam telinganya.Dae Gil dan Jjagwi siap berduel lagi kali ini mereka mengeluarkan belatinya masing-masing.


Untunglah Jendral Choi dan Wangson datang, duel jadi terhenti. Choi dan Wang son  bahagia bertemu Dae Gil. mereka percaya Dae Gil pasti akan kemari. Dae Gil terdiam sejenak melihat mereka. Dia tak percaya pada apa yang dia lihat. Dia tidak menyangka mereka masih hidup, dia memegang bahu dan wajah Choi seperti tidak percaya. Wang Son juga ingin disentuh dae gil. Tiba-tiba dDae Gil ingat kesalahan Wang Son yang bertindak sendiri waktu itu. Dia langsung memarahi Wang Son
“Hey waktu itu kamu seenaknya saja pergi , kamu tidak tahu membuat orang lain susah!”, seru Dae Gil sambil menjewer dan menghajar wang son. Choi menenangkan Dae Gil
“Kami rindu padamu”, kata Choi pada Dae Gil. Choi memeluk Dae Gil, Wang son pun ikut bergabung. Mereka pun bertiga berpelukan sambil menangis haru.

Choi melihat tusuk kondenya dipakai Dae Gil, Choi mengambilnya dan memasangnya lagi di kondenya. wangson juga melihat talinya dipakai Dae Gil di kepalanya. Wang son melepaskannya dari kepala Dae Gil
“Ini untuk di lengan”, kata Wang Son. Mereke bertiga bahagia berkumpul lagi.

Wang Son kaget melihat Tae Ha
“I..i…tu si 500 nanyang (jumlah hadiah jika menangkap TaeHa)..” lalu dia melihat Un Nyun “dia kan perempuan di gambar itu”, wang son heran.

Dae Gil minta Jagwi menyiapkan tempat menginap untuk temannya, tae ha dan un Nyun. Tae Ha dan Un Nyun mendapatkan 1 ruangan terpisah.

Jagwi lalu mengantar Dae Gil ke tempat tinggalnya bersama Choi dan Wangson. Jagwi menanyakan Cheon Ji Ho juga tukang daging teman mereka. Ji Ho sudah meninggal. Tukang daging sekarang menjadi biksu di gunung (biksu yang pernah menolong Tae Ha saat terluka).
Dae Gil bercerita bahwa dulu tinju Jjagwi adalah nomor satu, Jagwi bangga.
“Tapi itu dulu sebelum aku menguasainya”, ujar Dae Gil pamer. Jagwi cemberut. Dan tukang daging itu adalah jago tendangan nomor 1
“Tapi itu juga tentu saja sebelum aku menguasainya” tambah dae gil sok pamer. Jagwi panas dia ingin berduel lagi dengan Dae Gil.
Namun tiba-tiba seorang gadis menyapa mereka.
“Kakak…” Gadis itu lari. Jagwi akan memeluknya tapi gadis kecil itu lari memeluk dae gil.
“Kakak…apa kau mengingatku”, kata Eun Sil. Dae Gil mengingat-ingat sejenak. Dia lalu tersenyum gadis itu adalah budak yang dia tolong waktu itu. Beberapa orang budak yang pernah ditolong Dae Gil juga datang dan mengucapkan terimakasih.
“Hey..awas ya jika kalian berkeliaran lagi di joseon aku pasti akan memburu kalian”, katanya bercanda. Choi dan Wang Son tidak pernah tahu bahwa selain menangkap dae gil juga membebaskan budak (tapi dia lepasin beberapa setelah dia dapet bayarannya hehe). Eun Sil meminta Jjagwi mengadakan pesta untuk Dae Gil.

Jagwi lalu menemui tamunya Tae Ha dan Un Nyun. dia menyukai anak kecil. Dia ingin menggendong pangeran, un nyun memberikan. Mereka cepat akrab (oom preman yang ini mah sayang anak, ga kyk dae gil hihihi)

“Siapa namanya?”
“namanya….Tae won”, kata Un Nyun tiba-tiba mendapat ide.
Jjagwi meminta Tae Ha bisa beradaptasi di sini. Tapi Tae Ha berkata bahwa dia tidak akan lama berada di sana.
Jagwi lalu pergi membiarkan mereka beristirahat.
Tae Ha ternyata tersentuh mendengar Un Nyun memberi nama pangeran Won Son.
“Siapapun kamu di masa lalu itu tak menjadi soal, yang penting sekarang kamu adalah pasanganku”, kata Tae Ha. Un Nyun terharu, kali ini dia merasa lega dan terharu karena Tae Ha sudah menerima dirinya apa adanya.

Eop bok dan teman-temannya dan sekrang bersama Geun bo sedang membicarakan rencana dan mimpi mereka. Geun bo akan mengumpulkan gerakan budak dari tempat lain untuk bergabung untuk menyerang dan membakar kantor pemerintah. Mereka menginginkan sebuah era baru yang membalikan keadaan sekarang ini. Budak jadi penguasa penguasa jadi budak (rasanya mission impossible ini mah). Mereka berangann-angan apa yang akan mereka lakukan jika misi mereka nanti berhasil. Ada yang ingin jadi pegawai istana ada yang ingin jadi tentara. Geun bo berkata dia ingin jadi penjaga gerbang istana, biar biasa melihat teman-temannya keluar masuk. Eopbok ternyata tidak muluk-muluk, jika perbudakannya berakhir tentu dia akan bahagia. Dia lau pulang bersama budak wanita Chopbok, dia lalu menggendong chopbok pulang
“Bila perbudakan berakhir dan bisa mnggendongmu seperti ini tentu aku akan bahagia”, ujar Eop bok.

Pagi hari Seol hwa sudah sampai di Gn Worak. Dia bertemu para bandit hutan. Seolhwa minta diantar menemui Jjagwi. Pagi-pagi Dae Gil sudah bangun begitu juga Un Nyun. Dae Gil memandang dan mengamati Un Nyun yang sedang menyiapkan air untuk keluarganya. Dae Gil bagaimanapun tetap menyayangi Un Nyun. Dae Gil lau melihat ada orang yang datang, dia gadis yang telah dikenalnya. Seolhwa datang. Seolhwa begitu bahagia melihat Dae Gil dia langsung lari dan  memeluk Dae Gil. Un Nyun tak sengaja melihat kejadian itu, dia tercengang melihat mantan kekasihnya dipeluk gadis lain.

Dae Gil tahu Un Nyun sedang mengamatinya dia pun sengaja membalas pelukan Seolhwa. Bagaimanapun Un Nyun tetap perih melihatnya.

Seol hwa lalu menemui Jendral Choi dan Wang Son. Dia menyampaikan salam dari para Jumo untuk Choi. Seol hwa hampir membahas tentang Dae Gil yang buron. Dae Gil memberi kode pada Seolhwa untuk diam. Baik Dae Gil dan Tae ha tampaknya tidak ingin masalah ini diketahui orang-orang di sana.
Un Nyun dan keluarganya sedang sarapan. Tae Ha berkata walau sekrang mereka aman di sini, mereka tetap tidak bisa bersembunyi seterusnya di sini. Dia berkata pada istrinya dia akan pergi dulu sementara dan meminta Un Nyun tetap di tempat ini menjaga Pangeran Won Son.

Mr. Y mengkhianati teman-temannya dulu, dia memberikan daftar nama orang-orang yang terlibat pada gerakannya dulu. Lee gyong shik lalu menangkapi mereka yang ada dalam daftar itu sebagai pemberontak.

Dae Gil mengajaknya seolhwa berbicara. Dia minta Seol hwa tinggal di tempat ini dan mencari pria lain di tempat ini.  Dae Gil tidak akan menetap di tempat ini, dia kan pergi lagi. Seol hwa ingin mengikuti Dae Gil. Dia memberikan rompi yang telah dia jahit untuk Dae Gil. Namun Dae Gil menolaknya (kasian jg seol hwa).
Song Tae Ha datang menemui Dae Gil. Dia mengajaknya bicara di luar. Tae Ha berkata dia punya sesuatu yang harus dilakukannya , dia akan segera pergi. Dia ingin menitipkan Un Nyun dan pangeran pada Dae Gil di sini
“Bukankah kamu termasuk orang yang peduli akan keselamatannya (Un nyun)?”. kata Tae Ha yang rupanya sudah percaya pada Dae Gil

Seol hwa pergi mencari makanan, dia memperhatikan Un Nyun dari kejauhan. Dia terpesona oleh gaya dan gerak tubuh Un Nyun yang sopan dan lembut (ga kaya seol hwa yang asal hehe). Seol hwa mengamati dan menirukan bagaimana gaya berbicara, tersenyum dan gerak tubuh Un Nyun.
Un nyun dan para wanita-wanita sedang memasak untuk mempersiapkan jamuan pesta nanti malam. Un Nyun melihat Seol Hwa. Un Nyun melambaikan tangan memanggil Seol Hwa untuk mendekat. Seol Hwa tak menyangka Un Nyun menyapanya.
“Kamu Un Nyun nya?”, tanya Seol Hwa setengah yakin. Un Nyun mengangguk, dia agak canggung juga ketika mengetahui teman-teman Dae Gil semua mengetahui tentang dirinya (ya iya lah dae gil nyusahin orang cari2 Un Nyun terus hehe)
“Aku pernah melihatmu dulu, waktu kau berbelanja kain dengan Dae Gil di pasar”, kata Un Nyun
“Kakak membelikanku banyaaak. dia juga sangat perhatian padaku”, kata Seol hwa dilebih-lebihkan.
“Kalian berdua terlihat serasi”, kata Un Nyun berusaha tersenyum tulus

Dae Gil sedang merenung memikirkan perkataan Tae Ha padanya. Tae Ha kembali ke rumah, menyiapkan goloknya.
Di hutan, Hwang Chul Woong beserta anak buahnya berhasil mengalahkan sekelompok bandit hutan yang berpatroli. Dia ingin tahu keberadaan Jjagwi, setelah mendapat keterangan dan membantai mereka Hwang Chul Woong pergi memburu buruan utamanya Song Tae Ha

sumber: nana-catatanku.blogspot.com

By andyfeby Dikirimkan di Chuno Dengan kaitkata

The Slave Hunter [Chuno] – Episode 19

Un Nyun dibawa ke kantor polisi, di sana dia langsung ditanyai/diadili. Un Nyun sempat protes karena tidak diperlakukan hormat selayaknya wanita bangsawan. Kepala polisi mengetahui latar belakang kebangsawanan Un Nyun dia juga dapat informasi Un Nyun sempat kabur dari pernikahannya.

Lee Dae Gil dan Song Tae Ha bersitegang. Mereka siap berduel lagi.

Perkelahian Dae Gil dan Tae Ha berlangsung seru dan seri. Dae Gil lalu meninggalkan tempat dan langsung pergi mencari Un Nyun.
Dae Gil langsung ke kantor polisi setempat dan menyandera kepala polisi.

Dae Gil meminta kepala polisi membebaskan Un Nyun yang mereka tangkap. Song Tae Ha kemudian datang, mereka berdua melawan para petugas. Dae Gul kebetulan berguling ke dekat Un Nyun, dia memperhatikan wajah Un nyun sejenak dan memegang dagunya (iseng nih Dae Gil).


Petugas berhasil mereka kalahkan. Un Nyun panik karena keduanya pasti terlibat kriminal jika berbuat keributan di kantor polisi.

Tae Ha dan Dae Gil membawa Un Nyun dan pangeran kecil pergi dari sana mereka. Petugas Bantuan datang, mereka bersembunyi. Tae Ha berkata bahwa mereka belum bisa keluar dr kota ini sampai tengah malam mereka kemudia mencari tempat berlindung.
Mereka bertiga (plus anak kecil) lalu berlindung di sebuah rumah kosong, mereka sama-sama rikuh.
Un nYun masih bingung mengapa Tae ha dan Dae gil datang bersama-sama setelah dulu menghilang bersama -sama. Tae ha hanya diam, dia tidak menceritakan peristiwa apa yang telah menimpanya (segitu disiksa dan ampir mati padahal hehe).
Lee Dae Gil yang duduk tak jauh dari mereka mulai bosan. Dia juga merasa kagok ada di antara pasangan suami istri yang sama-sama diam. Dae Gil cuma bisa ikutan diam sambil gigit-gigit jerami.
Un Nyun juga merasa bersalah karena selama ini belum menjelaskan siapa dirinya dulu pada suaminya.
Tae Ha sendiri belum bisa menerima keadaan masa lalu istrinya. Pasangan suami itu hanya terduduk diam mereka duduk berjauhan.
Dae Gil lalu mengajak Tae Ha pergi bersama-sama tapi Tae Ha menolak. Dia ingin berpisah dengan Dae Gil karena tujuan mereka juga berbeda. Dae Gil bagaimanapun masih peduli dengan Un Nyun. Dia merasa resiko yang ditempuh Tae Ha terlalu besar.

Tiba-tiba ada patroli pertugas memeriksa rumah itu, mereka berempat bersembunyi di langit-langit.

Setelah aman. Dae Gil dan Tae ha turun.Tae Ha menurunkan pangeran kecil, lalu menitipkannya pada Dae Gil. Tae Ha lalu memegangi dan menggendong Un Nyun turun. Dae Gil hanya menelan ludah melihat kedekatan mereka (ga kebagian nih hehe)

Mr . Y bingung, Lee Gyong Shik mengajaknya bergabung. Lee Gyong Shik membohonginya dengan mengatakan bahwa Song Tae Ha dan teman2nya sudah mati semuanya. Lee Gyong Shik meminta bantuan seorang Gisaeng yang pintar dan cerdik untuk mengajak Mr. Y bergabung dan menyalurkan aspirasi dan kemampuannya lewat Lee Gyong Shik. Dia juga meminta agar menulis nama-nama orang yang terlibat jaringan mereka.

Eopbok dan temannya harus melayani majikan-majikannya yang sedang piknik bersama. Mereka harus menderita mencari ikan di sungai di musim dingin. Kaki dan tangan mereka sampai kebas kena air dingin. Eopbok sebenarnya ingin membebaskan gadis budak yang merana karena dijadikan gundik oleh majikannya. Tapi waktu itu Geun Bo pernah mencegahnya, dia tidak peduli dan menganggap mereka semua menderita. dia lebih fokus ke serangan besar akhir bulan nanti. Akhirnya Eopbok berjalan sendiri saking kesalnya dia menembak bangsawan itu.

Setelah hening cukup lama akhirnya Un Nyun bicara pada Tae ha bahwa namanya dulu adalah Un Nyun (selama ini Tae Ha mengenal istrinya bernama Kim Hye Won).

“Aku tidak mengenal wanita dengan nama itu”, Tae Ha masih syok.
Tae Ha juga masih ingin Dae Gil jangan mengikutinya karena dia ingin menemui putra mahkota yang sekarang.
Tapi Un Nyun berkata dia juga ingin pergi ke suatu tempat, dia ingin menemui kakaknya. Dae Gil kaget. Un Nyun beum tahu kakaknya sudah meninggal di hadapan Dae Gil.
Dae Gil kembali menawarkan agar Tae Ha ikut ke Gn. Worak dengannya, Tae ha tidak tertarik.

Tengah malam mereka keluar dari tempat persembunyiannya. Petugas yang menyamar rupanya masih berpatroli dan mencegat mereka. Terjadi pertarungan. Un Nyun hanya melihat dengan cemas sambil menggendong pangeran. Tiba-tiba Dae Gil mempunyai ide. Dia mengambil pangeran kecil dari gendongan Un Nyun dan berpesan pada Un Nyun.
“Pergilah ke Gn. Worak . Song Tae Ha pasti bisa bertahan dengan kemampuannya. Janjilah kepadaku kamu juga bisa bertahan!”, pesan Dae Gil sambil pergi memisahkan diri membawa pangeran bersamanya.
“Tuan mu…(da)”. Un Nyun reflek memanggil Dae Gil. Dae Gil menoleh dan pergi.
Song Tae ha kaget tahu pangeran dibawa oleh Dae Gil. Setelah melumpuhkan petugas mau tak mau dia harus mengejar dan mengikuti Dae Gil karena pangeran dibawa olehnya.

Hwang Chul Woong ingin secara mandiri mencari buronan Tae Ha dan Dae Gil, dia tidak mau disetir oleh mertuanya lagi. Chul Woong mendatangi tetangga Dae Gil di Han Nyang. Salah seorang teman Dae Gil sang pelukis keceplosan membicarakan tentang Jjagwi.

Wang son dan jendral Choi menikmati juga hari-hari mereka di Gn. Worak bersama Jjagwi. Jjagwi ternyata menyukai anak-anak dan pandai bercerita.

Seol Hwa sampai ke Hanyang dia menanyakan Dae Gil ke tetangga-tetangga mereka. Tidak ada yang tahu kabar Dae Gil sejak dia hilang melarikan diri. 2 orang wanita pemilik restoran (Jumo) sibuk menanyakan kabar Jendral Choi pada Seol Hwa. Seol Hwa juga bilang mereka kehilangan jejak Jendral Choi dan Wang Son.

Seol Hwa minta tolong agar Jumo mau meminjamkan kuda untuknya. Dia akan ke G. Worak untuk mencari Jendral Choi, Wang son ataupun Dae Gil di sana. Jumo juga memberinya bekal untuk perjalanan. Mereka menitipkan salam dan pesan untuk Jendral Choi (para penggemar nih hehe).

Selain Seol hwa dan Dae Gil , ada rombongan lain yang juga menuju tujuan yang sama. Rombongan pertama adalah rombongan Hwang Chul Woong. Rombongan lainnya adalah rombongan yang di utus oleh China. Utusan China juga mempunyai keinginan untuk membawa pangeran Won Son ke China.

Song Tae ha dengan tergopoh-gopoh mengikuti jejak Dae Gil. Dia begitu cemas akan pangeran Won Son. Un Nyun kewalahan mengikuti langkah kaki suaminya (mereka berdua masih berantem nih jadi ga mesra kasian)
“Tuan”, kata unyun memanggil suaminya “Dia orang yang bisa dipercaya”, kata Un Nyun menjelaskan tentang Dae Gil
“Tapi aku belum cukup mengenalnya!”, Tae Ha beralasan. Mereka lalu mendengar tangisan anak kecil. Mereka buru-buru lari.

Dae Gil sedang kebingungan karena pangeran Won Son menangis. Dia menggoyang-goyang pangeran sambil mendudukkan di pahanya. Tapi pangeran masih saja menangis. Dia pusing sambil berteriak pada pangeran agar berhenti menangis ( duh ini si oom dasar preman, ga bisa bujuk anak kecil).

Un Nyun dan Tae Ha sampai. Un Nyun langsung mengambil Pangeran dari tangan Dae Gil dan menggendongnya.
“Mengurus bocah ini ternyata lebih susah daripada mengejar budak!”, keluh Dae Gil. Tae Ha marah dan menampar Dae Gil. Dia menganggap Dae Gil sangat tidak sopan menjuluki pangeran.

Tae Ha masih tidak percaya bahwa Gunung ini tempat yang aman.
“Di sini tempat para preman gunung terkuat se Joseon”, kata Dae Gil “Seorang raja pun akan kewalahan jika pergi kemari”, lanjut Dae Gil. Dae Gil lalu berteriak meminta orang-orang keluar. Para preman yang berpatroli di sekitar situ datang menghampirinya.

Mereka lalu membawa Tae Ha dan Un Nyun ke markas mereka. Dae Gil lalu menyapa Jagwi teman lamanya dulu. Mereka sapa-menyapa dengan gaya preman, cukup aneh untuk ukuran Tae Ha dan Un Nyun.

Jagwi masih ingin membalas soal telinganya yang pernah terpotong oleh Dae Gil. Dia lalu menantang Dae Gil berduel. Dae Gil langsung KO dengan sekali pukul, dia terbaring di tanah.

sumber: nana-blogspot.com

By andyfeby Dikirimkan di Chuno Dengan kaitkata

The Slave Hunter [Chuno] – Episode 18

Dari uang yang diperoleh dari Dae Gil, Cheon Ji Ho membeli dan menjahit baju seragam. Dia bangga bisa membeli baju dari uang simpanan yang diberikan Dae Gil.

Dia ingin menyamar jadi polisi untuk menyelamatkan Dae Gil dari hukuman mati. Dia juga kali ini mengakui pada tukang kain bahwa Dae Gillah slave hunter no satu di Chosun. Saat Song Tae Ha dan Lee Dae Gil akan dieksekusi Cheon Ji Ho sudah berada di barisan di sekeliling panggung. Banyak warga datang menyaksikan terutama teman-teman Dae Gil yang prihatin akan dirinya. Selain itu juga sekumpulan budak termasuk Eop bok ada di sana. Dia masih dendam pada Dae Gil dan berharap bisa melihatnya mati di tempat.

Seol hwa dalam perjalanannya menyanyikan lagu cinta yang sedih
“Jika kau tiada kau akan terbang menjadi kupu-kupu dan aku juga akan menjadi bunga. Kita akan bersua lagi di taman abadi. Oh cinta..cinta..dialah yang kucinta”

Un Nyun sedang berjuang menghindari kecurigaan para penjaga gerbang yang kembali mengejar dan menanyainya.
Pada saat yang sama Dae Gil ditarik di tali gantungan. Dia berteriak dan berusaha bertahan tapi dia semakin tercekik. Saat kesadarannya mulai menipis dia teringat kenangan indahnya bersama Un Nyun. Dae Gil menangis.

Cheon Ji Ho begitu cemas melihat Dae Gil tergantung tak berdaya, dia ingin menolong. Saat dia keluar barisan, dia kepergok.
Tiba-tiba ada serangan tak terduga. Mereka membunuh penjaga dan para algojo. Pasukan penyelamat itu datang untuk menyelamat Song Tae Ha. Mereka membawa Song Tae Ha pergi dari situ.
Cheon Ji Ho panik melihat Dae Gil tak bergerak. Dia berusaha melepaskan tali gantungan, tapi terlalu panik dan tak lepas-lepas, saking paniknya dia sampai menggigit tali itu. (kenapa ga pake tombak atau pedang dasar!)
Song Tae Ha berbalik, dia ingat Dae Gil. Dia mengambil pedang dan meleparkannya ke arah tali gantungan. Tali gantungan Dae Gil putus.Cheon Ji Ho menolong Dae Gil. Dia
panik karena Dae Gil tidak bergerak. Dia memukul-mukul dada dae Gil sambil menangis. Akhirnya Dae gil tersedak dan sadar kembali. Mereka melumpuhkan para penjaga dan kabur dari situ.

Pasukan pemanah bantuan datang. Orang-orang pun berhamburan, termasuk Eop bok. Orang yan menolon Tae Ha juga banyak yang terluka. Dae Gil menghindar dari panah, tapi panah itu malah menembus punggung dan dada Cheon Ji Ho dari belakang. Cheon Ji Ho sempat jatuh , Dae Gil tak tega melihatnya. Tapi dengan gaya mereka yang selalu tertawa dalam setiap keadaan Dae Gil menyuruhnya segera bangun. Cheon Ji Ho dan Dae Gil lari ke hutan dengan terhuyung-huyung.

Song Tae Ha dan dua orang penyelamatnya mengamankan diri di suatu rumah. Penyelamat mereka adalah orang-orang Cina yang dikenal Tae Ha selama tinggal di Cina. Mereka curiga akan penahanan Tae Ha. Atasan mereka adalah sahabat Song Tae Ha. Salah seorang dari mereka meninggal di tempat terkena panah. Song Tae Ha akhirnya berganti baju agar mudah menyamar dan meloloskan diri.

Dae Gil membopong Cheon Ji Ho melarikan diri ke hutan. Eop bok masih mengincar Dae Gil, dia juga mencari Dae Gil. Cheon Ji Ho tak kuat lagi dia duduk bersandar di sebuah pohon. Cheon Ji Ho lalu berkata bahwa semua anak buahnya sudah dibunuh oleh Hwang Chul Woong
“Tidak ada yang tersisa sekarang tinggal kau dan aku? Kau ingat kan yang selalu diajarkan Kakakmu ini?”, kata Cheon Ji ho
“Mungkin kita tidak membalas jasa tapi kita selalu membalas dendam”, jawab Dae Gil
“Kau benar-benar hebat seperti anjing hutan”

“Bukan aku adalah macan”, kata Dae Gil. Mereka bercanda dan tertawa untuk menghilangkan sedih dan sakit.

Cheon Ji Ho sudah mulai kepayahan dia memeluk Dae Gil, dia senang karena di akhir hidupnya Dae Gil memberikannya baju bagus. Cheo Ji Ho kemudia minta Dae Gil mengelitik kakinya. Ji Ho berkata ia merasa geli. Tapi kemudian Dae Gil tak mendengar lagi suaranya. Ji Ho sudah tak bergerak lagi. Dae Gil cemas dia menggelitik kakinya lebih keras, meggosok dan menghangatkan kakinya, tapi Jiho tak juga bergerak. Dae Gil akhirnya berteriak dan menangis.
Polisi datang bermaksud menangkap dae gil, dae gil marah dan dengan mudah mengalahkan mereka. Dia lalu kembali menangis. Walau kadang suka tidak akur dengan seniornya tapi kali ini dia merasa kehilangan tak punya siapa-siapa lagi.
Eop bok menemukan Dae Gil dia bersiap menembak. Tapi melihat musuhnya tengah berduka dia membatalkan niatnya sementara.

Un Nyun kerepotan, di kota dia menemukan polisi berjaga di berbagai tempat. Dia akhirnya terpaksa pergi ke pinggiran kota dan mengaso di bawah pohon . Dia menyalakan api unggun kecil buatnya dan pangeran agar merasa hangat. dia juga menghangatkan batu untuk pangeran kecil dan menaruhnya di tangannya (seperti dia dan daegil dulu ya)
“Bagaimana rasanya?”, tanya Un Nyun
“Hangat…”, jawab pangeran (lucu si kecil ngomongnya)
Un Nyun juga menghangatkan kaki pangeran.

Lee Gyong Shik menemui Mr. Y (sampai sekrang belum tahu ini namanya sapa hehe). Lee Gyong Shik membebaskannya dari hukuman dengan alasan dia taidak bersalah tidak membunuh siapa-siapa. Dia ingin memanfaatkan Mr. Y untuk bekerja untuknya. Dia berbohong menaatakan pada Mr. Y bahwa Song Tae Ha pun sudah meninggal jadi dia tidak punya siapa-siapa lagi yang bisa menampung aspirasinya.

Song Tae Ha dibawa ke kedutaan Cina. Di sana dia bertemu utusan Cina yang juga sahabatnya. Tae Ha ikut berduka karena salah satu anak buahnya meninggal saat menyelamatkannya. Song Tae Ha diminta bersembunyi di kedutaan agar lebih aman tapi dia menolak. Dia berkata dia harus menyelamatkan istrinya yang membawa pangeran wong son sendirian ke YeoJu.
Song Tae Ha menyarankan agar utusan Cina mengajukan permohonan wisata berburu kepada pemerintah kerajaan agar di saat yang sama dia bisa kabur keluar ibukota untuk mencari Istrinya.

Wang Son dan Jendral Choi telah tiba di suatu perkampungan lereng gunung. Tetua kampung di sana adalah seorang bandit nyentrik dan galak bernama Jagwi (diperankan oleh Ahn Kil Kang alias Chil Sook di QSD). Wang Son lumayan keder dengan orang itu. Tapi Choi berani melawan agar dia tak sewenang-wenang pada mereka.

Rupanya Jagwi masih marah kepada Dae Gil, dan dia ahu mereka itu teman-teman Dae Gil. Dulu Jag wi adalah senior Dae Gil di jalanan, sewaktu Dae Gil masih belom berpengalaman dia banyak mengambil pelajaran bertarung dari Jagwi. Jagwi bercerita bahwa suatu saat mereka berduel. Dae Gil masih mudah dia kalahkan, tapi dia curang dan melukai telinga Jagwai saat dia sedang lengah. Jag wi memperlihatkan bekas luka di telinganya. Dia ingin membalaskan dendamnya pada Wang Son. Untunglah seorang gadis kecil bernama Eun Sil masuk, dia mencari dan berharap Dae Gil juga datang ke sana.

Gadis kecil itu adalah budak yang dulu pernah diselamatkan Dae Gil.

Hwang chul woong menemui Lee Gyong Shik. mereka sudah menebak bahwa pelaku pembebasan Tae Ha adalah profesional yang hanya mungkin dilakukan orang Cina. Lee Gyong Shik sudah mendapatkan permohonan wisata berburu dari kedutaan cina, dia ingin Chul Woong mengawal utusan itu karena kemungkina Tae Ha juga ada di sana. api Chul woong sudah lebih hafal cara berpikir Tae Ha, dia tidak mau menuruti mertuanya lagi, dia ingin mencarei Song Tae Ha dengan caranya sendiri.

Seorang gadis budak yang telah dijual majikannya tiba-tiba pulang lagi ke rumah lamanya untuk bertemu orang tuanya. Dia menangis dan berkata tak tahan atas perlakuan majikannya padanya (sptnya dijadikan gundik). Ayahnya sambil menahan sedih memarahi anaknya.
“Apa kau pikir semuanya di sini merasa enak? semuanya juga menderita. jangan berpikir macam-macam yang penting kamu bisa makan dan terus hidup!”, kata ayahnya
“Ibu juga dulu seperti itu. tapi ibu masih hidup sampai sekarang”, kata ibunya sambil menangis.

Song Tae Ha akan pergi mencari Un Nyun ke YeoJu. Sahabatnya jendral dari Cina menghadiahkan goloknya untuk Tae Ha. Golok itu yang pernah dipakai pada duel pertama kalinya dengan Tae Ha yang berakhir seri.

Lee Dae Gil menguburkan Cheon Ji Ho, dia berkata akan ke YeoJu mengawal Un Nyun dulu, baru stelah itu dia akan membalaskan dendam pada Hwang Chul Woong dan memindahkan makam Ji Ho ke tempat yang lebih layak.

Lee Dae Gil dan Song Tae Ha menempuh perjalanan yang sama menuju YeoJu. Mereka mendaki benteng yang sama.

Keesokan harinya Un Nyun melanjutkan perjalanannya. Dia melihat pos penjagaan, dia langsung berbalik menghindar. Seorang petugas melihatnya sekilas, dia memanggil Un Nyun. tapi Un Nyun panik dia malah lari, Petugas-petugas menjadi curiga dan mengejarnya. Sambil menggendong pangeran Un Nyun berlari sekuatnya sambil tersandung-sandung. Tapi dengan mudah dia terkejar dan terkepung.
“Mengapa kalian berani tidak sopan pada seorang bangsawan?!”, protes Un Nyun
“Lalu mengapa Anda lari dari kami”, sahut petugas curiga. Petugas lalu menggiring Un Nyun ke kantor polisi. Lee Dae Gil sekilas melihat Un Nyun ditangkap.

Dari arah berlawanan, Song Tae Ha  melihat Un Nyun digiring petugas. Dae Gil dan Tae Ha buru-buru lari untuk menyelamatkan Un Nyun (dah lama ga liat adengan tae ha ama dae gil lari bareng hehe). Belum sampai ke Un Nyun ke dua orang itu bertabrakan di tengah jalan.

Un Nyun ditanyai oleh kepala polisi di kepolisian.Un Nyun protes karena polisi berlaku tidak sopan dan menangkap seorang bangsawan seperti dirinya. Un Nyun ditanya nama dan asalnya, mereka curiga akan identitas Un Nyun.

Lee Dae Gil dan Song Tae Ha menepi di sebuah tempat. Keduanya tampak tak senang bertemu (rival karena suka cewe yang sama ya  hehe).
“Lebih baik kau tidak ikut campur urusanku”, kata Tae Ha. Dae Gil mengejek status Tae Ha
“Negara ini akan ambruk bila membiarkan budak pelarian berkeliaran sepanjang semenanjung korea”, kata Dae Gil. Padahal petugas ada di mana-mana mencari pangeran.
“Dia anakku!”, kata Tae Ha
“Bagaimanapun dia bukan anakmu! Sebenarnya siapa yang kau cari Un Nyun atau pangeran?” sindir Dae Gil
“Aku tidak pernah mendengar wanita dengan nama itu “, kata Tae Ha. Tae Ha mengenal Un Nyun dengan nama Hye Won dan dia belum bisa menerima kenyataan bahwa Hye Won adalah Un Nyun.

Mereka bersitegang dan terjadi kontak fisik. Mereka kembali siap berduel…(bukan buru-buru nolongin Un Nyun mereka teh.., malah berantem)

sumber: nana-catatanku.blogspot.com

By andyfeby Dikirimkan di Chuno Dengan kaitkata

The Slave Hunter [Chuno[ – Episode 17

Hwang Chul Woong mengancam Lee Dae Gil agar mengaku di mana dia melihat pangeran. Hwang Chul Woong menakut-nakutinya dengan besi panas. Dae Gil tidak mau badannya terkena besi panas, dia memberontak.
“Kau ini sama keras kepalanya seperti dua orang temanmu”, kata Chul Woong. Dae Gil kaget
“Jadi kau ini orangnya yang membantai temanku. katakan di mana mereka!”, Dae Gil baru sadar dan sangat marah.
“Apa mungkin mereka bisa bertahan hidup?”, balas chul woong.
Chul woong pamer pada Dae Gil bahwa ada titik2 sensitif di tubuh manusia, dia menunjukkan titik2 itu pada dae gil. Dia lalu memukul perut Dae gil pas di titik itu. Dae gil kesakitan dan lemas.

Chul Woong juga menekan titik di leher Dae gil sehingga dia langsung lemas dan pingsan.

Song Tae Ha sebal. Dia memanas-manasi Chul Woong untuk ga ragu menyiksa dia karena dia tidak akan mnyerah atau berkata apapun. Chul Woong menyiksanya dengan besi panas. Tae Ha menyadari bahwa Chul woon juga lah yang membantai anak buahnya
“Hanya satu orang yang berhasil lolos”, kata Chul woong
“Mengapa kau tega melakukannya bukankah mereka itu orang-orangmu juga?”, kata Tae Ha prihatin
“Orang-orangku?! mereka hanya menurut padamu!”, kata Chul Woong
Song Tae Ha benar-benar marah kali ini. dia tak mau menanggap pernah mengenal chul woong.

Un Nyun pergi mengungsi dari rumah karena rumah itupun sudah tidak aman lagi. Dia berjuang sendiri membawa pangeran won son bersamanya. ditengah dinginnya cuaca dan salju tebal di jalanan.
Seol hwa berusaha mengatasi rasa sedihnya, dia juga pergi meninggalkan kota , ke pegunungan sesuai yang diberitahukan dae gil tempat yang aman untuknya.

Eopbok dan Geun bo  melakukan misi pemberontakan bersama. Mereka kali ini lebih percaya diri dan menyerang rumah seorang bangsawan. Geun bo memimpin para budak yang masih takut-takut untuk berani berhadapan dengan kaum bangsawan.

Mereka mengambil peti harta dan dokumen budak mereka. Sehingga para budak di rumah itu bisa bebas dan kabur.

Hwan Chul Woong telah memerintahkan polisi untuk membawa tubuh Wang son dan Choi dari hutan. Tubuh mereka ditarik  gerobak sapi. Sesampai di kota mereka sadar, mereka ternyata hidup. Jendral Choi membangunkan Wang Son. Dia berkata bagaimanapun caranya mereka harus kabur sekarang, karena akan lebih berbahaya jika mreka tertangkap.

Dengan sisa2 tenaga mereka bekerja sama melumpuhkan petugas. Mereka lalu kabur dengan gerobak sapi.

Di istana terjadi 2 macam kubu yang menatakan pendapatnya pada raja. Kubu Lee Gyong shik ingin mereka mandiri dari cina. yang lain ingin mereka mengakui pangeran Won Son dan bekerja sama dengan Cina.
Lee gyon shik sekaran sepertinya punya strategi baru.
Anak buah lee gyong shik ke penjara, dia minta chul woong berhenti menginterogasi mereka.  Tae Ha dan Dae Gil yang pingsan lalu digiring ke penjara.

Utusan dari kaisar Cina, curiga karena karena pihak kerajaan korea menyembunyikan tentang keberadaan pangeran Won Son. Dari informannya dia berhasil mendapat informasi tentang peristiwa P. Jeju yan melibatkan tae ha dan pangeran beberapa waktu yang lalu. Utusan ini kebetulan bersahabat baik dengan mendiang putra mahkota dan Song Tae Ha sewaktu mereka ada di Cina. Mereka juga mendapatkan informasi bahwa Song Tae Ha telah ditangkap. Utusan ini semakin curiga.

Malam harinya Lee gyong shik memanggil menantunya Hwang chul woong. dia kali ini menghargai jasa menantunya. Dia menawarkan jabatan bagi chul woong di militer tapi chul woong menolaknya, dia hanya ingin mnyelesaikan tugas yang terlanjur dia kerjakan. Lee gyong shik ternyata menubah taktiknya dia merasa tidak perlu membunuh pangaren won son lagi. dia hanya ingin menutup jejak di p. jeju. Tidak ada yang tahu peristiwa P. Jeju kec. Tae Ha, istrinya dan Dae gil.

Dae Gil akhirnya sadar di selnya. Dia menghampiri Tae Ha dan dia menyalahkan Tae Ha karena membawa Un Nyun dalam bahaya.

Tae Ha berkata itu resiko dalam hubungan cinta atau pasangan. Dae Gil tertawa mengejek.

Chul Woong kali ini menemui istrinya dan bicara padanya untuk pertama kalinya. Dia berkata pada istrinya bahwa ayahnya memang menakutkan. Istrinya dengan bahasa yang belepotan minta suaminya berhenti dari misi mengerikannya ini.
“Aku ingin melihat ayahmu jatuh dahulu”, katanya sambil menyimpan dendam.
Slave hunter Cheon Ji Ho menunggu Chul Woon di depan rumahnya, dia ingin membalas dendam pada Chul woong karena telah membunuh anak buahnya. Tapi panah dan sabetan pedangnya dengan mudah dihindari oleh Chul Woong. Cheon Ji Ho lansung lari bersembunyi.

Dae Gil akhirnya merenung. Dia sekarang setuju saja jika Tae Ha ingin berusaha mengubah dunia. Supaya tidak ada lagi oran yan perlu dikejar-kejar dan melarikan diri. Juga tak ada orang yang ditangkap seperti dirinya.
“Tapi kita sebentar lagi akan mati”, kata Tae Ha. Dae Gil kaget. Tae Ha sudah hafal tindak tanduk penguasa.
“Tak usah terlalu takut setiap orang pasti akan mati”, kata Tae Ha
“Tapi aku juga punya alasan untuk masih ingin hidup”, kata Dae Gil.

Cheon Ji Ho lalu menemui Dae Gil di tahanan. Dae Gil tertawa terkesan pada kemampuan seniornya yang bisa menemuinya di sini. Walau Cheon Ji Ho selalu iri pada Dae Gil tapi sekarang temannya khususnya yan seprofesi hanya Dae Gil yang dia miliki. Anak buahnya telah mati. Dia berkata pada Dae Gil dia ingin membebaskan Dae Gil. (Dae Gil sama Ji Ho ini lucu dan aneh klo mereka berdua bicara sedih atau senang tetep aja pada tertawa).

Un Nyun berhasil mendapatkan tempat menginap di rumah wanita seorang bangsawan. Pagi harinya dia kembali melanjutkan perjalanan. Polisi banyak di tempatkan di banyak tempat untuk mencarinya dan pangeran Won Son. Un Nyun cemas saat harus mengantri di pemeriksaan. Dia lalu sadar bahwa polisi telah menyebar gambarnya dan mencari mereka. Dia harus memutar otak di saat kritis. dia lalu menggigit tangannya sampai berdarah dan melumurkannya di mulut pangeran. Di depan petugas dia berkata bahwa dia harus menamankan anak ini karena terkena penyakit menular berbahaya batuk berdarah.

Di penjara petugas membawa Dae Gil dengan paksa dari selnya. Ternyata mereka telah menetapkan hukuman untuk Dae Gil dan Song Tae Ha. Panggung dengan tiang gantungan telah disiapkan untuk mereka berdua. Para penduduk datang ke tempat itu. Teman-teman Dae Gil terkejut dan prihatin mendengar berita Dae Gil akan dieksekusi. Song Tae Ha dan Dae Gil sudah dibawa ketempat eksekusi. Song Tae Ha tampak pasrah, tapi tidak dengan Dae Gil.

“Apa kesalahanku, aku tidak melakukan kejahatan!”, kata Dae Gil berteriak. Dia berusaha melepaskan diri,  dia lalu dihajar para petugas. Petugas langsung menaruh tali di leher Dae Gil dan menariknya ke atas. Tae Ha sangat prihatin melihat kondisi Dae Gil yang mengenaskan.

Seol Hwa sedang menuju ke gunung, sambil berjalan sendiri dia menari dan menari lagu yang sedih. Dia merasa cintanya telah hilang.
Pada saat yang sama, Dae Gil ditiang gantungan mulai tercekik lehernya. Dia berteriak…

 

sumber: nana-catatanku.blogspot.com

By andyfeby Dikirimkan di Chuno Dengan kaitkata

The Slave Hunter [Chuno] – Episode 16

Song Tae Ha berlari pulang dengan panik. dia akhirnya sampai di rumah. Melihat Dae Gil menodong istrinya dia pun segera menodongkan goloknya di leher Dae Gil.
“Apa kau datang untuk mencariku”, kata Tae Ha pada Dae Gil.
Dae Gil menyelesesaikan percakapannya dengan Un Nyyun
“Kebahagian sama sekali tidak datang pada seseorang yang berusaha bertahan hidup!”, katanya tegas pada Un Nyun.
“Turunkan senjatamu!”, kata Tae Ha.
Un Nyun perlahan-lahan mundur. Dae Gil menanyakan teman2nya Choi dan Wang Son. Song Tae Ha balik bertanya
“Apa kau orang yang menghabisi anak buahku?”
Tdak ada seorangpun yang menjawab tapi keduanya saling curiga. Mereka pun bertarung. Un Nyun panik melihat mereka bertarung.

Tiba-tiba Un Nyun dengan berani masuk ke tengah-tengah pertarungan, dia menghalangi suaminya. Dia nekad dan hampir terkena senjata mereka. Suaminya heran. Tapi dae gil lalu mendorong Un Nyun keluar dari pertarungan mereka. Un Nyun tidak sampai hati lihat 2 orang mantan kekasih dan suaminya bertengkar. Dia kembali nekad masuk ke tengah-tengah mereka. DIa kali ini menghadap Dae Gil.
“Berani sekali kamu menghalangiku. Minggir!”, kata Dae Gil
“Apakah cukup bila aku saja yang mati?”, kata Un Nyun terbata-bata. Dae Gil menahan kesalnya. Dia bagaimanapun tidak bisa melukai Un Nyun.

Un Nyun lalu berkata jujur pada suaminya.
“Dia lah orang yang dulu saya cintai, yang mencuri hatiku , dan lalu kukubur dalam-dalam di lubuk hatiku, sebelum aku datang padamu”. Dae Gil terpaku mendengar pengakuan Un Nyun
“Bukankah dia sudah meninggal?”, kata tae ha heran

“Aku juga mengira begitu. Dulu aku di keluarganya adalah…”, Un Nyun ingin mengutarakan semuanya
“berhenti jangan lanjutkan, yang penting kamu sekarang mencintaiku”, potong Tae Ha cemburu.
Tae Ha menawarkan tempat lain di mana mereka bertarung.
Un Nyun sangat cemas. Dia ingin menghentikan suaminya
“Tenanglah, ini baru akan beres dengan sekali duel. Aku tidak akan melukainya. aku akan kembali. jagalah pangeran. dia anak kita”, kata Tae Ha sambil memegang tangan istrinya.
Dae gil memperhatikan dr jauh , Un Nyun bukan miliknya lagi.

Mereka berdua pergi. Un Nyun terduduk lemas. dia mengingat kata-kata Dae Gil.
“Aku ingin mengubah kitidaksamaan antara bangsawan dan rakyat biasa. Sehingga kita bisa hidup bersama selamanya”
Dia juga ingat kata-kata Tae Ha “Selamanya, saya akan selalu setia kepadamu”
Dia juga ingat kata-katanya pada Tae Ha “Saya akan setia padamu, selamanya”
Un Nyun lemas dan menangis…
Seol Hwa di jalanan menangis tak tentu arah setelah ditinggal Dae Gil.

Mr. Y dan seorang bangsawan diam-diam membawa Pangeran Wangson pergi dari rumah  T. Sepeninggalan Song Tae Ha, Mr Y. tidak percaya jika pangeran diasuh oleh seorang wanita (Un Nyun) yang belum mereka kenal sebelumnya.
Un Nyun berusaha menguasai emosinya kembali. Dia menghapus air matanya dan ingat tugasnya. Dia kembali ke kamar mencari pangeran. Dia bingung pangeran tidak ada di kamar. Dia panik mencari pangeran.

Dae gil dan Tae Ha menemukan tempat yang cocok untuk pertarungan mereka
“Ini tempat yang sempurna untuk kematian seorang budak”, gertak Dae Gil.
Mereka akhirnya bertarung, Tae Ha memulai serangan. Pertarungan terlihat seru karena mereka berdua seimbang.
“Kamu salah mengejar orang, saya tidak terlahir budak”
“Saya juga tidak terlahir sebagai slave hunter” balas Dae Gil
Mereka lanjut bertarung, kecepatan gerakan mereka sepadan. Tapi Dae Gil terlebih dahulu kritis. senjata Tae Ha lebih panjang, Dae gil kalah. Tae Ha tapi tidak melukainya sedikitpun.

Un Nyun akhirnya mencari keluar dia merasa seseorang telah menculik pangeran. dia mengejar sampai ke kota.

“Aku berjanji padanya tidak akan membunuhmu” kata Tae Ha.
“Aku berjanji sekuat tenaga akan membunuhmu”, kata Dae gil. Tae ha mengulurkan senjatanya. “Demi cinta kalian di masa lalu, aku melepaskanmu”, kata Tae Ha
“Siapa yang mencinta? Apa menurutmu aku akan mencintai seorang pelayan/budak di keluargaku?”, kata Dae Gil dingin
Tae Ha heran mendengar kata budak. “Siapa yang kau maksud dengan budak?”, tanya Tae Ha bingung.

Saat Tae Ha tak konsentrasi Dae Gil langsung menyerang Tae Ha. Dia hampir terluka, sanggul di kepalanya terlepas.
Dae Gil lebih bernafsu menyerang Tae Ha. Tapi Tae Ha mulai tidak konsentrasi
“Apa kau menyebut istriku budak?”. Dae Gil mengacuhkannya,dia membiarkan Tae Ha bingung sambil bertarung.Tae Ha ingat saat-saat Istrinya tampak cemas mendengar kata slave hunter, juga istrinya selalu memanggilnya Tuan. Juga saat Un Nyun menangis kemaren ingin menatakan sesuatu padanya
“Bukan, dia bukan budak!”. Tae Ha belum bisa menerima kemungkinan itu. Mereka terus bertarung.

Un Nyun sampai di pasar, dia dari kejauhan melihat bangsawan yang membawa pangeran. Dia lalu menyusul mereka.
Un Nyun membujuk mereka menembalikan pangeran tapi mereka menolak. Un Nyun mencari akal.
Dia lalu berkata bahwa sangat tidak wajar jika di depan banyak orang, laki-laki menggendong anak. Orang bisa curiga dan pangeran bisa dalam bahaya. Dia berjanji menggendongkan pangeran sampai pinggir kota. Un Nyun juga tidak mau jalan di depan, dia memilih jalan dibelakang, takut terlihat aneh di mata orang (adatnya perempuan itu jalan dibelakang laki-laki).
Hwang Chul woon setelah mumbunuh bansawan dan anak buah Tae Ha dia mencari pangeran. Hwang chul woon lalu mencegat rombongan Un Nyun juga Seorang bangsawan tewas. Chul Woong mengancam Mr. Y menanyakan pangeran Won Son. Ternyata Un Nyun sudah tidak ada di belakang mereka. Dia telah kabur sambil menggendong pangeran.

Dae Gil masih bertarung dengan Tae Ha mereka terus bertarung seimbang sampai matahari mulai bergerak turun. Akhirnya mereka pun kelelahan. Tae ambruk di tanah begitu juga Dae Gil ambruk di atas badan Tae Ha.
Sambil tertidur Tae Ha masih menanyakan status Un Nyun. “Katakan bahwa dia bukan budak”
Dae Gil tertawa, dengan sisa tenaganya hendak membalas dendam untuk teman-temannya. Dia mengambil tusuk rambut Choi. Dia berniat menusukkannya pada Tae Ha
“Jenderal Choiiiii”, teriak DaeGIl sambil menusuk, tapi ternyata dia tak sanggup dia menusuk ke samping kepala Tae ha
“Ini untuk wang Son”, teriak Dae Gil sambil menusuk, tapi lagi-lagi dia tak sampai hati, dia menusuk ke samping. (emang dia bukan pembunuh lagian itu suami Un Nyun)
Tusukan terakhir untuk Un Nyun tapi dia semakin tak sanggup, tusuk rambutnya terjatuh. Dae Gil akhirnya berteriak sambil menangis. Dia lalu tergeletak di tanah di samping Tae Ha.
Tae Ha lelah fisik dan batin. Dia masih tak bisa mempercayai Un Nyun itu terlahir budak. Pikirannya kosong.
Tae Ha juga tidak melawan saat Dae Gil mengikatnya dan membawa sebagai budak tangkapan.

Mereka berdua beristirahat di sebuah tempat. Tae Ha masih terpikir soal asal-usul Un Nyunistrinya.
“Apa asal-usul berpengaruh jika kalian saling mencintai”, kata Dae Gil yang sudah bisa menerima kenyataan
“Tapi asal -usul manusia itu tidak berubah”, kata Tae Ha
“Dunia jadi terbagi-bagi karena ada orang-orang berkuasa seperti kalian”, sindir Dae Gil. Tae ha berkata palin tidak dia telah berusaha agar dunia menjadi berubah.

Un Nyun tiba kembali ke rumah, dia menunggu-nunggu suaminya yang tak kunjung datang.

Kembali ke pemberontakan Eop bok (chuno itu seperti punya dua cerita, cerita ini ga nyambung sama cerita intinya). Para budak lega karena diselamatkan oleh pemuda Sang Penolong. Pemuda ini ternyata yang selalu mengirimkan pesan membantu pemberontakan mereka.

Dia lalu ke markas Eop bok. Dia memperkenalkan diri sebaai pemuda bernama Geun Bo yang dari kecil telah lahir sebagai budak. Dia lalu sempat terpisah dari orang tuanya. Dia berkata bahwa dia mengkoordinir pemberontakan sejenis di tempat lain. Sang pemuda menceritakan mimpinya, bahwa dunia harus berubah. Nanti para budak harus diperlakukan hormat dan mereka sederajat. Smuanya adalah raja. Para budak terkaum-kagum dengan kepandaian dan wawasan sang pemuda. Salah seorang nyeletuk
“Orang sepandai Anda mengapa tak ikut ujian negara?”. mereka akhirnya sadar tidak ada budak yang bisa ikut ujian negara.
Seusai pertemuan Eop bok merenung, dia berbicara dengan chopbok
“Jika perjuangan kita berhasil dan kita berkuasa, apa para bangsawan akan berganti menjadi  budak?”. Chopbok mengangguk. “Bukankah hasilnya akan sama saja, tetap ada budak dan bangsawan?”, pikir Eop bok.
“Dunia tanpa budak dan bangsawan terdengar indah, tapi orang tua saya meninggal dan saya menderita karena bangsawan, saya hanya ingin membalasnya”, kata chop bok.

Un Nyun terus cemas menanti Tae Ha sepanjang malam sampai keesokan harinya.
Keesokan harinya Dae Gil yang masih kelelahan menggiring Tae Ha sebagai tangkapannya ke Han Nyang. Seorang polisi ingin membawanya sebagai tangkapan baiknya. Dae Gil menolak, dia membawanya kepada bangsawan yang menyuruhnya Lee Gyeong Shik. Lee Gyeong Shik begitu senang bahwa Song Tae Ha kembali tertangkap dia merasa menang besar. Tapi dasar bangsawan licik, dia tidak membayar sisa uangnya kepada Dae Gil.
“Bukannya kau kuminta menangkapnya dalam waktu hanya sebulan?”, kata Gyeon Shik cari alasan ga mau bayar. Mereka membawa Tae Ha kepenjara.

Dae Gil sangat kelelahan. Dia pulang kembali ke rumahnya. Gadis pelayan restoran tetangganya menyambutnya. Mereka menanyakan Jendral Choi. Dae Gil berkata mereka tertinggal di belakang. Dae Gil memesan makanan untuk mereka bertiga karena semuanya kelaparan.

Di meja Dae Gil telah siap 3 porsi makanan. Dae Gil ingat mereka biasa makan bertiga. Dia sedih, dia menaruh tali wangson di mangkuk wangson dan tusuk rambut Choi di mangkuk Choi. Dia makan sambil seolah-olah mengobrol dengan mereka. Dia ingat dia jua selalu menyuapi mereka dan menaruh makanan  di piring mereka. Dia mengorek mangkuk nasi Choi, seperti biasa dia menemukan telur tersembunyi di mangkuk choi. Dia menambilnya dan tertawa menang, seperti biasa. Dia makan telur sambil tersenyum. Dae Gil tiba-tiba menunduk, dia lalu menangis tersedu-sedu. Di saat-saat seperti ini dia benar-benar kehilangan mereka.

Lalu secara tiba-tiba datanglah satu regu pasukan polisi langsung menyergapnya. Dae Gil yang tak siap dan kelelahan akhirnya tak berkutik, dia berhasil dibekuk dan ditangkap.

Di tahanan polisi Tae Ha sudah diikat akan diinterogasi. Dia diminta bekerja sama memberitahukan di mana pangeran won son.

“Katakanlah, kau sudah pernah merasakan siksaan. Kali ini kau mungkin tak kan bisa berjalan lagi”, ancam petugas. Tak lama kemudian datang Hwang Chul Woong datang dengan membawa Mr, Y yang baru dia tangkap. Dia akan langsung menanyai Tae Ha. Tapi tae ha tak mau menjawab.
Lalu dae gil juga masuk ruang interogasi, dia langsung diikat. Dia ditanya apa saat menangkap Tae Ha dia melihat balita laki-laki di sana. Jika bekerja sama dia dijanjikan langsung bebas. Tae Ha cemas, dia takut Dae Gil mengatakan sesuatu. Dae Gil ingat ada anak balita laki-laki yang pernah digendong Un Nyun. Namun Dae Gil tidak mau mengatakan dan bekerja sama. Dia mengatakan tidak tahu menahu.
Hwang Chul Woong mengancam Dae Gil. dia menyiapkan besi panas untuk memaksa Dae Gil bicara (ga tega liat mereka di tangkep hiks)

sumber: nana-catatanku.blogspot.com
By andyfeby Dikirimkan di Chuno Dengan kaitkata