Tamra The Island – Daftar Episode

Tamra, The Island - Sinopsis Drama Kerajaan [Saeguk] Korea - https://sinopsisdramakorea.wordpress.com

  • Judul :  Tamnaneun Doda
  • Judul lain: Tempted Again / Shipwrecked / Tamra, The Island / Tamna, The Island / Love, The Island
  • Genre: Period
  • Jumlah Episode: 16
  • Wiki d-addicts: http://wiki.d-addicts.com/Tempted_Again
  • Ringkasan:

Drama ini berdasarkan sebuah “manhwa” dengan judul yang sama. Tamna, The Island bersetting di abad ke-17, masa Dinasti Joseon, saat seorang pemuda buangan yang bersuku bangsa Inggris, William, datang ke pulau dan bertemu dengan Jang Beo Jin, Park Kyu, and Yan. Nama “Tamna” sendiri mengacu pada apa yang sekarang disebut dengan Jeju.

Baca lebih lanjut

Tamra The Island – Episode 16 (Finale)

William dan Park Kyu pun dimasukkan ke dalam penjara.
“Beo Jin, apakah dia aman?”tanya Park Kyu, namun William hanya terdiam.
“Aku bertanya apakah Beo Jin selamat?”teriak Park Kyu.
“Dia di tahan Seo Rin”jawab William yang langsung dimasukkan ke dalam sel penjara begitu pula park Kyu walaupun masih syok mendengar jawaban William.

Sementara itu ternyata Beo Jin diselamatkan oleh Yan.
Walaupun sebelumnya ia ketakutan karena matanya masih tertutup kain hehehe.

Seo Rin dibebaskan dari penjara, ia pun keluar dari bui dengan anggun hahaha.
Chi Yong pun menjemput kakaknya itu.
“Kau sudah selesai”ujar Chi Yong.
“Mereka seharusnya tahu betapa bodohnya itu mengikuti Raja gila dan mereka akan membayar harga untuk ini”jawab Seo Rin lalu melangkah pergi.
“Madam, maaf”ucap Chi Yong yang otomatis menghentikan langkah Seo Rin.
Chi Yong pun memberitahu bahwa Beo Jin telah berhasil meloloskan diri.
“Dia adalah gadis yang beruntung. Tidak apa-apa. Sekarang kita harus menyelesaikan apa yang kita mulai”jawab Seo Rin lalu bergegas pergi.

Yan dan Beo Jin pergi ke rumah Park Yeon.
“Ya, rumah siapa ini?”tanya Beo Jin.
Belum sempat Yan menjawab yang empunya rumah sudah menyahut.
“Siapa di sana?”.
Park Yeon pun sedikit terkejut melihat Yan lalu Beo Jin.
Park Yeon pun teringat saat bertemu Beo Jin di pasar saat dirinya mencari William.
“Kau”. Beo Jin pun tersenyum.

Beo Jin, Park Yeon dan Yan pun mengobrol di samping rumah (suka gaya rumah jaman Joseon ini hahaha).
“Tidak, Yandari bukan orang seperti itu”seru Beo Jin.
“Park Kyu ingin menggulingkan Raja jadi dia memanfaatkan William”jawab Park Yeon.
“Itu adalah salah satu perangkap Seo Rin. Dia orang yang licik seperti rubah”sahut Yan.
“Apa yang akan kita lakukan? Apakah kita ada cara yang bisa membebaskan mereka?”tanya Beo Jin.
“Mereka adalah tawanan Raja, tidak mungkin”jawab Yan.
“Paman, apakah anda yakin tidak ada jalan?”tanya Beo Jin pada Park Yeon, Park Yeon pun hanya bisa terdiam.
“Aku, aku akan menceritakan kebenarannya pada Raja”kata Beo Jin.
“Kau bahkan tidak bekerja di istana. Bagaimana kau berencana untuk masuk ke istana?”tanya Park Yeon.
“Apakah menurutmu dia akan mendengarkan seorang petani rendahan? Kau juga akan dihukum berat”seru Yan.
“Tidak, aku tidak bisa hanya duduk di sini dan melakukan apa-apa”seru Beo Jin tak menyerah. Beo Jin terdiam sesaat lalu tiba-tiba ia mendapat ide.
“Paman, bekerja di istana seperti yang kau katakan”ujar Beo Jin.

Di sel penjara terpisah Park Kyu dan William mengobrol dengan kepala terpasung.
“Aku melihat, Beo Jin. Kau melakukannya karena dia”ucap Park Kyu.
“Jika kau jadi aku, kau pasti akan melakukan hal yang sama. Aku belajar darimu. Aku yakin bahwa aku salah paham padamu. Maafkan aku dan terima kasih”jawab William.
“Beo Jin, apakah kau pikir dia masih hidup?”tanya William.
“Semua ini adalah salahku”jawab Park Kyu.
“Namun karena Beo Jin dan kau, aku senang”ucap William. Park Kyu pun tak kuasa meneteskan air mata.
“Aku juga senang karena kalian berdua”balas Park Kyu.

Di Jeju Seo Rin menemui kakek tua di temani kakaknya. Ternyata kakek tua yang suka bersama William dulu itu Raja sebelumnya.
“Yang Mulia, anda sudah lupa apa yang mereka lakukan?”tanya Seo Rin.
“Berapa banyak orang yang harus terluka karena balas dendam bodohmu”.
“Demi warga, membuat Chosun menjadi Negara yang damai dan makmur bukankah itu mimpi Anda?”.
“Karenamu, apakah kau tidak mencoba menjual tanah ini?”.
“Bukan karena pasukan asing, tapi kita diri kita sendiri,membuka pintu untuk orang asing itu gagasan ayahku dan juga anda!. Kakek tua pun hanya terdiam.
“Kita berdua bisa membangun ulang Chosun”lanjut Seo Rin.
“Semua itu tak ada gunanya”.
“Aku tak akan menyerah”. Lalu Seo Rin pun melangkah pergi.

Di istana seseorang mengirimkan surat pada Raja.

Park Kyu dan William siap dihukum sayak (meminum racun?). Raja pun telah hadir.
Raja pun menghampiri Park Kyu, dan tak jauh dari mereka berdiri barisan pelayan istana dan salah satu diantaranya ada Beo Jin yang menyamar sebagai dayang istana.
“Anakku, pangeran tampak setelahmu dan kau menyalahgunakan kekuasaan untuk berkonspirasi melawanku. Kau masih ingin bersaksi?”seru Raja.
“Chona, Raja langit kami dan panutan rakyat-rakyatnya. Aku tidak menyesal kehilangan hidupku. Jadi aku harus mengatakan bahwa Anda harus menghapus orang-orang pejabat dan penasihat yang korup. Maafkan aku”tegas Park Kyu.
Para menteri pun tak terima terutama perdana menteri Hong Goo.
“Chona, Anda harus membunuhnya dengan segera”mohon perdana menteri Hong Goo yang di iyakan menteri yang lainnya.
“Ada sesuatu yang disebut pengampunan, dia telah tumbuh bersamaku jadi bagaimana bisa aku bisa dingin?”ujar Hong Raja. Perdana menteri Hong Goo pun jadi was-was.
“Aku pikir itu hanya hak untuk mendengar wasiat terakhirnya? Jadi, katakan padaku”.

“Apa yang ingin aku lindungi bukan kehidupanku sendiri. Melainkan Chosun. Bagian dari Chosun yang mulia diabaikan. Pulau Selatan dimana gunung dan lautan bertemu, dengan tanah dan sungai tempat kebahagian ditemukan. Di mana orang melihat melalui hati mereka tempat itu Tamna, Jeju”jelas Park Kyu. Beo Jin pun mendengarnya dengan terharu.
“Setelah menyelesaikan misi sebagai inspektur kerajaan. Sekarang kau mencoba mengajari Raja”.
“Di Tamna, ada penyelam perempuan yang hidup damai dengan laut. Tanah merupakan harta karun mereka dan manfaat dari laut. Silahkan melindungi Tamna agar perempuan penyelam bebas bisa menyelam ke laut dan menjaga keindahan hidup mereka. Melindungi dari invasi asing,agar tetap berdiri sendiri. Yang mulia, bagaimana mengamankan kehidupan Chosun yang diabaikan oleh Anda”. Raja pun cemberut.

Tiba-tiba terdengar suara anjing, ternyata anjing tersebut berada di balik baju hanbook Beo Jin. Semua orang pun menoleh ke sumber suara, Beo Jin pun mencoba menenangkan si anjing namun anjingnya melepaskan diri dari Beo Jin. Anjingnya pun berlari ke arah Raja, Beo Jin pun menyusulnya. Raja pun berlari menghampiri si anjing. Raja dan Beo Jin pun bersamaan menangkap si anjing namun Raja mendapatkan si anjing terlebih dahulu. William dan Park Kyu pun terpana.
“Beo Jin”guman William. Beo Jin tertunduk takut.
“Beraninya hanya seorang pelayan istana? Memiliki anjing di istana?”seru Raja.
“Aku bukan pelayan istana”jawab Beo Jin.
“Lalu…?”. Beo Jin pun menoleh ke arah Park Kyu.
“Seperti yang ia katakana semenit yang lalu. Aku seorang penyelam dari Tamna!”seru Beo Jin lalu tiba-tiba bersujud ketakutan (hahaha lucu ini).
“Chona, di Tamna kita jangan melawan atau membunuh satu sama lain. Tamna adalah rumah sejati bagi banyak orang sepertiku. Di Tamna, tuan Park Kyu bukan orang mulia dan orang asing bukan orang asing tapi keluarga. Mereka adalah orang-orang baik. Aku akan mempertaruhkan nyawaku untuk mereka! Tolong biarkan mereka hidup”mohon Beo Jin. Raja pun memandang Beo Jin dengan serius Beo Jin yang melihatnya pun segera bergegas menghampiri William.

Beo Jin pun memperlihatkan lambang kelompok dagang Seo Rin yang tercap di punggung William.
“Ini melambangkan bahwa dia budak Seo Rin”ujar Beo Jin. Raja pun menghampiri William dan melihat cap lambang tersebut.
“Apa ini?”tanya Raja.
“Dibawah perintah Seo Rin untuk menyelamatkan hidupku, ia tidak punya pilihan selain berbohong”jawab Beo Jin. Lalu Raja teringat surat yang ternyata surat tersebut dari kakek tua yang di Chosun.
Surat tersebut berisi tentang fitnah kospirasi Pangeran, Park Kyu dan orang asing yang dituduh sebagai penghianat Raja. Kakek tua pun menjelaskan bahwa itu tuduhan palsu yang dilakukan kelompok pedagang menggunakan nama kakek tua. Ternyata kakek tua itu adalah paman Raja saat ini.
“Jadi bukan hanya kau yang ditandai di punggungnya. Jadi ceritakan sebenarnya dari awal”ujar Raja pada William.
“Terima kasih. Chona”.
“Karena Beo Jin aman di sini, sekarang aku bisa mengatakan yang sebenarnya”.
Namun dengan segera perdana menteri Hong Goo memotong.
“Chona, harap mengerti bahwa mereka berbohong dalam rangka untuk menyelamatkan nyawa mereka”.

“Kau!”teriak Raja. Perdana menteri Hong Goo pun segera berlutut.
“Kau, apa yang kau takutkan?. Tangkap perdana menteri”seru Raja. Perdana menteri pun dikepung oleh prajurit.
“Kau jangan berpikir seperti itu, anak anjing lucuku? Jadi, nama apa yang harus kuberikan padamu?”guman Raja lalu tertawa.
Park Kyu pun tersenyum ke arah Beo Jin dan Beo Jin pun berdiri dengan penuh percaya diri. Dari jauh Yan yang berpakaian seperti menteri pun tersenyum.

Di kediaman Park Kyu, ibu Park Kyu menangisi kepergian Park Kyu.
“Aiiiiiiiiiiigo…Kyu. Bagaimana bisa hal seperti ini terjadi. Bagaimana bisa anakku pergi ke Pembuangan. Bahkan aku tidak bisa melihatnya pergi”seru ibu Park Kyu meraung-raung hahaha. Ayah Park Kyu pun nampak lebih merelakan kepergian Park Kyu daripada ibunya.
“Nyonya, jangan terlalu khawatir. Ini bukan pertama kalinya. Dia berkunjung jauh, jauh ke Jeju. Kanghwa akan sedikit lebih baik”ujar Bong Sam. Yang langsung mendapat bogem mentah eh maksudnya tempelengan dari ibu Park Kyu hahaha.
“Bong Sam,kau! Apa yang kau tahu dan bicara seperti itu. Pernahkah kau ke penjara sepertiku?”ujar ibu Park Kyu. Park Kyu yang sepertinya mau pamitan pun mengurungkan niatnya hahaha.
“Mari kita pergi”ajak Park Kyu. Beo Jin pun menggandeng tangan William dan mengapit Park Kyu hehehe.

Sebuah kapal dari Hanyang telah tiba di pelabuhan Yang Bih, Jeju.
Barang-barang pun diturunkan dari kapal. Dua opsir penjaga anak buah Yi Bang menuntun memberi jalan pada sebuah kotak barang yang diangkut. Namun penjaga anak buah Seo Rin menahannya.
“Apa yang ada di sana?”.
“Itu Dedeok-hyun”jawab salah satu penjaga Yi Bang.
“Apa yang kalian lakukan sekarang!”teriak Yi Bang yang tiba-tiba datang.
“Ini adalah barang yang sangat penting yang akan diberikan pada gubernur. Apakah kau akan bertanggung jawab jika barang itu rusak?”. Kedua opsir anak buah Yi Bang pun membuka jalan. Yi Bang pun tersenyum tipis lalu bergegas pergi.

Di markasnya Seo Rin mengumumkan akan kedatangan kapal asing besok malam.
“Tapi, mengapa anda memesan untuk menghibur semua pejabat selain gubernur?”tanya kepala petugas Jeju Mok (provinsi).
“Kau tidak boleh lengah sampai kapal masuk. Kita harus menyingkirkan setiap hambatan yang mungkin”jawab Seo Rin. Kepala petugas Jeju pun nampak berpikir.
“Bahkan batu terkuat pun akan rusak jika ada celah kecil”.

Ternyata peti barang yang di bawa opsir anak buah Yi Bang di buka di kediaman keluarga Beo Jin. Nah setelah dibuka ternyata isi peti itu Beo Jin, Park Kyu dan William, wkwkkwkw lucu amat ni mereka masuk bertiga dalam peti hahaha.
Beo Jin pun lega dan berusaha keluar dari dalam peti. Ayahnya pun mengangkat Beo Jin. Park Kyu pun bergidik saat Kkeut Boon membelainya wkwkkw.
Beo Jin pun melepas rindu pada ayahnya dan adiknya, Beo Seol. Semua orang pun saling melepas rindu termasuk orang suka orang yang suka mabuk yang merindukan William.

“Dal dan Jong Jong segera pergi ke kerja paksa pagi ini”lapor ibu Beo Jin.
“Kami bahkan tidak bisa menangkap makanan laut dan hanya pergi kerja membangun pelabuhan untuk invansi asing”tambah ayah Beo Jin.
“Besok malam, kapal dari East India Company akan datang”lapor Yi Bang.
“Apa? Sungguh? Apakah kapal akan datang besok?”tanya ibu Kkeut Boon.
“Jika kapal datang, Tamna akan menjadi milik mereka?”tanya warga yang lain.
“Itu benar, jika kapal datang semuanya beraakhir”celetuk warga yang bersahabat dengan William.
“Lalu, apa yang akan terjadi dengan kita?”lanjut yang lain.
“Kita semua akan mati”jawab ibu Kkeut Boon. Park Kyu yang sedari tadi mendengarkan laporan warga berkata,”kapal tidak akan masuk’.
“Kapal tidak akan datang? Bagaimana anda tahu tuan?”tanya salah seorang warga.
“Jika kapal datang, apa kalian semua akan mati dengan tenang? Apakah kalian akan membiarkan mereka memiliki Tamna kita?”seru ibu Beo Jin.
“Itu benar, ini adalah waktunya kita harus bersama”tambah Beo Jin. Warga yang lain pun mengiyakan.

Yan yang berlayar dengan kapal dari East India Company pun melihat daratan Tamna dengan teropongnya.

Seo Rin yang menjamu para pejabat pergi menemui Chi Yong yang datang.
“Apakah kapal tiba?”tanya Seo Rin.
“East India Company memberitahu kita bahwa mereka tidak akan datang ke sini”.
“Apa yang kau maksud dengan mereka tidak datang?”.
“Kita harus segera mengirim surat kepada mereka”usul anak buah kepercayan Seo Rin.
“Naikkan perak ke kapal kita dengan cepat. Jika mereka tidak datang, kita akan pergi. Kita yang harus aktif. Aku sendiri yang akan pergi ke sana”ujar Seo Rin lalu berggeas pergi.
Ternyata Beo Jin dan Kkeut Boonyang telah menyamar sebagai pelayan mendengarkan pembicaraan mereka .

Pimpinan East India Company meneropong kapal milik Seo Rin.
“Apakah baik-baik saja melakukan hal ini?”tanyanya pada William.
“Setelah jangkar kita di sana kita bisa dikhianati dan kita akan dalam bahaya”. “Kepercayaan adalah prinsip dasar perdagangan ketika kita melakukan bisnis”.
“Mereka mengkhianati Negara mereka sendiri untuk melakukan perdagangan dengan kita. Kita belum bisa mempercayai mereka sehingga akan lebih aman perdagangan di atas kapal kita”jelas Yan. Pemimpin pun percaya dan mengerti. Yan melangkah ke depan dan teringat kata-kata Park Kyu yang menyatakan bahwa Kim Sang anak Kim Yeon Yoon.

William yang menggunakan topeng bersiap-siap menyerang dengan ditemani beberapa warga dan warga pemabuk yang bersahabat dengan William.
William pun teringat kata-kata Park Kyu yang bilang kalau mereka harus menghentikan Seo Rin saat Seo Rin mengangkut perak ke atas kapal.
“Apakah kalian siap”ujar William. Mereka pun memakai topeng kembali dan menyerang anak buah Seo Rin dengan peralatan seadanya dan tangan kosong.
Park Kyu dan beberapa anak buah pun menyerang dari pintu gerbang.

Beo Jin dan Kkeut Boon menghampiri para pejabat yang sedang dijamu. Beo Jin pun membuat keributan.
“Hei, kalian! Pergi dari sini cepat!”
“Ada apa?”kepala tugas Jeju Mok.
“Anda belum pernah mendengar, kapal tidak akan pernah datang ke sini!”.
“Apa yang ia bicarakan?”sahut pejabat yang lain.
“Apakah kau tuli? Kapal tidak akan datang”jawab Kkeut Boon.
“Keluar dari sini cepat. Cepat”.

Park Kyu pun bertemu dengan rombongan Seo Rin.
“Selamat datang ke neraka, tuan”seru Seo Rin”.
“Kalian, antar pemimpin ke kapal”ujar Chi Yong.
Seo Rin pun pergi menuju kapal di antar anak buahnya yang lain.
Chi Yong pun menyerang Park Kyu lalu terjadilah pertempuran sengit.

Begitu pula di tim topeng, yaitu tim William. Tim Yi Bang pun telah sampai, mereka pun membantu tim Park Kyu.

Beo Jin dan Kkeut Boon membantu para pelayan melarikan diri. Mereka pun bertemu dengan rombongan Seo Rin yang menuju kapal. Kkeut Boon pun terlonjak kaget.
“Itu benar-benar presiden kita!”seru Kkeut Boon. Beo Jin pun memperlihatkan diri.
“Kau benar-benar berumur panjang”seru Seo Rin.

“Tamna adalah segalanya bagi kami. Mengapa? Mengapa kau mengambil Tamna dari kami?”.
“Dia benar. Kita tidak bisa menukar Tamna dengan apa pun”tambah Kkeut Boon. Tiba-tiba terdengar teriakan menangkap Seo Rin. Seo Rin pun bergegas pergi, Beo Jin dkk menunjukkan arah Seo Rin pergi ke para polisi.
Beo Jin berniat pergi menyusul, Kkeut Boon pun menahannya.
“Beo Jin, kau mau ke mana?”.
“Yandari, mengatakan kita seharusnya tidak pernah membiarkan kapal pergi dengan memuat perak. Aku harus pergi ke pelabuhan”. Lalu Beo Jin bergegas pergi, Kkeut Boon pun tak dapat menahan Beo Jin.

Tim wanita perkasa siapa lagi kalau bukan tim penyelam pimpinan ibu Beo Jin hahaha. Mereka pun melihat dari jauh pertempuran yang terjadi di markas Seo Rin.
“Tamna milik kita. Jadi kita harus melindunginya”seru ibu Beo Jin.
“Daesanggoon benar. Kita harus melindungi Tamna”tambah ibu Kkeut Boon. Yang diiyakan yang lain. Lalu terdengar suara Kkeut Boon memanggil.
“Ibu”.
“Apa yang terjadi?”tanya ibu Beo Jin.
“Kita seharusnya tidak membiarkan kapal itu pergi”jawab Kkeut Boon.
“Apakah kapal itu yang akan menghancurkan Tamna?”seru salah satu penyelam.
“Semua orang bersiap-siap”ujar ibu Beo Jin. Wanita perkasa Tamna pun siap beraksi.

Yan dan pimpinan pegadang buritan kapal Seo Rin, di sana terlihat pertempuran yang sangat sengit.

Pertarungan pun semakin sengit, Seo Rin hampir sampai di atas kapal. Anak buah kepercayaan Seo Rin pun tewas tertusuk pedang salah satu warga Tanma. Seo Rin pun terjebak dalam pertempuran itu. Chi Yong dengan gesit menyelamatkan kakaknya dan membawanya ke kapal. Park Kyu yang melihatnya pun menyusulnya.
Akhirnya Beo Jin sampai juga di dekat kapal, ia pun berusaha menyusup di antara pertempuran itu, Beo Jin pun melihat Park Kyu maju ke kapal sendirian.
“Tidak, Yandari, jangan lakukan itu”seru Beo Jin.
Beo Jin yang salah pun diserang anak buah Chi Yong dengan sigap William pun menolong Beo Jin.
“William, ohtokke?”ujar Beo Jin panik.
Kapal Seo Rin mulai bersauh, Park Kyu pun berusaha naik kapal. Di atas kapal pun terjadi pertarungan sengit antara Park Kyu dan anak buah Seo Rin.

Dan ini scene yang tidak boleh dilewatkan di drama ini, diiringi backsound yang keren wanita perkasa Tamna aka wanita penyelam yang dipimpin ibu Beo Jin mendekati kapal Seo Rin. Mereka mulai menusuk-nusuk kapal Seo Rin dengan pisau peralatan mereka saat menyelam.

William pun mencarikan Beo Jin tempat yang aman.
“Jangan pergi, itu berbahaya”pinta William.
“Yandari ada di kapal. Dia dalam bahaya”ujar Beo Jin panik.
“TIDAK”seru William.
“William, Yandari…”, tiba-tiba anak buah Seo Rin pun menyerang mereka, William pun melawannya.

Di atas kapal Seo Rin, Park Kyu yang telah melawan banyak anak buah Seo Rin terdesak dengan serangan Chi Yong. Park Kyu pun terdesak, Chi Yong dan beberapa anak buahnya menodongkan pedang ke leher Park Kyu.
Seo Rin pun memandang sinis ke arah Park Kyu.
“Apakah ini balas dendammu pada Chosun?”tanya Park Kyu.
“Ini adalah balas dendam untuk ayahku dan juga mimpiku”jawab Seo Rin. Beo Jin melihat Park Kyu terdesak. Seo Rin pun memberi aba-aba pada Chi Yong untuk segera mengeksekusi Park Kyu. Chi Yong pun mendang dan menebaskan pedangnya ke arah Park Kyu.
“Yandari”teriak Beo Jin. Park Kyu yang terkena tebasan pedang pun terjatuh ke laut. Beo Jin pun terlonjak kaget.


Park Kyu yang terkena tebasan pedang pun terluka dan terjatuh semakin dalam ke laut.
“Yandari”guman Beo Jin linglung, ia pun segera terjun ke laut.
“Beo Jin”seru William. Beo Jin pun berenang mencari Park Kyu diiringin backsound instrumental yang keren sayangnya nggak tahu judulnya tapi dah punya mp3nya hahaha. Beo Jin pun berhasil menemukan tubuh Park Kyu, ia pun menariknya ke permukaan.


Kapal East India Company terlihat dari kapal Seo Rin.
“Madam”ujar Chi Yong, Seo Rin pun tersenyum bangga. Tanpa mereka sadari kapal mereka ditusuk-tusuk pisau para wanita perkasa Tamna.
Karena ditusuk-tusuk terus dengan kekuatan penuh, ibu Beo Jin pun sukses melubangi kapal Seo Rin. Kapal Seo Rin pun mulai bocor dan oleng.
“Kapal retak”seru anak buah Seo Rin. Chi Yong pun segera memeriksa kapal.
“Madam, kapal kita retak dari bawah”lapor Chi Yong. Seo Rin pun tak percaya.
“Apa artinya ini?”guman seo Rin, dan kapal pun mulai oleng. Seo Rin berpegangan pada kayu.
“Madam, kau harus meninggalkan perak. Kapal akan tenggelam”jelas Chi Yong.
“Tidak, tidak. Aku tidak bisa meninggalkan perak. Apakah kau mengatakan bahwa kita harus meninggalkan semua mimpi kita?”. Kapal pun oleng kembali, hingga Seo Rin terjatuh. Chi Yong pun memegangi Seo Rin.

“Madam, kita harus keluar dari sini”seru Chi Yong.
“Aku lebih suka, menjaga semuanya dalam hatiku dan aku akan menyerahkan hidupku”jawab Seo Rin (jadi ingat detik-detik kematian Mishil wkwkwkkw).
“Madam, Madam, Madam”seru Chi Yong pasrah. Seo Rin pun memegang tangan kakaknya untuk menguatkan diri. Perlahan-perlahan kapal makin oleng, Seo Rin pun hanya pasrah memandang lambang kelompok dagangnya.


Para wanita perkasa Tamna pun kembali ke permukaan. Mereka pun bersorak gembira saat melihat kapal Seo Rin mulai tenggelam. Begitu pula tim topeng hahaha. Dan juga tim Yi Bang bersorak gembira atas kemenangan mereka.

Yan pun melihat tenggelamnya kapal Seo Rin dengan teropongnya.
“Jika kita pergi ke pelabuhan, kita pasti sudah terjerat dalam perjuangan mereka. Itu adalah keputusan yang tepat untuk mendengarkanmu, Yan”ujar pemimpin kapal.
“Di pulau itu, ada penyelam yang menakutkan. Kita bisa saja sama seperti kapal mereka”jawab Yan. Yan pun tersenyum lega.

Beo Jin pun berhasil membawa Park Kyu ke permukaan, Beo Jin panik ia melihat ke sekelilingnya. Namun tak ada orang di sekitar mereka.
“Oh..tidak ada….nenek Sulmoondae, tolong selamatkan Yandari”mohon Beo Jin seraya menangis.
“Yandari, Yandari”panggil Beo Jin. Namun yang dipanggil masih pingsan, Beo Jin pun memberinya nafas buatan namun Park Kyu juga belum juga siuman. Darah segar pun terus mengucur dari luka Park Kyu.
“Yandari”panggil Beo Jin, ia pun mulai menangis dan menutup luka Park Kyu dengan bajunya.
“Yandari, kau tidak boleh mati. Tidak boleh mati seperti ini. Aku belum memberitahumu bahwa aku mencintaimu”.
“Yandari, Yandari”panggil Beo Jin seraya memukul-mukul dada Park Kyu.
Hal itu malah membuat Park Kyu memuntahkan air dalam mulutnya.

“Yandari, Yandari”panggil Beo Jin. Park Kyu pun membuka matanya dan berkata, ‘troublemaker’. Beo Jin membantu Park Kyu bangun. Dan akhirnya mereka pun berpelukan hahaha.
“Nah, jangan pergi ke mana pun tanpa aku. Mengerti? Jangan pergi ke mana pun tanpa aku?”ujar Bean ternyata tak jauh dari mereka William pun melihatnya. Patah hati dah kakaka.

Keesokannya, para warga terpana dengan kapal yang tersadar di pelabuhan mereka.
“Ini akan cukup memuat semua orang di Sanbanggol”ujar ibu Kkeut Boon.
“Ibu, aku ingin menjadi seorang pelaut”ujar Kkeut Boon.
“Kau harus menjadi kepala penyelam!”.
“Wow, ini benar-benar besar”guman Beo Jin.

Kakek pemabuk pun bergegas menemui William.
“William”.”William dia sangat stylish!”puji kakek itu . Semua orang pun menghampiri William.
“Kau mengalami waktu yang sulit. Apakah kau akan pergi dari sini?”tanya salah seorang warga. William pun mengangguk.
“Karena kau, mata biru kami telah merasakan kopi”ujar yang lain. William pun tersenyum.
“Alasan kami penyelam sedikit kasar padamu hanya karena aneh bagi kami. Jadi tolong jangan berpikir buruk tentang kami”ujar ibu Kkeut Boon. William pun mengangguk tersenyum.
Lalu Beo Seol menyerahkan secawan kopi dan buku gambarnya.

“Apa itu?”tanya salah satu warga.
“Ini kopi. Aku menambahkan madu yang aku dapatkan sendiri dari Gunung Han Ran”jawab Beo Seol. William pun mencicipinya.
“Terima kasih, Beo Seol”ucap William. Lalu William melihar isi buku gambar Beo Seol, ternyata Beo Seol menggambar William, jago ni Beo Seol menggambar hehehehe.
“Kau tidak boleh melupakan Tamna, ya?”ujar Beo Seol. William pun mengangguk.
“Btw, mata biru kau sudah melihat Beo Jin?”tanya Kkeut Boon.
“Mengapa Beo Jin tidak datang?”pikir Kkeut Boon seraya melihat sekelilingnya.

“Kita harus pergi sekarang”seru tiba-tiba.
“Hyungnim”panggil Philip yang menghampiri Yan dan memijitnya.
“Jaga dirimu baik-baik. Mari kita saling bertemu lagi setelah aku menjadi seorang pelaut berpengalaman”ujar Philip. Yan pun menyerahkan teropongnya pada Philip, Philip pun sangat senang menerimanya. Yan pun menuju ke kapal.

Park Kyu pun menemui William dan mengajaknya berjabat tangan. Namun William belum membalasnya.
“Apakah kau hanya akan menatapku?”tanya Park Kyu.
“Bukankah kau bilang ini adalah ucapan pria?”. William pun membalas uluran tangan William. Mereka pun berjabat tangan seperti seperti yang suka dilakukan saat kegiatan rohis.(susah ngejelasinnya lihat sendiri ya ntar di Indos kakaka).

“Ini adalah ucapan antara teman baik”ujar William. Park Kyu pun tersenyum.
“Aku akan kembali ke Inggris. Aku akan menulis tentang pulau yang indah ini”.
“Namun, tak seorang pun akan percaya namamu Park Kyu”. Park Kyu pun sedikit cemberut mungkin orang Inggris menganggap amana ada namanya taman (Park) Kyu hahaha.
“Tolos jaga Beo Jin”pinta William.
“Jaga dirimu juga”. William pun mengangguk lalu mereka berpelukan.
Mereka pun berpamitan, lalu kapal yang ditumpangi William berangkat.


Warga pun mengantar kepergian William, mereka pun saling melambaikan tangan.
“WILLLLIAMMMMMM”seru kakek pemabuk yang dulu ketakutan lihat William hahaha.
Yan pun meninggalkan William sendirian. Lalu William teringat pertemuannya dengan Beo Jin malam sebelum pergi.

“Ketika aku kembali ke Inggris. Aku akan merindukan Tamna. Bagiku, Tamna adalah Beo Jinku”ucap William.
“Aku juga, tidak akan pernah melupakanmu. Aku akan merindukanmu”.
“Apakah kau ingat? Aku bilang aku akan melindungimu karena kita teman. Aku menyesal… aku melindungimu dengan mengirimmu pergi”. William pun mengusap air mata Beo Jin.
“Aku berharap ini akan menjadi terakhir kalinya kau menangis”pesan William. Beo Jin pun mengagguk dan tersenyum.


William pun tersenyum di atas kapal mengingat semua itu.
“Penyelam indahku, Beo Jin. Selamat tinggal”guman William. Dan ternyata Beo Jin mengantar kepergian William dari jauh.
“Selamat tinggal, tinggal”guman Beo Jin.

Keesokan harinya, Park Kyu pulang membawa air. Hahaha padahal dulu waktu pertama kali ogah ngakat air kakaka.

Beo Jin sudah bekerja sebagai administrasi barang Jisangpoon.
“Lihat, aku sudah selesai. Barang-barang dari semua desa yang campur aduk. Bukankah itu membingungkan?”ujar penjaga.
“Yang satu ini rusa dari Omokgol. Ini adalah citrons dari Yutegol dan mereka adalah herbal dari Samotgol”jelas Beo Jin.
“Anda cerdas mengatur semuanya. Kami tidak akan perlu khawatir tentang barang upeti”puji penjaga Beo Jin pun tersenyum. Sekarang Beo Jin, tidak menjadi penyelam tapi sesuai kemampuannya mengadminsitrasikan barang-barang.

“Hi, semua”sapa Beo Jin pada tema-temannya.
“Beo Jin”sapa Kkeut Boon.
“Apakah kau datang dari tempat kerjamu?”. Beo Jin pun mengangguk.
“Jika kau belum makan, mari makan”tawar Kkeut Boon.
“Tidak, terima kasih. Silahkan teruskan makannya. Sekarang aku sudah kenyang karena sudah makan beberapa Bingteuk”jawab Beo Jin. Tiba-tiba Yi Bang dan 2 opsir setianya melewati mereka.
“Ajubang?”sapa Beo Jin pada opsir setia Yi Bang.
“Hai”sapa Yi Bang.
“Ke mana kalian akan pergi sekarang?”tanya Beo Jin.
“Kita akan bertemu gubernur Jeju yang baru”jawab salah satu opsir penjaga.
“Apa? Gubernur Jeju?”tanya Kkeut Boon.

Akhirnya Beo Jin dkk pun mengikuti Yi Bang. Diikuti warga lainnya.
“Beo Jin”panggil ibu Beo Jin.
“Ibu”sapa Beo Jin. Begitu pula Kkeut Boon menyapa ibunya.
“Oh, putri cantikku”ujar ibu Kkeut Boon pada anaknya.
“Apakah kau sudah menyelesaikan pekerjaanmu”tanya ibu Beo Jin.
“Ya, Ibu. Hari ini barang upeti datang lebih awal. Jadi aku bisa menyelesaikannya lebih awal”jawab Beo Jin.
“Btw, Bu. Apakah kau mendengar ada gubernur Jeju baru? Dia mengatakan gubernur baru ada di Sanbanggol”jelas Beo Jin.
“Benarkah?”tanya ibu Kkeut Boon girang. Yang langsung bergegas menyusul Yi Bang yang diikuti warga lainnya.
Dan mereka pun sampai di rumah Beo Jin.


Para warga pun sudah berkumpul di halaman depan rumah Beo Jin.
Ayah Beo Jin dan Beo Seol agak masuk ke dalam untuk menyapa Yi Bang.
Tapi akhirnya Beo Seol dan ayahnya punya kembali ikut berbaris hahaha.
Park Kyu yang selesai bersih-bersih dan duduk di dipan depan rumah pun bingung dengan keramaian di depan halaman rumah Beo Jin. Di tambah Yi Bang dan 2 opsir penjaga memberi hormat pada Park Kyu.
Semua warga pun terkejut ternyata gubernur barunya Park Kyu hehehe.
Park Kyu pun berdehem. Lalu salah satu penjaga menyuruh Beo Jin dan keluarganya maju hahaha. Beo Jin pun sedikit takut menghampiri Park Kyu.

Park Kyu pun menunggu dengan cuek atau cool ya? Susah jelasinnya.
“Yandari”panggil Beo Jin.
“Pengacau”balas Park Kyu. Beo Jin pun tersenyum begitu pula Park Kyu.
Beo Jin pun makin mendekat ke arah Park Kyu.
“Yandari”panggil Beo Jin lagi. Park Kyu pun tertawa kecil diikuti Beo Jin.
“Dia gubernur Jeju”seru ayah Beo Jin.

“Selamat pada desa kita”seru salah satu warga, yang diiyakan warga lainnya. Mereka pun bersorak kegirangan. Beo Jin dan Park Kyu pun saling tersenyum.

—————————————–The End———————————————-

 

sumber: pelangidrama.net
//

Tamra The Island – Episode 15

Di markas Seo Rin, mereka memproduksi perak dari timah. Yan mengambil salah satu timah batu. Yan pun menemui Seo Rin dan menunjukkan timah yang belum

jadi yang telah diambilnya.

“Bagaimanapun, kau gagal untuk membuat perak dari timah”seru Yan.

“Aku tidak percaya bahwa keamanan perusahaan ini lalai. Aku harus lebih waspada”jawab Seo Rin. Yan pun tersenyum.

“Sudah pasti bahwa perak tidak akan siapa pada tenggang waktu. Apa kembali ke rencana awal?”ujar Yan.

“Aku berpikir bahwa kau hanya tur keliling Hanyang”. Yan pun tertawa kecil.

“Sekarang East India Company tidak akan berbisnis dengan perusahaanmu lagi. Waktu yang diberikan padamu lebih dari waktu yang ditentukan”ujar Yan.

“Aku percaya bahwa kau akan memberi kami lebih banyak waktu”jawab Seo Rin.

“Bawa dia ke sini”seru Seo Rin pada seseorang di luar.

Lalu anak buah kepercayan Seo Rin membawa William masuk, Yan pun terlonjak kaget saat melihat orang itu adalah William. Sedangkan William biasa saja hahaha.

Yan dan William pun berbicara berdua, ternyata Seo Rin mengembalikan surat perjanjian yang dibuang Yan.

“Seo Rin, semuanya adalah plot wanita itu”ujar Yan.

“Alasanmu mencoba membantuku adalah hanya karena uang imbalan yang akan kau terima dari ibuku”seru William.

“Kau tidak harus percaya Seo Rin”.

“Kau dan Park Kyu adalah orang-orang yang tidak dapat dipercaya”balas Yan.

“Aku mendengar bahwa kau dituntut. Bagaimana kau bekerja di kelompok dagang ini”tanya Yan.

“Bagaimana denganmu. Bisnis apa yang kau lakukan dengan Seo Rin?”tanya William balik.

“Ini bukan urusanmu”jawab Yan.

“Baik. Lalu kau tidak perlu tahu apa yang aku lakukan di sini”balas William.

“Semua benar. Aku akan memungkinkan Seo Rin untuk berbisnis dengan East India Company terus menerus. Itulah yang dia inginkan. Tapi, kau harus kembali ke Inggris denganku”jelas Yan.

“Sebaliknya, bantu aku pergi dari sini dengan Beo Jin”ujar William.

“Lagi-lagi kau berbicara tentang Beo Jin. Selama Park Kyu di sini, dia tidak akan pernah meninggalkan Chosun. Kau konyol percaya pada seorang gadis licik”tegas Yan.

“Tidak sepertimu. Aku percaya padanya dan dia mempercayaiku”tegas William.

“Ibumu benar sekali , kapan kau akan tumbuh William?”ujar Yan. William pun hanya terdiam.

Seperti biasa Beo Jin sibuk memasukkan barang ke gudang, sekilas ia melihat wajah yang tak asing baginya yang tak lain adalah Yan. Ia pun menghampiri Yan.

“Apakah itu benar-benar kau?”seru Beo Jin, Yan pun menoleh ke sekelilingnya. Lalu Beo Jin menarik Yan bersembunyi.

“Hei, sudah lama tidak melihatmu. Aku pikir kau melarikan diri sebelumnya. Apakah tinggal di Hanyang?’tanya Beo Jin.

“Setiap kali aku melihatmu, kau begitu berisik”jawab Yan.

“Mengapa kau di sini? Mungkinkah, kau datang untuk menjemput William”tanya Beo Jin lagi. Yan pun tersenyum.

“Orang-orang berpikir rekanku (William) meninggal”ujar Yan .

“Aku benar-benar tidak tahu apa yang terjadi. Menurut William, Yandari menyuruh orang untuk membunuh William itulah yang aku dengar darinya”ujar Beo Jin.

“Betapa bodohnya kau. Park Kyu mencoba menyelamatkan William”jawab Yan.

“Apa?”tanya Beo Jin.

“Meskipun Raja memperintahkan menuntut William, tapi Park Kyu mencoba menyelamatkan William”jelas Yan.

“Apakah itu benar?”.

“Park Kyu merasa menyesal karena tidak bisa menolong William, sedangkan William berhasil menyelamatkan diri. Park Kyu menyalahkan dirinya sendiri”.

“Benar, lalu aku bisa menjelaskan pada William”ujar Beo Jin. “Hei, mengapa kau tidak menjelaskannya pada William?”.

Yan pun hanya tersenyum dan berniat pergi namun Beo Jin menahannya.

“Yan, apakah kau ingat orang yang mencoba membunuh Yandari?. Aku pikir aku melihat pria itu di sini”ujar Beo Jin.

“Apa yang kau bicarakan?”seru Yan cuek.

“Tolong beritahu Yandari apa yang aku katakan saat kau bertemu dengannya. Orang itu ada di kelompok dagang ini”jelas Beo Jin.

“Kau selalu mengangguku kemana pun kau pergi”

“Itu karena aku tidak berani bertemu Yandari lagi”. Yan pun cuek lalu bergegas pergi.

“Yan”panggil Beo Jin namun tidak digubris Yan.

Ibu Beo Jin menjemur cabai merah besar-besar. Lalu datang Bong Sam yang taku-takut mendekat hahaha.

“Wow, cabai paprika yang sudah masak”puji Bong Sam lalu mencoba mengambil satu.

“Kenapa kau di sini?”tanya ibu Beo Jin.

“Aku datang ke sini karena Tuan Muda memintaku mencari tahu apakah ada sesuatu yang bisa aku bantu”jawab Bong Sam. Ckckckckckckck

“Bagaimana dia mengirim seorang pria yang terlihat buruk sepertimu”ujar ibu Beo Jin.

“Mengapa anda terus berbicara tentang penampilanku?”ujar Bong Sam tak terima hahaha. Ibu Beo Jin hendak seperti mau memukul, refleks Bong Sam pun mundur beberapa langkah. Tiba-tiba datang 3 orang pria bertampang sangar.

“Apa yang membawa kalian ke sini?”tanya ibu Beo Jin.

“Apa kau tidak mendengar dari tuan putri Si Yeon? Dia bilang kau harus pergi dari sini dalam waktu tiga hari. Kenapa kau masih di sini?”tanya salah seorang pria datang. Lalu ketiga pria itu pun mengobrak-abrik barang-barang ibu Beo Jin, Bong Sam pun tak dapat berbuat apa-apa. Di luar pintu Si Yeon tersenyum puas dengan apa yang menimpa keluarga Beo Jin.

Ibu Beo Jin duduk termenung di papan depan rumah dengan cabai-cabai berserakan. Beo Jin yang pulang ke rumah pun kaget melihat barang-barang berserakan.

“Ibu, apa yang terjadi di sini?”tanya Beo Jin.

“Yanban adalah orang-orang yang cukup mengerikan. Apakah orang-orang yang lahir dari golongan rendah bukan manusia”seru ibu Beo Jin.

“Ibu”ucap Beo Jin lalu mulai membereskan cabai yang berserakan.

‘Biarkan, kita akan berangkat dari sini subuh”ujar ibu Beo Jin.

“Apa maksudmu dengan pergi dari sini?”tanya Beo Jin.

“Orang-orang yang membuat kekacauan ini menyuruh kita untuk keluar dari rumah ini. Apa yang kita miliki selain tubuh kita sendiri. Jika mereka menyuruh kita pergi dari sini, kita harus pergi”jelas ibu Beo Jin.

Beo Jin pun duduk di dekat ibunya.

“Aku…lalu…haruskah aku kembali ke Tamna?”tanya Beo Jin. Park Kyu yang tadinya mau masuk pun mengurungkan niatnya.

“Tamna masih kota asalku. Ada….begitu banyak hal…yang aku tinggalkan di Tamna”. Air mata Beo Jin pun tumpah.

“Gua, bukit, meskipun menyelam terlalu sulit untukku, ada lautan yang tak berubah”ujar Beo Jin.

“Bagaimana dengan ayah dan Beo Seol”tanya Beo Jin mengalihkan perhatian.

“Ayah mengatakan aku bisa kembali kapan saja jika kehidupan yang aku lalui begitu keras, dia mengatakan bahawa….”lanjut Beo Jin namun terhenti karena tak kuasa menahan tangis. Ibu Beo Jin pun memeluk Beo Jin untuk menenangkannya. Beo Jin pun menangis sesegukan di pangkuan ibunya.

“Kenapa wajahmu begitu hangat?”tanya ibu Beo Jin saat meraba-raba wajah putrinya.

Ibu Beo Jin pun agak terkejut saat menoleh ke belakang dilihatnya Park Kyu. Begitu pula Beo Jin.

“Kenapa kau datang ke sini? Apakah kau datang ke sini untuk membuat kami kena lebih banyak masalah?”seru Beo Jin. Park Kyu hanya terdiam.

“Katakan pada pria itu untuk pergi dari sini, katakan padanya untuk tidak pernah datang ke sini lagi”pinta Beo Jin pada ibunya. Beo Jin pun bergegas masuk kamar walaupun berhenti sesaat menoleh ke arah Park Kyu. Park Kyu pun hanya terdiam.

“Apakah kau tidak mendengarnya? Pergi dari sini secepatnya”ujar ibu Beo Jin yang melihat Park Kyu belum juga pergi.

“Sekarang, kami tidak akan memberikan kesulitan lagi, kami akan berangkat dari sini fajar. Aku mendengar bahwa di Hanyang anjing makan anjing. Hanyang adalah tempat yang mengerikan untuk hidup”. Ibu Beo Jin bergegas masuk rumah.

“Anda tidak harus pindah”ujar Park Kyu, ibu Beo Jin pun menghentikan langkahnya.

“Aku menyuruh Anda datang ke Hanyang. Jadi, itu tanggung jawabku untuk menemukan tempat tinggal Anda. Aku merasa sangat menyesal untuk membiarkan Anda melewati masa sulit”.

“Kau tidak perlu melakukan itu. Aku tidak ingin berutang lagi padamu. Tunggu sebentar lagi sampai aku menemukan tempat untuk pergi, sampai saat itu….”jelas ibu Beo Jin namun dipotong Park Kyu.

“Daesanggoon (kepala penyelam)”ujar Park Kyu.

“Aku menghargaimu tapi jangan datang ke sini lagi, sejak Beo Jin demam, aku harus merawatnya”ujar ibu Beo Jin lalu bergegas masuk untuk merawat Beo Jin. Park Kyu pun hanya bisa terdiam.

Keesokan harinya Park Kyu mendatangi rumah Si Yeon.

“Aku tidak bisa…menikah denganmu”seru Park Kyu to the point. Si Yeon pun terpana. Lalu Park Kyu menaruh uang sekantong di hadapan Si Yeon.

“Ini adalah harga rumahnya. Harap berhenti membuat masalah lagi. Karena aku sudah bilang tujuanku, aku akan pergi”lanjut Park Kyu lalu bergegas pergi.

“Sudah…”seru Si Yeon, yang otomatis menghentikan langkah Park Kyu.

“Berita tentang pernikahan kita telah menyebar ke mana-mana. Jika pernikahan kita dibatalkan dengan cara seperti ini. Aku dan keluargaku akan malu”.

“Jika kita tidak berhenti sekarang,kau akan lebih malu”jawab Park Kyu lalu bergegas pergi. Hahaha Park Kyu bisa aja ni.

Di markas dagang Seo Rin, William termenung teringat saat Beo Jin berusaha melepaskan diri saat William menciumnya. Dan teringat saat Beo Jin menyusul Park Kyu ketika mereka akan berangkat dan William menyusulnya walaupun kehujanan hingga melunturkan rambut yang dicatnya. Dan juga kata-kata Yan yang mengatakan bahwa selama ada Park Kyu, Beo Jin tidak akan meninggalkan Chosun. William pun pergi menemui seseorang.

Ternyata William menemui Seo Rin.

“Apa yang membawamu kemari?”tanya Seo Rin.

“Kau menyelamatkan hidupku, aku pikir harus ada alasannya”jawab William.

“Bisakah kau melakukan segalanya?”.

“Jika…kau membantu pergi dari sini dengan Beo Jin segera, semuanya”.

“Suatu hari aku akan meminta bayaran, kau harus memenuhi janjimu pada saat itu”. William pun mengangguk lalu bergegas pergi.

“Biarkan dia pergi keluar dari sini sesekali”ujar Seo Rin pada Chi Yong.

“Jika orang asing diketahui padahal seharusnya sudah mati ada di sini, maka kita akan kesulitan. Apa rencanamu”.

“Suatu hari, orang asing yang akan menempatkan Park Kyu ke dalam kesulitan”jawab Seo Rin.

Seperti biasa ibu Beo Jin membereskan dagangan yang akan di jual bersama ibu Kkeut Boon di dipan depan rumah. Tiba-tiba Bong Sam datang.

“Permisi…”ucap Bong Sam menyapa.

“Mengapa orang jelek…begitu sering datang ke sini?”guman ibu Kkeut Boon.

“Silahkan ambil ini”ujar Bong Sam lalu menaruh bungkusan yang dibawanya di atas dipan.

“Apa itu? Apakah itu makanan?”tanya ibu Kkeut Boon.

“Tuan Mudaku mengatakan padaku untuk membawakanmu obat tonik”jawab Bong Sam. Oh ternyata bungkusan itu isinya obat hehehe.

“Oh, oh aku…pak jaksa?”seru ibu Kkeut Boon yang bergegas mengambil bungkusan obat tonik itu.

“Untuk diberikan pada Kkeut Boon ku?”tanya ibu Kkeut Boon dengan penuh penuh percaya diri.

“Karena ia terus memukul dia, akhirnya itu terbayar. Oh bau ini, bau begitu baik”ujar ibu Kkeut Boon seraya mencium obat tonik tersebut.

“Ya ampun, ini adalah untuk Beo Jin”seru Bong Sam seraya mengambil bungkusan obat itu dan menyerahkannya ke ibu Beo Jin.

“Beo Jin sudah pulih dan pergi bekerja. Kau bisa kembali ke sarjana Park sebagai gantinya”ujar ibu Beo Jin.

“Apa yang anda lakukan padanya untuk perubahan seperti ini. Bagaimana kau mempengaruhi dia untuk membatalkan pernikahan dengan keluarga tuan Hong Goo Rak?”cerocos Bong Sam.

“Apa? Apakah ia membatalkan pertunangannya?”tanya ibu Kkeut Boon. Ibu Beo Jin pun agak terkejut.

“Nyonya…sakit terbaring di tempat tidur”jawab Bong Sam.

Ibu Beo Jin mengambil bungkusan obat dan berkata,”katakan padanya bahwa aku menghargainya”. Lalu bergegas masuk ke dalam rumah membawa obat tadi. Wahhh kayaknya ibu Beo Jin senang ni, coz Park Kyu bisa jadi menantunya kakaka.

Di kediaman Park Kyu ada seseorang yang menunggunya di luar rumah. Bong Sam yang telah kembali pun menghampiri Park Kyu.

“Ada tamu untukmu”ujar Bong Sam lalu menunjukkan orangnya. Ternyata tamunya tak lain adalah Kim Yi Bang. Park Kyu pun tersenyum lalu menghampiri Yi Bang.

“Tuan, bagaimana kabarmu?”tanya Yi Bang. Park Kyu pun mengangguk tersenyum.

Yi Bang berbicara berdua dengan Park Kyu.

“Jadi, apa yang terjadi di Jeju?”tanya Park Kyu.

“Sesuatu yang aneh, seperti yang anda katakan sebelumnya. Tampaknya kepala baru provinsi Jeju telah merencanakan sesuatu”jawab Yi Bang lalu ia mengeluarkan selembaran kertas.

“Ini adalah desain pelabuhan yang akan ia bangun”.

”Pelabuhan?”tanya Park Kyu lalu membuka kertas tersebut. Lalu Yi Bang pun menjelaskan posisi pelabuhan itu.

“Meskipun sudah ada sebuah sungai di satu sisi merka membuat lagi yang sama di sisi lain. Ukurannya lebih besar dari yang disetujui. Merekaa bahkan membangun puri dan benteng. Ini bukan sungai sederhana di mana kapal-kapal kargo biasa berlabuh. Untuk menyelesaikan sungai berikutnya mereka merekrut penduduk local, mereka berada di bawah tekanan yang besar untuk bekerja”jelas Yi Bang. Park Kyu pun mendengarkan dengan seksama sembari berpikir.

“Lihat ke bagian bawah”pinta Yi Bang. Park Kyu pun melihat yang ditunjuk Yi Bang dan dilihatnya lambing dagang Seo Rin.

“Sudah pasti bahwa pencuri Jinsangpoom terkait dengan proyek ini”.

Di tempat pembuatan perak, salah satu pekerja Seo Rin melihat peleburan timah sukses. Seo Rin bergegas menuju tkp, dilihatnya beberapa keeping perak yang telah jadi. Lalu Seo Rin memperlihatkan hamparan perak yang telah jadi pada Yan.

“Lihatlah ini”seru Seo Rin.

“Sungguh mengesankan”jawab Yan.

“Mari kita mulai perdagangan, katakan pada mereka untuk datang ke kota Jeju”.

“Apakah kau memiliki sungai yang sesuai, di mana kapal East India Company dapat berlabuh?”tanya Yan.

“Ya, kami membangun salah satu yang dapat menampung beberapa kapal East India Company. Kau dapat memerintahkan mereka untuk memanggil Yang Bih di sungai Jeju”jawab Seo Rin.

“Jika yang besar harta karun, tidak akan ada penjaga bukan?”tanya Yan.

“Akan lebih mudah untuk berpikir Jeju sebagai milik grup pedagang Seo Rin”.

Yan pun nampak berpikir.

William dan Beo Jin pergi ke danau, mereka menikmati pemandangan bulan purnama di tepi danau. William pun melepaskan topi capingnya.

“Apa yang kau lakukan jika seseorang melihatmu?”tanya Beo Jin. William pun melihat ke sekelilingnya.

“Tidak ada orang di sekitar sini. Tidak apa-apa”ucap William lalu memakaikan topinya di kepala Beo Jin.

“Lucu”.

“Tapi kau harus hati-hati”ucap Beo Jin. William pun mengangguk. Lalu keduanya menikmati pemandangan.

“Duduk seperti ini bersama-sama seperti kita berada di Tamna”ujar Beo Jin.

“Ya”.

“Pada waktu itu…aku benar-benar membenci laut, sekarang jarakku dan lautan sangat panjang”ujar Beo Jin sedih. William pun menggegam tangan Beo Jin untuk menenangkan.

“Kata ‘kerinduan’ tampaknya benar-benar menjadi kata yang menyakitkan. Aku….takut bahwa aku akan..pada akhirnya merasakan kerinduan padamu”.

“Tapi kita di sini bersama-sama, mengapa kau mengatakan sesuatu seperti itu?”tanya Beo Jin. William pun tersenyum.

“Ya, kau benar. Kau tepat di sampingku”. “Aku…tidak akan kehilanganmu. Aku tidak akan menjadi seseorang yang merindukan orang yang jauh”ujar William. Beo Jin yang mendengarnya pun sedih.

William pun mengantar Beo Jin pulang sampai rumah.

“Apakah ini rumahmu di Hanyang?”tanya William. Beo Jin pun mengangguk.

“Untuk membawaku di sini. Terima kasih”. William pun mengangguk.

“Dapatkan rumah yang aman”ujar Beo Jin.

“Dapatkan rumah yang aman”ulang William. Beo Jin bergegas masuk namun William menarik tangan Beo Jin hingga kehadapannya. Beo Jin terkejut dan agak ketakutan.

William pun melepas topinya dan mencium kening Beo Jin.

“William”panggil Beo Jin, Beo Jin pun terkejut salah menoleh dilihatnya Park Kyu.

“Yandari”. William pun ikut menoleh, Park Kyu pun terkejut sampai tak dapat berkata-apa, orang yang telah dikiranya mati hidup sehat walafiat hahaha. William pun tersenyum.

“Park Kyu”panggil William.

“Yandari”panggil Beo Jin.

“Bagaimana kau bisa selamat?”tanya Park Kyu.

“William, seperti ini…ia selamat”jawab Beo Jin.

“Selamat, kau menipuku tahu bahwa dia masih hidup? Kau….”. Park Kyu pun berkaca-kaca.

“Bagaimana kau bisa melakukan ini padaku?”. Beo Jin pun terkejut.

“Aku bahkan tidak tahu itu dan …aku menangis merasa bersalah di hadapanmu. Melihatku seperti itu. Apakah menyenangkan? Melihat bagianku dari diriku yang memalukan…kau menikmatinya?”teriak Park Kyu. Beo Jin pun menghampiri Park Kyu.

“Ini bukan seperti yang kau pikirkan, Yandari?”ujar Beo Jin lalu mencoba memegang tangan Beo Jin namun dihempaskan oleh Park Kyu. William pun mendekat ke arah kedua orang ini.

“Lepaskan tanganmu, aku bukan lagi Yandari yang tinggal di ruang penyimpanan rumahmu”ujar Park Kyu dengan air mata yang mengalir. Beo Jin pun tak dapat berkata apa-apa.

“Park Kyu, aku yang ingin kau bunuh sekarang hidup, kau marah?. Aku seharusnya sudah mati tapi aku hidup…Apakah itu sebabnya kau begitu marah?”ujar William. Walah makin runyam ni kakaka.

“Tidak, William…bukan itu. Dia tidak mencoba membunuhmu. Dalam rangka un tuk menyelamatkanmu, di depan Raja. Dia berpura-pura untuk mencoba membunuhmu”jelas Beo Jin.

“Benar, Yandari”. Namun kedua orang ini malah hanya terdiam, Park Kyu diam memendam kekesalannya.

“Benar, katakan saja”seru Beo Jin. Namun Park Kyu malah memilih pergi. Beo Jin pun menahannya.

“Ucapkan dan kemudian pergi. Bahwa tidak benar…”ucap Beo Jin. Namun Park Kyu tak mengindahkannya ia tetap melangkah pergi.

Park Kyu yang kesal pun melepaskan kekesalannya dengan memukul pohon yang disandarinya. Ia pun menangis menumpahkan kekesalannya. William yang dikamarnya pun nampak berpikir mencerna kata-kata Beo Jin.

Di rumahnya Beo Jin minum arak sampai mabuk ditunggui ibunya.

“Ibu…aku…bodoh…tolol..aku tidak lebih dari mentimun laut atau penyemprot laut . Aku tidak tahu apa yang ada dalam hatiku sama sekali”. Ibu Beo Jin pun mendengarkan dengan seksama curhat putrinya ini.

“Williamku…apakah orang pertama yang aku berikan hatiku atau temanku. Dia datang ke sini. Dan kesulitan yang dihadapinya begitu banyak. Aku bilang aku akan melindungi William. Aku berjanji, ketika aku menepati janji itu”ujar Beo Jin namun terpotong karena ia tak kuasa menahan tangisnya, ia pun menahannya dengan membungkam mulutnya dengan kedua tangannya. Ibu Beo Jin menuangkan arak ke cawan Beo Jin lalu Beo Jin pun mengambilnya dan meminumnya sampai habis.

“Park Kyu, Yandari, hatiku…meskipun ia biasanya menyakiti hatiku dan dia bahkan kadang-kadang berarti untukku. Sebenarnya ibu, Yandari…”. Beo Jin tertawa.

“Aku juga seorang wanita dengan rahasia. Karena aku, dia begitu terluka”.

Ibu Beo Jin pun tersenyum dengan curhat puttrinya ini. Beo Jin pun menangis sesegukan lalu ibunya menyuruh Beo Jin menangis dipangkuannya. Ibu Beo Jin pun tersenyum seraya menepuk-nepuk bahu putrinya untuk menenangkannya.

Keesokan paginya William mengambil anak anjing yang tersesat di kamarnya.

William pun bermain dengan anak anjing tersebut. Lalu tiba-tiba Yan masuk. Yan pun tersenyum.

“Kau mendapatkan kenyamanan dari seekor anjing?”ejek Yan.

“Aku bertanya-tanya apakah anjing ini ditinggalkan atau kehilangan arah. Sepertinya dia memanggilku begitu, aku tidak bisa mengabaikannya dan pergi”jawab William.

“Berapa lama kau berpikir akan tinggal di sini? Kau hanya akan dimanfaatkan Seo Rin. Aku akan kembali N.E company. Aku akan membantumu, apakah kau ingin ikut denganku?”tanya Yan.

William pun membuka sedikit bajunya dan memperlihatkan cap milik Seo Rin yang tercap di punggungnya. Yan pun terkejut.

“Itu berarti aku milik Seo Rin”ujar William lalu William menutup kembali cap itu.

“Jika orang-orang dari India Timur melihatnya, mereka akan berpikir bahwa aku seorang mata-mata dari kelompok dagang Seo Rin”.

“Berhati-hatilah dengan Seo Rin. Dia mungkin akan membunuhmu, William”ujar Yan memperingatkan William. William pun mengangguk.

Yan menemui Park Kyu dan memperlihatkan uang perak yang ada lambang dagang Seo Rin.

“Apakah ini maksudmu kelompok dagang Seo Rin telah berhasil membuat perak dan memimpin?”tanya Park Kyu.

“Aku akan kembali ke N.E untuk memulai kesepakatan bisnis antara Seo Rin dan mereka “.

“Kenyataan bahwa aku akan menghambat Seo Rin akan berakibat buruk bagi N.E perusahaanmu. Lalu kenapa kau membantuku?”tanya Park Kyu.

“Ini tidak menjamin bahwa kau bisa memblokir Seo Rin”jawab Yan lalu bergegas pergi.

“Yoon”panggil Park Kyu yang otomatis menghentikan langkah Yan, Yan pun menoleh ke arah Park Kyu. Park Kyu pun mengeluarkan sebuah buku dari balik hanbooknya dan melemparkannya ke arah Yan, yang ditangkap Yan dengan mulus.

Yan pun memperhatikan buku tersebut.

“Aku menemukan bahwa kau adalah orang Chosun”ujar Park Kyu. Ternyata buku tersebut berisi tentang riwayat keluarga Kim dari Indung-Pahl yang sepertinya leluhur Yan.

“Kau adalah putra seorang potter (pembuat keramik) yang ditangkap oleh Jepang selama perang dengan Jepang. Kau adalah Kim Yoon putra Kim sang Yeon”jelas Park Kyu.

“Apakah perlu untuk menyamarkan diri sebagai orang Jepang?”tanya Park Kyu.

“Aku bukan orang Jepang ataupun Chosun. Hanya pelaut”jawab Yan.

“Pikirkan hal ini dengan hati-hati, kau tidak ingin Negara asalmu di ambil orang asing”pesan Park Kyu.

Park Kyu menemui putra mahkota dan menunjukkan bukti-bukti yang di dapat kertas denah pelabuhan dan mata uang perak.

“Jika Jeju diizinkan sebagai wilayah yang disewakan untuk perdagangan luar negeri. Seo Rin berencana menggunakan tentara East India Company untuk kudeta”jelas Park Kyu.

“Itulah mengapa mereka menarik menteri pemerintah ke sisi mereka? Dan bahkan mencoba menarikku ke dalamnya”ujar putra mahkota.

“Karena itu tidak mudah, mereka mencoba melakukannya dengan seluruh kekuatan”kata Park Kyu. Lalu putra mahkota mengeluarkan sebuah cap/segel miliknya.

“Cap ini milik putra mahkota”.

“Ini akan membantumu untuk mendapatkan beberapa prajurit”. Park Kyu pun mengangguk.

Park Kyu menemui Yi Bang.

“Semua pejabat pemerintah yang dikirim ke kota Jeju, apakah berada di pihak Seo Rin?”tanya Yi Bang.

“Itu sebabnya para pejabat dikhususkan untuk membangun sungai Yang Bih”.

“Aku berpikir bahwa kita tidak bisa menunggu lebih lama lagi? Kembali ke kota Jeju dan awasi mereka”jawab Park Kyu.

“Aku akan melakukan seperti yang anda perintahkan”.

“Dan Yi Bang, dapatkan kau membantuku?”.

“Tolong katakan padaku”.

“Bisakah kau membawa penyelam Jeju dan Daesanggoon bersamamu?”.

“Aku akan melakukannya”.

“Dan gadis itu bekerja di kelompok dagang Seo Rin”.

“Apakah yang anda maksud putri dari Daesanggoon?”.

“Kita akan menyerang perusahaan itu malam ini. Jangan lupa membawanya bersamamu”.

“Ya, Tuan”jawab Yi Bang mengerti. Lalu Yi Bang pamit.

Di markas kelompok dagang Seo Rin, Beo Jin mengawasi Chi Yong yang menemui anak buah kepercayaan. Beo Jin pun menguping pembicaraan mereka.

“Seo Rin memerintahkanmu untuk bersiap-siap untuk pergi ke Jeju segera”ujar Chi Yong.

“Apakah ini berarti bahwa dia akan memindahkan pangkalan perusahaan?”.

“Itu benar, aku mendengar bahwa Pangeran Hyun memberi Park Kyu segel “.

“Apakah itu berarti dengan segel putra mahkota?”.

“Park Kyu akan menyerang perusahaan kita. Tolong cepat. Kali ini akhirnya aku bisa membunuh Park Kyu”. Beo Jin pun terlonjak kaget, tiba-tiba terdengar teriakan Kkeut Boon yang memanggilnya.

“Oh, Beo Jin!”panggil Kkeut Boon.

Chi Yong pun otomatis mendengar teriakan Kkeut Boon, Chi Yong pun menghampiri asal suara.

“Bagaimana kabar anda?”tanya Beo Jin basa-basi.

“Bagaimana kabarmu, Knight? Aku baik-baik saja”tambah Kkeut Boon.

Chi Yong pun tak mengindahkan mereka berdua lalu bergegas pergi. Beo Jin pun sedikit lega namun was-was.

“Dia terlihat begitu jantan. Aku bahkan bisa ada waktu minum teh bersamanya jika aku berada di Tamna. Ah, benar! Beo Jin! Sesuatu yang buruk terjadi?”ujar Kkeut Boon (Jyah ni kkeut Boon nggak tahu orang jahat hahaha).

“Apa?”tanya Beo Jin.

“Yi Bang datang dari Jeju ke Hanyang untuk membawa kita”.

“Itu Yi Bang, kita tidak melakukan sesuatu yang salah. Kenapa?”.

“Kita tidak punya waktu untuk tinggal di sini. Mari kita pergi sekarang”ajak Kkeut Boon.

“Tunggu, aku harus pergi melihat Yandari”ujar Beo Jin.

“Bagaimana dengan Yandari? Ibumu mengatakan bahwa aku harus membawamu”.

“Kkeut Boon, jika kau pergi duluan, aku akan segera mengikutimu”. Kkeut Boon pun menolak.

“Ayolah Kkeut Boon. Jika kau mengizinkanku untuk melakukannya. Ketika aku kembali ke Tamna. Aku akan mendukungmu sampai kau menjadi Daesanggoon”bujuk Beo Jin.

“Benarkah?”tanya Kkeut Boon.

“Tentu saja”.

“Kau harus menjaga kata-katamu! Pasti!Pasti!”.

“Aku akan segera mengikutimu”.

“Lalu, kau harus datang Cheong Woon Jeom ujung pasar”pesan Kkeut Boon.

“Baik. Cheong Woon Jeom, Daesanggoon”ujar Beo Jin lalu bergegas pergi .Kkeut Boon pun senang karena diiming-imingi posisi Daesanggoon.

Beo Jin pun berlari menuju rumah Park Kyu. Di istana Park Kyu menunggu dengan gelisah apakah akan melihat Beo Jin untuk terakhir kalinya, dikiranya Beo Jin kembali ke Tamna bersama Yi Bang. Beo Jin yang masih berlari tiba-tiba di hadang beberapa orang dari anak buah Seo Rin, mereka pun menangkap Beo Jin.

Akhirnya Park Kyu pun memutuskan melihat Beo Jin untuk terakhir kalinya, ia pun memacu kudanya. Park Kyu pun sampai di tempat perjanjian Beo Jin dan Kkeut Boon.

“Inspektur kerajaan”panggil Yi Bang.

“Kalian belum pergi?”tanya Park Kyu.

“Beo Jin tidak bersama Anda?”tanya Yi Bang balik.

“Apa yang kau maksud dengan itu?”.

“Yandari, eh maksudku inspektur kerajaan, Beo Jin mengatakan dia harus berbicara denganmu. Kau tidak bertemu Beo Jin?”ujar Kkeut Boon.

“Dia pergi menemuiku?”.

“Dia terburu-buru. Dia pergi sebelum aku”. Park Kyu pun nampak berpikir lalu menggegam tangan ibu Beo Jin.

“Ini akan baik-baik saja. Aku akan menemukannya dan mengirimnya dengan aman”ujar Park Kyu pada ibu Beo Jin. Ibu Beo Jin pun tersenyum mengerti.

“Aku meninggalkannya percaya pada anda. Hanya sekali…kembali ke Tamna”pesan ibu Beo Jin.

“Baik. Aku pasti kembali”jawab Park Kyu.

“Jaga Beo Jin kami”pesan ibu Beo Jin. Park Kyu pun mengangguk.

“Ok…Mari kita pergi segera”ajak Yi Bang.

Mereka pun berangkat menggunakan gerobak sapi , yang para wanita naik gerobak sedangkan Yi Bang berjalan, kapan sampainya? Kakaka.

“Terima kasih”seru ibu Kkeut Boon seraya melambaikan tangannya. Park Kyu pun tersenyum.

Park Kyu pun segera memacu kudanya kembali. Dan segera menemui Bong Sam.

“Beo Jin?”tanya Bong Sam.

“Apakah dia datang ke sini?”.

“Tidak…aku tidak melihatnya sama sekali saat ini”. Lalu Bong Sam memanggil Bong Yeon.

“Apakah anda pulang ke rumah Tuan Muda?”sapa Bong Yeon.

“Apakah kau kebetulan melihat Beo Jin di sekitar sini?”tanya Bong Sam pada Bong Yeon.

“Apa Beo Jin? Beraninya gadis nakal itu datang ke sini lagi? Nyonya mengatakan jika dia tertangkap lagi di sini, dia akan dipukuli. Dia tidak bisa berani datang ke sini lagi”jawab Bong Yeon. Tidak mendapat jawaban yang memuaskan, Park Kyu pun bergegas pergi.

Beo Jin yang diikat dan di sunpal mulutnya pun di kurung dalam sebuah ruangan.

Anak buah kepercayaan Seo Rin menemui Seo Rin.

“Apakah kau mengirimkan surat kepada para pejabat?”tanya Seo Rin.

“Pada saat ini, mereka mungkin telah menerima surat-surat itu”. Lalu Seo Rin menyerahkan sebuah kertas pada anak buah itu.

‘Malam ini. Sebarkan brosur ini ke seluruh jalanan di Hanyang. Di mulut orang ini akan tmbuh dan berkembang dan akan berbuah”ujar Seo Rin. Lalu tiba-tiba Chi Yong masuk.

“Gadis itu di tangkap di sini”lapor Chi Yong.

“Akhirnya, dia datang untuk dimanfaatkan”ujar Seo Rin tersenyum.

William pun diajak menemui Beo Jin yang terkurung.

“Beo Jin”seru William. Lalu William pun disuruh berlutut dengan ditodong senjata. Beo Jin pun hanya bisa berteriak walaupun tak terdengar.

”Aku tidak akan membiarkanmu baik-baik saja. Bebaskan Beo Jin sekarang!”seru William. Lalu Chi Yong membuka baju William dan memperlihatkan tanda lambang Seo Rin pada Beo Jin.

“Apakah kau lupa arti tanda ini?”tanya Seo Rin. Beo Jin pun terlonjak kaget.

“Kau adalah budakku. Hidupmu dan kematianmu diputuskan oleh kata-kataku”ujar Seo Rin. Beo Jin mencoba berteriak-teriak.

“Ingat? Aku mengatakan bahwa aku akan meminta bayaran untuk menyelamatkan hidupmu. Sekarang, saatnya kamu membayarnya”.

“Jika kau menyelamatkan hidup Beo Jin. Aku akan melakukan apa saja”jawab William. Beo Jin mencoba berteriak namun dengan mulut tersumpal apa daya.

“Apa yang orang asing bisa lakukan untuk Chosun?”.

Lalu Beo Jin dan William dengan kepala ditutup dibawa sekelompok anak buah Seo Rin pindah tempat. Yan pun mengamati dari atas.

Malam harinya Park Kyu dan beberapa polisi kerajaan melakukan penggerebekan ke markas dagang Seo Rin.

“Apa yang harus kita lakukan?”tanya polisi Ahn.

“Beo Jin, silahkan amankan dia”jawab Park Kyu.

“Dengarkan”seru Park Kyu. Yang diiyakan seluruh pasukan yang dibawanya.

“Blok tempat ini sepenuhnya dan tangkap semua orang tanpa kecuali”. Para polisi pun segera menangkapi orang-orang Seo Rin, sedangkan Seo Rin tenang membaca buku di kamarnya (jadi ingat Mishil hahaha).

Park Kyu pun memperhatikan para pelayan yang ditangkap, mencari-cari Beo Jin.

“Beo Jin, apakah kau lolos dari sini dengan aman?”guman Park Kyu.

Polisi Ahn pun tersenyum penuh kemenangan mempersembahkan Seo Rin ke hadapan Park Kyu hahaha. Sedangkan Seo Rin tersenyum simpul ckckckckc.

Di pasar telah beredar desas-desus jika orang asing hidup maka pangeran Hyun akan menjadi raja, maka keluarga Park akan menjadi makmur, ternyata isi selembaran yang diberikan Seo Rin ke anak buah kepercayaannya itu untuk menyebarkan fitnah kospirasi antara putra makhota, Park Kyu dan orang asing (William).

Seo Rin pun tersenyum manis walaupun dengan kepala di pasung hahaha (bener-bener ingat Mishil wkwkwk).

Park Kyu pun menghadap Raja dan melapor hasil temuannya.

“Kelompok dagang Seo Rin telah mencuri upeti yang akan diberikan pada pemerintah. Dan telah membingungkan pasar dengan membeli dan menahan barang kembali. Hal ini juga bersengkongkol dengan kekuatan asing dan menyuap pejabat untuk membuka pelabuhan bagi orang asing. Bahkan bersengkongkol dengan kekuatan asing untuk menggulingkan seluruh Chosun”lapor Park Kyu. Raja pun murka meremas laporan Park Kyu dan membuangnya.

“Seluruh Chosun? Dan ingin mengganti Raja?”seru Raja.

“Berarti mereka akan mulai memberikan Jeju? Dan menelan sedikit demi sedikit. Penggal kepala Seo Rin dan pengikutnya sekarang!”perintah Raja.

“Yang mulia, harap tenang. Kelompok dagang Seo Rin telah berbagi nasi dengan orang miskin. Dan telah melakukan banyak hal yang baik, yang hamba dengar”ujar salah satu menteri. Raja pun menghampiri orang itu.

“Kau terhubung dengan kelompok itu? Kau juga disuap?”tanya Raja. Menteri itu pun terdiam tak dapat berkata apa-apa.

Lalu terdengar seruan perdana menteri datang.

“Chona”sapa perdana menteri.

“Mengapa kau begitu terlambat?”tanya Raja.

“Ada sesuatu yang ingin kutunjukkan pada anda, Chona”. Lalu perdana menteri Hong Goo menyuruh seseorang masuk.

Raja pun terlonjak kaget, begitu pun para menteri. Park Kyu pun menoleh ke arah orang yang berdiri di sampingnya. Park Kyu pun terkejut saat dilihatnya itu William.

“Orang ini, orang asing yang menyamar sebagai orang terdampar, adalah mata-mata . Park Kyu telah di plot untuk membantu Pangeran Hyun naik tahta”jelas perdana menteri Hong Goo. Park Kyu pun segera membantahnya.

“Hal itu tidak benar, Yang Mulia”.

“Meskipun ia lulus ujian Negara di nomor satu, dia dengan sukarela melayani sebagai inspektur rahasia”. Ayah Park Kyu pun hanya bisa menghela nafas.

“Dan alasan ia membawa orang asing ini dari Jeju dan memohon untuk hidupnya dan alasan bahwa ia tidak mematuhi paduka untuk memenggal kepalanya semua itu untuk membantu Pangeran naik tahta”jelas perdana menteri Hong Goo.

“Perdana Menteri”teriak Park Kyu marah. Perdana menteri pun hanya menoleh sinis.

“Ini adalah tuduhan palsu yang memberatkan, Chona”ujar Park Kyu seraya berlutut.

“Kau! Laporankan kebenaran langsung dari mulutmu”perintah perdana menteri pada William.

Willian pun berlutut dan berkata,”semua yang perdana menteri katakana adalah benar”ujar William. Raja pun terhuyung saking kagetnya.

“Apakah sesuatu terjadi pada Beo Jin”tebak Park Kyu dalam hati. Perrdana menteri pun tersenyum licik, lalu menyuruh seseorang membawa masuk sesuatu.

Seorang pelayan masuk membawa segel milik putra mahkota ke hadapan Raja. Park Kyu pun sontak kaget melihat itu.

“Segel milik pangeran, apakah kau mengatakan ini tidak benar?”tanya perdana menteri. Raja pun mengambil segel itu dan membaca kertas yang berisi desas-desus keterlibatan putra mahkota, Park Kyu, dan William.

Raja pun murka membuang segel dan kertas tadi.

“Park Kyu”seru Raja dengan tatapan marah. Park Kyu pun terdiam tak bisa berbuat apa-apa.

sumber: pelangidrama.net

Tamra The Island – Episode 14

Beo Jin memapah William ke tempat tidur yang lebih baik yang telah disediakan Seo Rin *ada udang dibalik terasi hahaha*. Beo Jin pun masih agak khawatir dengan keadaan William.

“Apakah kau baik-baik saja?”tanya Beo Jin yang diangguki William.

“Bagaimana ini terjadi?”

“Park Kyu”jawab Wiiliam,lalu ia teringat saat Park Kyu memohon pada Raja agar Park Kyu sendiri yang menghukumnya.

“Park Kyu tidak melakukan apapu untuk menyelamatkanku”jelas Willian.

“Apakah Yandari berpikir kau mati?”tanya Beo Jin. William belum sempat menjawab Seo Rin dan anak buah Seo Rin datang .

“Bagaimana keadaanmu”tanya Seo Rin basa-basi.

“Dia merasa jauh lebih baik”jawab Beo Jin. Seo Rin pun tersenyum penuh arti.

“Beo Jin. Kau bisa pergi ke luar sekarang”seru anak buah Seo Rin.

“Ya, tuan”jawab Beo Jin. Beo Jin pun berpamitan pada William.

“Aku harus pergi bekerja sekarang. Jaga dirimu baik-baik”pesan Beo Jin. Seo Rin pun memperhatikan kedua orang ini dengan seksama.

Beo Jin pamit pada Seo Rin dan anak buahnya.

Seo Rin menghampiri William.

”Apakah ada sesuatu yang tidak nyaman?”tanya Seo Rin.

“Telah membiarkanku melihat Beo Jin lagi. Aku berterimakasih pada Anda”jawab William.

“Apakah itu benar?”tanya Seo Rin yang diangguki William (Jyah ni William ga tahu kalau dimanfaatin ckckckc).

“Aku tidak akan membunuh budakku karena aku telah membayar banyak uang untuk itu”.

“Kurasa dia belum memeriksa bahunya”ujar anak buah Seo Rin.

Lalu William teringat saat ia pingsan dan dicap dengan bahan panas seraya melirik punggungnya.

“Apakah sekarang kau mengerti?”tanya Seo Rin. “Sekarang aku gurumu”.

“Apa yang kau inginkan dariku?”tanya William to the point. “Beo Jin, kenapa Beo Jin di sini?”.

“Mulai sekarang,jika kau bekerja untukku. Kau bisa pergi dengan perahu yang menuju Inggris”jawab Seo Rin. William pun nampak berpikir.

“Apakah kau mengakuiku sebagai gurumu sekarang?”.

“Anda akan membiarkanku pergi dengan Beo Jin”tantang William. Seo Rin pun tersenyum penuh arti.

“Aku akan melakukan seperti apa yang Anda katakan. Apa saja”jelas William. Seo Rin tersenyum penuh kemenangan.

Beo Jin berjalan pulang ke rumahnya. Di dekat rumahnya ternyata Park Kyu telah menunggunya. Tadinya Beo Jin mau melenggang pergi namun berhenti sejenak.

“Aku bilang jangan datang ke sini lagi. Apakah kau sudah lupa”. Park Kyu terdiam.

“Aku, tidak……ingin melihatmu lagi”ujar Beo Jin lalu bergegas pergi.

“William meninggal”seru Park Kyu. Beo Jin pun menghentikan langkahnya.

“Hari ketika aku datang untuk memberitahumu. Itulah sebabnya aku datang untuk melihatmu. Aku tidak bisa melakukan apa-apa. Itulah sebabnya aku menderita, dan itulah sebabnya aku menyesal”jelas Park Kyu.

“Kenapa kau melakukan itu? Mengapa? Kenapa kau tidak bisa melakukan apa-apa? Bahkan jika kau tahu dia akan dibunuh?”cecar Beo Jin yang sudah tak dapat menahan air matanya. Park Kyu pun hanya bisa terdiam.

“Apakah itu demi aku? Katakan padaku!. Katakan padaku jika kau melakukannya untukku?!”tuntut Beo Jin, namun Park Kyu bukannya menjawab ia malah melangkah pergi (OSTnya sedih euy).

Eh orang dibicarain malah melihat pemandangan bulan dari kamarnya hehe.
Yan menemui Park Yeon dikediamannya. Ia pun menunggu Park Yeon keluar rumah.

“Siapa yang kau cari?”tanya Park Yeon.

“Apakah ada orag asing lagi yang tinggal di sini?”.

Park Yeon pun menghampiri Yan.

“Bagaimana kau tahu William?”tanya Park Yeon.

“Aku berteman dengannya di Jeju”.

“Teman? Seorang teman datang mencarinya sekarang? Bagaimana kau bisa menyebut diri seorang teman? Teman macam apa kau kenapa kau tidak datang lebih awal”cecar Park Yeon.

“Apa yang kau bicarakan?”tanya Yan.

“Kau tidak bisa mengatakan itu dengan melihat ini?”jawab Park Yeon seraya menujuk sebuah tanda berkabung yang terpasang di rumahnya (mirip spanduk dan berwarna kuning).

“William di tempat yang lebih baik sekarang….”jelas Park Yeon.

“Di tempat yang lebih baik?”tanya Yan tak mengerti.

“Ia dipukuli sampai mati atas perintah Raja, tak ada yang tahu di mana tubuhnya. Aku bahkan tak bisa memberinya pemakaman yang layak. Dunia macam apa yang kejam seperti ini?. Apa yang salah menjadi orang asing?”ujar Park Yeon. Yan pun tak menyangka hal itu akan menimpa William.

Yan berjalan dengan gontai melewati sebuah sungai. Ia pun berhenti sejenak dan membuka gulungan perjanjian dengan ibu William mengenai membawa William pulang ke Inggris dan ia pun teringat dengan William.

“Anak bodoh, beristirahat dalam damai”guman Yan. Lalu Yan pun membuang suart perjanjian tadi ke sungai lalu melangkah pergi.

Ternyata sepeninggalan Yan, ada mata-mata yang mengambil suart perjanjian tadi. Dan ternyata surat tadi ada di tangan anak buah kepercayaan Seo Rin yang selalu bersamanya. Gulungan surat itu pun diberikannya pada Seo Rin.

“Yan pelaut telah membuang ini?”ujar anak buah Seo Rin.

Seo Rin pun membukanya.

“Melihat tanda cap……terlihat seperti kontrak”seru Seo Rin (ga bisa baca dia soalnya ditulis dalam bahasa Inggris wkkwkw).

“Ya, saya pikir begitu. Dia membuangnya setelah dia tahu tentang kematian orang asing itu”jawab anak buah Seo Rin. Seo Rin pun tersenyum.

“Dia pasti berpikir itu berguna jika orang asing itu sudah mati”tebak Seo Rin.

Beo Jin seperti biasa merapikan gudang, ia pun mencoba menaruh wadah yang tak terpakai di atas rak. Ia pun berusaha jinjit merai rak itu namun ia malah membalik rak itu menuju ruangan lain. Jadi rak itu seperti jalan rahasia menuju ruangan lain. Ia pun terkejut melihat isi ruangan itu yang penuh dengan barang-barang.

“Apa ini?”guman beo Jin terkejut lalu ia mulai memeriksa sebagian isi-isi barang yang ada dalam wadah atau guci. Ia pun melihat kulit binatang seperti macan dan bergidik takut hahaha. Lalu ia melihat banyak ginseng yang sama seperti hadiah untuk putra mahkota. Lalu ia melihat abalone dalam guci yang sama seperti ada di Tamna.

“Mangapa Jinsangpoom dari Tamna ada di sini?”guman Beo Jin.

Di kamarnya Park Kyu melihat-lihat cap lambing dagang Seo Rind an peta pembuatan pelabuhan di Tamna.

“Aku harus menemukan bukti”guman Park Kyu. Lalu tiba-tiba terdengar suara Bong Sam memanggilnya. Bong Sam pun masuk ke dalam kamar Park Kyu.

“Sebuah surat datang dari grup dagang Seo Rin”ujar Bong Sam lalu menyerahkan sebuah gulungan surat pada Park Kyu.

Park Kyu pun menerimanya dan mencoba membacanya. Bong Sam mencoba mengintip hahaha, Park Kyu pun menegurnya.

“Cepat pergi dari sini”. Bong Sam pun pamit.

Park Kyu membaca isi surat tadi yang isinya mengundang Park Kyu ke markas dagangnya.

Beo Jin membawakan sesuatu untuk William, William sedang asyik memperhatikan topeng.

“William”panggil Beo Jin yang takjub melihat William berpakain rapi dan sehat. William pun tersenyum menoleh ke arah Beo Jin yang dibalas Beo Jin.

“Kau tampak benar-benar seperti orang berbeda”guman Beo Jin.

“Aku lebih memilih penampilanmu di masa lalu”. William pun hanya tersenyum.

“Tapi…” namun terhenti.

“Tapi apa? ada apa?”tanya William.

“Sebenarnya aku menemukan sesuatu yang aneh di gudang. Seperti tempat penyimpanan rahasia. Ada Jingsangpoom juga. Jangan kau pikir itu cukup aneh bahwa Jingsangpoom ada di sini”jawab Beo Jin.

“Beo Jin…Dengarkan baik-baik apa yang aku katakan. Mulai sekarang, kau tidak harus memberitahu siapapu pun apa yang kau lihat dalam kelompok pedagang. Jangan bilang siapa-siapa bahwa aku masih hidup. Terutama Park Kyu”jelas William. Beo Jin pun nampak sedikit terkejut.

“Ada kemungkinan bahwa aku bisa menemukan sebuah kapal yang dapat membawa kita pergi dari sini menuju Inggris. Sampai kita bisa pergi dari sini. Kau harus menyimpan semua rahasia yang terjadi di sini. Lalu aku akan memberitahumu semuanya”jelas William namun Beo Jin sepertinya agak keberatan.

“Apakah kau mengerti apapun yang aku lakukan sampai saat itu?”. Beo Jin pun akhirnya menyetujuinya ia pun mengangguk mendukung apa yang dilakukan William.

Park Kyu memenuhi undangan Seo Rin mendatangi markas kelompok dagang Seo Rin di Hong Bin Gahk.

Sementara itu Beo Jin mengecek catatan pemasukan barang dengan barang yang ditemukannya di gudang penyimpanan rahasia.

“Ini adalah barang yang tidak dicatat di buku. Ini benar-benar aneh”guman Beo Jin. Tiba-tiba datang atasan Beo Jin penjaga gudang.

“Karena kita kekurangan pelayan di Hong Bin Gahk, Madam memerintahkanmu untuk membantu mereka”serunya. Beo Jin pun mengiyakan.

Park Kyu menemui Seo Rin.

“Aku mendengar bahwa Anda dan putra mahkota belajar bersama di Sungkyunkwan. Aku mendengar bahwa anda masih suka bertemu dan membahas tentang pembelajaran dengan putra mahkota”puji Seo Rin.

“Apa yang ingin anda katakana?”tanya Park Kyu to the point.

“Ini seperti yang anda dengar. Dengan bantuan putra mahkota dan menteri pemerintah, kami mencoba untuk membuka pelabuhan Chosun. Untuk membuat Chosun kaya dengan perdagangan negara-negara lain”jawab Seo Rin. Park Kyu pun tersenyum.

“Perdana menteri mati, apakah dia tiddak setuju dengan rencana anda?”tebak Park Kyu. Seo Rin pun menjawab dengan tenang.

“Dia adalah orang besar”.

“Lalu mengapa dia diracun?”selidik Park Kyu.

“Aku mendengar dia meninggal karena serangan jantung. Apakah anda mengatakan “diracuni?”tegas Seo Rin.

“Apakah anda menuduhku?”. Keduanya pun bersitegang melalui pandangan hahaha.

Tiba-tiba para pelayan masuk, salah satunya Beo Jin. Beo Jin terlonjak kaget karena ternyata tamunya adalah Park Kyu. Park Kyu pun menoleh ke arah Beo Jin, Beo Jin pun segera menundukkan kepalanya. Dan sudah pasti ini rencana Seo Rin.

“Anda tampak tidak nyaman di hadapanku, jadi aku akan meninggalkan anda sekarang”ujar Seo Rin.

“Sajikan dengan yang terbaik”perintah Seo Rin pada para pelayan.

Seo Rin menemui Si Yeon putri perdana menteri Hong Goo membawa sekotak hadiah.

“Maaf aku membuatmu menunggu”sapa Seo Rin.

“Mengapa anda ingin bertemu denganku? Mengapa anda membuatku menunggu ketika aku sedang sibuk mempersiapkan pernikahan”. Seo Rin pun menyerahkan hadiah yang dibawanya.

“Ini adalah hadiah pernikahan. Harap menerima hadiah kecil ini”. Si Yeon pun membukanya, ternyata isinya bermacam-macam aksesoris perhiasan. Si Yeon pun tersenyum senang.

Di tempat lain Park Kyu berbicara dengan Beo Jin.

“Bagaimana kau datang ke sini?”tanya Park Kyu.

“Apakah aku memerlukan izin untuk berada di sini?”.

“Apakah kau tahu apa yang mereka lakukan di sini?”tanya Park Kyu lagi, ini bukan tanya tapi menginterogasi haha.

“Bukankah ini pedagang terbesar di Chosun? Aku bisa bekerja dan mendapatkan upah di sini. Tidak ada orang di sini yang memandang rendah padaku. Aku suka tempat ini”jawab Beo Jin.

“Dengarkan aku baik-baik”ujar Park Kyu. Beo Jin pun was-was.

“Jika kau melihat atau mendengar sesuatu yang aneh terjadi dalam kelompok pedagang, kau harus memberitahuku”jelas Park Kyu. Beo Jin pun ingat pesan William agar Beo Jin tidak memberitahu siapapun tentang apa yang terjadi dalam kelopok pedagang.

“Hanyang berbeda dengan Jeju. Kau tidak harus percaya pada orang dan mengikuti perintah mereka hanya karena mereka memperlakukanmu dengan baik. Apakah kau mengerti apa maksudku?”. Beo Jin nampak berpikir.

Seo Rin mengantar kepulangan Si Yeon, dan ternyata Park Kyu dan Beo Jin juga keluar dari ruangan mereka. Beo Jin menyuruh Park Kyu pergi terlebih dahulu.

“Silahkan duluan, aku akan pergi setelah kau pergi”.

“Kau bisa pergi dulu”jawab Park Kyu. Beo Jin pun bersiap melangkah pergi namun berhenti sejenak. Ia pun berbalik dan membisikkan sesuatu pada Park Kyu. Dan kejadian ini dilihat Si Yeon dari kejauhan. Seo Rin pun tersenyum penuh kemenangan.

Beo Jin berjalan ke tempat kelompok pedagang, ia pun melihat William merenung sendirian.

“William”panggil Beo Jin seraya menghampirinya.

“William, kenapa kau duduk di sini? Meskipun kau belum sepenuhnya pulih”.

“Aku merasa baik sekarang. Btw, Beo Jin kau habis dari mana?”.

“Eh…..eh….yah”jawab Beo Jin bingung lalu duduk di samping William.

“Bahkan, aku telah ke Hong Bin Gahk untuk membantu mereka. Aku secara kebetulan bertemu Yandari”jawab Beo Jin mencoba menjelaskan.

“Apakah kau kebetulan bercerita tentang hal ini?”tanya William.

“Yah aku menduga, akan lebih baik mengatakan padanya tentang hal itu. Jadi…”jelas Beo Jin, William pun nampak berpikir.

Ternyata William melapor pada Seo Rin. (William dudul banget ni hahaha).

“Gadis itu tahu tentang penyimpanan”tanya Seo Rin. William pun mengangguk.

“Bagus,kau bisa pergi sekarang”ujar anak buah kepercayaan Seo Rin.

“Apakah Beo Jin baik-baik saja?. Tolong berjanjilah padaku”ujar William.

“Jangan khawatir tentang hal itu. Tidak ada yang akan terjadi padanya”jawab Seo Rin. William pun pamit pergi.

Si Yeon menemui ibunya Park Kyu untuk mengadu kelakuan anaknya hahaha.

“Kyu, bagaimana dengan Kyu-ku?”tanya ibu Park Kyu.

“Ketika aku pergi ke grup pedagang Seo Rin. Aku melihat tuan muda dengan gadis yang bekerja di sana. Tampaknya gadis yang sama yang mengikutinya dari Jeju. Aku bertanya-tanya apakah orang lain mungkin salah paham pada mereka. Tentu saja, aku tidak berpikir seperti itu”jelas Si Yeon. Ibu Park Kyu pun tertawa.

“Dia mungkin ingin tahu bagaimana ia melakukan seperti dia berhutang pada keluarganya di Jeju. Aku mengerti apa maksudmu”ujar ibu Park Kyu dengan muka marah yang tersembunyi haha.

Ibu Park Kyu menemui Beo Jin di tempat kerjanya ditemani Bong Yeon. Beo Jin memberi hormat pada ibu Park Kyu. Melihat Beo Jin sudah datang, Ibu Park Kyu pun menyuruh Bong Yeon pergi. Bong Yeon pun pamit pergi.

Ibu Park Kyu pun berdiri lalu menampar Beo Jin hingga terhuyung.

“Beraninya kau dari rakyat rendah mencoba untuk merayu Kyu-ku?”seru Ibu Park Kyu. Beo Jin pun bangkit dengan mata berkaca-kaca dan lagi-lagi ibu Park Kyu menampar Beo Jin kembali hinga terseruduk ke meja. Beo Jin pun mulai menangis.

“Kau adalah seorang gadis yang rendah sedangkan Kyu anakku adalah orang yang mulia dari keluarga yang dibedakan. Kau yang biasanya seperti kotoran seharusnya tidak berani menatapnya. Jika kau bertemu dengannya lagi. Aku akan mengusirmu dari Hanyang untuk selamanya. Apakah kau mengerti?”.

Beo Jin pun hanya menangis tak dapat berkata apa-apa.

“Mengapa kau tidak menjawabku? Apakah kau mengejekku? Apakah kau akan mengerti setelah aku memberimu pelajaran dengan cara dipukuli?”bentak ibu Park Kyu.

Beo Jin pun berusaha menjawab walaupun masih menangis sesegukan.

“Aku mengerti, lagi pula aku tidak akan bertemu tuan muda”jawab Beo Jin.

Sementara itu di pintu gerbang markas dagang Seo Rin, Park Kyu dibantu polisi Ahn melakukan penggeledahan.

“Buka pintu, kami datang dari departemen pengadilan untuk menyelediki di sini”seru polisi Ahn seraya menunjukkan bukti penggeledahan. Pintu gerbang pun dibuka, para polisi pun masuk mencari bukti-bukti. Yan pun melihatnya dari kejauhan.

Park Kyu yang telah datang bertatapan dengan Seo Rin sesaat dan membuang muka. Seo Rin pun tersenyum menang.

Polisi Ahn dan beberapa polisi lainnya memeriksa gudang penyimpanan, polisi ahn pun memperhatikan pintu ruang rahasia yang ditemukan Beo Jin dulu, polisi Ahn pun membalik pintu tersebut hingga polisi Ahn masuk ke ruang penyimpanan rahasia. Polisi Ahn pun tersenyum senang namun terkejut saat melihat ruang tersebut kosong. Ia pun membuka-buka wadah namun tak ada isinya hanya wadahnya saja yang tertinggal.

Polisi Ahn pun menemui Park Kyu dan melapor.

“Tuan, tidak ada yang ditemukan. Itu semua dikosongkan”lapor polisi Ahn. Park Kyu pun nampak berpikir.

“Tampaknya anda tidak bisa menemukan apa yang anda inginkan”seru Seo Rin. Park Kyu pun menoleh.

“Aku tidak tahu apa yang anda cari, tetapi mengapa tidak anda katakan saja padaku apa yang anda cari. Aku bisa menemukannya dan memberikannya pada anda”. Seo Rin pun menoleh ke arah datangnya Beo Jin. Park Kyu pun ikut menoleh.

Beo Jin pun berjalan tertatih-tatih serya memegangi pipinya. Park Kyu pun terkejut melihat Beo Jin, Beo Jin pun sedikit malu lalu membuang muka. Tak lama kemudian ibu Park Kyu muncul, Ibu Park Kyu pun terkejut melihat anaknya di sana begitu pul Park Kyu. Seo Rin pun tersenyum menang.

Park Kyu dan ibunya berbicara di sebuah paviliun.

“Ibu, bagaimana kau bisa melakukan hal semacam itu?”ujar Park Kyu.

“Tanggal pernikahanmu telah ditetapkan, itu adalah bulan depan, jangan lupa. Jangan lupa kau menyetujui pernikahan ini”jawab ibu Park Kyu, lha ini ditanya apa jawab apa hahaha.

“Oke, mari kita seperti ini. Tapi ingat, satu-satunya alasanku aku menyetujui pernikahan ini adalah untuk melindungi Beo Jin. Jika kau menyakitinya dengan cara apapun pernikahan ini tidak akan terjadi”tegas Park Kyu .Lalu Park pun bergegas pergi. Nyahok dah wkwkwk. Ibu Park Kyu pun hanya bisa melongo.

“Kyu-ku adalah orang yang lembut . disihir oleh serigala licik”guman ibu Park Kyu yang hamper pingsan hahaha.

Beo Jin duduk sendirian di tempat William duduk kemarin. Ia pun mengusap air matanya.

“Mengapa aku harus bertemu dengannya seperti ini?. Bangsawan dan petani. Kita semua orang…”guman Beo Jin. Lalu ia teringat saat ia memberitahu Park Kyu tentang ruang penyimpanan rahasia.

“ Sekarang aku sudah berbohong padanya. Bahkan jika aku memberitahunya sekarang, tidak ada gunanya. Kemana semua barang-barang hilang tiba-tiba”gumannya.

Tiba-tiba terdengar suara William memanggilnya.

“Beo Jin”.

“William”balas Beo Jin lalu Beo Jin pun menutupi pipinya yang bengkak sepertinya.

“Udaranya bagus”ujar Beo Jin mengalihkan perhatian.

“Jika kita hati-hati, kita bisa pergi ke Inggris dengan sebuah perahu”ujar William. Beo Jin pun teringat kata-kata William mengenai hal itu.

“William. Apakah kau memberitahu madam bahwa aku mengatakannya pada Yandari tentang ruangan itu”tanya Beo Jin hati-hati. William hanya diam saja tak menjawab apa-apa.

“Kau mengatakan itu?”paksa Beo Jin.

“Park Kyu mencoba membunuhku”jawab William.

“Dia mungkin tidak punya pilihan lain! Saat itu di depan Raja”jelas Beo Jin.

“Beo Jin, kita bisa pergi bersama-sama jika kau percaya padaku. Aku tidak peduli dengan Park Kyu sekarang”jelas William.

“William, apakah kau yakin tidak salah paham? Apakah kau lupa? Yandari menyelamatkan hidupmu?”ujar Beo Jin.

“Yandari juga mencoba memisahkan kita”balas William. Beo Jin pun kesal lalu ia menoleh hingga merah di pipinya terlihat dengan jelas oleh William.

“Apa yang salah dengan wajahmu?”tanya William. Beo Jin pun menutupi pipinya dengan tangannya.

“ Siapa yang melakukan ini padamu”.

“Bukan seperti itu, aku hanya melakukan kesalahan….itu sebabnya…ini bukan masalah besar. Jangan kahawatir padaku”jawab Beo Jin yang tak kuasa menahan airmatanya. William pun memeriksa pipi Beo Jin.

“Orang yang melakukan ini padamu. Aku akan membalaskannya kembali. Jangan menyembunyikan apapun dariku….”ujar William. William pun mencium Beo Jin dan Beo Jin menolak ia pun mencoba melepaskan diri.

“Aku ada tugas yang harus dikerjakan…aku akan kembali nanti”ujar Beo Jin pamit.

Ternyata itu tadi alasan Beo Jin menghidar hahaha.

“Maaf…William”guman Beo Jin yang mulai menangis.

Keesokan paginya Park Kyu di depan rumah Beo Jin membawa seguci arak beras.

“Tidakkah anda melihat matahari masih bersinar”ujar ibu Beo Jin.Park Kyu malah tersenyum.

“Matahari akan turun sebentar lagi. Jadi mengapa tidak”.

“Aku bilang untuk tidak pernah datang lagi dan sekarang kau datang membawa arak. Apakah kau bercanda”.

“Aku hanya ingin berbagi beberapa minuman buatan Jeju denganmu. Seperti yang kau lihat, ini sangat sulit di dapat di Hanyang”jelas Park Kyu.

“Tolong minum beberapa”ajak Park Kyu. Akhirnya ibu Beo Jin pun luluh hahaha.

Park Kyu menuangkan arak di cawan, ibu Beo Jin pun meminumnya hingga habis. Park Kyu pun tersenyum lebar.

“Caramu minum sangat menyegarkan”puji Park Kyu. Ibu Beo Jin pun tertawa. Lalu ibu Beo Jin menyerahkan cawannya pada Park Kyu dan menuangkan araknya. Park Kyu pun meminumnya hingga habis.

Ternyata mereka mengobrol sampai malam hahaha.

“Bagaimana kehidupan di kota?”tanya Park Kyu.

“Keras, tidak bisa mendapatkan pekerjaan karena sudah tua, jelek, dan seorang wanita”jawab ibu Beo Jin lalu meminum arak lagi.

“Ada banyak hal yang tidak dapat kau lakukan di Hanyang”.

“Apa yang dilakukan Beo Jin. Apakah dia baik-baik saja”tanya Park Kyu hati-hati. Ibu Beo Jin memandang Park Kyu dengan takjub hingga membuat Park Kyu salting.

“Sekarang bukan waktunya. Ada aturan dalam menyelam, pernah panen sebuah kerang dewasa. Sekarang, itu bukan waktunya. Karena belum matang, hanya bersabar dan menunggu. Ketika waktu sudah siap, maka akan penuh dan siap panen. Sampai saat itu, kau harus membiarkan mereka tumbuh.Jadi kau harus meninggalkannya sendirian”jelas ibu Beo Jin. Park Kyu pun mendengarkan dengan seksama begitu pula Beo Jin yang berada dalam kamar.

“Hari-hari itu, aku lebih suka. Tinggal di ruang penyimpanan milikmu. Aku rindu saat aku di pengasingan”ujar Park Kyu lalu minum araknya. Beo Jin yang mendengarnya pun tersenyum.

Di salon kelompok pedagang Seo Rin, kali ini yang menjadi korban ibu Kkeut Boon, ia menjadi korban percobaan bagaimana cara mencabut bulu kaki dan ketek wkwkkw. Pertama bulu kaki yang dicabut menggunakan perekat. Ibu Kkeut Boon berteriak kesakitan, orang-orang pun bertepuk tangan. Begitu pula saat bulu keteknya dicabut udah nangis kali itu hahaha).

Beo Jin mengantar kain ke pasar, saat ia hendak pulang bertemu dengan Si Yeon. Beo Jin pun sedikit terkejut lalu ia pun memberi hormat.

“Putri”sapa Beo Jin.

“Bagaimana kabarmu?”sapa Si Yeon basa-basi.

“Berkat anda”.

“Aku melihatmu di tempat pedagang Seo Rin sebelumnya”tanya Si Yeon. Beo Jin pun mengiyakan.

“Jika kau bekerja di sana, kau harus memiliki selera yang baik”seru Si Yeon.

“Ya”ucap Beo Jin terkejut.

“Bulan depan adalah hari pernikahanku”.

“Oh, aku mengerti”.

“Jadi, aku perlu sutra untuk Park Kyu-ku. Apakah kau bisa memilihkannya untukku?”ujar Si Yeon. Beo Jin pun mengiyakan lalu mulai memilih-milih kain sutra.

Beo Jin pun menyerahkan sutra warna kuning dan menyerahkannya pada Si Yeon.

“Warna-warna umum untuk pernikaha berwarna merah dan biru”. Lalu Si Yeon menjatuhkan kain sutra tadi.

“Apakah kau ingin pernikahanku terlihat buruk?”,.

“Tidak”jawab Beo Jin lalu ia mengambilkan kain warna merah.

Dan lagi-lagi Si Yeon menjatuhkan kain sutra tersebut.

“Beraninya kau memilih sutra yang buruk seperti ini?”seru Si Yeon. Lalu ia mulai menginjak-nginjak sutra yang dijatuhkannya tadi agar Beo Jin terkena imbasnya krena ia yang mengambilnya. Beo Jin pun mulai menangis.

“Kenapa kau melakukan ini padaku?”tanya Beo Jin.

“Mengapa, kau bahkan tidak tahu status rendahmu”seru Si Yeon lalu mencoba memukul Beo Jin.

Namun terdengar teriakan Park Kyu.

“Apa yang kau lakukan?”. Si Yeon pun terkejut.

“Tuan muda…Jika kau berani menyentunnya dengan ujung jarimu. Aku tidak akan memaafkanmu”ujar Park Kyu lalu menarik tangan Beo Jin pergi. Si yeon pun kesal,

Park Kyu pun menarik tangan Beo Jin yang nampak kesakitan.

“:Lepaskan tanganku”ujar Beo Jin.

“Beo Jin yang aku tahu adalah gadis yang berkemauan keras kepala. Mengapa kau biarkan dia berbicara denganmu seperti itu?”teriak Park Kyu.

“Siapa yang kau tinggalkan…dia istrimu di masa depan. Mengapa kau melakukan itu di depannya. Jika kau benar-benar ingin berada di sisiku. Tinggalkan aku sendiri”balas Beo Jin lalu bergegas pergi. Park Kyu pun hanya terdiam menahan kesedihannya.

Ibu Beo Jin sibuk membuat arak beras. Lalu datang ibu Park Kyu dan Bong yeon.

“Bagaimana anggun”ejek ibu Parrk Kyu. Ibu Beo Jin pun menoleh ke sumber suara.

“Benar-benar indah. Sama seperti petani, bekerja dengan nasi busuk”. Lalu ibu Park Kyu mendekat ke arah ibu Beo Jin dan melemparkan sekantong uang ke arah ibu Beo Jin.

“Aku sudah cukup murah hati, jadi kembali ke kota Jeju diam-diam”ujar ibu Park Kyu.

“Keangkuhan apa ini…”.

“Apa…”

“Hanya pergi makan nasimu sendirimu. Aku tidak perlu mendengarkanmu”jawab ibu Beo Jin.

“Beraninya kau?”.

“Aku seperti penyelam rendah, aku tidak punya sopan santun”.

“Jangan bermimpi membuat putrimu menjadi istri kedua anakku?”seru ibu Park Kyu (bukan kedua bu tapi pertama wkwkkwk).

“Apa? Istri kedua…omong kosong apa ini?”.

“Omong kosong?”guman ibu Park Kyu. Lalu ibu Beo Jin melemparkan kembali uangnya ke kaki ibu Park Kyu.

“Hanya diam dan pergi”ujar ibu Beo Jin.

“Dan kau masih berpikir anakmu akan aman?”.

“Apakah kau pikir aku akan membiarkanmu mengancam anakku”balas ibu Beo Jin.

“Pergi”. Ibu Park Kyu yang kesal pun berniat menampar ibu Beo Jin. Namun terhenti karena terdengar teriakan Beo Jin.

“Apa yang kau lakukan?”. Beo Jin pun berlari dan menghempaskan tangan ibu Park Kyu.

“Apa yang kau lakukan pada ibuku?”teriak Beo Jin.

“Apa?”.

“Aku akan membiarkanmu memukulku. Aku bisa menahan itu. Tapi tidak dengan ibuku. Apa yang kau lakukan, Siapa kau melakukan hal ini”teriak Beo Jin. Ibu Park Kyu pun mati kutu hahaha.

“Jika kau memiliki energi untuk melakukan hal ini kepada kami, rawatlah dengan baik putra berhargamu”.Ibu Park Kyu pun tertawa.

“Apa katamu?”.

“Aku, tidak tertarik pada anakmu. Jadi tinggalkan kami sendirian. Orang pertama yang datang ke Tamna dia. Dan dia ingin aku tinggal di rumahnya. Aku tak menaruh hati padanya. Jadi, kau tidak punya hak untuk bertindak seperti ini pada kami”jelas Beo Jin.

“Aku akan pergi hari ini. Tetapi jika kau pernah mengatakan sesuatu seperti itu lagi. Kau akan sangat menyesal. Jangan lupa itu”ujar ibu Park Kyu lalu bergegas pergi yang diikuti Bong Yeon yang sebelumnya mengambil kantong uang yang dibuang tadi.

Selesai ibu Park Kyu pergi, Beo Jin menangis sesegukan sampai sempoyongan dan duduk di papan depan rumah.

“Beo Jin. Jangan memperhatikan wanita seperti itu. Paham”seru ibu Beo Jin yang kesal tak terima dihina seperti itu.

“Ibu”panggil Beo Jin seraya menggegam tangan ibunya dengan gemetaran.

Ibu Beo Jin datang membawakan makanan untuk Beo Jin, Beo Jin makan dengan menundukkan kepalanya, ibunya pun menyuruhnya menngangkat kepalanya.

“Ibu, aku merasa malu melihat wajahmu”ucap Beo Jin sedih. Ibunya pun memeriksa wajah Beo Jin.

“Berani-beraninya dia memukulmu”ujar ibu Beo Jin seraya mengusap-usap pipi Beo Jin. Beo Jin pun terharu.

“Jika kau akan tinggal di Hanyang, kau harus kuat…Kau harus bertahan hidup walaupun sulit. Meskipun kau dilahirkan dari kelas rendah, kau tidak boleh terlalu naïf. Jadilah kuat…dan jangan membiarkan mereka menempatkanmu dibawah”pesan ibu Beo Jin memberi wejangan. Beo Jin pun mendengarkannya dengan air mata mengalir.

“Aku khawatir bahwa kau tidak akan mampu berdiri untuk orang lain. Sekarang aku telah melihat bahwa kau bisa menjaga dirimu sendiri. Aku tidak akan khawatir lagi”..

“Ibu…karena aku…kau harus menghadapi penghinaan. Maafkan aku”ucap Beo Jin seraya menangis. Ibu Beo Jin pun menyeka air matanya.

Park Kyu merenung, mengingat kata-kata Beo Jin, saat Beo Jin bilang,”jika ia benar-benar ingin berada di sisi Beo Jin. Ia harus meninggalkan Beo Jin sendirian”. Park Kyu pun hanya bisa mendesah lalu ia melanjutkan langkahnya.

“Inspektur kerajaan…”seru seseorang, saat Park Kyu menoleh orang itu tak lain adalah Yan. Yan pun tersenyum lalu mereka berdua berbicara di tempat aman.

“Apa yang kau lakukan di Hanyang? Kebetulan, kau datang untuk menjemput William?”tanya Park Kyu.

“Kau mungkin tahu tentang kematiannya…”ujar Yan.

“Kau tahu, kan?”ucap Park Kyu.

“Ekspresi sedihmu adalah tanda bahwa kau ada hubungannya dengan kematiannya”tebak Yan.

“Jangan berbicara tentang apa yang tidak kau ketahui”teriak Park Kyu.

“Untuk menyelamatkan hidupnya, aku mempertaruhkan hidupku sendiri. Untuk menyelamatkannya dari kematian dan untuk melindunginya dari Raja. Aku melakukan apa yang aku bisa, aku seharusnya melindungi dia lebih…pada akhirnya, aku tidak mampu melakukannya”.

“Ini harusnya menjadi terakhir kalinya aku melihatmu”ujar Yan lalu melangkah pergi.

“Apakah alasanmu datang ke sini untuk menyelamatkan William?”tanya Park Kyu, Yan pun menghentikan langkahnya.

“Aku datang ke Hanyang hanya untuk menyelesaikan tugasku untuk perusahaan Dong Di . Kami berada di tengah-tengah menyelesaikan pekerjaan dengan Seo Rin sandang”jawab Yan.

“Seo Rin sandang? Apa yang kau negosiasikan? Chosun belum diizinkan berdagang dengan orang asing”ujar Park Kyu. Yan pun hanya tersenyum lalu bergegas pergi.

Beo Jin sibuk menata barang-barang, lalu terdengar teriakan pemberitahuan Seo Rin datang. Beo Jin pun keluar melihat, ia pun melihat Seo Rin dan laki-laki berpakain serba hitam dan memakai caping, yang tak lain adalah Chi Yong. Saat Chi Yong menoleh Beo Jin pun terlonjak kaget ia ingat Chi Yong dan anak buahnya mengobrak-abrik tempat Park Kyu saat ia terluka.

Beo Jin pun panik dan kaget.

sumber: pelangidrama.net

Tamra The Island – Episode 13

Putra mahkota pun tersentuh dengan kebohongan yang dilakukan Seo Rin dengan cara membagi-bagikan sembako pada rakyat miskin. Putra mahkota dan Seo Rin pun mengobrol.
“Kau melakukan pekerjaan yang baik. Bagaimana kau berpikir tentang perbuatan besar itu ”puji Putra Mahkota.
“Saya merasa terhormat bahwa anda menganggapnya sebagai perbuatan besar. Tanpa ada rakyat yang membeli barang, tidak akan ada pedagang. Sebagai pedagang, kita harus membantu mereka dalam masa-masa sulit. Ini yang paling bisa aku lakukan untuk mereka”jawab Seo Rin .
“Dia merendah tentang perbuatan baiknya sendiri”puji perdana menteri Hong Goo.
“Kelompok pedagang Seo Rin adalah pedagang yang paling kuat di Hanyang, tapi sepersepuluh dari keuntungan mereka dibagikan untuk warga miskin, kelompok ini jauh berbeda dengan mereka yang berjualan untuk menjadi kaya”jelas perdana menteri Hong Goo.
“Aku bersyukur, bahwa kau peduli dengan rakyat kecil. Aku mendengar kehidupan mereka sangat sulit sehingga Raja dan aku merasa bersalah”.
“Hal ini bukan hanya karena kesalahan anda, tapi kehidupan rakyat harus lebih keras. Karena 4 kelas tradisional di masyaratakat (dalam urutan harga diri), sarjana, petani, pengrajin, dan pedagang masalahnya adalah perdagangan dan bisnis lebih menguntungkan daripada pertanian ini terlalu berlebihan”ucap Seo Rin sok bijak hahaha. Park Kyu hanya mendengarkan bualan Seo Rin dengan seksama.

”Aku juga menyadari tentang masalah ini saat aku tinggal di Qing. Aku juga tidak puas karena tidak berdagang aktif dengan Qing”jelas Putra Mahkota.
“Contohnya, Pulau Dejima di Jepang ( dibangun pada tahun 135 untuk berdagang dengan Belanda), banyak produk dari budaya barat yang telah diperdagangkan. Keuntungan dari pulau kecil Dejima sepuluh kali lipat dari keuntungan seluruh negeri. Selama kita membuka port (pelabuhan?) ke Negara-negara asing kita harus mampu membuat banyak keuntungan seperti mereka”jelas Seo Rin (wahhh ni Seo Rin mendekati putra mahkota supaya bisa membuat Tamna jatuh ke tangannya dan ia bisa membuat jalur perdagangannya dengan VOC liciknyo ckckckc).
“Agak masuk akal, tapi membuka port ke Negara-negara asing ceroboh,tampaknya bukan menjadi solusi terbaik untukku. Jika kita membuka pelabuhan tanpa persiapan yang tepat, ekonomi dalam negeri dapat dikalahkan oleh pasar luar negeri”jelas Park Kyu, putra mahkota pun mengerti dengan penjelasan Park Kyu sedangkan Seo Rin hanya melirik dengan sinis ke arah Park Kyu.

Seperti biasa Bong Yeon berjaga di luar kamar Beo Jin. Beo Jin pun membuka pintu kamarnya yang otomatis membuat Bong Yeon terbangun.
“Nona, kau membutuhkan air?”tanya Bong Yeon.
“Apakah kau, akan tinggal di sini sepanjang malam?”.
“Tentu saja. Itulah yang nyonya perintahkan”.
“Btw, laut begitu luas, apakah kita bisa melihat akhirnya?”tanya Bong Yeon.
“Tentu saja, pada akhirnya laut memenuhi langit. Hal ini sangat besar. Hanya dengan melihat cakrawala, aku merasa sesak”jawab Beo Jin.
“Kenapa kau merasa sesak?. Jika aku melihat itu akan merasa begitu bebas. Aku mendengar bahwa ada begitu banyak ikan yang berbeda di laut”. Beo Jin pun tersenyum.
“Siput laut, menyemprotkan laut, abalone,remis,kerang di mana-mana tetapi tidak berharga”. Lalu Beo Jin teringat saat-saat ia menyelam bersama William mencari abalone dan pertemuannya dengan William di pasar.

Lalu Beo Jin berniat keluar kamar.
“Nona?”panggil Bong Yeon.
“Aku akan pergi ke kamar kecil. Setelah itu, aku akan memberitahumu bagaimana paus menari”bujuk Beo Jin.
“Paus menari?”.
“Ya, paus. Tinggallah di sini tanpa pergi kemana-mana, oke?”pinta Beo Jin. Bong Yeon pun mengiyakan lalu Beo Jin bergegas pergi.

Park Kyu pun menghampiri Beo Jin.
“Apa yang kau lakukan sekarang?”selidik Park Kyu.
Beo Jin diam saja, ia tetap keukeuh akan pergi namun Park Kyu menahan Beo Jin.
“Apakah kau akan terus menerus mengecewakan aku?”tanya Park Kyu.
”Biarkan aku pergi”.
“Apa lagi yang bisa aku lakukan untukmu agar kau mendengarkanku? Jangan bertindak seperti ini tanpa berpikir terlebih dahulu”jelas Park Kyu.
“Beraninya kau mengurungku. Apakah aku memintamu untuk memberikanku makanan? Atau apa?”teriak Beo Jin yang mulai berkaca-kaca.
“Mari kita kembali”ajak Park Kyu.

“Tolong biarkan aku pergi”seru Beo Jin.
“Jika kau pergi, kita semua akan mati. Kau, William dan naku akan mati. Jika kau ingin segitunya pergi, silahkan”teriak Park Kyu.
“Kenapa orang-orang mekakukan ini pada kita? Apakah bersalah jika terlahir sebagai rakyat biasa?Apakah salah memiliki penampilan yang berbeda?”tanya Beo Jin yang mulai menangis.
“Aku tidak suka di rumahmu. Kenapa keluargamumencoba memanipulasiku dengan cara yang mereka inginkan. Jika itu bukan karenamu, Yandari. Aku bisa saja pergi dari sini dengan William. Mengapa kau muncul di kehidupanku. Dan kenapa kau menghancurkan hidupku? Kenapa?”teriak Beo Jin. (backsoundnya keren euy ni Park Kyu patah hati ya kakaka, tapi secara tak laangsung bukankah ini Beo Jin mengatakan suka bwahahaha).

Park Kyu pun berjalan melewati Beo Jin dengan lesu.
Beo Jin pun tertunduk menangis.
“Itu tidak sepertimu, Yandari”guman Beo Jin. Park Kyu sempat menghentikan langkahnya sejenak namun kembali melanjutkan langkahnya. Dan ternyata Seo Rin mengawasinya. Beo Jin pun menyusul Park Kyu.

Di rumah telah menunggu ibu Park Kyu dengan tampang galak hahaha. Beo Jin pun diam saja ia pun langsung menuju kamarnya.

Park Kyu berbicara berdua dengan ibunya.
“Aku akan menikah dengan putri perdana menteri, Hong Shi Yeon”ujar Park Kyu. Ibunya terlonjak kaget padahal senang tuh.
“Apa kau bilang?”.
“Aku akan menikah dengannya?”.
“Kyu, anakku..Kyu! benar-benar. Kau benar-benar membuatku…”jawab ibunya senang.
“Sebaliknya, aku memiliki persyaratan”.

Di tempat lain, ibu beo Jin, beserta Kkeut Boon dan ibunya sampai di Hanyang, mereka melewati pasar..
“Apa ini, tampaknya lebih banyak orang daripada ikan di Hanyang”ujar ibu Kkeut Boon.
Orang-orang di pasar pun melihat ketiga orang ini dengan aneh. Ibu kkeut Boon pun bersiap dengan kayu, Kkeut Boon dan ibu Beo Jin pun bertampang galak hahaha.
“Jangan melihat kami!”seru ibu Beo Jin galak. Rang-orang yang melihat mereka pun ketakutan hahaha.

Akhirnya ketiga orang tadi sampai di kediaman Park Kyu. Mereka pun terpana.
“Apakah ini rumahnya? Ini terlihat lebih besar dari kantor pemerintah Jeju”ujar ibu Kkeut Boon takjub.
“Laku, aku akan menjadi nyonya rumah ini?”pikir Kkeut Boon, Ibunya tertawa cekikian dan berhigh five dengan Kkeut Boon, ngaca dulu kali Kkeut Boon hahaha, Beo Jin aja ditolak ama ibunya Park Kyu apalagi Kkeut Boon ya ?

Tiba-tiba Bong Sam datang.
“Hei, permisi”ucap Bong Sam seraya berjalan, namun terhenti.
“Oh, ada lobak kaki”seru Bong Sam saat melihat ketiga tamu dari Jeju ini.
Bong Sam pun berniat pergi, namun ibu Beo Jin menahannya.
“Kau pelayannya, apakah dia di dalam?”tanya Ibu Beo Jin.
Lalu ibu Beo Jin berniat masuk ke dalam. Bong Sam pun melarangnya.
“Berani-beraninya kau mencoba datang ke sini? Hanya dengan gadis pembuat onar. Tuan mudaku memiliki waktu yang sulit. Kenapa kau tidak kembali saja menyelam?”jelas Bong Sam.
“Kenapa datang ke sini? Sarjana tahu mengapa kita di sini. Dia mengirimi kami uang untuk pergi ke Hanyang. Bagaimana aku tahu”teriak ibu Beo Jin.
“Berhenti bicara omong kosong, pergi jauh-jauh dari kami”usir ibu Beo Jin, hahaha malah gentian Bong Sam yang di usir.
“Beo Jin!, Jang Beo Jin!”panggil Ibu Beo Jin dan Kkeut Boon.
“Beo Jin! Keluar sekarang!”seru ibunya lagi. Beo Jin pun mendengar panggilan ibunya.

Karena ketiga tamu ini berteriak-teriak membuat kehebohan ibu park Kyu pun keluar rumah.
“Ada kehebohan apa ini?”tanya ibu Park Kyu.
“Oh, Nyonya, orang-orang yang anda lihat….”jawab Bong Sam namun terhenti melihat kedatangan Beo Jin.
“Ibu”panggil Beo Jin yang langsung memeluk ibunya. Ibu Kkeut Boon dan Kkeut Boon pun terpana dengan hanbook yang dipakai Beo Jin.

“Apakah kau benar-benar ibuku?”tanya Beo Jin tak percaya.
“Ibu”panggil Beo Jin yang langsung memeluk ibunya kembali.
“Ibu”guman ibu park Kyu.
“Kenapa kau ceroboh, kau pikir kau bisa melarikan diri dari menyelam dengan datang ke sini?”omel Ibu Beo Jin seraya menarik hanbook putrinya.
“Masalah adalah, aku berakhir di sini karena…aku pergi ke sana dan berakhir di sini”jelas Beo Jin.
“Apa ini pakaian mahal yang kau pakai?”tanya ibu Kkeut Boon.
“Apa yang akan kau lakukan dengan pakaian mahal seperti ini?kau masih terlihat sangat jelek”tambah Kkeut Boon.
Beo Jin pun hanya tersenyum-senyum sendiri.
“Aku akan terlihat cantik dengan mengenakan pakaian ini…Lihat ini”puji Kkeut Boon pada dirinya sendiri seraya mengepas Hanbook Beo Jin.

“Lalu, kau…ibunya Beo Jin?”tanya Ibu Park Kyu.
“Itu benar”jawab ibu Beo Jin.
“Aku mendengar bahwa kau adalah keluarga Daesanggoon”tanya ibu park Kyu.
“Anda benar”jawab Kkeut Boon.
“Tidakkah anda tahu, Daesanggoon penyelam terbaik di Sanbanggol!”tambah ibu Kkeut Boon.
“Penyelam?”tanya ibu Park Kyu.
“Nah, apakah anda tidak tahu bahwa wanita menyelam di laut. Menangkap abalone dan mengambil rumput laut dan ikan. Dia adalah Daesanggoon penyelam terbaik”jelas ibu Kkeut Boon bangga. Yang diiyakan Beo Jin dan Kkeut bBoon dengan menunjukk ke arah ibu Beo Jin.
“Apa? Abalone, rumput laut?. Lalu, Daesanggoon berarti kau adalah salah satu rakyat biasa”seru ibu Park Kyu yang hampir saja pingsan.
“Aku pikir ada sesuatu yang aneh. Kenapa orang-orang yang bebas, jika dia tidak hamil”seru ibu Park Kyu. Beo Jin pun hanya bisa melongo.
“Apa? Hamil?”. Ibu Beo Jin dan Kkeut Boon pun kaget.

“Bukan, itu bukan, apa itu?”seru Beo Jin.
“Beo Jin akhirnya kau mendapat masalah”ujar ibu Beo Jin.
“Tidak, tidak mungkin, hal ini tidak seperti itu”jawab Beo Jin meyakinkan.
“Apa yang kau maksud dengan tidak?”tanya Ibu Park Kyu.
“Masalahnya adalah …”jawab Beo Jin.
“Apa maksudmu?’teriak ibu Park Kyu yang membuat Beo Jin kaget.
“Anda salah paham. Aku tidak pernah mengatakannya sendiri”tegas Beo Jin.
“Lalu, apa? Apakah kau mengandung banyinya atau tidak”tanya ibu Beo Jin.
“Beritahu kami langsung!”teriak ibu Park Kyu.
“Yandari, maksudku Park Kyu…aku harus memberitahu anda bahwa aku hamil, maka aku tidak akan disuruh keluar dari rumah”jelas Beo Jin, olala ternyata Park Kyu yang menyuruh Beo Jin agar terlihat hamil kakaka.
“Apa itu?”guman ibu Park Kyu terlonjak kaget sampai cegukan.
“Apa yang kau lakukan? Suruh keluar dari rumah, sekarang! Usir keluar mereka semua dari rumahku!’teriak ibu Park Kyu. Para pelayan pun mengiyakan.
Para pelayan pun bersiap mengusir Beo Jin dan ibunya serta Kkeut Boon dan ibunya, namun mereka melakukan perlawanan.

“Jangan sentuh aku,aku akan keluar dari sini”seru ibu Beo Jin.
“Bangsawan di Hanyang memperlakukan tamu seperti ini? Aku tahu bahwa bangsawan cukup keterlaluan”.
“Beo Jin! Mari kita keluar dari rumah busuk ini”ajak ibu Beo Jin.
“Busuk”guman ibu Park Kyu lalu terjatuh pingsan, namun terbangun lagi.
“Busuk! Usir mereka keluar dari rumahku, sekarang!”teriak ibu Park Kyu.

Beo Jin yang telah berganti pakaian dan keluarganya pun keluar dari rumah Park Kyu.
“Gadis licik, siapa yang akan membayangkan bahwa dia akan tinggal di rumah inspektur kerajaan”ujar ibu Kkeut Boon pada Kkeut Boon.
“Gadis jelek tidak layak, tuan Park Kyu tidak akan jatuh padanya. Ini akan berbeda, apakah itu aku sekalipun ibu kan?”ujar Kkeut Boon.
“Ibu, ibu, aku mungkin bisa merayunya”pikir Kkeut Boon.
“Lakukan segera”dukung ibu Kkeut Boon.
“Ibu, aku tidak minta yang lain. Tapi tolong jangan bicara tentang kembali. Aku akan melakukan apa pun untuk tetap tinggal di sini. Jadi mohon, aku tidak melakukan apa-apa sejak datang ke Hanyang. Aku tidak bisa kembali seperti ini”mohon Beo Jin pada ibunya.

Tiba-tiba datang seorang pelayan menghampiri Beo Jin, dan ternyata pelayan orang itu adalah pelayan Shi Yeon putri perdana menteri. Ternyata Seo Rin menghasut Shi Yeon agar Shi Yeon menunjukkan kebaikannya pada Park Kyu, dengan membantu Beo Jin maka Park Kyu akan tersentuh. Beo Jin pun memberi hormat pada Shi Yeon.

Ternyata Shi Yeon mencarikan tempat tinggal sementara untuk Beo Jin. Pemilik rumah pun menjelaskan fasilitas yang anda, Kkeut Boon dan ibunya memeriksa sekeliling rumah tersebut.
“Kamar yang agak kecil”keluh Kkeut Boon.
“Awww, ruang penyimpanan yang terlalu kecil”tambah ibu Kkeut Boon.
Beo Jin pun merasa tak enak hati.
”Tidak, jangan lakukan ini pada kami”ucap Beo Jin. Namun Shi Yeon bersikeras membelinya dan membayar rumah tersebut.

“Terima kasih telah membantu kami, tapi aku tidak tahu apakah kami dapat menerima ini. Aku tahu bahwa tidak ada yang gratis”ucap ibu Beo Jin.
“Aku mendengar bahwa ia (Beo Jin?) merawat Park Kyu. Sebagai tunangan yang akan menikah dengan tuan muda Park Kyu….”jawab Shi Yeon terhenti. Kkeut Boon dan ibunya pun menoleh ke arah Shi Yeon.
“Tunangan?”tanya Beo Jin.
“Ini adalah yang paling bisa aku lakukan. Jadi jangan merasa bahwa kau berhutang apa-apa”jawab Shi Yeon cuek.
“Pasti telah melewati perjalanan panjang, beristirahatlah”. Lalu Shi Yeon pun bergegas pergi. Beo Jin pun hanya bisa menghela nafas dengan apa yang di dengarnya, tak rela ya Kyu menikah dengan Shi Yeon hahahaha.

Park Kyu sampai di rumah, begitu ia sampai Bong Sam pun menceritakan kejadian yang dialami Beo Jin dan keluarganya.
“Aku meminta mereka datang diam-diam, namun mereka diperlakukan seperti itu. Apakah kau tahu ke mana mereka pergi?”ujar Park Kyu.

Malam harinya ibu Beo Jin merenung di depan rumah melihat bulan (jadi kangen kampong, tahan seminggu lagi kakaka). Beo Jin hanya bisa melihat dengan sedih ibunya, tiba-tiba terlihat Park Kyu datang, Beo Jin pun segera menutup pintu kamarnya. Park Kyu pun tersenyum pada ibu Beo Jin.
“Terima kasih sudah datang”seru Park Kyu. Ibu Beo Jin pun menghampiri Park Kyu.
“Anda begitu sibuk, mengapa anda datang?”.
“Aku minta maaf atas nama ibuku”jawab Park Kyu.
“Mengapa seseorang yang mulia meminta maaf pada kami?. Status kamu lebih rendah dari anda. Kami lahir dari kelas rendah tidak memiliki banyak kebebasan. Terima kasih telah menjaga Beo Jin. Aku akan membawanya kembali, anda tidak perlu khawatir lagi sekarang”jelas ibu Beo Jin. Sementara Beo Jin mendengarkan dari dalam kamar.
“Itu bukan alasanku memanggil anda ke sini, harap jangan salah paham tentang maksudku”ucap Park Kyu.

“Apa yang harus disalahpahami di sini? Anda akan merasa nyaman tanpa dia. Bukankah itu alasan kenapa anda harus memanggilku. Gadis yang begitu keras kepala,akan sulit untuk membawanya kembali. Dia tidak bisa tinggal di Hanyang untuk jangka panjang. Mulai sekarang, aku akan pastikan dia tidak menganggu anda, sehingga anda bisa kembali pulang sekarang”jelas ibu Beo Jin yang sebenarnya tidak ingin berkata seperti itu. Park Kyu paham, ia pun melangkah pergi namun berhenti sebentar dan Beo Jin pun melihat kepergian Park Kyu dari pintu kamar.  Keesokan paginya, Beo Jin sudah bangun pagi-pagi untuk menyiapkan sarapan pagi. Ibunya yang sudah bangun dan melihat ada kepulan asap pun menghampiri dapur dan tersenyum dengan apa yang dilakukan Beo Jin. Beo Jin meneruskan memasak dengan kayu baker walaupun terbatuk-batuk karena asap (jadi bener-bener kangen kampung hahaha).
Beo Jin menghidangkan hasil masakannya, Kkeut Boon dan ibunya makan dengan lahap (kok saia malah jadi kangen makan tiwul ya wkkwkwk lihat Kkeut Boon makan).
“Apa alasanmu membuat semua makanan ini?”tanya Ibu Kkeut Boon.
“Mencoba ini lebih sulit daripada kau menyelam? Kau bisa sebaik ini padaku”tambah Kkeut Boon namun tetap lahap memakan masakan Beo Jin.
“Ibu, kau juga mencicipinya juga”bujuk Beo Jin yang melihatnya ibunya hanya terdiam.
“Ini adalah jenis makanan yang aku pelajari di Hanyang”. Beo Jin pun mengambilkan sendok untuk ibunya dan ibunya pun mencicipi masakan Beo Jin.

“Ibu, ada begitu banyak pekerjaan yang bisa aku lakukan di Hanyang. Ada begitu banyak pedagang, artis, bisnis agen”jelas Beo Jin, namun ibunya hanya terdiam menikmati makanan yang dimasak Beo Jin.
“Benar, aku memiliki begitu banyak yang ingin aku lakukan”.
“Tinggallah di sini dan mencoba untuk membuatnya di Hanyang. Namun, begitu kau bilang kau lelah kita akan kembali. Apakah kau mengerti”seru ibu Beo Jin.
“Ibu… terima kasih”ucap Beo Jin terharu.
“Itu tidak akan menjadi masalah. Aku memiliki keyakinan aku dapat melakukannya dengan baik!”. Di Hanyang pasar utama. Ada seorang pembeli ikan yang bertanya-tanya mengenai ikan pada penjualnya. Beo Jin pun menghampiri orang tersebut. Beo Jin pun mencoba menjelaskan jenis-jenis ikan yang dijual pada calon pembeli, pemmbeli pun tertarik dan makin banyak yang tertarik membelinya juga. Beo Jin pun membantu pedagang tadi menjajakan ikannya. Hingga ikan tadi laris manis hahaha.  “Jika ini karena kau ingin pekerjaan, menyerahlah”ujar pedagang cuek.
“Ini bukan seperti itu. Aku hanya tahu banyak tentang ikan”. Pedagang ikan pun berdehem.
“Bagaimana cara membuka warung di sini?”tanya Beo Jin.
“Jika, kau ingin menjadi pedagang, pergi ke kelompok pedagang Seo Rin”jawab pedagang ikan.
“Kelompok dagang Seo Rin?”tanya Beo Jin. Lalu pedagang ikan tadi mengulurkan sekeping uang pada Beo Jin. Beo Jin pun menerimanya dengan senang hati.

Malam harinya Beo Jin mencoba membuat arak beras. Ia pun menakar-nakar bahan di atas dipan depan rumah. Park Kyu pun memperhatikan apa yang di lakukan beo Jin dari balik tembok. Ia pun ingat saat-saat kebersamaannya dengan Beo Jin saat Beo Jin menyamar sebagai Bong Sam dan kata-kata Beo Jin saat di jembatan,
Bahwa kalau bukan karena Park Kyu, Beo Jin nggak akan ninggalin William.
Beo Jin yang sudah selesai pun merenung, entah memikirkan park Kyu atau William.

Di kediaman Park Yeon, William yang telah menyelesaikan boneka kayunya, bermain dengan boneka kayu wanita yang dianggapnya Beo Jin. Lalu membereskan boneka-boneka kayu lainnya.

Beo Jin pun menjual arak berasnya di pasar, ia pun menunggu hasil reaksi para peminum arak beras buatannya. Para pelanggan kedai minuman tempat Beo Jin menjual arak berasnya pun merasa puas dan senang.
Pemilik kedai pun senang, ia pun menghampiri Beo Jin.
“Mulai sekarang, aku akan memberikanmu 5nyang untuk 1 barel, lalu bawakan aku 3 barel sekarang”ujar pemilik kedai.
“Aku akan mengambil 4nyang untuk 5 barel, sepakat”tawar Beo Jin.
Pemilik kedai pun menyetujuinya, lalu Beo Jin mengeluarkan tempat minum yang terbuat dari bambu.
“Jika kau memasukkannya ke dalam sini, minuman ini efektif, kau bisa minum di mana saja kau pergi bahkan saat kau berjualan. Dalam sebuah pasar yang sibuk seperti ini, penjualan akan besar?”jelas Beo Jin, wahh Beo Jin pintar dagang ni wkwkwk. Pemilik gading pun berpikir melihat-lihat tempat minum Beo Jin yang terbuat dari bambu itu.
“Hanya memberiku 1 nyang untuk ini?”tawar Beo Jin.
Pemilik kedai pun menyetujuinya.

Yan menemui Seo Rin.
“Apa alasan anda ingin menemuiku?”tanya Yan to the point.
“Kau harus membawa beberapa barang”. Lalu salah satu anak buah Seo Rin memperlihat contoh barangnya.
“Tidak benar-benar banyak, senjata, bubuk dan peluru biasa”jelas Seo Rin.
“Sebuah kelompok pedagang yang melakukan perdagangan luar negeri membutuhkan senjata?”selidik Yan.
“Sebagai anggota dari perusahaan Indo Dong, kau tahu dengan baik alasan-alasanku”jawab Seo Rin.
“Apa yang kau maksud adalah bahwa kau akan membuka pelabuhan Jeju menggunakan kekuatan militer”pikir Yan.
“Hal semacam itu tidak akan terjadi, sampai kita membutuhkan kekuatan militer”elak Seo Rin. Yan pun tersenyum.
“Jika kau ingin mendapatkan banyak senjata, kau harus membayar untuk itu. Sejauh yang aku tahu, grup dagang Seo Rin tidak dapat membayar perak sebagai jaminan”ujar Yan. Seo Rin pun tersenyum penuh arti.
“Chosun memiliki keterampilan sendiri untuk pemurnian perak yang sebelumnya dikembangkan di Jepang. Tentu saja kelompok dagang kami tahu teknik ini. Bagaimana menurutmu? Apakah kau akan memiliki kesepakatan bisnis dengan kami?”jelas Seo Rin. Yan pun terdiam tak dapat membalas perkataan Seo Rin.

Di pasar arak beras dan tempat minum yang dijual Beo Jin laris manis, lalu salah seorang anak buah Seo Rin datang ke rumah Beo Jin membawa tempat minum.
Anak buah tersebut pun memanggil-manggil, Kkeut Boon pun membuka pintu kamarnya.
“Kau, Jang Beo Jin?”tanya orang tadi pada Kkeut Boon, lalu tiba-tiba Beo Jin datang dari samping rumah membawa arak beras. Orang tadi pun menghampiri Beo Jin.
“Apakah kau Jang Beo Jin?”.
“Ya”.
“Apakah kau mnyediakan arak beras di pasar?”.
“Ya, itu aku”.
“Silahkan bersiap-siap dan mengikutiku”. Kkeut Boon terkejut.
“Kepala kelompok pedagang Seo Rin Sangdan mencarimu”.
“Seo Rin Sangdan?”guman Beo Jin.
“Apakah aku bisa ikut?”seru Kkeut Boon tiba-tiba. Orang tersebut pun mengamati Kkeut Boon.

Beo Jin dan Kkeut Boon pun sampai di markas dagang Seo Rin. Beo Jin pun diajak menemui Seo Rin, Kkeut Boon pun mencoba mengikutinya namun di tahan orang yang menjemputnya tadi.
“Bukan kau?”tegur orang itu.
“Lalu, ke mana aku harus pergi?”tanya Kkeut Boon.
“Kau akan pergi ke salon kecantikan?”.
“Apa? Apa yang mereka lakukan di sana?”.
“Kau akan tahu, saat kau sampai di sana. Dengan wajahmu, kau akan berguna”.
Kkeut Boon pun merasa tersanjung lalu mengikuti anak buah Seo Rin tadi.

Beo Jin pun menemui Seo Rin, ia pun dijamu Seo Rin, Beo Jin pun mengambil salah satu kue.
“Kau mengatakan Jeju?”tanya Seo Rin. Beo Jin megembalikan kue yang diambilnya.
“Kau datang dari jarak jauh. Aku mendengar wanita di Jeju tidak bisa keluar dengan mudah. Bagaimana kau bisa datang ke sini”
“Aku tidak suka menyelam, jadi aku melarikan di lewat perahu diam-diam”.
“Kau sangat berkemauan keras”puji Seo Rin. “Nah kemudian, seorang gadis yang berkemauan keras harus berhasil di dunia ini. Ini adalah dunia anjing makan anjing”.
“Anda benar. Anda perlu untuk mengeksplorasi untuk bertahan hidup di dunia ini. Yang saya katakan adalah…saya akhirnya mengerti mengapa ibuku membawaku ke laut untuk menjelajahi dunia meskipun saya tidak pandai menyelam. Tapi sekarang saya tahu”jelas Beo Jin.
“Namun, datang ke Hanyang kesuksesan di dapat dengan mudah. Itu semua tergantung pada seberapa keras kau bekerja sekarang”seru Seo Rin. Beo Jin mengangguk.

Lalu mari kita lihat Kkeut Boon yang berada di salon kecantikan, sedang apakah dia? Dan ternyata Kkeut Boon dijadikan model untuk kecantikan akupuntur, wajahnya penuh dengan jarum hahaha, malangnya nasib Kkeut Boon.

Ternyata Beo Jin memutuskan bekerja untuk Seo Rin, ia pun bekerja di bagian gudang sepertinya.
“Apakah kau bisa melakukannya?”tanya anak buah Seo Rin yang brjaga di gudang.
“Walaupun aku lemah, tapi aku bisa membaca dan menulis”jawab Beo Jin.
Lalu orang tadi pun menyuruh Beo Jin mengecek stok yang ada di gudang, Beo Jin pun mengiyakan.
“Mengapa mereka menempatkan seseorang yang brbakat dalam penjualan ke gudang”pikir kepala penjaga gudang seraya beranjak pergi.
“Maaf”ucap Beo Jin.
“Oh ya, lupakan”jawab kepala gudang. Lalu Beo Jin mulai mengerjakan yang menjadi tugasnya.

Di istana William menemui Park Kyu.
“Park Kyu”panggil William seraya menghampiri Park Kyu..
“Kau datang, aku akan bermain di depan Raja. Beliau mengatakan jika aku membuatnya sukacita, aku akan dihargai. Lalu aku akan bertemu Beo Jin”ujar William.
“Kau tidak akan pernah tahu apakah Raja akan menyukainya atau tidak. Jadi jangan merasa puas diri dulu”jawab Park Kyu lalu beranjak pergi.
“Park Kyu, bisakah kau memberikan ini pada Beo Jin”pinta William seraya menyerahkan selembar surat.
“Tolong, berikan itu padanya”. Park Kyu hanya terdiam lalu bergegas pergi.

Acara pertunjukan boneka kayu pun dimulai, Raja di dampingi para menteri-menterinya pun menontonnya dengan sukacita.
“Sungguh suatu boneka yang menarik”puji Raja.
“Segera mulai bermain”seru Raja. Pertama William pun memainkan Haegeumnya yang telah disulap seperti biola. Lalu ia mulai bercerita dengan boneka kayunya.
“Di sebuah negeri nan jauh yang disebut Denmark, ada Raja yang baik dan bijaksana. Dia memiliki istri yang cantik dan putra yang cerdas bernama Hamlet. Keluarga ini cukup damai. Tidak, keluarga itu bahagia”. Raja dan lainnya pun tertawa senang.  “Tapi suatu hari, saudara laki-laki Raja, Cladius yang mencintai istri raja diam-diam menyelinap saat Raja tidur siang. Dia menaruh racun ke telinga Raja. Lalu ia membuat Raja mati”.
Raja mulai merasa tidak nyaman dengan pertunjukan William yang sepertinya dirasakan juga oleh para menterinya.
“Setelah kematian raja, Cladius menjadi Raja 2 bulan kemudian, lalu ia menikah dengan istri mantan Raja”. Para penonton pun mulai merasa cemas.
“Rakyat banyak yang menderita, lalu suatu malam”.
Salah satu menteri pun mulai berbisik-bisik, bahwa ini seperti mengejek Raja.
Lalu keluar boneka putra mahkota dan raja yang sudah mati. William pun mulai bercerita kembali, mungkin maksudnya putra mahkota bermimpi bertemu dengan mantan Raja.
“Ayah”.
“Ular yang membunuh ayahmu sekarang mengenakan mahkota. Silahkan balas dendam untukku”.
“Aku akan pastikan melakukannya. Ayah”

Raja pun sepertinya merasa tersinggung, putra mahkota pun merasa tak enak, apalagi ditambah bisik-bisik para menteri. Park Kyu pun tidak tahu harus bagaimana mencegah William.
“Ah, apa yang baik menjadi seorang Raja. Mengapa dia menjadi raja bahkan setelah membunuh saudaranya”. Lalu William mengambil pedang kayunya dan keluar menemui para penonton. Para menteri pun terhenyak.

“Menjadi raja atau tidak, itulah pertanyaannya”. Lalu William menodongkan pedang kayu itu ke arah Raja. Raja pun semakin salah paham dengan tingkah William.
“Beraninya, kau mengejek Raja. Apakah kau sedang mengolok-olokku sekarang”seru Raja marah. William pun terkejut dengan tanggapan Raja,ia pun tak menyangka akan menjadi begini.
“Yang Mulia, saya belum pernah mendengar kisah yang keterlaluan semacam ini”seru salah seorang menteri.
“Silahkan, menangkap orang yang bersalah ini”lanjut yang lain. Park Kyu pun bingung dan nampak berpikir bagaimana cara menengahinya.

“Karena ia mengejek keluarga kerjaan, dia layak dihukum penggal”seru salah seorang. Yang diiyakan yang lain.
“Pancung dia segara”seru Raja.
Park Kyu pun segera berlutut di depan Raja dan berkata.”Yang Mulia,itu semua salahku karena saya membawa orang asing yang tidak beradab ke sini. Perkenankan saya menuntutnya”mohon Park Kyu.
“Kau memintaku untuk menyelamatkan hidupnya beberapa waktu yang lalu. Sebaliknya,pastikan untuk membunuhnya”seru Raja.
William pun terlonjak kaget, ia pun dibawa para pengawal pergi, William hanya bisa memanggil-manggil Park Kyu.
Raja pun meninggalkan ruang acara diikuti para menterinya.

Di ruang tahanan William disiksa habis-habisan, ia disiksa sampai babak belur. Park Kyu pun menangis melihat kondisi William.
Selesai disiksa William dimasukkan kembali ke dalam sel.

Perdana menteri Hong Goo minum bersama Seo Rin.
“Jadi, apakah semuanya akan baaik-baik saja?”tanya perdana menteri Hong Goo.
“Tampaknya surga berpihak padaku. Karena anda, tuanku selalu membantu kami keluar dari masalah-masalah yang hebat”jawab Seo Rin.
“Apakah itu benar?….Itu benar”ujar perdana menteri lalu tertawa bangga.
“Bagaimana dengan pernikahan dengan keluarga jaksa, Park Kyu?”tanya Seo Rin.
“Oh, putriku. Tampakinya di sukai oleh wanita dari keluarganya”.
“Jika dua keluarga menjadi sebuah keluarga seperti pernikahan ini. Lalu, seluruh dunia akan berada di bawah perintah anda”puji Seo Rin.
“Maksudmu seluruh dunia?”guman perdana menteri lalu tertawa bangga.
“Apakah kau mengatakan seluruh dunia?”pikir perdana menteri yang tertawa dengan pujian Seo Rin.
“Apa yang terjadi dengan orang asing?”tanya Seo Rin.
“Orang asing, dia akan dituntut segera. Menimbang bahwa kau sedang mencari orang asing, kau harus memiliki rencana untuk mengambilnya”jawab perdana menteri.
“Saya tidak bisa mengalahkan anda”.
“Jadi, katakan apa yang kau inginkan”.
“Untuk melakukan bisnis di luar negeri, kelompok dagang kami tidak peduli apa pengetahuan orang asing yang diketahui banyak tentang dunia barat sangat berguna”jawab Seo Rin.
“Jadi, apa kau bermaksud membiarkan orang asing bekerja untuk kelompok dagangmu?”.
“Jika itu tidak mengoyahkan posisi anda, anda bisa membantu kami”.

Malam harinya, perdana menteri Hong Goo bersama seseorang tabib mengunjungi sel tahanan William. Dan menyuruh penjaga membiarkan tabib memeriksa William yang dikiranya sudah mati. Penjaga pun membuka pintu untuk tabib dan tabib memeriksa William, tabib pun mengatakan bahwa William sudah mati, padahal akal bulus perdana menteri aja ni. Perdana menteri pun menyuruh tabib itu membawa pergi mayat William, mayat William pun dibawa oleh beberapa orang suruhan Seo Rin yang tentu saja telah menunggunya.

Park Kyu yang sepertinya sudah mendengar kabar segera mendatangi ruang tahanan.
“Dimana terpidana?”tanya Park Kyu pada penjaga.
“Sekarang…tubuhnya sudah dibawa pergi”jawab penjaga.
“Apa katamu. Apa maksudmu, “tubuh”?”ujar Park Kyu kaget.
“Dia tidak bisa tahan dengan pukulan…dia sudah mati”. Park Kyu pun bergegas pergi ingin melihat mayat William, namun penjaga lain menghalangi dan bilang bahwa mayat sudah dibawa pergi.

Park Kyu pun menghilangkan kesedihannya dengan minum-minum.

Beo Jin pulang ke rumah, ia pun menyapa Park Kyu yang tertunduk di bawah pohon.
“Yandari”panggil Beo Jin. Park Kyu pun menoleh ke arah sumber suara dan tersenyum.
“ Oh itu kau, troublemaker”.
“Mengapa kau minum begitu banyak”tanya Beo Jin. Namu Park Kyu tak menjawab ia malah berdiri walaupun sedikit agak sempoyongan.
“Apa yang salah?”tanya Beo Jin lagi.
“Tidak ada yang salah”jawab Park Kyu lalu melangkah pergi.
Namun Park Kyu menghentikan langkahnya.
“William…..”ujar Park Kyu lirih.
“Ada apa dengan William…?”tanya Beo Jin. Namun Park Kyu hanya terdiam, Beo Jin pun menghampiri Park Kyu.

“Apa yang salah dengan William? Apakah sesuatu terjadi padanya”selidik Beo Jin.
“Apa yang salah dengan dia!. Apakah dia sakit? Apakah ia terluka?”tanya Beo Jin, namun Park Kyu masih tetap terdiam.
“Yandari, tolong beritahukan padaku”pinta Beo Jin. Eh malah bukannya jawab park Kyu malah mencium Beo Jin supaya Beo Jin ngak bertanya apa-apa lagi hahaha.
“Berhentilah bermain denganku”ujar Beo Jin yang tak dapat menahan tangisnya lalu bergegas pergi.

Di tempat Seo Rin, William yang masih pingsan bersiap akan di cap tanda perusahaan Seo Rin, padahal cap itu baru saja dicelupkan ke bara api ckckckc.
Wiliam pun terbangun dengan cap panas itu lalu pingsan lagi. Seo Rin pun tersenyum puas.

Bong Sam sampai tertidur menjaga Park Kyu. Park Kyu pun terbangun lalu Bong Sam yang juga terbangun menyuruh Park Kyu minum air madu untuk menghilangkan efek mabuk. Park Kyu tidak mengindahkan perkataan Bong Sam. Bong Sam pun khawatir karena semalaman Park Kyu mengigau mencari Beo Jin. Park Kyu pun teringat saat ia mencium paksa Beo Jin.

Beo Jin di antar salah seorang pegawai Seo Rin menemui budak, Beo Jin disuruh merawat budak itu yang tak lain adalah William. Beo Jin pun terlonjak kaget saat ia melihat William tak berdaya.
“William”gumannya lirih.
“Dia dijual dari pasar budak, urus orang asing ini untuk sementara”jelas anak buah Seo Rin.
“Bagaimana ini terjadi?”tanya Beo Jin.
”Dia adalah sBeo Jin pun menutup pintu dan menghampiri William, Beo Jin pun mencoba membangunkan William. William pun tersadar ia pun membuka matanya.
“Apakah kau tahu siapa aku?”tanya Beo Jin.
“Apakah kau Beo Jin?”. Beo Jin pun mengangguk.
“Apa yang terjadi denganmu?”. Beo Jin pun menangisi keadaan William.

 Lalu William pun merasa kesakitan.

“Apakah kau baik-baik saja?. William”panggil Beo Jin. Lalu Beo Jin memeluk William.

Tamra The Island – Episode 12

Polisi Ahn Gang Jig (Ahn) mengajak Park Kyu menemui kepala inspektur (sepertinya sih, namanya bingung, ini dia repotnya drama saeguk karakternya banyak haha).
“Apa yang kau lakukan di sini?”tegur kepala Inpektur pada Park Kyu.
“Saya sudah mendengar berita ini dan datang untuk menyelidiki insiden ini”.
“Siapa yang memerintahkanmu untuk melakukan hal ini?. Aku mengagumi usahamu,tapi kau tidak harus bekerja secara independent tanpa ada perintah”tegas kepala Inspektur lalu bergegas pergi.

“Bolehkah saya melihat mayat itu?”tanya Park Kyu tiba-tiba.
“Kau terlalu antusias dengan pekerjaanmu, tidak ada bukti, jadi bagaimana kau akan mendapatkan bukti dari melihat itu. Mayat tidak ada lagi di sini”jelas Inpekstur.
”Apakah anda mewawancarai keluarganya?”tanya Park Kyu lagi.
“Cukup! Apakah kau menyelediki insiden tergantung”.
“Apa menggantung?”tanya Park Kyu.
“Bahkan jika kau tertarik pada kematian pejabat, jangan lupa warga”jelas Inpekstur lalu bergegas pergi. Park Kyu pun memberi hormat.

Seo Rin memberi suap kepada kepala Inspektur
“Ini sebagai rasa syukur saya”kata Seo Rin.
“Bisa menjadi masalah besar jika aku tidak datang sebelumnya. Dilihat dari wajah dan banyak tanda darah pada tubuh. Ada yang bisa menduga keracunan sebagai penyebab kematiannya.
“Anda tahu bahwa ini semua untuk masa depan Chosun”.
“Tentu saja aku tahu dengan baik. Aku juga melakukan semua pekerjaanku untuk penyebab besar”jawab kepala Inspektur.

“Namun, saya sangat khawatir dengan pandangan orang di istana”.
“Jangan khawatir, termasuk semua bangsawan tidak ada yang akan menemukannya”jelas kepala Inspektur.
“Saya mendengar bahwa departemen penyelidikan dan investigasi secara aktif terlibat dengan kasus ini”.
“Jangan khawatir tentang itu, Tidak hanya Park Kyu, tetapi semua investigasi seharusnya di ceritakan padaku”ujar kepala Inspektur

Park Kyu ditemani bawahannya, polisi Ahn melihat kondisi mayat (sepertinya mayat pemilik pewarna pakaian) yang dibunuh Chi Yong. Park Kyu pun membuka kainpenutup mayat, polisi Ahn pun ketakutan hahaha. Park Kyu pun memeriksa keadaan tubuh mayat.
“Mayat datang kemarin, ia sudah mati selama beberapa hari dari sekarang”jelas polisi Ahn.
“Apakah kau melakukan outopsi?”tanya Park Kyu.
“Tak ada hal khusus yang ditemukan dengan penglihatan biasa, Awww”jawab polisi Ahn.
“Dia tidak bunuh diri”guman Park Kyu.
“Tidak bunuh diri?”tanya polisi Ahn.
“Kepalanya tidak mengeras, dilehernya juga tidak jejak bunuh diri. Seseorang membunuhnya dan menyamarkannya sebagai bunuh diri”jelas Park Kyu.

“Tidak, kami positif dia bunuh diri! Anak-anak membawa dia turun dari gantungan”jawab polisi Ahn.
“Apakah dia punya keluarga?”.
“Tidak, tampaknya dia menjadi pertapa untuk sementara atau rumor mengatakan seperti itu”jawab polisi Ahn.
”Jadi kau hanya percaya pada rumor? Pergilah sekarang dan selidiki asalnya”perintah Park Kyu. Polisi Ahn pun bergegas pergi.

Beo Jin diintergosi Ibu Park Kyu.
“Di Jeju, apa ada yang terjadi antara kau dan Kyu-ku?”tanya ibu Park Kyu. Beo Jin pun nampak mengingat-ngingat.
“Apakah kau kehilangan sesuatu yang kau perlukan untuk melindungi Kyu-ku?”
Beo Jin mengingat saat pertemuan nya dengan Park Kyu saat ia menjatuhkan barang pengurangan pajak.
“Oh ya, tentu saja ada!”jawab Beo Jin. Ibu Park Kyu pun agak terkejut.
“Aku kehilangan itu pada hari pertama dia datang ke Tamna.
“Jadi, kau bertemu dengan Kyu-ku larut malam?”tanya ibu Park Kyu hati-hati (ni ibu mikirnya dah terlalu jauh hahaha). Beo Jin pun tersenyum.
“Mungkin tidak malam, tapi sangat sering. Ya, saya lakukan”jawab Beo Jin. Ibu Park Kyu hanya bisa menghela nafas.
“Dia mengatakan dia tidak sengaja melakukannya, tetapi aku dalam kesulitan dengan ibu dan ayahku gara-gara itu dan ada desas-desus yang menyebar ke desa”jelas Beo Jin.
“Desa tahu!?”tanya Ibu Park Kyu, makin salah paham ni kakaka.
“Dia melakukan hal yang buruk padaku. Jadi aku akan pergi ke polisi, tapi di hanya berteriak dan berkata,”beraninya kahu!”terang Beo Jin.

Ibu Park Kyu hanya tercengang mendengar penuturan Beo Jin ini yang sebenarnya dianggap lain oleh ibu Park Kyu hahaha.
“Tapi sekarang, dia sangat baik padaku”puji Beo Jin.
“Tapi tetap, kau harus pergi ke polisi? Kedatanganmu sangat penting”kata Ibu Park Kyu.
“Ya. Terima kasih”ucap Beo Jin tersenyum.
“Begitu aku menemukan seorang istri yang halal baginya, aku akan menerimamu sebagai selir, namun ….”ujar Ibu Park Kyu. Beo Jin berpikir sejenak, kebingungan dia hahaha.
“Mulai besok kau perlu belajar menjadi seorang wanita mulia. Kau tidak harus pergi ke luar dan memberitahu pada siapapun apa yang baru saja saya katakan padamu”lanjut ibu Park Kyu.
“Ya, jangan khawatir tentang hal itu”jawab Beo Jin santai.

Park Kyu sudah pulang ke rumah. Ia pun termenung sejenak, berpikir mau menemui Beo Jin kah? Haha.

Di dalam kamar Beo Jin berguman sendiri.
“Apa yang dia maksud dengan istri sah? Apa pelajaran tentang menjadi seorang wanita mulia. Yandari, bahkan tidak mengunjungiku walaupun kami tinggal di rumah yang sama..jadi pengap”keluh Beo Jin. Tanpa Beo Jin sadari ternyata Park Kyu duduk di samping kamar Beo Jin dan tentu saja Park Kyu mendengar ucapan Beo Jin hahaha.
“Jadi sumpek…”guman Beo Jin lalu ia membuka pintu kamarnya.
“William, William. Apakah kau baik-baik saja di luar sana?”seru Beo Jin. Sementara orang yang dipanggil juga termenung di pinggir kamarnya hahaha.

Ternyata Park Kyu duduk di luar samping kamar Beo Jin sampai Beo Jin tertidur pulas haha.

Keesokan paginya guru yang akan mengajari Beo Jin tatakrama datang. Ia pun akan mulai mengajari Beo Jin tatakrama.
“Bagaimana dia jatuh cinta dengan orang pembuat onar”gumam guru tersebut. Beo Jin pun bermuka masam haha. Lalu guru tersebut menyerahkan buku panduan untuk belajar tata krama. Beo Jin pun menerimanya.
“Kami akan mengajarimu menjadi seorang wanita yang mulia dengan mempertimbangkan kondisi tubuh anda. Jangan khawatir tentang hal itu”jelas guru itu. Beo Jin pun mengembalikan buku panduannya.

“Kenapa aku membutuhkan semua hal ini?. Jika aku memukan William, aku akan pergi dari sini segera, jadi jangan mengkhawatirkan aku”jelas Beo Jin.
“Aku bahkan tidak ingin tahu siapa William. Tapi seorang gadis tidak boleh bicara tentang pria lain begitu mudah. Ini tidak seperti yang aku ketahui, bagaimana kau merasa kehilangan sesuatu yang penting bahkan sebelum menikah, tetapi kau tidak perlu menjadi seorang biarawati”jelas guru itu. Makin salah paham ni kakaka. Beo Jin dengan penjelasan gurunya tersebut.
“Meskipun kau tidak akan menjadi istri sah, menjadi bagian dari rumah tangga yang bergensi tidak mudah. Para wanita yang telah aku besarkan dipengajaranku menjadi nyonya paling menyenangkan di seluruh negeri. Dan aku akan membuat kau menjadi karunia paling indah yang pernah dilihat”jelas guru tatakrama tersebut. Makin cengok dah Beo Jin hahaha.
“Jika kau menerima cinta, tidak peduli apakah itu sah atau tidak“.
“Sah? Apa itu sah?”tanya Beo Jin.
“Ya, kau telah membuat pilihan yang baik”jawab guru tatakrama.

Di lain tempat Park Kyu menemui ibunya.
“Apa yang ibu maksud dengan hamil?”tanya Park Kyu
“Sebagai orang yang besar dan tampan, kau harus melalui semua urusan cinta. Hal ini telah begitu menyakitkan bagiku”jelas ibu Park Kyu.
“Apa yang kau maksud dengan urusan cinta? Ibu, apa yang kau bicarakan?”.

“Aku telah mengangkat seorang anak yang baik. Aku memahami bahwa kau mempertimbangkan hubungan cinta dengan gadis semacam itu sebagai cinta sejati. Dan seperti kau untuk bertanggung jawab. Namun, bahkan jika dia adalah putri dari Daesanggoon dia tidak cocok untuk status sosial kita . Ini tidak masuk akal untuk menganggap dia sebagai istri sah”jelas ibu Park Kyu. Park Kyu pun tersenyum tahu ibunya ini salah paham hahaha.
“Sudah saatnya kau mendapatkan pernawaran pernikahan dari keluarga bangsawan lainnya. Jangan dekat dengannya untuk sementara waktu”lanjut ibu Park Kyu.

Park Kyu melihat Beo Jin yang sedang belajar tata karma.
“Tuan muda”panggil Bong Yeon lalu menghampiri Park Kyu.
“Anda tidak diizinkan untuk datang ke sini!”jelas Bong Yeon. Beo Jin yang mendengarnya pun bergegas ingin menemui Park Kyu.
“Yandari!”panggil Beo Jin namun terhenti saat menoleh ke arah gurunya.
“Kembali ke sini dengan cepat!”panggil gurunya.
“Bagaimana dengan William?”tanya Beo Jin.
“Kembali sekarang”seru guru tatakrama. Park Kyu pun tak menjawab pertanyaan Beo Jin, ia malah pergi.

Di rumah Park Yeon, William mencoba menulis suart untuk Beo Jin. Hebat ni William setelah bisa bahasa Korea bisa juga nulis hangul hahaha.

Beo Jin pun melanjutkan pelajaran tatakramanya.
“Ketika kau duduk tenang, melihatlah ke bawah sedikit. Lalu pada akhirnya kau bisa melihat seorang pria jarak jauh (sekitar 400km)”jelas guru tatakrama. Beo Jin pun tak dapat menahan tawanya.
“Ketika aku bukan dukun, bagaimana aku bisa memahami seseorang yang jauhnya 400km”jawab Beo Jin.
“Hari ini, mari kita mulai dengan Goo Yong (sembilan postur wanita mulia yang rapi)”kata guru tatakrama.
“Apa itu Goo Yong?”tanya Beo Jin.
“Goo Yong berarti sembilan postur bahwa kau perlu untuk mempertahankan cara yang rapi”jelas guru tatakrama. Beo Jin pun menanggapinya dengan malas.

“Berdiri”perintah guru tatakrama. Beo Jin pun mengiyakan. Lalu guru tatakrama mengajari Beo Jin cara berjalan yang anggun dan berwibawa, sampai-samapi guru tersebut memakai kostum hanbook hahaha.
“Mulai sekarang, dengarkan apa yang aku ajarkan padamu, dan ikuti seperti yang aku katakana”jelas guru tatakrama. Beo Jin pun mencoba menahan tawa. Pelajaran pun dimulai.
“Jock Yong Joong : jangan menggunakan kakimu yang ceroboh saat berjalan”jelas guru tatakrama. Beo Jin pun tertawa namun segera menahannya.
“Kau harus mengambil langkah yang berat”lanjut guru tata karma lalu ia mencontohkan cara berjalannya. Beo Jin pun makin tak dapat menahan tawanya, ia tertawa cekikikan seraya menutupi dengan kedua tangannya.

“Seperti jika kau mengangkat tumitmu sedikit. Seolah-olah kupu-kupu terbang. Lembut-lembut,lembut,lembut”jelas guru tatakrama. Beo Jin pun sudah tidak kuat menahan tawanya ia pun tertawa guling-guling jatuh ke lantai bwahahahaha.
“Oh, perutku! Haha. Ini sangat lucu. Bagaimana seorang pria mengenakan rok…haha”seru Beo Jin seraya tertawa guling-guling di lantai. Guru tatakrama pun kesal dengan tingkah Beo Jin, ia pun melepas rok hanbook yang dipakainya dan pergi.

Di kediaman Park Yeon, akhirnya William selesai juga menulis suratnya, sampai-sampai Park Yeon tertidur menunggui William menulis surat haha. William pun melipat suratnya dan menaruhnya dalam amplop.
“Apa yang kau tulis hingga begitu lama? Oh, kau sudah selesai?”tanya Park Yeon. William pun tersenyum sembari memeberikan surat itu pada Park Yeon.

Di kantor penyelidikan dan investigasi Park Kyu, memperhatikan barang bukti yang ia temukan. Tiba-tiba polisi Ahn datang.
“Apakah anda sudah kembali?”tanya polisi Ahn.
“Kau datang terlambat”jawab Park Kyu.
“Aku tidak hanya datang terlambat tanpa alas an. Aku menyelidiki sedikit orang tua yang menggantung diri. Aku sedikit kesulitan menyelidiki tentang dia karena dia tidak memiliki kerabat”jelas polisi Ahn.
“Oke, aku tahu. Jadi katakana padaku apa yang kau temukan”.
“Ia menikah dengan seorang wanita untuk jangka pendek sebelum ia meninggal. Dia tidak ingin berbicara tentang dirinya karena ia khawatir akan dikaitkan dengan kematian suaminya. Sebelum ia menjadi warga biasa, ia menjadi budak pribadi tuan Lee Gyung San”jelas polisi Ahn. Park Kyu pun seperti menyadari sesuatu.
“Tapi dia tidak pernah berbicara bagaimana ia mendapatkan uang banyak. Bagaimana seorang budak bahkan tidak mendapatkan gaji bisa punya banyak uang?”lanjut polisi Ahn.
“Selidiki lebih lanjut tentang keluarga yang terkait dengannya”ujar Park Kyu.

“Aku mengerti”. Lalu Park Kyu menyerahkan barang bukti pada polisi Ahn yang ditemukannya yang tak lain adalah sebuah peluru.
“Oh, peluru, untuk jenis senjata apa ini? Ini cukup berbeda dengan peluru yang digunakan untuk Cho Chong”pikir polisi Ahn.
“Aku tidak bisa menemukan hal seperti ini di buku manual”kata Park Kyu.
Lalu polisi Ahn mencoba menggigitnya.

“Seperti ini tidak dapat diimpor oleh pasar perdagangan dari Jepang atau Cina atau oleh pedagang swasta”pikir polisi Ahn.
“Ini harus diimpor dari luar negeri, bisakah kau menemukan pasar gelap mana ini diadakan?”kata Park Kyu.
“Para pedagang terlalu baik dengan uang. Aku butuh uang”ujar polisi Ahn. Park Kyu pun mengeluarkan sekantong uang, polisi Ahn pun langsung mengambilnya.
“Jangan salah, ini semua untuk penyelidikan”jelas polisi Ahn lalu bergegas pergi untuk beraksi hahaha.

Park Yeon pergi mengunjungi rumah Park Kyu.
“Permisi, permisi”sapa Park Yeon.Bong Sam pun membukakan pintu.
“Siapa anda?”tanya Bong Sam. Park Yeon pun menoleh, Bong Sam pun terlonjak kaget.
“Kau adalah pria terkenal di Hanyang”seru Bong Sam. Park Yeon pun memukul Bong Sam hahaha.
“Ini adalah rumah tuan park Kyu, kan?”tanya Park Yeon.
“Ya, itu benar tapi kenapa kau bertanya?”.
“Lalu, seorang gadis bernama Jang Beo Jin dari Jeju ada di sini, kan?”.
“Itu benar. Tapi kenapa anda bertanya padaku?”.

 “Tolong berikan ini pada Beo Jin”pinta Park Yeon seraya menyerahkan surat William pada Bong Sam. Tapi Bong Sam menolak.

“Dia tidak seharusnya mendapatkan surat dari pria lain”kata Bong Sam.
“Jangan katakan itu. Tolong berikan ini padanya”paksa Park Yeon seraya menyerahkan surat itu. Bong Sam pun menolaknya.
“Jika anda melakukan ini padaku, aku akan berada dalam kesulitan. Karena dia, suasana rumah begitu aneh”tolak Bong Sam.
“Ini tidak besar. Ini akan menjadi besar jika kau bisa memberikan ini padanya”.
“Tidak, aku tidak bisa melakukan itu”. Park Yeon pun mencoba memberi upah pada Bong Sam, ia pun memberikan suart beserta upahnya, namun di serobot oleh Bong Yeon yang melihatnya, surat dan uang pun jatuh ke keranjang yang ia bawa.
Bong Yeon pun tersenyum lalu pergi.

Malam harinya, Beo Jin pun membaca surat dari William yang berbunyi, “Beo Jin, aku baik-baik saja. Aku merindukanmu. Mari kita segera bertemu. Sekitar jam 1-3 sore, aku akan berjalan melewati pasar. Silahkan keluar pada saat itu, maka kita bisa bertemu”. Beo Jin menangis dan memeluk surat itu.
“William”panggil Beo Jin, sedangkan yang dipanggil juga belum tidur hahaha.

Di sebuah gibang, Seo Rin menjamu perdana menteri yang baru untuk minum-minum ditemani anak buah menteri yang juga sekutu Seo.
“Aku belum pernah sebahagia ini dalam hidupku”kata kepala inspektur polisi.
“Selamat. Tuan perdana menteri”ucap Seo Rin. Anak buah yang lain pun memberinya selamat.

Beo Jin kembali belajar tata krama bersama gurunya, kali ini ia belajar menuang teh. Namun ia teringat isi surat William, ia pun menghentikan kegiatannya. Beo Jin meminta ijin pada gurunya untuk pamit pergi sebentar namun gurunya menolak, Beo Jin bisa pergi jika pelajaran telah usai.
“Tuang teh lagi”perintah guru tata krama. Beo Jin menurut.
“Kau harus menggunakan air yang baik untuk membuat the. Air mendidih harus terdengar seperti angina pohon pinus dan gelombang”jelas guru tata krama. Namun pikiran Beo Jin hanya tertuju pada William, ia pun meletakkan poci tehnya.

“Besok, saya akan bekerja 4 kali lebih keras, 5 atau 6 kali atau bahkan 7 kali saya akan bekerja lebih keras”bujuk Beo Jin.
“Kau tidak mendengarkanku”seru guru tata krama yang sudah bersiap dengan tongkat pemukulnya. Namun Beo Jin sudah membulatkan tekadnya.
“Maafkan aku”kata Beo Jin lalu segera bergegas pergi.
“Hei, kau berhenti di situ”seru guru tata krama. Namun Beo Jin tak mengindahkan permintaan gurunya, ia pun melesat pergi.
“Kau pembuat onar”teriak gurunya.

Beo Jin segera memakai sepatunya dan bergegas pergi, Bong Yeon yang melihat Beo Jin berusaha melarang namun Beo Jin tetap berlari.
Sementara itu William dan Park Yeon berjalan-jalan di pasar, saat William lewat Beo Jin juga sampai pasar namun Beo Jin telat hingga mereka selisih jalan.

Ternyata di pasar itu sedang festival, Park Yeon dan William melewatinya, William pun takjub. Namun Park Yeon malah mengajak William segera pergi. Namun William tidak mau pergi, ia ingin melihat acara itu. Park Yeon menolaknya, namun William memastikan tidak akan apa-apa. Akhirnya Park Yeon pun setuju, untuk pergi melihat sejenak.
Park Yeon pun menikmati acara tersebut. Sedangkan William sibuk tengok sana-sini was-was siap pergi menemui Beo Jin. Perlahan-lahan William pun meninggalkan park Yeon di tengah keramaian acara. Selepas William pergi Beo Jin sampai di tempat keramaian, selisih jalan lagi deh.

William pun keliling pasar mencari Beo Jin, begitu pula Beo Jin ia melanjutkan pencariannya. Beo Jin kecapean, ia pun mengumpulkan tenaganya untuk bersiul sebagai tanda untuk William.William pun mendengar siulan Beo Jin, ia pun segera pergi mencari sumber suara.
Park Yeon yang asyik menikmati acara yang digelar dijalanan menyadari William menghilang, ia pun menanyakan William pada orang-orang yang ada di sekelilingnya. Namun tak ada yang tahu, lalu ia pun bergegas pergi mencari William.

Beo Jin pun kehabisan suara sampai batuk-batuk karena bersiul. Saat ia menoleh ke depan, ia pun terpana melihat William telah berdiri di hadapannya.
“Beo Jin”panggil William. Beo Jin diam terharu.
“Apakah kau sudah makan?”tanya William.
Beo Jin pun tersenyum menahan air matanya, ia pun mengangguk. Lalu datang Park Yeon yang segera menghampiri William. Beo Jin pun terkejut.
“Kau, kenapa kau lari? Pergi denganku, jika kau tertangkap, kita akan di bunuh”jelas Park Yeon, namun William tak bergeming ia hanya memandang ke arah Beo Jin.
“Apakah kau mengerti? Apakah dia gadis itu? Mari kita pergi”ajak Park Yeon.
Beo Jin menyuruh William segera pergi. Park Yeon pun menyeret William segera pergi. Sedangkan Beo Jin hanya bisa menangisi kepergian William.

Ternyata William dan Park Yeon menemui raja di istana.
“Apakah kau tidak nyaman tinggal bersama Park Yeon?”tanya Raja.
“Hal ini cukup bagus”jawab William. Park Yeon pun menyenggol William.
“Dia belum bisa bahasa Korea dengan baik, aku akan mengajarinya dengan baik-baik perlahan”kata Park Yeon.
“Jadi, apa yang kau lakukan sebelumnya?”tanya Raja.
“Saya melakukan banyak hal. Saya belajar menulis huruf latin dan melakukan pemagaran dan banyak hal lainnya. Saya juga mendapat pelajaran dari bangsawan”jawab William penuh semangat.
“Seperti Park Yeon. Bisakah kau membuat senjata?”tanya Raja.

“Senjata?”tanya William. “Meskipun saya tidak bisa membuat hal-hal itu, namun saya bisa melukis, saya bisa melakukan teater dan membuat musik. Saya baik di banyak hal”.
“Orang asing bermain musik. Hal-hal seperti…apa yang mereka anggap cukup baik?”tanya Raja.
“Meskipun itu tidak akan membunuh orang-orang seperti senjata. Hal itu dapat memberikan kegembiraan kepada orang-orang”jawab William.
“Sukacita, apakah kau mengatakan sukacita?”tanya Raja lalu Raja tertawa. William pun tersenyum.
“Baiklah, aku ingin mengalami sukacita yang kau berikan kepadaku”. William pun mengangguk.
“Sebaliknya, jika kau tidak dapat menghiburku, kau tidak akan bertahan”ancam Raja. William dan Park Yeon pun terkejut.
Raja pun memanggil sekretaris kerajaan dan menyuruhnya membawa William ke departemen musik.

William pun di temani Park Yeon ke departemen musik. Di sana para pemusik kerajaan sedang memainkan haegeum. William pun takjub melihat alat musik tersebut. Ia pun bertanya pada salah seorang pemusik.
“Apa ini?”.
“Ini sebuah Haegeum”.
“Haegeum”guman William lalu mengambil dan mencobanya dengan cara mengesek-geseknya seperti menggesek biola hahaha.
“Itu bukan seperti yang kau mainkan”. Lalu pemusik tadi memperlihat pada William cara memainkannya. William pun takjub pada bunyi yang dihasilkan Haegum tersebut.
“Wow, Wonderful”guman William.
“Lalu, apa yang membawa kalian ke sini?”tanya pemusik tadai pada Park Yeon.
“Oh! Hari ini. Orang ini menjadi anggota departemen musik seperti kalian”.
“Untuk menjadi anggota di sini, ia perlu tahu bagimana memainkan “AHK Gee”(alat musik)”.
“AHK Gee? Instrumen”tanya William.
“Bisakah kau memainkan alat musik apapun?”tanya Park Yeon.

William pun mencoba memainkan Haegeum sendirian tapi dengan menggeseknya seperti biola.
“Ini bisa menjadi seperti biola”guman William lalu memcoba memainkan Haegeum tersebut seperti main biola hahaha.

Hong Si Yeon anak perdana menteri baru menemui Ibu Park Kyu dengan membawa beberapa barang-barang perhiasan.
“Aku mendengar bahwa ayahmu menjadi perdana menteri baru. Katakan padanya bahwa kami mengucapkan selamat atas promosinya”kata ibu Park Kyu.
“Ya”.
“Apa yang membuatmu datang ke sini?”tanya Ibu Park Kyu.
“Ibu ingin memberikan ini untuk anda”jawab Si Yeon seraya menyerahkan sebuah kotak.
“Apa ini?”. Si Yeon pun membuka tersebut dan ternyata isinya berbagai macam perhiasan. Ibu Park Kyu pun terpana.
“Ini adalah apa yang paman saya bawa dari Ching”jelas Si Yeon.

“Aku tidak bisa menerima hadiah yang berlebihan ini”jawab ibu Park Kyu sok jual mahal haha, padahal mau. Lalu ia menutup kotak perhiasan tersebut.
“Aku hanya akan menerima niat baik tersebut”.
“Mohon terimalah, ibu”bujuk Si Yeon.
“Ibu”ulang ibu Park Kyu.
“Maafkan saya, saya agak ceroboh”jawab Si Yeon.
“Tidak apa-apa, panggil aku sesuai dengan keinginanmu. Aku selalu ingin memiliki anak mertua sepertimu”ucap ibu Park Kyu, Si Yeon pun tersenyum penuh arti.

Park Kyu sampai di rumah, ia pun menengok ke kediaman Beo Jin, ia pun memperhatikan Beo Jin dari jauh yang melamun sendirian.
“Ibu, ayah, bagaimana kabarmu? Dan kau, Beo Seol, bagaimana kabarmu? Aku sungguh berharap aku bisa melihat kalian semua. Aku merasa tidak tahan jika aku tidak berbicara dengan kalian. Mengenakan pakaian bagus, mengenakan make up dan rambut bagus. Itu semua seharusnya begitu baik, tapi aku tidak seperti itu”guman Beo Jin seorang diri lalu ia mengusap air mata dengan kedua tangannya.
“Waktu itu, aku benar-benar tidak suka laut. Sekarang..aku begitu merindukan laut”.

Park Kyu pun memutuskan menghampiri Beo Jin. Melihat ada yang datang Beo Jin pun segera mengusap air matanya. Dan bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa hahaha.
“Ada tempat yang ingin aku tunjukkan, pergi denganku”ajak Park Kyu.

Ternyata Park Kyu mengajak Beo Jin melihat laut, mereka melewati jembatan.
”Ini adalah…lautan?”tanya Beo Jin.
“Ini buka laut…tapi berpikir seperti itu”.
“Laut Hanyang tidak memiliki batu tetapi ada sebuah pavilion di atasnya. Hal ini sangat indah. Ada banyak pohon, tidak ada gelombang”puji Beo Jin, lalu ia melihat laut dari atas jembatan.
“Menyelam begitu mudah dari sini? Jenis ikan apa di sini. Laut Hanyang dan laut Tamna bergabung bersama bukan?”tanya Beo Jin lalu ia berlari ke atas pinggir laut yang juga diikuti Park Kyu.

Beo Jin duduk sembari bermain air dan pemandangan malam laut Hanyang benar-benar keren hahaha.
“Apakah ini membuatmu merasa lebih baik?”tanya Park Kyu..
Beo Jin pun mengaangguk.
“Kau tampaknya memiliki banyak energi”. Beo Jin pun tersenyem begitu pula Park Kyu.
“Sekarang…kau tampak lebih seperti dirimu saat kau tersenyum, troublemaker”ujar Park Kyu. Air muka Beo Jin pun berubah masam dikatain troublemaker lagi hahaha.
“Apa?”. Namun Park Kyu hanya diam.
“Dan kau…yandari?”ejek Beo Jin.
‘”Beraninya kau berbicara seperti itu?. Jika kau begitu aku tak akan pernah membawamu keluar lagi”seru Park Kyu.
“Jangan bertindak seperti kau melakukan bantuan besar padaku. Jika kau melakukannya, aku bisa melemparmu ke laut”balas Beo Jin.
“Jika kau bisa, coba lakukan”tantang Park Kyu.
“Kau berpikir aku tidak bisa melakukannya?”ujar Beo Jin, lalu ia mendorong Park Kyu mencebur ke laut hahaha.

Park Kyu pun tercebur ke laut dan mulai batuk-batuk.
“Ya….aigoo”guman Beo Jin.
“Hanya karena aku bilang kau bisa, kau benar-benar melakukannya?”keluh Park Kyu.
“Maafkan aku”ucap Beo Jin. Lalu Park Kyu mulai mendekat ke arah Beo Jin dan menariknya , hingga Beo Jin juga tercebur.
“Jangan lakukan itu…tidak…”pinta Beo Jin.
Mereka pun malah bermain air hahaha.

Bong Sam dan Bong Yeon saling menyalahkan karena Tuan Muda mereka pergi.
“Kenapa kau tidak memperingatkannya?”seru Bong Sam.
“Jangan salahkan aku!”balas Bong Yeon. Lalu tiba-tiba mereka dipanggil ibu Park Kyu yang keluar bersama Si Yeon.
“Tamu kita akan pulang”seru Ibu Park Kyu. “Maaf aku membuatmu menunggu…Kyu pasti terlambat”.
“Itu baik-baik saja, saya datang untuk menemui anda, bukan anak anda. Saya harap saya tidak menjadi beban anda, tinggal selarut ini”jawab Si Yeon.
“Tidak sama sekali”.
Lalu terdengar suara Park Kyu dan Beo Jin datang.

“Bagaimana mungkin kau benar-benar mendorongku ke dalam air hanya karena aku bilang kau bisa?”ujar Park Kyu.
“Kau menyuruhku untuk mencobanya”balas Beo Jin sembari memukul Park Kyu.
“Trouble maker”kata Park Kyu. Ibu Park Kyu pun cemberut. Bong Sam dan Bong Yeon pun memberi tanda agar diam saat Beo Jin menoleh ke arah mereka.

Park Kyu pun di interogasi ibunya.
“Aku memintamu untuk menjauhinya sementara untuk membahas pernikahanmu. Bagaimana kau mengabaiakan permintaanku dan menunjukkan perilaku di tengah malam. Apa yang terjadi pada keluarga kita, jika tuan Hong tahu tentang hal ini”seru ibu Park Kyu.
“Aku menyesal ibu,tetapi jangan menghubungkan hal ini dengan keluarga tuan Hong”.
“Gadis licik menggodamu untuk menjadi irasional”seru ibunya.
“Itu salahku, bukan gadis itu”ucap park Kyu.
“Kau sudah membelanya, yang menyakiti perasaanku begitu banyak”keluh ibu Park Kyu.
“Seperti yang akan kukatakan lagi, aku akan mengurus urusan tentang itu. Jangan melihat rumah tamu tempat dimana ia tinggal”larang ibu Park Kyu.

Di kamar Beo Jin merenung sendirian.
“Aku ingin tahu, apakah aku membuat Yandari bermasalah lagi”guman Beo Jin. Lalu terdengar suara dari luar Bong Sam melarang Park Kyu datang.

“Tuan Muda, anda tidak bisa datang ke sini. Ibu anda memerintahkan bahwa anda tidak boleh datang ke sini. Jika anda tertangkap, aku akan dibunuh!”jelas Bong Sam. Ternyata rumah tamu yang ditinggali Beo Jin sudah dijaga ketat Bong Sam dan Bong Yeon ckckckck.
“Apakah ibu memukulnya?”tanya Park Kyu.
“Aku tidak tahu apa-apa. Nyonya mengatakan bahwa aku tidak harus melihat apa yang terjadi di sini atau memberitahukan tentang hal itu padamu”jelas Bong Sam.
“Pergi dari sini! Cepat! Cepat!”ujar Bong Sam. Park Kyu tetap berniat mengunjungi Beo Jin.
“Ada keributan apa ini?”seru Beo Jin dari dalam kamar.

Semua pun menoleh ke arah kamar Beo Jin.
“Orang mulia seharusnya tidak bertindak seperti itu tanpa berpikir”.
Park Kyu dan kedua pelayannya pun terdiam.
“Pergi dari sini, cepat silahkan”pinta Bong Sam.

“Kau,siapa yang memberitahumu untuk pergi ke arah situ (rumah Beo Jin)?. Aku hanya berjalan di sekitar rumah. Mengapa kau membuat kesepakatan yang besar? Aku mengatakan bahwa aku baik-baik saja. Aku bilang aku baik-baik saja”seru Park Kyu mencoba memberi kode pada Beo Jin bahwa baik-baik saja. Beo Jin pun menahan tawanya, Park Kyu pun tersenyum lalu bergegas pergi.
“Apakah kau baik-baik saja?”guman Beo Jin sendiri.
“Aku baik-baik saja”. Park Kyu pun tersenyum begitu keluar dari kediaman Beo Jin, fall in love ntuh hahaha.

Di kediaman Park Yeon, William belajar memainkan Haegeum seperti memainkan biola. Yang di dengarkan kedua anak Park Yeon. Kedua anak Park Yeon pun senang mendengarkan permainan William.
“Meskipun hanya menambahkan dua string lebih banyak ke Haegeum. Aku heran kenapa suara yang keluar begitu indah”puji Park Yeon. Lalu William menyerahkan Haegeum tadi pada salah satu anak Park Yeon, lalu mereka bergegas pergi.

“Omong-omong, mengapa kau berwajah seperti itu?”tanya Park Yeon.
“Aku…merasa terluka di sini”jawab William seraya menyentuh dadanya.
“Apakah kau memiliki penyakit paru-paru?”tanya Park Yeon terkejut.
“Apa yang harus aku lakukan?.Kita tidak cukup untuk ke dokter”.
“Hyungnim, bukan seperti itu”ucap William.
“Lalu, itu mungkin karena gal (?). Ya ampun apa yang bisa kita lakukan. Kau sedang terkena Sah Sang Byung (penyakit cinta)”ujar Park Yeon.
“Sang Sah Byung?”tanya William.
“Jika kau memiliki seseorang yang kau cintai yang kau pikirkan. Dengan penyakit ini,kau tidak bisa makan atau tidur . Itu adalah penyakit yang mungkin membuatmu berakhir dengan kematian karena menderita itu untuk sementara waktu”jelas Park Yeon.

“Tolong pertemukan aku dengan Beo Jin sekali lagi. Aku mohon. Kalau tidak, aku merasa seperti sekarat. Aku merasa pengap seperti mau mati”pinta William.
“Di negeri ini orang asing tidak memiliki banyak kebebasan. Sekarat karena penyakit cinta lebih baik daripada mati di penggal”ujar Park Yeon.
“Apakah kita melakukan banyak kesalahan? Kita adalah manusia juga”tegas William.
“Hal ini karena Negara ini telah melalui begitu banyak perang dalam sejarah. Ini semua karena negara ini telah diserang oleh banyak negara lain saat mereka tidak menginvansi negara lain”jelas Park Yeon. William hanya bisa pasrah.

Ternyata Yan menemui Seo Rin di markasnya.
“Aku sedang menunggumu. Aku Seo Rin, pimpinan dari kelompok pedagang”sapa Seo Rin. Yan pun tersenyum.
“Aku Yan Kawamura”jawab Yan.

“Ketika aku mendengar perusahaanmu akan mengutus seseorang, aku cukup khawatir tentang apa yang orang asing bisa kakukan dengan kami di Chosun. Tapi kau adalah orang Jepang”ujar Seo Rin.
“Aku hanya seorang pegawai East India Company”jawab Yan.
“Seorang pegawai Belanda kelahiran Jepang yang baik di Korea…itu menarik”puji Seo Rin.
“Aku diberitahu bahwa tidak ada kemajuan situasi”.
“Apakah kaui tidak tahu ketidaksabaran dapat merusak bisnis?”tanya Seo RIn. Yan pun tersenyum percaya diri.
“Kau harus memberiku kabar saat aku tinggal di Chosun. Jika pelabuhan jeju tidak terbuka selama kedatanganku. VOC tidak akan duduk diam dan melihat. Pastikan untuk mengingatnya”tegas Yan.
“Aku akan menyimpannya dalam pikiranku”jawab Seo Rin.
Lalu Yan diantarkan salah satu anak buah Seo Rin ke kamarnya.

Bong Yeon mengantar makanan untuk Beo Jin, Beo Jin pun menerimanya.
“Permisi,kapan guru datang?”tanya Beo Jin. Bong Yeon pun tak jadi pergi.
“Dia mengatakan bahwa dia tidak ingin datang lagi”jawab Bong Yeon.
“Kenapa tiba-tiba?”.
“Dia mengatakan bahwa betapa keras dia mengajarimu, tidak ada kemungkinan kau akan berubah”.
“Aku”ucap Beo Jin.
“Lalu, apakah kau pikir itu aku?”balas Bong Yeon lalu bergegas pergi.

Yan mendatangi sebuah kedai untuk minum.
“Meskipun aku tidak tahu dari mana kau berasal, kau terlihat begitu tampan”puji pemilik kedai. Lalu pemilik kedai pun melangkah pergi.
“Hei, Nyonya”panggil Yan, pemilik kedai pun kembali menghampiri Yan.
“Apakah kau pernah melihat orang asing di sekitar sini?”tanya Yan.
“Orang asing?”.
“Aku mendengar bahwa beberapa orang pernah melihat mereka dan aku ingin melihat mereka juga”pancing Yan.
“Kau dapat melihat orang asing setuap saat. Mengapa kau ingin melihat mereka?”.
“Setiap saat? Apakah orang asing sering datang ke sini”tanya Yan.
“Tidak hanya sering datang, ia juga sering minum. Dan makan begitu banyak”jawab pemilik kedai seraya mengingat Park Yeon hahaha.
“Apakah kau tahu di mana dia tinggal juga?”
“Semua orang tahu itu! Begitu kau meninggalkan kedai ini, berjalan sepanjang jalan dan berbalik di pohon pinus yang besar dan berjalan menyusuri jalan. Nanti kau menemukannya di sekitar sana”jelas pemilik kedai.
“Lalu, nikmatilah”pamit pemilik kedai. Lalu tiba-tiba datang 2 orang yang minta dilayani juga. Mereka melirik ke arah Yan.

William dan Park Yeon keluar dari rumah. Yan pun sudah menunggu di luar dari kejauhan ia pun menoleh saat William keluar rumah.
Yan pun mengikuti dari belakang dan ternyata 2 orang yang mengikutnya di kedai tadi juga mengikuti Yan.

Oh ternyata Yan menemui Park Kyu di istana.
“Park Kyu”panggil William. “Apa yan Beo Jin lakukan?”.
“Ini bukan urusanmu”jawab Park Kyu cuek apa cembokor ni kakaka. Lalu Park Kyu melangkah pergi.
“Terima kasih. Telah menjaga dengan baik Beo Jin”ucap William.
“Aku tidak merawatnya saat kau memintaku untuk melakukannya. Aku telah membawanya tinggal di tempatku, karena aku ingin melakukan itu. Kau tidak perlu menghargai itu”jawab Park Kyu. Lalu bergegas pergi. William pun terdiam. Tanpa mereka sadari ternyata Yan mengawasi mereka.
“Mengapa bertindak seperti ini? Dia adalah orang yang menyelamatkan hidupmu. Mari kita cepat pergi”ujar Park Yeon.

Chi Yong pun melapor pada Seo Rin, sepertinya orang yang memata-matai Yan adalah Chi Yong.
“Aku kira Yan Kawamura terkait dengan orang asing yang di bawa Park Kyu dari Jeju, sebagai wakil dari VOC. Dia bergaul dengan orang asing saat ia tinggal di Inggris. Tampaknya mereka terdampar di Jeju bersama karena angin topan dan gelombang dalam perjalan ke Jepang”lapor Chi Yong.
“Itu adalah perubahan nasib”jawab Seo Rin.
“Apa yang harus aku lakukan?”tanya Chi Yong.
“Peluang seperti burung terbang di langit. Kau harus tetap mengawasinya”ujar Seo Rin. Chi Yong pun mengangguk mengerti.
“Orang asing yang di bawa Park Kyu dan Yan Kawamura dari VOC..”lanjut Seo Rin dengan senyum penuh arti.

William yang sudah ikut bekerja di departemen musik mulai melakukan persiapan untuk pertunjukan musiknya.
“Ini adalah permainan berikutnya yang akan dilakukan. Judulnya adalah Hamlet”ujar William.
“Wow, ini luar biasa”puji teman-temannya.
Lalu mereka membagi-bagi kelompok siapa saja yang akan bermain.

Beo Jin mencoba keluar dari rumahnya mengendap-endap, karena Bong Yeon berjaga di luar kamarnya namun karena Bong Yeon tertidur jadi dia bisa keluar.
Beo Jin pun berlari keluar gerbang, tiba-tiba ada yang berseru,”siapa di sana?”. Otomatis Beo Jin pun menghentikan langkahnya. Yang tak lain orang itu adalah Park Kyu.
“Ini Bong Sam…”jawab Beo Jin seraya bertingkah seperti Bong Sam. Park Kyu pun tersenyum lalu menghampiri Beo Jin.
“Jadi Bong Sam…mau pergi kemana tengah malam”tanya Park Kyu.
“Hmmm….aku akan mengunjungi seseorang”.
“Benar-benar? Lalu akan pergi denganmu”ucap Park Kyu. Beo Jin menoleh, Park Kyu pun segera memberi tanda agar Beo Jin diam.
“Tapi bagaimana kalau kita tertangkap?”tanya Beo Jin.
“Apa kau bukan Bong Sam? Aku hanya akan pergi ke suatu tempat dengan Bong Sam”ujar Park Kyu. Beo Jin pun tersenyum begitu pula Park Kyu.

Lalu mereka berdua berlari melewati jembatan bergandengan tangan menuju pasar. Beo Jin dan Park Kyu pun berkeliling pasar, Beo Jin melihat sepatu cantik ia pun terpana, Park Kyu pun ingin membelikannya, namun di larang Beo Jin. Beo Jin pun menarik Park Kyu berkeliling lagi. Lalu mereka sampai di tempat kedai minum, Park Kyu ingin masuk namun dilarang Beo Jin hahaha.

Dan akhirnya mereka malah minum di kedai yang nggak begitu ramai.
Mereka berdua pun menikmati kebersamaan itu. Lalu mereka melihat wayang golek kali ya kalau di tempat kita mah. Beo Jin pun tertawa melihat adegan wayag tersebut, Park Kyu tersenyum melihat Beo Jin bahagia.

Di rumah Park Yeon, William membuat patung-patung di temani kedua putri Park Yeon.
“Apa ini?”tanya salah satu putri Park Yeon.
“Kita akan memiliki kinerja di depan raja dengan boneka”jawab William, lalu ia menujukkan hasil boneka jika sudah jadi. Kedua putri Park Yeon pun bertepuk tangan senang lalu mereka mengambil boneka lain dan mencobanya sendiri.
Lalu William ingat pertemuannya dengan Beo Jin di pasar.

Perdana menteri Hong Goo menerima pesan dari Seo Rin, ia ingin bertemu dengan putra mahkota dan Park Kyu.

Di istana lain Park Kyu melapor pada putra makhota So Hyun.
“Apa kau bilang bahwa ada penyeludupan besar dari Ching?”tanya putra makhota.
“Ketika anda berada di Cina, apakah anda pernah melihat barang dagangan yang tak biasa atau mendengar sesuatu yang aneh?”tanya Park Kyu. Lalu putra makhota mengingat sesuatu lalu ia pergi mengambil sebuah kotak dan menunjukkannya pada park Kyu. Ternyata isi kotak itu ginseng.
“Ini adalah hadiah yang aku terima. Ini adalah kualitas tertinggi Ginseng dari gunung Kuning. Yang berarti seharusnya di kirim ke ke istana sebagai Jingsangpoom 9barang kena pajak)”jelas putra mahkota.
“Yong Dae Gol mendapatkan ini dari mana?”tanya Park Kyu.
“Dia mengatakan bahwa dia hanya ini sebagai hadiah dari seseorang”jawab putra makhota. Lalu Park Kyu memerikasa kotak ginseng tersebut saat ia menutupnya terlihat lambing dagang Seo Rin. Tiba-tiba terdengar suara pemberitahuan perdana menteri Hong Goo Rak datang. Putra mahkota pun mempersilahkannya masuk.

“Apa yang membawamu ke sini perdana menteri?”.
“Sudah lama yang mulia telah kembali. Aku khawatir bahwa anda tidak bisa mengamati orang. Jika anda berjalan di sekitar pasar. Anda akan dapat melihat sekilas bagaimana kehidupan rakyat”bujuk perdana menteri.
“Ya, aku tidak yakin”jawab putra makhota.
“Yang mulia, anda harus melakukannya. Aku akan pergi dengan anda”tambah Park Kyu.
“Lalu, aku akan pergi melihat”jawab putra mahkota.

Putra mahkota ditemani Park Kyu dan Perdana menteri beserta dua pengawal yang berpakaian seperti orang biasa pun berkeliling pasar. Perdana menteri pun mencoba mennunjukkan toko-toko yang ada.

Di tempat lain Seo Rin bermuslihat, ia sedang membagi-bagikan sembako untuk rakyat miskin. Raja pun melihatnya.

Park Kyu pun menoleh ke arah Seo Rin begitu pula Seo Rin.

 

sumber: pelangidrama.net

Tamra The Island – Episode 11

William menunjukkan keramik hasil buatannya yang bergambar Beo Jin berpakaian penyelam pada Beo Jin.
“Apakah ini untukku?”tanya Beo Jin.
“Ya”.
“Tapi aku jelek”ucap Beo Jin. William pun tersenyum.
“Kenapa kau berpikir begitu?. Kau hanya ingin mendengarkanku memanggilmu cantik?”tanya William. Beo Jin pun tertawa kecil. Keduanya pun terdiam, lalu William mengusap wajah Beo Jin seraya berkata,”aku selalu tahu kau akan datang. Walaupun Park Kyu berkata aku tidak akan bertemu denganmu lagi”.
Beo Jin masih terdiam, William pun memegang tangan Beo Jin.
“Beo Jin,berjanjilah padaku kita akan tinggal bersama-sama selamanya”pinta William. Beo Jin pun tersenyum menandakan iya, namun sepertinya hatinya berpikir lain.

 Beo Jin membawa perlengkapan obat ke kamar Park Kyu.

“Meskipun aku telah berkata kasar,kau mengikutinya dengan segala cara”ucap Park Kyu.
“Apakah kau meminta maaf untuk kata-kata kasar yang kau katakan sebelumnya padaku?”tanya Beo Jin. Park Kyu pun terdiam.
“Aku tidak masalah,jadi jangan merasa terlalu bersalah”.
“Kau bisa keluar sekarang”ujar Park Kyu, lalu Park Kyu mencoba meraih kotak obat yang dibawa Beo Jin, namun Beo Jin meraihnya terlebih dulu.

Beo Jin membuka peralatan kotak obat dan bersiap mengobati luka Park Kyu.
“Apa yang kau lakukan?. Aku menyuruhmu pergi”seru Park Kyu.
“Apa kau tidak dengar? Dia mengatakan padaku untuk membantumu (William?)”jawab Beo Jin. Park Kyu keukeuh ingin mengobati lukanya sendiri namun Beo Jin melarangnya.
“Aku tahu betapa sakitnya, berhentilah bersikap keras kepala”.
Beo Jin pun membuka baju Park Kyu, Park Kyu pun menahan sakitnya, Beo Jin terkejut luka yang di dapat Park Kyu.
Dengan keberaniannya ia pun mengobati luka Park Kyu.
“Itu tidak buruk”ucap Park Kyu.
“Apa itu?”.

“Aku pikir, aku tidak akan pernah bertemu kembali. Melihatmu lagi, itu tidak buruk adalah maksud apa yang aku katakan”jelas Park Kyu. Beo Jin yang terdiam hanya memandangi Park Kyu, jyah pandangan Beo Jin hahaha. Ia pun melanjutkan mengobati luka Park Kyu.

Dari luar William memanggil Beo Jin agar keluar. Beo Jin mengiyakan.
“Aku telah selesai, jadi beristirahatlah”ucap Beo Jin pada Park Kyu yang telah selesai mengobati dan membalut kembali luka Park Kyu. Lalu ia bergegas keluar membawa perlengkapan kotak obatnya.

Park Kyu duduk sendirian di samping rumah, Yan pun menemuinya.
“Bisakah kita mempercayai pembuat tembikar itu?”tanya Yan.
“Dia menyelamatkan hidupku dan menyembunyikan kami. Dia dapat dipercaya. Apakah kau sudah menemukan cara untuk pergi dengan orang asing (William)?”jelas Park Kyu.
“Tamna adalah tempat yang kecil tapi di ibukota, akan mudah untuk menemukan jalan keluar”jawab Yan.
“Aku kehilangan kesadaran saat di serang. Selama waktu itu,orang asing itu melarikan diri tanpa sepengetahuanku”.
“Bahkan, jika Beo Jin pergi dengannya, kau tidak masalah?”tanya Yan. Park Kyu pun terdiam.
“kau sudah membuat pilihan yang baik,itu akan menjadi yang terbaik jika kalian berdua jauh dari satu sama lain”tegas Yan.
“Aku tidak melakukannya untukku,tapi demi dia”jawab Park Kyu tanpa keraguaan *jyah demi Beo Jin apa karena cinta muhaha*.
“Pergilah segera”lanjut park Kyu yang bergegas pergi meninggalkan Yan.

Ternyata William memanggil Beo Jin tadi untuk membantu mengecat rambut William haha. Beo Jin pun mengecat rambut William hitam*hebat juga ni masa Joseon ada cat rambut, kenapa nggak ke salon ya bwahaha.
“Tapi aku lebih suka warna rambut William keemasan”ujar Beo Jin.
“Aku ingin menjadi orang yang berambut hitam sepertimu”jawab William.
Tanpa mereka ketahui Park Kyu melihat dari jauh.
“Tidak, di sini kami semua memiliki rambut warna hitam.tapi William special”seru Beo Jin. William pun tersenyum.
“Bahkan jika aku mengubah warna rambutku, aku masih William”.
“Aku tahu. Aku hanya sedikit sedih”jawab Beo Jin. Park Kyu pun melihat kedekatan Beo Jin dan William dengan sedih *cup-cup oppa, banyak yang bersedia memberimu bahu hahaha.

Malam hari Beo Jin dan William masih membereskan perkakas cat rambut. Tiba-tiba yang datang menghampiri mereka.
“Kita berangkat besok pagi, jadi bersiap-siaplah”seru Yan. William pun mengangguk mengerti.
“Besok? Kau akan pergi? Ke mana?”tanya Beo Jin sedikit terkejut.
“Pertama ke Nagasaki”jawab Yan.
“Nagasaki”guman Beo Jin.
“Jika kau tidak ingin pergi,jangan datang”.
“Yan, jangan berkata seperti itu padanya”seru William.
“Beo Jin, kau bisa pergi bersama kami”lanjut William.
“Tapi…Park Kyu…Park Kyu sedang sakit”jawab Beo Jin ragu.
“Jangan khawatir. Aku sudah berbicara dengannya”ucap Yan lalu bergegas pergi.
Beo Jin pun ragu, lalu ia mendekat ke kamar Park Kyu, ia mencoba menengok ke dalam namun diurungkannya, ia pun duduk di depan kamar Park Kyu sedangkan Park Kyu merenung dalam kamar.

 Di tempat Seo Rin sangdan di Hanyang, Seo Rin menemui Hong Goo Rak.

“Aku mendengar bahwa kau mengirim surat ke Yong Dae Gol (orang menginvansi Chosun pada tahun 1636, Raja In Jo umur 14tahun)”ujar Hong Goo.
“Putra mahkota So Hyun memahami nilai bisnis. Dia juga sangat tertarik dengan budaya barat. Dia akan membantu bisnis kami dengan pasti”jawab Seo Rin.
“apakah kau tahu bahwa Park Kyu, putra menteri Kebudayaan dan Pendidikan merupakan teman dekat putra mahkota?”tanya Hong Goo.
“Apakah kau mengatakan bahwa mereka teman dekat?”tanya Seo Rin.
“Mereka belajar bersama-sama. Ketika putra mahkota datang ke Hanyang, pertama ia akan bertemju Park Kyu. Park Kyu adalah satu-satunya orang yang dapat dipercaya putra mahkota”jelas Hong Goo. Seo Rin yang mendengarkan penjelasan Hong Goo pun tersenyum licik.
“Apakah Ha Myeong ada diluar?”tanya Seo Rin.

 Beo Jin sedang menyiapkan makanan untuk Park Kyu. William dan Yan berpamitan pada Park Kyu.

“Terima kasih telah mengantarku dan Beo Jin”ujar William pada Park Kyu seraya mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan, namun Park Kyu tak membalasnya.
“Ini adalah metode hormat bangsawan Inggris”jelas William. Park Kyu pun membalas uluran tangan William.
“Selamat tinggal”ujar Park Kyu.
“Aku harap kau kembali ke Hanyang dengan aman”seru Yan lalu bergegas keluar kamar Park Kyu, yang kemudian di susul William.

 “Harap jaga baik-baik Beo Jin”pesan Park Kyu. William pun menoleh ke arah Park Kyu.

“Dia hanya tinggal di pulau Tamna, dia pergi denganmu karena percaya padamu. Tolong jaga baik-baik dia”pesan Park Kyu.
“Park Kyu,jangan khawatir. Seperti Beo Jin melindungiku di Tamna. Aku akan melindungi dia selamanya”jawab William lalu bergegas keluar kamar Park Kyu.

Di luar Yan telah menunggu. Beo Jin yang selesai menyiapkan makanan untuk Park Kyu segera membawa makanannya.
“Di mana Park Kyu?”tanya Beo Jin pada Yan dan William, namun mereka terdiam, Beo Jin pun mengerti, ia pun menaruh makanan yang di bawanya di luar kamar Park Kyu.
“Yandari, kenapa kau tidak keluar menemuiku sebentar?”tanya Beo Jin dari luar. Namun tidak ada jawaban dari Park Kyu.
“Aku harus mengucapkan selamat tinggal padamu sebelum aku pergi. Yandari, tolong keluarlah”bujuk Beo Jin, namun tidak ada jawaban juga.
“Apa tidak peduli,aku harus mengucapkan selamat tinggal sebelum pergi dari sini!”seru Beo Jin.
“Kita harus cepat pergi. Mungkin dia tidak bisa bangun karena ia merasa tidak sehat”jelas Yan. Beo Jin pun pasrah terdiam.

“Beo Jin. Mari kita pergi sekarang”ajak William.
Dengan berat hati Beo Jin menerima uluran tangan William dan bergegas pergi.
Namun Beo Jin menghentikan langkahnya dan berkata,”Yandari, aku pergi! Jaga dirimu baik-baik. Aku harap kau menjadi sarjana yang baik” .Park Kyu yang terdiam di kamarnya pun tak kuasa menahan air matanya.
“Kau tidak harus pergi ke tempat perjudian seperti yang kau lakukan di Tamna. Apakah kau mengerti? Aku akan! Yandari, aku benar-benar pergi!”seru Beo Jin yang berusaha tegar agar tidak menangis. Sementara di kamar menahan tangisnya agar tak terdengar.
Beo Jin pergi dengan meneteskan air mata. Sedangkan Park Kyu menangis sesegukan. Sesekali Beo Jin menoleh ke belakang namun tak ada tanda-tanda Park Kyu muncul.
“Aku akan pergi, selamat tinggal…”guman Beo Jin mantap berusaha menahan kesedihannya.

Yan, William dan Beo Jin pun sampai di sebuah penginapan.
“Kita bisa menunggu di sini sampai orang-orang kelompok pedagang datang. Karena kita harus membeli banyak keperluan di pasar, William kau harus menunggu di sini dengan tenang selama kita pergi. Kau tidak harus keluar meskipun kau mendengar sesuatu terjadi diluar”pesan Yan pada William. William pun mengangguk mengerti.
“Kau pergi denganku”ajak Yan pada Beo Jin lalu bergegas pergi. Beo Jin pun mengangguk.
“Aku akan menunggu di sini. Sampai ketemu”ucap William menenangkan Beo Jin.
Beo Jin pun tersenyum.

Park Kyu keluar dari kamarnya, ia berjalan di pelantaran rumah kakek pembuat tembikar. Ia teringat kata-kata Beo Jin,”William membuatku bahagia untuk pertama kalinya dalam hidupku. Selama William tidak tinggal di Tamna, tidak masalah bagiku”.
Park Kyu pun termenung mengingat kata-kata Beo Jin tersebut.

Tiba-tiba mentor Hodong, eh salah maksudnya kakek pembuat tembikar datang membawa makanan untuk Park Kyu.
“Perpisahan ini,tidak mungkin alami bagi seseorang untuk mendapatkan apa yang dicari, untuk itu tidak peduli berapa kali kau melaluinya. Ini adalah balasan bahkan kau menghadapi orang untuk sementara. Itu bukan pertemuan yang sederhana. Harus begitu sedih memisahkan seseorang yang terhubung denganmu. Meskipun sekarang aku tinggal sendirian”jelas kakek pembuat tembikar (Potter).
“Potter, bisakah anda membantuku?”tanya Park Kyu.
“Apa?”.

Beo Jin dan Yan sampai di pasar, namun seperti di sepanjang perjalanan Beo Jin memasag muka masam.
“Apakah kau tetap menunjukkan terlihat tidak bahagia?”tanya Yan.
“Ya, aku minta maaf. Aku merasa aneh karena aku akan segera pergi”.
“Aku berpikir bahwa kau meninggalkan Tamna sudah mengantisipasi hal itu.”. Yan pun melihat-lihat barang.
“Selamat datang.Lihat, bagaimana dengan ini?”sapa penjual. Beo Jin sepertinya menyadari seseorang. Ia pun bergegas menarik Yan, dan mengajaknya bersembunyi.
Ternyata Beo Jin melihat Chi Yong yang sedang menanyakan ke seorang pedagang mengenai Park Kyu.
“Pernahkah kau melihatnya di pasar?”tanya Chi Yong seraya menunjukkan gambar Park Kyu.
“Ada terlalu banyak orang asing berkunjung ke sini. Bagaimana aku bisa ingat semua itu”.
“Pikirkan dengan hati-hati, orang ini terluka dan bersama orang yang tampak aneh”jelas Chi Yong. Pedagang itu seperti ingat sesuatu.
“Orang tampak aneh, Oh..pembuat tembikar dan pria bertopi datang untuk membeli pewarna”.
“Apakah kau mengatakan dia?”tanya Chi Yong.
“Pria dengan topi mengambil pewarna hitam ini. Dia bertanya apakah pewarna ini dapat dipakai di rambutnya”jelas pedagang. Chi Yong pun mengerti, ia pun bergegas pergi.

Beo Jin dan Yan pun segera keluar dari persembunyian, Beo Jin memikirkan sesuatu.
“Orang-orang dari kelompok pedagang akan datang untuk segera bertemu dengan kita. Mari kita kembali”ujar Yan.
“Yandari”guman Beo Jin agak panik dan bersiap pergi. Yan pun menahan Beo Jin.
“Jika kau pergi sekarang, kau tidak bisa pergi dengan William! Apakah kau pasti harus pergi ke sana”jelas Yan. Beo Jin pun terdiam berpikir.

Yan kembali ke penginapan seorang diri. Yan pun masuk ke ruangan, melihat Yan kembali seorang diri William pun mencari Beo Jin.
“Bagaimana Beo Jin?”tanya William.
“Dia kembali ke Park Kyu”. William pun sedikit terkejut.
“Meskipun aku memperingatkan bahwa ia tidak akan meninggalkanmu jika dia pergi untuk melihat Park Kyu. Ia pergi menemuinya tanpa ragu”jelas Yan.
“Itu tidak masuk akal. Beo Jin tidak akan melakukan itu”.
“Dia memilih Park Kyu daripada kau”.
“Aku perlu memastikannya sendiri”ujar William seraya bersiap pergi namun Yan menahannya.
“Ini adalah kesempatan terakhir kau bisa pergi dari sini. William, kau akan melupakan dan melewati tempat ini dengan berjalannya waktu”saran Yan. William pun menggeleng..
“Tidak, aku tidak bisa. Yan, maafkan aku”ucap William lalu bergegas pergi.

William pun memakai topi capingnya dan berlari, saat ia melihat kuda ia pun menaiki kuda tersebut.

Sementara itu pengawal kerajaan teman-teman Park Kyu telah sampai bersama potter.
“Oh,kau hamper sampai. Hanya di sana. Tidak peduli apa yang kalian, karena kau harus menemukan kesempatan untuk menyelamatkan inspektur kerajaan. Kau harus dipromosikan ke tingkat dua”jelas Potter.
“Ok,mari kita pergi!. Oke!”jawab pengawal kerajaan.

Chi Yong datang ke rumah Potter, ia mengawasi dari jarak jauh rumah tersebut. Ia pun membuka pistol selaras yang dibawanya. Di saat itu, Park Kyu pun keluar dari dalam rumah. Ia pun duduk di depan rumah dan Chi Yong bersiap menembakkab pistolnya. Tiba-tiba terdengar teriakan Beo Jin.
“Yandari, di mana kau Yandari?”teriak Beo Jin. Park Kyu yang mendengar suara Beo Jin pun menghampiri Beo Jin.
“Yandari”panggil Beo Jin.
“Beo Jin”ucap Park Kyu.
“Cepat pergi dari sini,kau harus lari”ujar Beo Jin ngos-ngosan.

“Apakah sesuatu terjadi pada orang asing (William)?”tanya Park Kyu.
Chi Yong masih berusaha menembak Park Kyu namun terhalang oleh Beo Jin.
“Orang-orang yang mengikutimu terakhir kali. Mereka mengikutimu ke sini, kau harus lari sekarang. Kau harus lari cepat!”jawab Beo Jin seraya menarik-narik tangan Park Kyu agar pergi, namun Park Kyu malah menengok ke sekelilingnya. Tiba-tiba ada suara burung pembawa pesan yang terbang di atas mereka. *sepertinya burung dari Seo Rin*, burung itu bersuara dan memutar-mutar di atas mereka.
Sepertinya bunyi pesan burung itu adalah,”kau tidak harus membunuhnya”. Chi Yong pun mengurungkan niatnya dan bergegas pergi. (Seo Rin sudah tahu park Kyu teman putra mahkota jadi dia ingin memanfaatkan hal ini hahaha*sok tahu kakaka).

William sampai di tempat Park Kyu dengan kuda yang diambilnya di jalan. Beo Jin yang akan menghampirinya ditahan Park Kyu, dikira penjahat kali.
William pun turun dari kudanya, Beo Jin memperhatikan dengan seksama sosok William. Beo Jin pun tahu bahwa itu adalah William. Ia pun menghampirinya dengan gembira.
“William”panggil Beo Jin. Tiba-tiba hujan deras turun. William pun melepas topinya hingga cat rambut William pun mulai luntur.
“Beo Jin. Kau benar-benar kembali ke Park Kyu”ucap William sedih.
“William, tidak itu bukan seperti itu”
“Kau datang ke Park Kyu setelah meninggalkan aku sendirian”. Beo Jin pun tak tahu harus bagaimana menjelaskan, park Kyu pun terdiam.

Tiba-tiba pengawal kerajaan dan Potter telah sampai di rumah.
“Oh, orang asing”seru pengawal kerajaan. Mereka pun menodongkan senjata kea rah William. (backsoundnya sedih amat yack).
“Yandari, lakukan sesuatu”pinta Beo Jin.
“Sekarang tidak ada yang bisa kita lakukan”jawab Park Kyu.
“Dia akan dibunuh di Hanyang”ujar Beo Jin yang mulai menangis, Park Kyu dan William hanya saling memandang, William pun pasrah.

Keesokan harinya, Yan bersiap meninggalkan ibukota ia telah menaiki perahu pedagang menuju Nagasaki. Namun ia membuang pebekalannya dan pergi.

Park Kyu dan rombongan sampai di Hanyang (Seoul).
“Tuan muda. Aku Bong Sam! Tuan muda”panggil pelayan Park Kyu.
“Silahkan kembali ke rumah. Ibu anda menunggu anda setelah anda pergi begitu lama”jelas Bong Sam.
“Aku akan pergi ke istana. Kau pulang dengan dia”ujar Park Kyu.
Bong Sam pun memperhatikan ke belakang dilihatnya Beo Jin.
“Oh gadis biasa”seru Bong Sam.
“Aku akan menjelaskan semuanya pada ibuku nanti. Jangan menyebutkan apa-apa tentang ibu padanya, apakah kau mengerti?”jelas Park Kyu.
“Hei, apa yang kau lakukan di sana, kemarilah cepat!”teriak Bong Sam.

Beo Jin pun turun dari kereta kuda, ia berpamitan pada William.
“Maafkan aku”ucap Beo Jin.
“Aku akan baik-baik saja”jawab William.
“Apa sih yang kamu lakukan di sana? Kemarilah cepat”teriak Bong Sam. Dengan sedih Beo Jin pun pergi meninggalkan William. Park Kyu dan rombongan pun berangkat menuju istana. Beo Jin memandang kepergian William dengan sedih.

Park Kyu dan William pun sampai istana.
Begitu pula Bong Sam dan Beo Jin, namun Beo Jin masih ragu-ragu masuk rumah Park Kyu.
“Masuklah”seru Bong Sam. Beo Jin hanya melongo tak tahu harus berbuat apa.
“Apa yang kau lakukan di sana? Ayo cepat kemari”seru Bong Sam. Dengan segenap keberaniannya Beo Jin pun menyusul Bong Sam.
“Nyonya, Bong Sam telah kembali”seru Bong Sam.
“Nyonya”lapor Bong Sam. Ibunya park Kyu pun segera berlari keluar rumah.

“Apakah Park Kyu? Anakku Park Kyu yang sangat berharga akhirnya!”seru ibu Park Kyu. Namun ia agak terkejut saat dilihatnya Park Kyu tidak ada.
“Apa?”. Yang dilihat hanya Bong Sam dan Beo Jin yang bersembunyi di belakang Bong Sam.
“Tuan muda langsung pergi ke istana”jelas Bong Sam.
“Dia?.”guman ibu Park Kyu.
“Nyonya…”. Lalu Bong Sam menarik Beo Jin.
“Siapa yang…dia?”tanya ibu Park Kyu. Beo Jin hanya tersenyum hahaha.

Di istana, Park Kyu dan William menemui raja.
Park Kyu pun memberi hormat pada Raja In Jo, William yang tak mengerti tata cara memberi hormat pada raja pun mengikuti apa yang dilakukan Park Kyu.
“Tunjukkan wajahmu. Kau telah melakukan banyak hal. Aku mendengar pekerjaanmu di Jeju. Kau melakukan pekerjaan besar”puji Raja.
“Kebajikan dari Yang Mulia maksimal”balas Park Kyu. Lalu raja memperhatikan William.
“Apakah dia orang asing yang datang bersamamu dari Jeju?”tanya Raja.
“Apakah Park Yeon ada di sini?”lanjut Raja.
Park Yeon, seorang menteri yang juga keturunan asing pun menghadap.
“Ya, saya Yang Mulia”jawab Park Yeon.
“Tanyakan padanya mengapa ia datang ke Chosun, dapatkan keterangannya secara rinci”perintah Raja.
Park Yeon pun mulai menginterogasi William dengan bahasa Inggris namun dengan pertanyaan-pertanyaan aneh hahaha.
“Jadi, mengapa kau datang ke sini? Dengan siapa kau tidur?”. William hanya melongo hahaha.
“Tidak, tidak, bukan itu yang aku maksud. Mengapa kau berdiri di sini?”tanya Park Yeon lagi, namun William tidak menjawabnya yang ngasih pertanyaan aja bingung apalagi yang jawab kakaka. William pun menoleh ke arah Park Kyu.
“Kenyataannya, saya telah tinggal di sini selama 13 tahun. Saya benar-benar lupa bahasa Belanda”ucap Park Yeon. Menteri-menteri yang lain pun berbisik-bisik.
“Kenapa kau tidak membiarkannya menjawab secara langsung? Untuk orang asing”saran Raja..
“Saya telah mengajari bahasa Korea dalam perjalanan ke Hanyang. Dia bisa berbahasa Korea cukup baik sekarang”ujar Park Kyu.
“Dia harus cukup cerdas. Umumnya orang-orang memiliki sesuatu yang lain dalam pikirannya”sindir Raja. William pun terdiam.
“Apakah kau tahu bagaimana membuat sejata dan kapal berlayar di lautan? Apa yang kau lakukan sebelumnya?”tanya Raja.
“Sejak ibu saya tidak mengizinkan saya melakakukan bisnis. Saya membaca buku dan menulis beberapa”jawab William.
“Jadi kau pria lemah. Biarkan orang asing ini tinggal di kediaman Park Yeon dan mengawasinya untuk sementara. Namun, kita tidak akan membiarkan dia memiliki kontak dengan orang lain, untuk memutuskan apakah ia baik atau buruk. Jika ia bertindak mencurigakan seperti mata-mata atau membuat kesulitan untuk orang lain, dia akan di hukum sesuai dengan undang-undang Chosun”jelas Raja. Park Kyu pun hanya bisa mengikuti perintah Raja.
William keluar istana bersama Park Yeon, orang-orang di sekelilingnya memandang aneh William.
“Apa yang kau lakukan! Ikuti aku!”ajak Park Yeon yang melihat William malah sibuk mencari-cari sosok Park Kyu.
“Aku harus pergi dengan Park Kyu. Aku harus bertanya di mana Beo Jin”jawab William.
Park Yeon pun malah memakaikan topi caping ke kepala William, agar William terlihat tidak terlalu mencolok.
“Mari kita pergi! Pergi!’ajak Park Yeon. William pun menurut.
Di kediaman Park Kyu, Beo Jin menemui ibu Park Kyu.
Ibu Park Kyu pun memperhatikan Beo Jin dari ujung rambut sampai ujung kaki, Beo Jin merasa tidak nyaman haha.
“Dia tampak rendah hati karena mereka di serang oleh bandit dalam perjalanan ke Hanyang”ujar Bong Sam mencairkan suasana.
“Lalu, seperti apa keluargamu?”tanya ibu Park Kyu. Beo Jin nampak berpikir.
“Oh..Dia..adalah…”jawab Bong Sam terpotong, lha ini yang ditanya sapa yang jawab sapa hahaha. Ibu Park Kyu pun memasang wajah serius ke arah Bong Sam.
“Dia adalah putri dari Daesanggoon dimana tuan muda tinggal. Dia datang ke sini dengan tuan muda untuk beberapa alasan”jelas Bong Sam.
“Daesanggoon”tanya ibu Park Kyu.
“Daesanggoon. Apakah anda tidak tahu apa Daesanggoon.Ini adalah yang terbaik di Jeju!”jelas Beo Jin.
“Oh, baik-baik saja. Daesanggoon. Kau mengalami banyak kesulitan untuk sampai di sini”ujar ibu Park Kyu. Beo Jin hanya tersenyum.
“Bong Yeon”panggil ibu Park Kyu pada pelayan wanita.
“Ya, Nyonya”.
“Bawa wanita ini ke kamar tamu dan membantunya mengenakan pakaian yang layak”. Bong Yeon pun mengerti lalu ia mengajak Beo Jin pergi. Beo Jin berpamitan pada ibu Park Kyu sampai membungkuk 3 kali haha saking nervousnya ketemu calon mertua ya Beo Jin muhaha.
Ibu Park Kyu pun masih meragukan Beo Jin be3rasal dari keluarga terpandang apalagi ditambah penampilan Beo Jin yang kumal ckckck.
Bong Yeon pun mengantar Beo Jin ke ruang tamu dan mengambilkan hanbook yang cantik..
“Nona, silahkan ke sini. Aww, itu begitu cantik”puji Bong Yeon saat mengepas baju ganti untuk Beo Jin.
Bong Yeon pun menutup pintu dan membantu Beo Jin berganti baju. Di sana juga telah tersedia aneka bedak. Bong Yeon pun menumbuk beberapa bahan bedak dicampur bunga, bedak yang aneh muhaha. Bong yeon pun mendadani Beo Jin dan mengepang rambut Beo Jin. Beo Jin pun terpana dengan penampilan barunya.
“Beristirahatlah”pesan Bong Yeon lalu bergegas pergi.
“Oh…..permisi”ujar Beo Jin. Bong Yeon pun mengehentikan langkahnya.
“Dimana Do Tong (toilet gaya Jeju)?”tanya Beo Jin.
:”Apa itu Do Tong?”.
“Hmm, Do Tong. Kamu tidak tahu apa itu Do Tong?”tanya Beo Jin. ( Beo Jin dan Park Kyu sama-sama susah ke toilet dulu pas Park Kyu mau ke toilet juga susah, begitu pula Beo Jin hahaha).
“Ada beberapa wadah (wadah = “Tong” dalam bahasa korea” di dekat dapur”jawab Bong Yeon.
“Ah, di sana”guman Beo Jin. Bong Yeon pun menjelaskan letak tong di dapur dan cara pergi ke sana dan menggunakannya. Namun yang di maksud Beo Jin buka itu hahaha lha Beo Jin mau ke toilet buat BAB haha.
“Lalu, berisitirahatlah”pesan Bong Yeon pamit. Beo Jin pun mengehla nafas.
“Di Hanyang, tamu harus berada di posisi yang mulia. Bahkan dia tidak mengizinkanku untuk melakukan sesuatu. Sekarang, aku harus memahami mengapa Yandari tidak berguna ditempatku. Namun, ini terlalu pengap”guman Beo Jin.
Di rumah Park Yeon, anak-anak Park Yeon mengintip William yang duduk sendirian. William pun melambaikan tangan pada putri-putri Park yeon yang masih imut-imut hehe. Tiba-tiba datang Park Yeon yang menyuruh kedua anaknya pergi bermain. Kedua anaknya pun menurut.
Lalu Park Yeon menghampiri William.
“Kau harus tinggal di sini untuk sementara”ujar Park Yeon.
“Lalu, aku tidak bisa pergi ke mana saja?”tanya William.
“Kau harus berpikir, kau beruntung bisa bertahan hidup di sini. Ketika aku datang ke sini pertama kali, aku harus bekerja keras dengan waktu (yang disebut juga Pittong untuk kiasan dalam bahasa Korea)”jelas Park Yeon.
“Pittong? (tinja darah)?”ulang William, William salah mengerti hahaha.
“Benar, Pittong, jadi jika kau tidak bergaul, kau akan dalam kesulitan besar. Apakah kau mengerti?”.
“Kapan aku bisa bertemu Beo Jin?”tanya William.
“Jika kau memberikan kesan yang baik pada Raja, kau bisa secepatnya bertemu”. William pun mengangguk mengerti. Lalu Park Yeon pun mengajak makan William. Pelayan Park Yeon pun datang membawa makanan, pelayan itu pun terus memandang William. *cakep ya bu hahaha, ada bule nyasar haha.
“Kenapa kau menatapnya begitu lama? Cepat pergi melanjutkan pekerjaanmu”seru Park Yeon, pelayannya pun mengerti dan bergegas pergi.
Park Yeon dan William pun mencicipi makanan yang dibawakan pelayan Park Yeon.
Di lain tempat Park Kyu telah sampai di rumahnya, ibunya pun terharu menyambut kedatangan putra semata wayangnya ini sampai-sampai ga pake sandal hahaha.
“Park Kyu, Kyu-ku, Kyu-ku yang tampan, kau begitu kurus. Kau telah bekerja keras”guman ibu Park Kyu.
“Ibu, aku baik-baik saja”jawab Park Kyu”.
“Tidak, jangan bilang seperti itu. Tangan lembutmu menjadi kering dan terkelupas semua seperti hatiku”.
“Aku baik-baik saja. Kau tidak perlu khawatir tentangku”jelas Park Kyu agar ibunya tidak khawatir.
“Btw,wanita yang datang bersamamu itu siapa?”tanya ibu Park Kyu.
“Dia…dia adalah putrid dari keluarga di mana aku tinggal di Jeju. Dia punya beberapa alas an untuk datang ke Hanyang dan aku memintanya untuk tinggal di tempat kita”jelas Park Kyu yang sempat salting hahaha.
“Oh, begitu? Aku bisa mempercayai kata-katamu, kan?”. Park Kyu pun tersenyum.
Tiba-tiba ayah Park Kyu pun tiba.
“Ayo, berhenti menganggu anakmu yang merasa lelah setelah perjalanan panjang. Tolong tinggalkan dia, sayang”seru ayah Park Kyu. Park Kyu pun tersenyum pada ayahnya.
Park Kyu menemui ayahnya dan memperlihatkan lambang perdagangan Seo Rin.
“Aku meneliti pola ini karena kau memintaku melakukannya. Tak ada orang yang tahu tentang hal ini di ibukota. Apa yang di bumi ini?”jelas ayah Park Kyu.
“Ini berhubungan dengan orang-orang yang saya tangkap di Jeju”.
“Orang yang terkait dengan masalah ini”tanya ayah Park Kyu.
“Pasti ada beberapa orang yang bekerja dengan mereka di Hanyang. Aku belum tahu mengapa mereka membantu orang-orang itu. Aku berpikir bahwa harus ada seseorang yang kuat di belakang mereka”jelas Park Kyu.
“Apakah itu alasan kenapa kau ditugaskan bekerja sebagai jaksa?”.
“Kita harus menangkap pelakunya”.
“Kau benar, Jadi…apakah kau memperluas pandanganmu tentang dunia ini?”tanya ayah Park Kyu.
“Aku Park Kyu,ayah”jawab Park Kyu penuh kepercayaan diri.
“Apa bocah bodoh”ejek ayahnya. Park Kyu hanya tersenyum menanggapi gurauan ayahnya.
Chi Yong dan Seo Rin menemui seseorang pemilik pewarna kain.
“Siapa kau?”tanya pemilik pewarna kain.
“Apakah kau pemilik usaha pencelupan ini?”tanya Chi Yong.
“Itu benar,lalu?”jawab pemilik pewarna kain.
“Guruku ingin melakukan bisnis denganmu”.
“Apa yang akan kau lakukan, ini hanya garmen yang dijual di pasar? Itu sangat menarik”guman pemilik pewarna kainj seraya bergegas pergi.
“Kau bahkan tidak cocok dijadikan budak” ujar Seo Rin yang tiba-tiba muncul dari balik kain. Pemilik pewarna kain itu pun menoleh ke arah Seo Rin. 

“Apakah kau mengingatku?. Bagaimana kau begitu mudah melupakan orang yang kau cekik sampai mati?”tanya Seo Rin. Pemilik pewarna kain itu pun terkejut, lalu ia mengingat saat ia mencekik seorang anak kecil yang melihatnya membunuh ayahnya.
Seo Rin pun tersenyum licik. Dan bapak tua pemilik pewarna kain itu pun mati gantung diri, sepertinya di bunuh oleh Chi Yong, namun dibuat seolah-olah bunuh diri.

Park Kyu melangkah ke kediaman yang ditinggali Beo Jin namun dia mengurungkan niatnya, tiba-tiba Beo Jin membuka pintu kamarnya. Park Kyu pun terpana pada Beo Jin *sudah jadi cantik ya hahaha
“Kau…kau benar-benar…”pikir Park Kyu. Beo Jin pun menunjukkan rambutnya yang telah dikepang.
“Kau tidak terlihat berbeda sama sekali, tidak peduli apa yang kau pakai”ejek park Kyu untuk menutupi rasa sukanya hahaha. Beo Jin pun jadi berubah masam.
“Seorang gadis jelek tidak akan berubah dengan memakai pakaian yang berbeda”tambah Park Kyu. Jyah ni Park Kyu kalau suka bilang aja cantik nggak usah begitu dah kakaka.

“Aku tidak mengenakan pakaian ini karena aku ingin. Wanita itu membuatku memakai ini”seru Beo Jin. Park Kyu hanya tersenyum.
“Omong-omong, bagaiman dengan William?”tanya Beo Jin yang masih khawatir dengan William.
“Kau selalu berbicara tentang William setiap kali kau melihatku dimanapun kau pergi. Jangan khawatir tentang dia. Dia aman!”jawab Park Kyu.
“Itu berita bagus. Lalu, kapan aku bisa melihatnya?”.
“Jangan mencoba untuk melihat dia untuk sementara ini. Dia tidak diizinkan untuk meninggalkan kediamannya untuk sementara waktu”jelas Park Kyu.
Beo Jin pun mengangguk. “Hal ini cukup baik, karena aku tahu bahwa ia masih hidup. Lalu, aku akan melihatnya lagi suatu hari nanti”guman Beo Jin.
“Jika, kau terlalu mengkhawatirkan William. Mengapa kau datang kembali menemuiku sebelumnya?”tanya Park Kyu. Beo Jin pun agak terkejut. Namun tiba-tiba Bong Sam memanggil Park Kyu.
“Tuan muda, Oh kau ada di sini… oh… aku membuat menyiapkan tempat tidur anda. Silahkan pergi beristirahat. Cepat”ujar Bong Sam. Park Kyu pun menurut. Bong Sam pun memberi kode pada Beo Jin agar juga beristirahat. Namun Beo Jin masih memikirkan William.

Di tempat Park Yeon, William merubah tatanan rambutnya sama seperti orang Chosun dibantu Park Yeon lihat gambar haha).
“Sekarang, rambutmu menjadi seperti jambul, kau terlihat mirip seperti orang Chosun”ujar Park Yeon.
Tiba-tiba datang pelayan mengantarkan pancake kimchi dan arak. Park yeon dan William pun mencicipi hidangan tersebut.
“Jika kau ingin bertahan di Chosun. Kau harus di sukai oleh raja dan bangsawan. Lalu, kau dapat menemui Beo Jin atau siapa pun juga dan kemudian menikah dan memiliki anak…untuk hidup yang lama”jelas Park Yeon.
“Apapun yang aku lakukan dengan baik, aku bisa bertemu Beo Jin?”tanya William. Park Yeon bukannya menjawab malah minum arak hahaha.

Chi Yong menemui Seo Rin.
“Park Kyu telah ditetapkan sebagai jaksa”ujar Chi Yong.
“Dia tidak sepintar seperti yang aku harapkan. Dia membuang-buang waktu untuk kasus yang sudah di tutup. Itu bagus, sebaliknya untuk kasus yang tidak memiliki bukti atau petunjuk dia pasti akan sulit menyelidiki hal itu. Hari ini putra mahkota So Hyun datang kembali ke Chosun”.
“Itu benar”jawab Chi Young. Seo Rin dengan senyum khasnya memandang bulan.

Beo Jin melepas pakaian barunya dan memakai pakaian lamanya. Ia pun merasa lega dan puas namun tiba-tiba ia merasa mulas.
“Aku sudah duduk dan makan sepanjang hari tanpa melakukan apa-apa. Tampaknya aku telah salah pencernaan”gumannya. Lalu beo Jin terpikir ke toilet seperti yang dijelaskan Bong Yeon. Ia pun membuka-buka pintu rumah, ternyata ia membuka kamar para pelayan laki-laki tidur hahaha. Beo Jin pun menutup kembali pintu kamar tersebut dengan keras, hingga Bong Sam terbangun. Bong Sam pun berseru ada pencuri hingga membangunkan seluruh orang rumah termasuk ibu Park Kyu. Park Kyu yang belum tidur pun segera keluar kamar. Para pelayan yang terbangun pun berpencar mencari pencuri yang di bilang Bong Sam.

Beo Jin pun bertemu Park Kyu.
“Yandari”panggil Beo Jin.
“ Berhati-hatilah .Seorang pencuri masuk ke dalam rumah”ujar Park Kyu.
“Apa yang harus aku lakukan?”guman Beo Jin seperti orang menahan sakit hahaha. Park Kyu pun menyadari ada yang aneh dengan Beo Jin, ia pun memperhatikan Beo Jin.
“Do Tong (toilet tradisional Jeju)”ujar Beo Jin.
“Do Tong?”ulang Park Kyu. Beo Jin mengangguk.
Ayah dan ibu Park Kyu yang terbangun pun telah keluar rumah.
“Tuan, tampaknya si pencuri telah melarikan diri”lapor Bong Sam.
“Apakah itu benar-benar pencuri?”tanya ayah Park Kyu.
“Tentu saja, tuan”.
“Berhenti membuat keributan dan cari dengan ketat”perintah ayah Park Kyu.
“Ya”jawab para pelayan.

“Tuan muda”seru salah seorang pelayan saat mereka berbalik melihat Park Kyu dan Beo Jin lihat, mana Beo Jin berpegangan pada Park Kyu.
“Beraninya kau berpegangan pada Kyu – ku?”seru ibu Park Kyu.
Park Kyu hanya berdehem lalu bergegas pergi ke toilet dan memberi kode pada Beo Jin agar mengikutinya. Beo Jin pun tak dapat menahan rasa malunya melihat orang tua Park Kyu. Lalu ia menyusul Park Kyu.
“Nona”panggil Bong Yeon.
“Nona, mereka bahkan pergi ke kamar mandi bersama-sama”bisik-bisik pelayan. Ibu Park Kyu pun hanya bisa menahan nafas melihat ulah kedua muda-mudi ini kakaka.

Keesokan paginya ibu Park Kyu memanggil Beo Jin menghadap. Suka dengan desain interior tatami di belakang ibu Park Kyu, desain interior masa Joseon emang keren muhaha.
“Apa yang terjadi semalam?”tanya ibu Park Kyu. Beo Jin pun bingung harus jawab apa haha.
“Tidak, sebenarnya”jawab Beo Jin.
“Di Jeju, setiap malam kau juga mencari Kyu-ku?”. Beo Jin diam mengingat.
“Tidak setiap malam, tapi kadang-kadang”. Lalu Beo Jin merasa mual.
Ibu Park Kyu pun mulai berpikir yang aneh-aneh haha.
“Tidak, Kyu-ku tidak akan pernah melakukan itu…”guman ibu Park Kyu.
“Hari ini saya sakit perut”ujar Beo Jin, lalu ia seperti mau muntah, mual-mual seperti gejala orang hamil hahaha. Ia pun segera pergi dari hadapan ibu Park Kyu. Ibu park Kyu pun sangat terkejut.
“Tidak, itu tidak dapat. Kyu-ku tidak akan. Tidak peduli apa. Oh tidak”guman ibu park Kyu tak percaya.

Di istana raja mengadakan acara perjamuan karena putra mahkota So Hyun telah pulang dari Negara Ching. Raja pun sangat gembira atas kepulangan putra mahkotanya itu, ia pun mengajak para menteri minum-minum untuk merayakannya. Bahkan Raja sendiri yang menuangkan arak pada para menteri.

Putra mahkota pun bersiap minum arak yang dituangkan oleh pelayan. Namun Park Kyu mengambil dan meminumnya.
“Hei kau, Park Kyu”seru putra mahkota So Hyun.
“Bagaimana kabar anda?”sapa Park Kyu.
“Senang bertemu dengamu lagi seperti ini. Aku sangat senang melihatmu”. Park Kyu pun tersenyum.
“Ketika aku berada di Negara Ching, aku kehilangan begitu banyak waktu belajar denganmu”keluh putra mahkota.
“Anda melalui waktu yang sulit, Yang Mulia”.
“ Sejak aku bertemu di sini lagi. Aku sangat senang bahwa ada orang yang menyambutku di Chosun. Berikan aku minum”ujar putra mahkota.

Park Kyu pun bersiap menuangkan arak, namun Raja merebut cawan yang di pegang putra mahkota.
Dengan wajah serius Raja pun memberikan cawan yang lain pada putra mahkota.
“Kau tampaknya telah minum banyak di Ching. Di sini minum”ujar Raja seraya menuangkan arak ke cawan putra mahkota sampai tumpah-tumpah. Putra mahkota pun meminum arak yang di cawannya.
“Posisi raja, sangat menggoda untukmu?”tanya Raja. Semua orang pun terkejut dengan ucapan raja.
“Kau datang ke sini untuk melihat aku mati”lanjut Raja lalu tertawa terbahak-bahak. Putra makhota pun terhenyak dengan ucapan ayahnya.
“Apakah kau akan memberikan Negara ini untuk Ching, untuk pertukaran mendukung menjadi raja? Tidak pernah lagi, aku tidak akan turun berlutut di depan kaisar Ching”ujar Raja lalu tertawa terbahak-bahak lagi.
“Minum”seru Raja menyuruh mereka minum-minum lagi. Park Kyu hanya bisa terdiam.  Acara pun selesai. Para menteri pun keluar dari acara perjamuan.
“Kepribadiannya semakin aneh dan liar. Aku merasa begitu khawatir setiap hari”ujar perdana menteri yang keluar bersama temannya.
“Itulah yang aku maksud”jawab temannya. Tiba-tiba Hong Goo menteri tadi.
“Tuan”. Temannya pun pergi terlebih dahulu.
“Apakah hari ini, kau punya waktu?”tanya Hong Goo pada perdana menteri. Perdana menteri pun paham.

Malam ternyata Hong Goo menemui perdana menteri bersama Seo Rin.
“Kurang ajar”seru perdana menteri.
“Berapa lama anda akan kehilangan kesempatan untuk alasan yang baik”ujar Seo RIn.
“Kau…”.
“Tuan. Meskipun saya enggan pada awalnya juga,tapi saya memikirkan itu. Jika kita membuka pelabuhan bagi perdagangan luar negeri, orang-orang akan kaya. Mengapa anda tidak mengambilnya menjadi pertimbangan”bujuk Hong Goo. Perdana menteri pun menggendor meja marah.
“Menteri. Kau tidak seharusnya melakukan ini! Membuka pelabuhan. Kau dimanipulasi oleh pedagang belaka. Apakah kau menyuruhku membuka pelabuhan perdagangan luar negeri? Berhentilah mengatakan omong kosong”seru perdana menteri lalu bergegas pergi.
“Tuan, tuan”panggil menteri Hong Goo.
Seo Rin pun tiba-tiba langsung berlutut di kaki perdana menteri.
“Karena orang-orang Chosun terlihat terlalu miskin maka saya melakukan itu. Aku terlalu ceroboh”jelas Seo Rin.
“Bagaimana kau bersikap kurang ajar. Berani-beraninya kau mencoba untuk menipuku? Sudah pasti kau hanya mencoba untuk membuat keuntungan untuk dirimu sendiri sembari melibatkan orang-orang. Kau harus bersiap menutup bisnismu hari ini”seru perdana menteri lalu bergegas pergi. Menteri Hong Goo pun mencoba menahan perdana menteri namun tidak bisa, Seo Rin pun tersenyum licik jadi ingat Mishil hahaha.

Di departemen penyelidikan dan investigasi, terlihat orang sibuk lalu-lalang.
Park Kyu yang telah berpakaian dinas pun memperhatikan dengan seksama.
“Ah, kebetulan anda datang, jaksa Park Kyu yang ditunjuk untuk berada di sini?”sapa seorang pengawal.
“Ya, itulah aku”jawab Park Kyu.
Orang tadi pun memberi hormat pada Park Kyu. Lalu ia memperkenalkan diri.
“”Saya Ahn Gang Jig, yang akan mendukung anda hari ini”.
“Saya bisa mengenali anda pada pandangan pertama, ketika anda begitu tampan dan tinggi seperti yang saya dengar”puji Gang Jig.
“Omong-omong, mengapa begitu sibuk pagi ini?”tanya Park Kyu.
“Tadi malam, perrdana menteri di bunuh”jawab Gang Jig.

“Tidak mungkin, aku kemarin masih melihatnya”. Park Kyu pun terkejut.
sumber: pelangidrama.net

Tamra The Island – Episode 10

Park Kyu tersenyum melihat William yang berada di tiang pancungan.
“Tidak, aku tidak boleh mati… Yan…. Park Kyu jangan biarkan mereka membunuhku, aku tidak boleh mati seperti ini”pinta William ketakutan.
“Aturan negara sangat penting”ucap Park Kyu.
“Aku akan meninggalkan Hanyang dan kembali ke kampung halamanku”tambah William.
“Park Kyu”panggil William karena Park Kyu malah berjalan pergi meninggalkannya. “Argggggghhhhhh”teriak William saat melihat pisau di tiang pancungan meluncur turun ke arahnya.

William terbangun dengan wajah ketakutan.William kemudian memegang lehernya (hehehehe, William takut jika kepalanya benar-benar dipenggal). Ternyata, William hanya bermimpi buruk. Dua orang penjaga tiba-tiba masuk dan mengikat tangan William.
“Ini tidak apa-apa?”tanya penjaga pertama.
“Benar, tidak apa-apa. Aku sudah memastikan ketua sudah keluar, ayo cepat”jawab penjaga kedua.

“Kalian ingin membawaku ke mana?”tanya William heran melihat kedua tangannya diikat.
Kedua penjaga sontak terkejut, “astaga benar-benar ajaib, darimana dia belajar bahasa kita”ucap salah satu penjaga.
William bertanya kepada penjaga keberadaan Park Kyu,“Park Kyu,di mana dia,di mana?”. Salah satu penjaga tiba-tiba memukulnya, “kamu berani sekali memanggil Tuan. Tuan adalah temanmu ya, ayo kita bawa dia keluar, ayo bangun”.

Kedua penjaga membawa William ke pintu belakang. Mereka mulai memanggil para warga agar mendekat dan melihat William yang sangat berbeda dari mereka.
“Ayo cepat kemari, kalian mungkin hanya bisa melihatnya sekali dalam seumur hidup. Tapi di dunia ini tidak ada yang gratis, ayo cepat kumpul tael (nama mata uang pada zaman ini chingu)”teriak salah satu penjaga.

Penjaga yang kedua mulai menusuk-nusuk badan William dengan tongkat dan menyuruhnya berbicara.

“Sudah makan belum”ucap William. Semua warga semakin takjub dengan William, apalagi William memiliki warna rambut dan mata yang berbeda dari mereka. Mereka kemudian melempari William dengan tomat dan mulai mendekati William. William hanya terdiam dan tidak bisa berbuat apa-apa melihat dirinya sekarang dijadikan bahan tontonan.

Kedua penjaga mulai menghitung uang yang mereka dapatkan. Park Kyu tiba-tiba datang dan menjatuhkan semua uang yang mereka dapat.
“Siapa yang berani melakukannya”teriak penjaga marah.
“Tuan pelaksana”teriak penjaga ketakutan dan segera memberi hormat begitupun dengan warga yang mengerumuni William.
William hanya terduduk di sudut ruangan seperti yang biasa dilakukannya. Makanan yang sengaja disediakan untuknya sama sekali tidak tersentuh. Park Kyu berdiri di depan pintu lalu duduk.
“Mereka tidak sengaja melakukannya, mereka hanya heran melihat orang asing sepertimu jadi jangan membenci mereka. Lain kali pakailah ini dan orang tidak akan mengenalmu sebagai orang barat”ucap Park Kyu dan meletakkan sebuah topi capit di depan pintu kamar William.
“Tidak menyesalkah? Kalau saja waktu itu kamu menuruti perintahku untuk pergi, kejadian seperti ini tidak akan terjadi”tambah Park Kyu dan berniat pergi.
“Beo Jin…. Beo Jin sekarang sedang melakukan apa?”tanya William tiba-tiba dan menghentikan langkah Park Kyu
“Hari ini, pasti turun ke laut, besok juga, setiap hari dia akan melakukan hal yang sama”jawab Park Kyu
“Selalu bisa mendengar tangisan Beo Jin di tepi laut. Park Kyu suatu hari nanti pasti bisa bertemu Beo Jin kan?”.

Sementara itu, orang yang sedang dibicarakan William dan Park Kyu sedang memandangi indahnya bulan di malam hari. Kakek Tua tiba-tiba datang dan ikut duduk di sebelah Beo Jin.
“Beo Jin, kamu sedang memikirkan apa?”
“Dari sini ke daratan berapa jauh? Sehari bisa sampai kan?”tanya Beo Jin dengan mata berkaca-kaca. Kakek Tua mengangguk.
“Hatiku sangat kosong dan murung seperti akan mati. Aku harus pergi menemui William, aku sudah janji dengannya”ucap Beo Jin.
Kakek Tua berusaha menyabarkan Beo Jin, “Beo Jin, alasanmu ke daratan sepertinya bertambah satu lagi. Daratan belum tentu lebih baik seperti disini, yang penting adalah hatimu. Kalau masalah dalam hati tidak terselesaikan, sampai manapun sama saja”.
“Tapi aku ingin ke daratan karena William, asalkan sudah bertemu dengan William aku sudah lega”ucap Beo Jin.
“Cuma demi si bocah bermata biru itu ya, tidak ada alasan lain ya?”tanya Kakek Tua yang sengaja bertanya kepada Beo Jin.

Beo Jin tiba-tiba berdiri dan merasa disudutkan dengan pertanyaan kakek tua,“aku demi William baru begini, tidak mungkin demi Yandari, ah tidak, tidak mungkin demi Tuan Pelaksana hatiku seperti ini”ucap Beo Jin dan memanyunkan bibirnya.
Beo Jin kesal dengan ucapan Kakek Tua dan segera pergi setelah sebelumnya memukul pundak kakek Tua. Kakek Tua hanya tersenyum dan bergumam,“kalau Beo Jin sampai pergi, Tamra pasti akan sangat membosankan”.
Beberapa orang pria berkumpul di rumah Beo Jin dan minum bersama. Mereka mulai membicarakan tentang Park Kyu. Tanpa kehadiran Park Kyu desa menjadi sangat sepi. Ayah Beo Jin setuju dengan ucapan mereka dan merasakan hal yang sama. Ayah Beo Jin juga berkata kalau dia dan Park Kyu sering membuat sandal rumput bersama.
Ibu Beo Jin sedang membereskan barang-barang Park Kyu. Beo Jin yang baru saja pulang heran melihatnya. Ibu Beo Jin mengatakan kalau kamar Park Kyu akan digunakan sebagai tempat penyimpanan makanan untuk musim dingin.
“Bagaimana boleh begitu, Yandari baru pergi sebentar saja dan ibu sudah ingin membuang barang-barangnya”ucap Beo Jin sedih.
Ibu Beo Jin membuang barang Park Kyu yang sedang dipegangnya ke lantai,“jika tidak dibereskan kamu pikir Tuan Pelaksana akan kembali. Beo Jin kamu dengar baik-baik, jika terus mengungkit daratan dan pria bermata biru itu jangan harap kamu bisa makan. Ayo bereskan ini dan bantu ayahmu memperbaiki atap yang bocor”.
“Ibu, cukup sampai di sini. Jika bertemu denganku pasti selalu menyuruhku bekerja, tidak lelahkah? Ibu, kamu tidak tahukah hatiku yang sangat ingin pergi ke daratan”.
“Bisa apa dengan hati yang serakah” ucap Ibu Beo Jin
“Aku tidak ingin seperti ibu yang hanya tahu menyelam dan bertani, benar-benar sangat membosankan. Aku lebih baik mati daripada hidup membosankan seperti ibu”teriak Beo Jin
Ibu Beo Jin tiba-tiba menampar pipi Beo Jin. Beo Jin hanya bisa menangis dan memegangi pipinya. Ibu Beo Jin terlihat merasa bersalah.
”Cepat bereskan tempat ini”ucap Ibu Beo Jin dan buru-buru keluar. Para Pria merasa heran dengan raut wajah Ibu Beo Jin, namun ayah Beo Jin hanya menghela nafas melihat istrinya. Ayah Beo Jin sepertinya tahu kalau istrinya habis memarahi Beo Jin.
Beo Jin mulai membereskan barang-barang Park Kyu. Tanpa sengaja Beo Jin menemukan sebuah buku Park Kyu. Beo Jin tersenyum melihatnya dan tiba-tiba merasa rindu dengan suara Park Kyu.
Yan masih tinggal di tempat Phillip. Yan mulai menghitung uang yang akan digunakannya ke daratan. Beo Jin tiba-tiba datang, “kapan kamu akan ke daratan?”tanya Beo Jin dan berusaha mengatur nafasnya yang ngos-ngosan karena berlari .
“Kamu sedang berkata apa?”tanya Yan pura-pura tidak mengerti.
“Kamu tidak ingin menolong William ya? Kita sama-sama pergi, kamu dan aku. Kalau kita sama-sama pergi, William pasti akan sangat senang”ucap Beo Jin senang.
“Kamu sadar sedikit, kamu sama sekali tidak bisa keluar dari Tamra. Kalaupun bisa, aku sama sekali tidak ingin membantumu”ucap Yan sinis.
“Kenapa tidak?William sangat ingin bertemu denganku?”tanya Beo Jin dengan suaranya yang khas.
“Kalau bukan karena kamu, William sudah pergi dari sini”jawab Yan dan mulai mengemasi barang-barangnya.
“Apa maksudmu?”tanya Beo Jin tidak mengerti.
Phillip tiba-tiba datang dan memotong percakapan mereka, “kakak, aku dengar kamu baru saja dilepaskan, memang cuma istriku saja yang rindu pada suaminya. Jangan cemaskan aku, kesusahan akan membuat pria menjadi lebih kuat”ucap Phillip dan melihat ke arah Yan.
“Apakah sudah berpamitan dengan abang?”tanya Phillip pada Beo Jin.
“Berpamitan?”tanya Beo Jin tidak mengerti dengan ucaan Phillip.
“Katanya dia besok akan ke daratan, ini mungkin adalah nasib menjadi anggota kapal”ucap Phillip.
Yan memakai tasnya dan bersiap-siap pergi,“jangan harap bisa keluar dari sini, sadarlah dan lebih baik bekerja lebih keras”ucap Yan dan berlalu pergi. Beo Jin menjadi sedih mendengarnya. Phillip memanggil Yan namun Yan sama sekali tidak berbalik.
“Dasar, sudah susah payah. Kapal kami sudah tidak ada dan tidak bisa turun ke laut, jadi awalnya ingin mengikutinya”gumam Phillip kesal. Beo Jin yang mendengarnya tiba-tiba tersenyum, muncul sebuah ide hebat di pikirannya. Beo Jin memanggil Phillip dan memegang topi capit Phillip. Phillip menjadi sedikit takut melihat sikap Beo Jin.

Keesokan harinya, Yan menemui seorang pria. Mereka saling bertukar uang dan tanda pengenal. Untuk naik ke atas kapal yang menuju ke Hanyang, Yan harus memiliki tanda pengenal (kalau disini lebih familiar dengan istilah KTP Chingudeul).

Sementara itu di rumah Beo Jin, Beo Jin sudah bersiap-siap dan menggunakan sebuah topi capit milik Phillip. Beo Jin melihat adiknya,Beo Seol yang masih tertidur pulas.
Kali ini langkah Beo Jin sudah bulat menuju daratan. Beo Jin berlari keluar pagar dan tiba-tiba seseorang memanggilnya.
“Beo Jin”.
“Ayah”ucap Beo Jin terkejut. Rupanya Ayah Beo Jin sudah memiliki firasat kalau Beo Jin akan pergi, makanya dia menunggu Beo Jin semalaman.
“Harus beginikah”ucap ayah Beo Jin mendekati putrinya.
Beo Jin mulai menangis,“maaf ayah. Aku tidak bisa bersabar lagi, tidak bisa berpikir tidak terjadi masalah, tiap hari turun ke laut. Semakin hari, hatiku semakin sakit. Aku harus bagaimana? Di dalam sini seperti ada yang mengganjal dan membuatku tidak bisa bernafas. Izinkan aku pergi Ayah”.
Ayah Beo Jin tak kalah sedihnya dengan Beo Jin. Ayah Beo Jin juga tidak ingin jika Beo Jin setiap hari hanya turun ke laut dan bersedih. Ayah Beo Jin mengeluarkan sebuah kantong uang dan memberikannya kepada Beo Jin,“ambillah ini. Hidup lebih lama baru bisa mengerti apa yang sedang terjadi, dengarlah apa yang dinasehatkan orang kepadamu dan jangan menyimpan dendam di dalam hatimu”.
“Ayah, aku benar-benar minta maaf”.
“Kamu harus ingat, kami akan selalu menunggumu, jika sudah merasa lelah pulanglah kembali ke Tamra”.
Beo Jin semakin sedih mendengar pesan ayahnya. Beo Jin memeluk ayahnya untuk terakhir kali sebelum dirinya pergi ke Hanyang.
“Waktu tidak banyak lagi, cepatlah pergi, cepat pergi sebelum ada yang melihatmu”ucap ayah Beo Jin. Beo Jin melihat wajah ayahnya, Beo Jin merasa enggan untuk beranjak namun ayahnya menyuruh Beo Jin untuk segera pergi.
Ayah Beo Jin memandang Beo Jin yang mulai menjauh, berat baginya melepaskan Beo Jin (jadi ingat dengan drama korea Cruel Temptation kalau liat ayahnya Beo Jin).

Beo Jin mulai mengantri bersama para pria yang ingin pergi ke Hanyang. Di barisan depan terlihat Yan yang menunjukkan tanda pengenalnya dan dipersilahkan naik ke atas kapal. Beo Jin berusaha menyembunyikan rasa takutnya dan tiba gilirannya untuk pemeriksaan tanda pengenal.
“Kelihatannya begitu kecil sudah mau pergi ke daratan”ucap petugas pada Beo Jin. Beo Jin hanya tersenyum tipis dan dengan cepat mengambil tanda pengenalnya.
Kapal yang membawa Beo Jin dan Yan ke Hanyang akhirnya berangkat. Beo Jin memilih duduk di salah satu sudut kapal dan tersenyum senang karena akhirnya bisa pergi ke Hanyang. Petugas yang sempat memeriksa tanda pengenal Beo Jin datang menghampirinya.
“Apakah kamu Beo Jin?”tanya petugas dan berusaha melihat wajah Beo Jin lebih dekat. Beo Jin sontak terkejut dan menyembunyikan wajahnya di bawah topi capit.
“Ya, memang Beo Jin”ucap petugas kapal namun Beo Jin hanya menggelengkan kepalanya.
“Kamu seorang wanita, mana bisa pergi ke daratan, wanita ini jangan-jangan sudah gila sendirian pergi ke daratan, benar-benar tidak tahu luasnya Hanyang itu seperti apa. Hei, Beo Jin ayo cepat kembali”paksa petugas kapal. Para penumpang lainnya mulai berkumpul untuk melihat sumber kegaduhan.
“Ingin bicara apa pada saudaraku”ucap Yan tiba-tiba.
“Kamu bilang dia saudaramu?”tanya petugas kapal tak percaya begitupun dengan Beo Jin yang tak percaya jika Yan datang menolongnya.
“Kesehatannya sedang tidak baik, makanya kami pergi ke daratan untuk mengobatinya”jawab Yan tegas.
“Tapi dia mirip sekali dengan wanita laut, Beo Jin di desa San Fang”ucap petugas.
Yan mendekati Beo Jin, “jadi maksudmu saudaraku adalah gadis ya? Kalian tahu dari kecil dia sudah sakit-sakitan makanya tubuhnya tidak bisa bertambah tinggi, ditambah tidak bisa bicara dan hanya dijadikan olok-olokan orang lain”.
Beo Jin yang mendengar penjelasan Yan sontak menunduk agar terlihat lebih pendek dan menutup rapat mulutnya.
“Apa aku harus membuka celananya baru kalian bisa percaya”teriak Yan. Beo Jin sontak terkejut dan melihat Yan.
“Kalau dia benar bukan gadis, paman bagaimana ingin membalasnya, paling tidak harus membayar biaya kapal 3 x lipat baru bisa”ucap Yan dan memegangi celana Beo Jin “Tidak, tidak, aku mungkin salah kenal orang”ucap petugas kapal ketakutan dan segera pergi.
Yan menarik Beo Jin menjauh dari keramaian.
“Terima kasih”ucap Beo Jin.
“Jangan harap lain kali aku membantumu”ucap Yan.
“Tadi benar-benar mau melepaskan celanaku ya?”tanya Beo Jin. Yan tidak menjawab dan malah berkata kepada Beo Jin untuk tidak mengikutinya. Yan kemudian pergi dan meninggalkan Beo Jin yang memandangi pulau Tamra yang perlahan-lahan mulai menghilang dari pandangannya.
Ibu Beo Jin sedang menjemur hasil laut. Wajahnya terlihat sangat sedih ketika mengingat ucapan suaminya yang mengatakan kalau Beo Jin sudah pergi ke daratan. Tiba-tiba dua orang pengganggu datang, Kkeut BOon dan Ibunya. Mereka mulai berkomentar tentang desa San Fang yang sangat sepi tanpa kehadiran Yandari. Mereka juga bahkan ingin menjenguk Beo Jin yang dikiranya masih terbaring sakit. Ibu Beo Jin sontak terkejut dan segera mengusir mereka pergi.
Yan dan Beo Jin akhirnya sampai di daratan. Beo Jin melihat ke kanan dan kiri dan membandingkan desanya dengan daratan yang tidak berbeda jauh. Beo Jin memanggil Yan yang hampir menghilang karena dirinya terlalu keasyikan melihat ke kanan dan ke kiri.
“Yan…. Kita bersama-sama saja mencari William, bukankah lebih baik jika kita bersama”ucap Beo Jin.
“Lebih baik aku sendiri daripada bersamamu”ucap Yan dan kembali berjalan.
Beo Jin kembali mengejar Yan dan mengajak Yan makan. Beo Jin bahkan mengatakan kalau dia yang akan mentraktir Yan, semua itu dilakukannya agar hati Yan luluh dan mau mengajaknya mencari William.
Saat makan, Beo Jin terus berbicara. Yan merasa kesal dengan nada bicara Beo Jin. “Lebih baik ubah nada bicaramu, apa kamu ingin semua orang tahu kamu adalah wanita laut ya?”ucap Yan. Beo Jin kemudian mencoba berbicara seperti orang Hanyang.
Pemilik warung makan tidak sengaja melintas di depan mereka. Hal itu dimanfaatkan Yan untuk mencari tahu informasi mengenai William.
“Katanya di sini muncul orang barat ya?”. Pemilik warung makan membenarkan hal tersebut dan mengatakan kalau hari ini William akan dibawa pergi ke Hanyang.
Park Kyu, William dan beberapa orang pengawal mengendarai kuda menuju Hanyang. Mereka melewati hutan yang lebat agar bisa sampai dengan cepat ke Hanyang. Tanpa mereka sadari Chi Young (Orabunni Seo Rin) dan antek-anteknya mengawasi mereka.
Sebuah panah tiba-tiba meluncur ke arah Park Kyu. Beruntung Park Kyu berhasil menghindar. Segerombolan pasukan berkuda tiba-tiba datang dan mulai menyerang mereka. Hujan panah kembali terjadi.
Park Kyu turun dari kuda dan ikut dalam pertarungan. William yang masih berada di atas kuda tiba-tiba didorong hingga terjatuh. William berusaha bangun namun orang yang mendorong William malah menendangnya dan bersiap-siap menusukkan pedang ke tubuh William. Park Kyu yang melihatnya dengan cepat melemparkan kapak ke arah orang tersebut dan tidak menyadari sebuah sabetan pedang di bahunya.
“Park Kyu”teriak William dan naik ke atas kuda. William menarik tangan Park Kyu ke atas kuda setelah sebelumnya membunuh orang yang melukai Park Kyu. William kemudian pergi membawa Park Kyu menghindari keramaian. Chi Young yang melihatnya dengan cepat mengejar mereka bersama beberapa nak buahnya.

Sementara itu di dalam hutan yang sama, Yan dan Beo Jin berjalan.
“Yan….. Yan…. Yan…..”panggil Beo Jin. Beo Jin terduduk di tanah dan mencoba mengatur nafasnya yang ngos-ngosan.
“Istirahat dulu baru kita lanjutkan”pinta Beo Jin. Yan hanya berbalik sesaat dan kembali berjalan. Bagi Yan nyawa William lebih penting daripada harus mengikuti permintaan Beo Jin.
“Bocah jahat”gumam Beo Jin kesal dan kembali berjalan.
Samar-samar terdengar suara gerobak mendekat. Beo Jin berbalik dan melihat seorang pria tua sedang menjalankan gerobak yang ditarik sapi. Senyum Beo Jin seketika mengembang.
Gerobak mulai berjalan melewati Yan. Beo Jin yang duduk dibelakang tertawa dan meledek Yan yang berjalan kaki. Pada akhirnya, Yan ikut naik ke atas gerobak namun mereka berdua saling dorong mendorong karena kesempitan….. (wkwkwkwkwk, ada-ada aja ulah Yan dan Beo Jin, dewi Rf).

Chi Young masih mengejar William dan Park Kyu. Sayang mereka kehilangan jejak dan hanya menemukan kuda yang dikendarai William dan Park Kyu. Chi Young akhirnya memutuskan mundur sejenak dan melanjutkan pencarian di lain waktu.
William membopong Park Kyu dan menyandarkannya di sebuah pohon. Park Kyu mengerang kesakitan, luka di bahunya semakin bertambah parah dan mengeluarkan banyak darah. William mengambil sebuah kain dan menaruhnya di bahu Park Kyu agar darah berhenti mengalir. Park Kyu memandang William sekilas dan pingsan.
“Park Kyu, bertahanlah”ucap William.

Baru saja Chi Young pergi, gerobak yang ditumpangi Yan dan Beo Jin melintas.
William menggendong Park Kyu di punggungnya hingga akhirnya mereka sampai di sebuah rumah. Pemilik rumah sedang sibuk membuat guci dari tanah liat dan tiba-tiba terhenti saat menyadari kehadiran seseorang. William menjatuhkan Park Kyu ke tanah karena kelelahan sementara pak tua si pemilik rumah terlihat ketakutan melihat Park Kyu yang terluka dan tentu saja William yang memiliki rambut berwarna emas dan mata biru.
Yan dan Beo Jin sampai di sebuah penginapan. Waktu sudah malam dan mereka harus beristirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan. Pemilik penginapan sangat senang melihat Yan dan Beo Jin.
“Apa ada kamar kosong?”tanya Yan,
“Oh ya, pas tinggal satu”jawab pemilik penginapan dan mengantar mereka menuju kamar.
Beo Jin bingung dengan apa yang harus dilakukannya, akhirnya dia memilih untuk masuk ke dalam kamar daripada harus tidur di luar.
“Sangat memaksa, meskipun tahu kalau kau adalah orang yang bodoh tapi ternyata memiliki nyali yang sangat besar. Di sini bukan Tamra dan disini tidak ada seorangpun yang kau kenal. Di kamar ini cuma ada kau dan aku saja, hanya berdua”ucap Yan sedikit emosi dan menakut-nakuti Beo Jin.
“Benar, cuma ada kita berdua dan kita tidak akan kesepian, bersama denganku juga kita bisa saling tolong menolong, bukankah itu sangat baik”ucap Beo Jin berusaha membela diri.
“William di mana kamu,akiu sangat ingin bertemu denganmu”gumam Beo Jin. Yan yang mendengarnya bertanya pada Beo Jin, “setelah bertemu William apa yang akan kamu lakukan? Apa akan bersembunyi di gua lagi seperti waktu di Tamra?”. Beo Jin kesal mendengar pertanyaan Yan,“kenapa kamu harus begini, William sangat senang bertemu denganku”.
Yan tertawa, “mana boleh begitu gampang percaya pada perkataan orang yang terhanyut dalam cinta, Yandari begitu perduli padamu juga”. Beo Jin menjadi tambah kesal. “Kenapa tiba-tiba mengungkit Yandari, jangan bicara omong kosong lagi dan cepat tidur. Besok masih harus melakukan perjalanan panjang”ucap Beo Jin pada Yan yang nyata-nyata sudah tertidur lebih dahulu (mungkin bagi Yan, ocehan Beo Jin sebagai lagu pengantar tidur).
Park Kyu masih tidak sadarkan diri. Pak tua berusaha mengobati luka Park Kyu. “Sementara tidak apa-apa, meskipun pakai obat penahan darah untuk menahan darahnya, lukanya disebabkan oleh panah. Jadi setelah bangun nanti, lebih baik bawa ke tabib”. William mengucapkan terima kasih dan hal itu membuat pak tua semakin terkejut,“kami bukan orang jahat, dalam perjalanan saya ke Nagazaki, saya berlabuh di Tamra dan Park Kyu ingin melakukan perjalanan ke Hanyang, makanya kami memutuskan berjalan bersama-sama. Tapi tiba-tiba muncul orang jahat”ucap William berusaha menjelaskan. “Aku sudah mendengarnya, tetapi aku tidak menyangka bisa bertemu denganmu di utan seperti ini” ucap pak tua sambil tertawa.
Pak tua kemudian menyuruh William untuk beristirahat.
Keesokan harinya, Yan bersiap-siap melanjutkan perjalanan. Beo Jin masih tertidur dan Yan tidak berniat untuk membangunkannya (Yan ingin meninggalkan Beo Jin). Baru beberapa meter Yan berjalan, Yan tidak sengaja bertemu dengan penjaga.
Mereka merasa heran melihat Yan yang berjalan sendirian di hari yang masih sangat pagi. Yan berusaha menjelaskan kalau dirinya sedang buru-buru ingin naik kapal. “Keadaan sangat tidak aman, Tuan Pelaksana yang melakukan perjalanan ke Hanyang tiba-tiba menghilang dan pengawalnya ditemukan mati”ucap salah satu penjaga. Yan sontak terkejut, “mati, orang barat juga ikut terbunuh?”. Para penjaga merasa heran dengan keterkejutan Yan, mereka juga sama sekali tidak mengungkit-ngungkit tentang orang barat. Yan bukan orang yang bodoh dan mempunyai banyak ide, Yan mengatakan kalau berita tentang penangkapan orang barat sudah tersebar luas.
Yan tidak ingin berlama-lama berdebat dengan para penjaga dan berpamitan pergi. Para penjaga tetap menaruh kecurigaan pada Yan dan meminta Yan untuk menunjukkan tanda pengenalnya. Yan mulai mencari tanda pengenalnya, namun sama sekali tidak dapat menemukannya. Penjaga akhirnya memutuskan membawa Yan ke pejabat.
“Abang”teriak Beo Jin tiba-tiba. Beo Jin sudah mengganti pakaian menjadi Hanbok. “Abang, kenapa kau terus meninggalkan ini, walaupun buru-buru ingin naik kapal tetapi kau tidak boleh melupakan tanda pengenalmu”ucap Beo Jin dan menunjukkan tanda pengenal Yan kepada penjaga. Para penjaga mengangguk-nganggukkan kepalanya mendengar penjelasan Beo Jin.
“Ayo cepat, ibu….”.
“Tunggu sebentar kenapa nada bicaramu terdengar sangat aneh”ucap salah satu penjaga. Beo Jin tiba-tiba menguap, “oh ini pasti karena terlalu dingin”ucap Beo Jin berkilah “Abang penjaga pagi-pagi sudah merepotkan kalian”tambah Beo Jin dan tersenyum semanis-manisnya.
“Ah, benar-benar cantik. Kalian silahkan teruskan perjalanan”ucap penjaga lainnya ikut tersenyum dan mempersilahkan Beo Jin dan Yan pergi.
Beo Jin menarik Yan ke tempat sepi dan meminta penjelasan tentang ucapan penjaga yang mengatakan kalau Yandari menghilang dan ada beberapa orang yang mati. Yan tidak yakin jika William termasuk salah satu dari mereka, Yan berpendapat kalau William dan Park Kyu pasti bersembunyi di suatu tempat di dalam hutan dan mereka harus kembali ke tempat menghilangnya Park Kyu.
Park Kyu akhirnya sadar. Park Kyu mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan dan heran melihat William tertidur di depannya. Park Kyu berusaha untuk duduk dan pak tua yang mendengar suara dari kamar tiba-tiba masuk.
“Kamu siapa dan ini tempat apa?”tanya Park Kyu curiga.
“Sepertinya kamu sangat penasaran dan sangat ingin tahu ini dimana. Saat aku mengobatimu, aku menemukan ini di tubuhmu”ucap pak tua dan memberikan medali milik Park Kyu.
“Apakah ada orang lain yang melihatnya?”tanya Park Kyu.
Pak tua menggeleng,“mana mungkin, aku meninggalkan kota dan hidup sendirian di sini. Masih ingat dua hari yang lau, kamu bertaruh dengan kematian”.
Park Kyu tiba-tiba mengingat saat dirinya terluka dan ditarik William ke atas kuda. “Kalau begitu…..”
“Dia menggendong dirimu yang pingsan sampai di sini. Kamu mengeluarkan banyak darah, terlambat sedikit saja, nyawamu pasti akan melayang”ucap pak tua dan melihat William yang masih tertidur.
William perlahan-lahan membuka mata dan senang melihat Park Kyu akhirnya sadar. “Aku berhutang nyawa padamu, kita sebaiknya berangkat saja”ucap Park Kyu dan berusaha berdiri.
“Park Kyu kesehatanmu lebih penting, istirahatlah sedikit lagi”ucap William menasehati. Pak tua juga menasehati Park Kyu untuk beristirahat sejenak dan berpamitan ke pasar untuk membeli obat-obatan dari tabib.
Pak tua tidak memiliki uang jadi dia harus menukar obat-obatan dengan sebuah guci kesayangannya. Baru saja pak tua pergi, Chi Young tiba-tiba datang dan bertanya kepada tabib apa ada orang yang membeli obat untuk mengobati luka panah. Tabib terlihat ketakutan dan dengan terbata-bata memberitahukan jika orang yang dimaksud baru saja pergi.
Park Kyu memutuskan duduk di luar dan menghirup udara bebas. Sedangkan William terlihat antusias mengeluarkan guci dari tempat pembakaran. (pada tahu kan chingu, hobby William yang senang mengumpulkan benda-benda unik).
“Kenapa kamu tidak lari, kamu sebenarnya bisa meninggalkanku sendirian dan lari”tanya Park Kyu
William tertawa, “kalau begitu setelah kamu sadar, kamu berharap aku tidak ada ya?”.
“Kamu tidak membenciku karena membawamu ke Hanyang?”tanya Park Kyu lagi.
“Membawaku ke Hanyang bukan tanggung jawab Park Kyu. Aku tidak akan membencimu hanya karena masalah ini, aku akan membencimu mungkin karena masalah lain”ucap William.
“Sekarang masih memikirkan Beo Jin ya?”tanya Park Kyu namun William hanya terdiam
Pak tua kembali dari kota. Saat melewati sebuah batu besar, pak tua menambahkan sebuah batu berukuran kecil diatas tumpukan batu kecil.
Tidak lama kemudian terlihat Yan dan Beo Jin yang akhirnya sampai di dekat kediaman pak tua. Beo Jin lagi-lagi membuat ulah dengan mendorong Yan tanpa sengaja. Yan menjadi kesal melihat tingkah Beo Jin. Samar-samar Yan mendengar langkah kaki. Yan dengan cepat menggendong Beo Jin untuk bersembunyi.
Dan benar saja, Chi Young dan antek-anteknya sedang menuju ke kediaman pak tua sekaligus tempat persembunyian Park Kyu dan William. Pak tua menyadari kehadiran orang asing dan mempercepat langkahnya. Dari balik pohon Yan dan Beo Jin terus memperhatikan mereka.
“Apa benar di sana William dan Park Kyu bersembunyi?”tanya Beo Jin khawatir.
“Kalau tidak, kenapa mereka bisa mencari ke tempat yang begitu sepi”jawab Yan dan tetap siaga.
Beo Jin kembali mengingat ucapan penjaga tadi pagi tentang mengilangnya Park Kyu dan adanya perampok hutan.
“Kalau begitu mereka adalah perampok hutan, kita harus memberitahukan William dan Park Kyu”ucap Beo Jin panik dan berlari menuju persembunyian Park Kyu dan William.
Chi Young dan antek-anteknya mulai memporakpandakan seisi rumah pak tua. Mereka bahkan memecahkan guci-guci yang baru saja selesai dikerjakan pak tua.
“Kalian siapa, kenapa masuk rumah orang sembarangan”teriak pak tua dan mencoba menghalangi Chi Young.
Chi Young tetap masuk dan tidak mengindahkan pak tua. Chi Young tiba-tiba berhenti dan merasa aneh dengan susunan batu di dekatnya. Baru saja Chi Young ingin mendekat dan memeriksanya, Pak Tua tiba-tiba berbicara, “katanya pejabat akan datang memeriksa, kenapa begitu cepat sudah sampai. Saya dengar kalian akan segera kemari tapi tidak menyangka akan secepat ini, kalian bergerak sangat cepat. Saya tinggal sendirian di sini dan takut jika perampok hutan tiba-tiba muncul. Tiap kali saya melapor kalian selalu bilang akan datang,…. Tapi akhirnya tidak datang juga, tetapi tidak menyangka baru melapor sudah datang. Kalian menghancurkan barang-barangku, kalian tahu ini sangat penting bagiku, kamu harus ganti rugi baru pergi”ucap pak tua. Pak tua sengaja melakukannya dan berkomentar panjang lebar agar Chi Young segera pergi begitu mendengar jika pejabat akan datang.
Tidak menemukan apa-apa, Chi Young memutuskan pergi meskipun nalurinya mengatakan kalau Park Kyu dan William pasti sedang bersembunyi di tempat pak tua. Sementara itu Beo Jin dan William terus mnegamati tindak tanduk mereka.
Pak tua mengetuk batu yang sempat dilihat Chi Young tadi.
“Sekarang sudah bisa keluar”ucap pak tua. Tiba-tiba Beo Jin dan Yan muncul, “kalian siapa?”tanya pak tua terkejut.
“Tunggu dulu”ucap Beo Jin sedih dan melihat ke sekeliling. Beo Jin terduduk di tanah,ternyata William dan Park Kyu tidak ada.
Tiba-tiba batu yang diketuk pak tua tadi hancur berantakan. Dari dalam batu keluar William dan disusul Park Kyu.
“William”panggil Beo Jin sedih.
“Beo Jin”ucap William terkejut.
“Yandari”panggil Beo Jin lagi.

Written by Dewi Rf and Pictures By Iis Rf @PelangiDrama

sumber: pelangidrama.net

Tamra The Island – Episode 09

Dibuka dengan adegan Yi Bang yang memergoki Park Kyu sedang membantu Beo Jin turun dari tembok sebuah rumah yang mereka panjat (rumahnya tetua). Melihat hal tersebut, tentu saja yang terlintas dipikiran pria itu adalah perbuatan Park Kyu yang dinilai amoral. Dirinya menyangka mereka berdua sedang akan berbuat mesum. (Separah itukah Park Kyu di mata Yi Bang??? Parah abis, muhahaha – tapi dimataku tidak aru, oppa sangat baik muhaha^^-iis)

“Untuk seorang bangsawan, caramu bermain wanita telah menjadi sebuah kebiasaan. Atas dasar apa kau memanjat tembok ke rumah itu? Apa kau mencoba mencari tempat untuk bermesraan?”tanya Yi Bang sinis.

Belum sempat Park Kyu menjawab, William sudah keburu turun dari tembok itu. Alhasil, Yi Bang pun terkejut melihat ada orang asing dihadapannya. Keadaan berubah menjadi buruk. Beo Jin berusaha melindungi William dari Yi Bang dengan mengatakan kalau William bukan orang jahat. Beo Jin memohon agar Yi Bang tidak menangkapnya.

“Omong kosong apa ini! Apa yang kalian berdua lakukan dengan menyembunyikan orang asing?!”. Yi Bang pun murka karena menganggap Park Kyu dan Beo Jin telah menyembunyikan hal ini dari dirinya. “Aku akan hukum kalian bertiga! Bersiaplah, kalian tidak akan bisa lari lagi kali ini”ancam Yi Bang.

“Tidak, jangan!” Beo Jin memohon sambil menangis.

Saat Yi Bang mencoba mendekati William, Park Kyu berusaha menghalangi Yi Bang. Meski pria paruh baya itu menyuruhnya minggir, dia tetap berusaha mencegah Yi Bang menangkap William. Bahkan dirinya berani menyentuh bahu polisi itu.

“Ada sesuatu yang ingin saya katakan pada Anda” Perlahan Park Kyu melepaskan genggaman tangannya dari bahu Yi Bang.

Yi Bang hanya diam dan memandang Park Kyu dengan rasa curiga.

Akhirnya Park Kyu mau tidak mau mengambil sesuatu dari dalam bajunya dan memperlihatkannya kepada Yi Bang. Pria itu pun terkejut karena ternyata benda itu adalah sebuah medali emas yang menandakan bahwa Park Kyu adalah seorang inspektur rahasia kerajaan. (Ih waw!)

Beo Jin membawa kembali William ke rumah tetua. Di sana mereka bertemu dengan pembantu setia sang tetua. Beo Jin pun bertanya tentang keberadaan Yi Bang.

“Apakah Yi Bang sudah pergi?”tanya Beo Jin panik.

“Apa kau salah seorang yang menyembunyikannya (William)?”

“Aku bisa katakan dia akan serta merta menggeledah ruangan”jelas Beo Jin.

“Kau melakukannya dengan baik”puji pria itu. “Ini sudah larut, kau harus segera pulang sekarang”.

“Baik”.

Lalu Beo Jin segera menyuruh William kembali ke tempatnya. Sebelum mereka berpisah, Beo Jin memberikan isyarat kepada William itu untuk diam. William pun mengangguk tanda dia mengerti.

Di sebuah tempat makan, Park Kyu dan Yi Bang terlibat sebuah percakapan yang serius dimana Park Kyu akhirnya memutuskan untuk menceritakan yang sebenarnya kepada Yi Bang.

“Saya telah melakukan tindakan yang tidak termaafkan dan tidak memperhatikan pangkat Anda sebelumnya”kata Yi Bang yang kemudian menundukkan kepalanya pada Park Kyu. Yi Bang merasa bersalah karena telah memperlakukan Park Kyu dengan buruk.

Park Kyu juga mengerti kondisinya saat itu dan memaklumi perbuatan Yi Bang. Dia lalu menyuruh polisi itu duduk. Park Kyu akhirnya menjelaskan alasannya menyembunyikan identitas dirinya yang sebenarnya.

“Karena pemerintah yang mengirimku, aku tidak bisa mengungkapkan identitasku begitu saja. Aku pikir andalah pelakunya, bahkan kita”.

“Apakah Anda kemudian melihat saya?”

“Tidakanmu mencurigakan dan membuatku menghubungkanmu dengan para pencuri, itulah kecurigaanku”ucap Park Kyu penuh wibawa. (biasa diintimidasi mulu sama Yi Bang, wkwkwkwk)

“Ketika saya pergi mengawasi barang-barang yang dikirim kepada tetua, saya melihat Anda diam-diam masuk ke sana”kata Yi Bang polos.

Sadar perkataannya takut menyinggung Park Kyu, Yi Bang langsung meminta maaf. Park Kyu hanya tersenyum, dia mengerti alasan Yi Bang mencurigainya saat itu. Park Kyu juga lega karena sekarang dia tahu kalau Yi Bang berada di pihaknya. Topik pembicaraan pun beralih kepada William.

“Apa rencana Anda pada orang asing itu?”tanya Yi Bang.

“Jika kita kita mencemaskan mereka sekarang, ini hanya akan menyulitkan kita untuk fokus pada masalah saat ini. Jadi aku memintamu untuk mengabaikannya. Saat aku kembali, aku akan membawanya bersamaku”.

Yi Bang hanya bisa menuruti kata-kata pemuda itu. Lagi pembicaraan mereka beralih. Kali ini Yi Bang menyinggung tentang hubungan antara Park Kyu dan Beo Jin. Agar tidak terjadi kesalahpahaman dengan segera dirinya menjelaskan kepada pria tersebut bahwa mereka tidak memiliki hubungan apa-apa (padahal dalam hati mah ngarep, kekeke). Itu semua dia lakukan hanya untuk menutupi identitasnya yang sebenarnya, bukan karena dirinya punya perasaan khusus pada gadis itu. Tapi sayangnya, Yi Bang hanya bermaksud menanyakan apakah Beo Jin tahu mengenai identitas Park Kyu yang sebenarnya atau tidak. Cowok itu menjadi salah tingkah mendengarnya dan mencoba menutupinya dengan berpura-pura memanggil pelayan. (Ow ow aku ketahuan lalala~, wkwkwkwk)

Beo Jin sedang duduk sendirian dengan memegang sekuntum bunga. Tidak lama, Park Kyu melintas dihadapannya dan dengan segera gadis itu menghampirinya. Namun rupanya Park Kyu masih kesal dengan perbuatan Beo Jin tadi dan tidak mengidahkan gadis itu. Beo Jin pun segera mengejar Park Kyu yang sudah pergi meninggalkannya kembali menuju rumah keluarga Jang.

Melihat kedatangan putrinya dengan Park Kyu menuai pertanyaan dari kedua orang tua Beo Jin yang sedang menganyam sepatu jerami.

“Dari mana saja kau bersamanya selarut ini?”tanya ayahnya penasaran.

“Ada apa? Ada apa dengan ekspresimu?”. Sang ayah kembali bertanya.

Ibu Beo Jin yang masih menyangka mereka berdua berpacaran mencoba membelanya.

“Apakah dia tidak pernah punya ekspresi bahagia sebelumnya? Aku rasa kita harus masuk. Ayo. Ayo”ajak istrinya menyuruh suaminya itu masuk ke rumah.

“Pastikan untuk membicarakannya”kata sang ibu sebelum pergi.

Setelah orang tuanya berlalu, Beo Jin langsung mencecar Park Kyu dengan beberapa pertanyaan. Gadis itu masih bingung dengan tindakan Y Bang yang tidak jadi membawa Willian dan mendengarkan perkataan Park Kyu. Dia juga ingin tahu apa yang dibicarakan oleh mereka berdua. Park Kyu berusaha mengalihkan topik pembicaraan Beo Jin dengan menanyakan keadaan William, tapi yang ada gadis itu malah meragukan status Park Kyu sebagai seorang ‘yandari’ (orang yang diasingkan). Park Kyu terus mengelak yang akhirnya membuat Beo Jin kesal. Gadis itu tetap ingin Park Kyu memberitahukan yang sebenarnya.

“Kenapa kau datang ke Tamra? Kau pasti bukan benar-benar seorang yandari kan?! Kau hanya datang untuk mengurusi bisnis dan berencana pergi setelahnya!”cecar Beo Jin.

“Itu tidak benar”jawab Park Kyu kalem. (kalem??? Bahasa tahun berapa yak, muhahaha)

“Apa itu benar?”tanya Beo Jin tidak percaya.

“Iya, sekarang kau masuklah dan istirahat”. Park Kyu menenangkannya.

“Jangan beritahu yang lain tentang apa yang terjadi hari ini. Bila kau membocorkannya, maka orang pertama yang dalam bahaya adalah William. Hati-hati dengan apa yang kau ucapkan” pesan Park Kyu sambil memperingatkannya.

Beo Jin pun mengangguk tanda mengerti dan seketika memegang bibirnya sebagai tanda dia tutup mulut, tapi yang ada gadis itu malah jadi ingat dengan kejadian ketika Park Kyu menciumnya (kekekeke). Akibatnya Beo Jin kemudian menyindir Park Kyu atas perbuatannya itu.

“Siapa di dunia ini yang menutup mulut seseorang dengan mulutnya?”

“Kau pikir aku melakukannya karena aku menginginkannya?”. Park Kyu menjadi salah tingkah. “Itu hanya tindakan untuk mencegahmu menciptakan masalah”ucapnya membela diri.

“Meski demikian…”

Belum menyelesaikan perkataannya, Beo Jin langsung berlari menuju kamarnya meninggalkan Park Kyu yang hanya tersenyum. Sesampai di kamar, Beo Jin kembali senewen mengingat ciumannya dengan Park Kyu, sedangkan Park Kyu sendiri terlihat membuka suatu kotak kecil berisi bubuk putih yang berkilauan. (Whats that?)

Keesokkan harinya di kantor polisi, salah satu petinggi Yi Bang memarahi Yi Bang yang telah tanpa izin memasuki kediaman tetua. Pria itu pun segera bersujud dan meminta maaf kepada orang tua tersebut yang juga sedang berada di sana. Sang pimpinan menilai pria itu sudah bertindak seenaknya dan melanggar peraturan. Oleh karena itu untuk sementara waktu kekuasaan Yi Bang dicabut. Dia lalu menyuruh Yi Bang untuk kembali ke rumahnya sampai menunggu kabar darinya lebih lanjut. (Kasian si om…)

Di tempat lain, Beo Jin yang masih curiga dengan Park Kyu berusaha membututinya tapi sayangnya ketahuan. Meski sudah diketahui, Beo Jin tetap saja berpura-pura. Park Kyu tidak ambil pusing dan langsung menanyakan alasan gadis itu mengikutinya.

“Kenapa kau mengikutiku?”

“Semalam aku benar-benar memikirkan tentang itu, tapi ada sesuatu yang aneh”

“Apa itu?”tanya Park Kyu bingung.

“Bisakah kau mengatakan padaku yang sebenarnya? Yi Bang…”

“Tidakkah aku sudah memberitahumu kalau aku tidak punya apa-apa lagi untuk kukatakan kepadamu?”, potong Park Kyu karena dirinya sudah memberitahukan semuanya pada Beo Jin.

“Terakhir aku mengatakan padamu yang sebenarnya! Jadi bagaimana bisa kau katakan itu kepadaku?” Beo Jin bersikeras menganggap Park Kyu tidak berkata yang sebenarnya.

Merasa kesal dengan ulah Beo Jin, Park Kyu memutuskan pergi meninggalkan Beo Jin yang juga kesal padanya.

Adegan berpindah ke kota Nagasaki, Jepang di mana Seo Rin melakukan tindakan yang tidak disangka-sangka yaitu membanting guci-guci. Ternyata hal itu dilakukannya untuk memberi peringatan kepada salah satu kliennya tentang nilai dari barang-barang asal Cina di dunia barat. Wanita itu juga berkata kalau Chosun (Korea) merupakan tempat terbaik mendapatkan semua barang-barang itu dan dia pun kembali membanting kembali guci-guci itu. Namun belum sempat membanting, sang klien yang merupakan orang Jepang menghentikannya. Seo Rin berhasil membujuk pria itu untuk berbisnis padanya dan untuk lebih meyakinkannya dia juga menjamin kalau yang mereka peroleh hanyalah keuntungan. Sebagai tanda sepakat, orang Jepang itu menyerahkan sekotak besar berisi batang-batang perak kepada Seo Rin.

Setelah itu, salah seorang pegawai Seo Rin rupanya khawatir dengan tindakan sang bosnya itu. Dia berpesan agar Seo Rin tidak menjadi musuh kliennya itu. Pegawainya juga menjelaskan akibatnya bila wanita itu mencoba berkhianat. Mendengar hal itu, Seo Rin tampak tidak takut sedikit pun. Dirinya beranggapan kalau semakin besar bahaya dalam berbisnis maka semakin besar juga keuntungan yang akan diperolehnya (matre!) dan kadang mereka perlu menggandeng tangan musuhnya itu.

Beberapa saat kemudian sang orabunni, Chi Young datang melapor kalau ada kliennya yang berusaha memutuskan kerja sama dengan Seo Rin dan menjalin kerja sama dengan ‘sangdan’ selain milik wanita itu.

“Ada kabar kalau perusahaan Dong In Do berencana bekerja dengan perusahaan lain selain perusahaanku. Apa itu benar?”tanya Seo Rin.

“Jika kalian meninggalkan kami dan berkerja dengan yang lain, rencana kalian untuk menggunakan Jeju (Tamra) sebagai pusat perdagangan tidak akan terjadi”. Wanita itu memperingatkan kliennya.

“Rencana kami adalah untuk bekerja sama dengan Anda, Seo Rin Sangdan, hanya saja apa pun yang dibicarakan oleh yang lainnya itu hanya sekedar rumor”.

“Jika kalian mengkhianati perusahaan dagang kami, kalian harus ingat bahwa Ding In Do tidak akan menapakkan kakinya di pulau Chosun”.

Setelah mengancam kliennya itu, Seo Rin pun langsung berlalu. Yan rupanya ikut mendengarkan apa yang mereka bicarakan. Dia beranggapan kalau mereka tidak akan kehilangan apa pun meski berencana berbisnis dengan dua sumber yang berbeda. (Kya~! Yan so cool. xD)

Seo Rin sendiri tampak sangat kesal dengan kliennya itu. Untuk mencegah pengkhianatan itu terjadi, wanita itu menyuruh Chi Young kembali ke Tamra untuk bertemu sang tetua dan mengawasi utusan resmi pemerintah yaitu Park Kyu (So she knew the truth).

Di sebuah tempat persembunyian terlihat sekelompok pria tengah berlatih mengayunkan tombak dan secara mengejutkan si tetua juga berada di sana. Rupanya orang tua itu berniat mendirikan negaranya sendiri di tanah Tamra.

Kemudian scene beralih diaman sang orabunni Chi Young dan Yan ternyata berada dalam satu kapal yang sepertinya menuju pulau Tamra.
Beralih ke Tamra, tepatnya di kediaman tetua desa tempat William sementara tinggal. Di sana rupanya Beo Jin sedang menengoknya dan senang karena William membuatkannya sebuah boneka (aih, gak nyangka, kekeke).
“William, ini bagus sekali! Kau sangat berbakat ya?”tanya Beo Jin pada William yang sedang menyangrai biji kopi.

“Sejak batu berpori, tidak akan sulit membuatnya”katanya sambil tersenyum. (ow, jadi itu boneka dari batu toh)

Tidak beberapa lama, tetua pun muncul dihadapan mereka dan menyapa Beo Jin. Dia rupanya penasaran dengan apa yang dimasak oleh William setelah mencium aroma yang asing. William menjelaskan kalau itu adalah kopi, bawaannya dari Inggris yang sudah seperti teh di negaranya. Pemuda asing itu dengan senang hati akan membagikannya kepada tetua bila dia menginginkannya. Akhirnya agar adil, orang tua itu menyuruh Beo Jin dan William untuk mengumpulkan para penduduk agar mereka juga bisa menyicipi kopi William. Beo Jin tentu saja senang melihat William diizinkan keluar rumah meski hanya sebentar. (maklum, tahanan rumah statusnya)
Sementara itu di desa, Park Kyu yang ikut membantu para penduduk mengangkat barang diam-diam diperhatikan oleh ibu Beo Jin (calon menantu yg rajin, wkwkwkwk). Melihat hal tersebut membuat wanita itu menjadi bersemangat. Kemudian di tengah kesibukkan, tetua dan pengawal setianya menghampiri mereka.
“Aku telah menyiapkan makanan untuk kalian semua yang telah bekerja keras”ucap pria tua itu penuh wibawa. Mendengar hal itu tentu saja para penduduk sangat senang karena dijamu.
“Kita semua harus pergi.”
Namun para polisi menggoda penduduk dan berkata kalau mereka harus segera mengantar barang-barang pajak tersebut ke kantor Jeju. Mereka hanya tertawa mendengar leluconnya. Setelah itu perhatian tetua terfokus kepada Park Kyu yang juga turut mengundangnya.
“Kenapa kau tidak ikut saja bersama kami?”
Park Kyu tidak menjawab. Di hadapannya secara sembunyi-sembunyi, sang Yibang ternyata juga ikut mengawasi tetua dan ini sepertinya atas perintah Park Kyu.
Di tempat lain, William yang sementara bisa bebas sedang meracik kopi dibantu oleh Beo Jin dan adiknya untuk disajikan kepada para penduduk desa. Teman-teman Beo Jin satu persatu mendatangi mereka dan penasaran dengan apa yang dimasak oleh gadis itu.
“Beo Jin, apa ini semua?” tanya Ibu Kkeut Bon.
“Ini kopi.”
“Ko-pi…?” ujar mereka bertiga bebarengan dengan nada penasaran.
“Ini adalah teh yang kami minum di Inggris, ini sangat baik jadi pastikan semua ikut mecobanya.” ucap William memberi penjelasan singkat kepada ketiga wanita tersebut.
Akhirnya para penduduk pun ikut menyicipi minuman unik tersebut dimulai dari Ibu Kkeut Bon. Wanita itu baru pertama kali meminumnya dan disusul dengan penduduk lainnya. Karena belum terbiasa, ada yang langsung memuntahkannya.
“Bagaimana rasanya?”
“Ini sangat pahit.” kesan Ibu Kkeut Bon pada minuman kopi. (ya iyalah, orang gak pake gula)
“Ini pasti seperti sejenis obat!” teriak wanita satu lagi. Tanpa ragu dia pun meminumnya dan akhiranya semuanya ikut mencicip.
Tidak lupa Beo Jin menyuruh para penduduk untuk berterima kasih kepada William yang telah membagi-bagikan minuman tersebut secara gratis dimana yang lainnya langsung menyerbu mereka (denger gratisan, wkwkwkwk). Sementara itu, tidak jauh dari tempat pembagian kopi, tetua sedang bercakap-cakap dengan orang tua Beo Jin beserta Park Kyu.
“Aku ingin berterima kasih kepada semuanya.” Ucap si tetua memulai pembicaraan.
“Karena bantuan Anda, tahun ini menjadi lebih mudah.” Ibu Beo Jin mencoba merendah.
“Sayangnya kita tidak bisa menyimpan barang-barang ini untuk Tamra. Jika saja kita bisa menggunakannya untuk kepentingan para penduduk, kita mungkin akan mendapat hidup yang lebih baik.” Kata sang tetua lagi. Yang lain hanya bisa diam dan Park Kyu sesekali memandang pria tua itu. “Saat kita tidak dipajak oleh Chosun, hidup kita di sini lebih kaya. Bila Tamra mengingat Tamra, mungkin kita akan lebih baik.” Rupanya secara diam-diam tetua mencoba menghasut mereka dengan omongannya tersebut.
“Jika barang tersebut bukan untuk jinsangpoom (pencuri barang pajak), kita tidak harus menjalankan hidup yang sulit.” Ternyata Ayah Beo Jin memiliki pandangan berbeda darinya.
“Jinsangpoom yang sangat besar bisa jadi beban tetapi Tamra masih milik Chosun.” Tambah Park Kyu. “Barang-barang itu bisa digunakan dengan baik untuk menolong kekuatan negara kita. Jika saja mereka tidak sering mencuri, mungkin tidak akan berdampak pada hidup para penduduk.” Pemuda itu secara tidak langsung menyinggung sang tetua.
“Kau berpikir seperti seorang berpendidikan dari luar negeri yang berbeda dengan kami.” Balas si tetua pada Park Kyu. Pemuda itu tidak menjawab karena dia masih menyembunyikan identitas yang sebenarnya.
Yi Bang menghampiri kedua anak buahnya dan menyuruh untuk bersiap-siap (sepertinya mau menyerbu markas para jinsangpoom).
Park Kyu yang telah selesai berurusan dengan tetua, kemudian menghampiri Beo Jin dan William yang sedang membagi-bagikan kopi. Beo Jin lalu memberikan semangkuk kecil minuman itu untuk dicicipi Park Kyu. Alhasil, Park Kyu sama seperti yang lain pas pertama kali meminumnya (mukanya gak nahan, wkwkwkwk) alias terkejut dengan rasanya yang pahit. Melihat hal tersebut, Beo Seol menawarkan madu untuk dicampur ke kopi Park Kyu agar tidak terasa begitu pahit. Seperti biasa, Kkeut Boon yang juga berada di situ langsung menempel pada Park Kyu. Gadis genit itu memesan semangkuk besar kopi dengan banyak madu. Sebelumnya William kembali mengingatkannya agar tidak meminum terlalu banyak atau dia akan kesulitan tidur (like me, kekeke).
Salah satu penduduk rupanya tertarik dengan patung boneka beruang kecil yang dibuat oleh William. Pria itu sangat terkesan dengan hasil kerajinan William dan mengakui bakatnya sebagai seorang seniman (gak penting). Ibu Beo Jin mendatangi anaknya yang sedang membagikan kopi.
“Apakah ini yang disebut…kopi?” tanya wanita itu.
“Ibu, kau juga harus mencobanya.” Kata Beo Jin sambil memberikan semangkuk kopi.
“Aku baik-baik saja tanpa ini, tetapi pastikan untuk menyisakannya buat Park-songbae (mgkn artinya kurang lebih kyk ‘guru’).” Pesan ibunya.

“Park-songbae?”ucap Beo Jin bingung.

“Yandari… Kita perlu memanggilnya dengan nama yang tepat.”
“Ibu, kenapa kau bersikap seperti ini belakangan?” Beo Jin kembali heran dengan tingkah ibunya yang kelihatan sangat mempedulikan Park Kyu. Namun sang ibu tidak memberinya penjelasan.
“Jaga dia baik-baik.” Kata wanita itu yang lalu pergi meninggalkan putrinya yang masih tidak mengerti. Kemudian Beo Jin segera menatap Park Kyu yang masih berada di situ. Sedang perhatiannya beralih ke gerak-gerik tetua dan pengawal setianya yang makin mencurigakan.
Adegan beralih ke tengah hutan dimana para petugas Yi Bang sedang mengawal barang-barang pajak untuk diserahkan ke kantor Jeju. Tiba-tiba diperjalanan, mereka dihadang oleh sekelompok orang yang mengaku sebagai polisi Jeju yang bertugas untuk mengamankan barang pajak.
“Kami Polisi Jeju datang ke sini untuk mengamankan barang-barang pajak.” Kata salah satu dari mereka.
Petugas Yi Bang tentu saja curiga dengan kedatangan para polisi tersebut.
“Kenapa kalian semua datang kemari? Lagi pula kami akan mengantarkannya ke sana.”
“Karena pencurian akhir-akhir ini, kami dikirim ke sini untuk mengamankannya.” Polisi itu memberi alasan agar para petugas Yi Bang tidak curiga.
Akhirnya para Yi Bang mempercayai ucapannya dan menyerahkan semua barang-barang pajak kepada mereka. Tidak jauh dari tempat itu, Yi Bang secara diam-diam mengawasi. Rupanya ini sebuah pancingan yang diperintahkan oleh Park Kyu agar dia bisa mengetahui markas mereka dan dengan sengaja menyuruh anak buahnya berbuat demikian. Sementara Park Kyu mengikuti sang tetua pergi dan kemudian pemuda itu tanpa sadar diikuti oleh Beo Jin secara diam-diam (ini apa siy? Malah ikut-ikutan gini, kekeke).
Yi Bang akhirnya berhasil menemukan markas rahasia para pencuri itu yang tidak lain menyamar sebagai Polisi Jeju tadi. Park Kyu yang sedang mengawasi si tetua terkejut setengah mati saat Beo Jin tiba-tiba ada di belakangnya. Dia segera menyuruh gadis itu untuk segera pulang, tapi Beo Jin berdalih kalau dia mengikuti Park Kyu karena perintah ibunya. Park Kyu tetap memaksa Beo Jin pulang dan akibatnya Beo Jin secara tidak langsung malah membuat keributan yang hampir membuat mereka berdua ketahuan. Melihat sasarannya pergi, Park Kyu sekali lagi berusaha membujuk Beo Jin untuk kembali.
“Beo Jin, dengarkan aku baik-baik. Apa pun yang terjadi, kau tidak boleh meninggalkan Sanbanngol.” Kata Park Kyu dengan raut serius sembari memegang bahu gadis itu. “Dan juga kau tidak boleh pergi ke rumah ritual tetua.”
“Kenapa?” tanya Beo Jin tidak mengerti. “Apa alasannya?”
“A…Aku tidak ingin sesuatu terjadi kepadamu. Berjanjilah!” Park Kyu menatap tajam Beo Jin. Gadis itu pun menjadi salah tingkah dan lalu melepaskan tangan Park Kyu dari bahunya.
“Aku tidak tahu apa yang terjadi, tapi aku akan menemui William. Yandari, kau juga harus berhati-hati.” Beo Jin berpesan sebelum dirinya kemudian pergi. Setelah itu dengan segera Park Kyu menyusul si tetua tapi sayang dia sudah kehilangan jejaknya. Tidak lama, pemuda itu melihat sebuah asap yang mengepul ke udara.
Tetua yang baru tiba di markas rahasianya juga menyadari hal itu dan mencurigai. Dia pun menyuruh pengawalnya untuk menyelidiki asap itu.

Ternyata asap yang dilihat tetua dan Hyang Dol adalah berasal dari kayu yang dibakar Yi Bang. Yi Bang merasakan sesuatu mendekat. Seseorang tiba-tiba mengarahkan pedang tepat di leher Yi Bang. Yi Bang sontak terkejut namun dengan cepat dan diam-diam mengambil sebuah kayu panjang yang tergeletak tepat disampingnya. Perkelahian pun tak bisa terhindarkan. Yi Bang kewalahan bahkan hingga terjatuh ke tanah. Pria tersebut sudah siap menusuk Yi Bang tepat di dadanya, namun Park Kyu yang sedari tadi membuntuti tetua datang pada saat yang tepat.

“Tuan”ucap Yi Bang pada Park Kyu yang datang menolongnya.

“Anda tidak apa-apakah?”tanya Park Kyu khawatir.

“Ya”jawab Yi Bang singkat dan dengan cepat mematikan kayu yang sedang dibakarnya agar tidak menimbulkan kecurigaan lagi.

Sementara Park Kyu terus mengamati pria yang sudah tidak berdaya di tanah dan mempunyai sebuah ide.

Yi Bang dan Park Kyu melihat tempat rahasia Tetua.

“Dalam gunung terpencil seperti ini ternyata masih ada tempat seperti ini”ucap Park Kyu.

“Aku mendengar kalau tukang besi sudah ditangkap, tidak disangka ternyata begitu”ucap Yi Bang memberitahukan informasi yang diketahuinya kepada Park Kyu.

“Aku tidak menyangka dia memiliki banyak tentara, aku akan tinggal lebih lama lagi di sini, sebaiknya anda kembali ke desa saja dan bersiap-siap”ucap Park Kyu.

“Bersiap?”tanya Yi Bang heran.

Tetua dan Hyang Dol melihat gudang penyimpanan barang.

“Barang sekarang telah sangat penuh, sekarang tinggal menunggu transaksi dengan Tim Dong Yin Du, asalkan transaksi berjalan lancar kita akan bisa pergi jauh”ucap Tetua senang dan kemudian pergi. Hyang Dol memeriksa tempat penyimpanan barang dan sangat terkejut saat mengetahui di dalamnya yang tersisa hanya cangkang sementara isi dari tiram sendiri sudah tidak ada. Begitupun dengan guci-guci yang lainnya hanya berisikan kayu saja.

Tetua yang baru saja keluar dari pintu terkejut melihat ekspresi Hyang Dol dari sela-sela dinding dan kayu yang sedang dipegang Hyang Dol. Tetua pun dengan cepat memeriksa sebuah guci yang berada tepat dihadapannya dan sama terkejutnya dengan Hyang Dol saat mengetahui isi dari guci tersebut adalah batu.

“Cepat cari orang yang pergi memeriksa asap tadi”ucap Tetua emosi pada Hyang Dol.

Hyang Dol ditemani dengan beberapa pekerja mulai mencari ke dalam hutan keberadaan orang yang disuruh memeriksa tadi. Hyang Dol melihat seseorang terikat di pohon dan memakai jubah putih. Di sampingnya kayu yang menimbulkan asap tadi masih mengeluarkan sedikit asap. “Cepat cari, mereka pasti belum jauh”perintah Hyang Dol pada yang lainnya. Rupanya Park Kyu sengaja melakukannya dan memakaikan jubah putihnya kepada orang yang hendak membunuh Yi Bang, sementara dirinya memakai pakaian orang tersebut.

Yi Bang mulai berlarian kembali ke desa sementara itu Park Kyu mulai mengamati Tetua dari kejauhan. Para pekerja sepertinya sengaja dilatih semaksimal mungkin, buktinya mereka sangat ahli dalam hal memanah.

Yi Bang terus berlari hingga berulang kali terjatuh karena Hyang Dol dan para tentara semakin dekat. Park Kyu mulai berbaur dengan pekerja lainnya.

Beo Jin dan William berjalan bersama. William tiba-tiba bertanya sesuatu kepada Beo Jin yang membuatmu Beo Jin sedikit terkejut.

“Beo Jin, menurutmu Park Kyu itu orang seperti apa?.

“Mana ada pertanyaan seperti itu? Dia tinggal di rumahku dan tidak mengerjakan apapun”jawab Beo Jin sedikit emosi.

“Aku juga ingin tinggal di rumahmu Beo Jin”ucap William

“Apa yang kau katakan, tinggal di rumah Tetua adalah hal yang terbaik”ucap Beo Jin sedih.

“Tapi di sana tidak ada Beo Jin”ucap William (Oh William, kan ada aku, hehehehe).

Beo Jin terkejut dan berhenti berjalan. Sekarang muka Beo Jin memerah seperti kepiting rebus karena ucapan William tadi, Beo Jin melihat tangannya yang sedaritadi digenggam William dan dengan cepat menariknya.

“Kamu berbicara seperti itu, mukaku jadi memerah”ucap Beo Jin memegang mukanya kemudian memukul lengan William.

“Ada cara apa lagi, hatiku ya seperti ini”ucap William tersenyum dan melihat Beo Jin. Beo Jin yang sedang menggigiti kukunya saking groginya tersenyum kepada William.

“Sudahlah William, kita sudah susah untuk keluar, aku ingin memperlihatkan sesuatu kepadamu”ucap Beo Jin.

Beo Jin mengajak William ke sebuah tempat, “Bagus kan”ucap Beo Jin ketika memperlihatkan sebuah tempat penampungan air yang terbuat dari batu dan kayu.

“Di tempatku juga ada alat seperti ini, kami sering menggunakannya untuk menampung air”ucap William senang.

“Benarkah, aku tidak percaya, walaupun wajah kita berbeda tetapi pemikiran kita sama, Wiliam ayo kita ke sana, masih ada hal yang menarik lagi, kita lihat apakah di tempatmu juga ada hal seperti itu”ucap Beo Jin.

Baru saja Beo Jin dan William meninggalkan tempat itu, Yi Bang tiba-tiba muncul dan berlari ketakutan. Yi Bang seketika terhenti saat melihat segerombolan orang datang menghadang dirinya dari dua sisi sekaligus. Yi Bang kewalahan menghadapi mereka, apalagi dirinya sama sekali tidak memiliki senjata apapun sebagai tameng.

Yi Bang terduduk lemas sambil memegang lengannya yang mulai mengeluarkan darah karena sabetan pedang para pekerja Tetua. Hyang Dol muncul, Yi Bang dengan sisa kekuatan yang dimilikinya berusaha berdiri.

“Kamu bisa mengerti Tamra berapa banyak?berani memutuskan akar nyawa kami”ucap Hyang Dol dan menatap tajam Yi Bang.

“Mencuri barang yang masuk bukan kesalahan biasa,kalian mungkin mengerti kan? Terhadap rakyat Tamra yang percaya dan mengikuti kalian adalah penipuan, mereka pasti tidak akan mengampuni kalian”ucap Yi Bang tak kalah emosinya.

Beo Jin dan William yang berada tidak jauh dari lokasi kejadian terkejut ketika mendengar suara ribut-ribut. Mereka diam-diam memperhatikan apa yang sedang terjadi dari kejauhan.

Hyang Dol yang tidak ingin kejahatan yang dilakukannya bersama Tetua diketahui oleh rakyat Tamra mengeluarkan pedangnya dan mengibas tubuh Yi Bang hingga Yi Bang kembali terluka dan terjatuh ke dalam sungai.

Beo Jin dan William sontak terkejut melihatnya. Beo Jin tanpa sengaja mengeluarkan suara pekikan yang memancing rasa keingin tahuan dari Hyang Dol dan para pekerja.

Hyang Dol dan para pekerja berhasil menemukan suara pekikan tersebut dan para pekerja dengan cepat mengejar William dan Beo Jin. Hyang Dol berjalan ke tempat persembunyian Beo Jin dan William. Hyang Dol menemukan sebuah pisau yang biasa digunakan Beo Jin untuk mengambil tiram.

Beo Jin dan William berlari dengan cepat. Namun sayang Beo Jin terjatuh.

“Beo Jin”ucap William.

“William, cepat pergi”teriak Beo Jin histeris. Para pekerja mulai mendekat dan menghalangi mereka agar tidak bisa pergi lebih jauh lagi.

“Tidak Beo Jin”ucap William. Salah satu dari pekerja siap-siap membunuh Beo Jin namun William dengan cepat berlari ke arah Beo Jin dan melindunginya dari sabetan pedang. William merintih kesakitan.

“William”panggil Beo Jin sedih dan mulai menangis. Hyang Dol sudah berdiri di belakang mereka dan siap-siap untuk mengarahkan pedang ke arah Beo Jin dan William lagi.

“Abang”mohon Beo Jin sambil menangis.

“Apa yang kamu lakukan?”teriak Tetua yang tiba-tiba muncul. Hyang Dol menurunkan pedangnya dan memberi hormat kepada Tetua.

“Jika kau membunuh orang asing, transaksi kita dengan Dong Yi Du akan gagal”tambah Tetua. “Tapi Tetua, orang asing dan Beo Jin sudah melihat semuanya”ucap Hyang Dol berusaha membela diri.

“Mereka masih bisa diperalat dan belum saatnya untuk membunuh mereka, cepat kurung mereka”perintah Tetua. Beo Jin dan William semakin ketakutan mendengarnya.

Park Kyu menyembunyikan baju penjaga yang dipakainya tadi. Park Kyu sama sekali tidak menyadari kehadiran Chi Young yang diam-diam mengikutinya.

Pria yang selalu mabuk dan pernah mendapati William memakai topeng dan menyangkanya adalah hantu buang air kecil di sungai. Dia mulai bernyanyi dan bersiul-siul ringan. Pandangannya kemudian tertuju pada sosok seseorang yang tergeletak di pinggir sungai. “Arrrrgggggghhhhhhhhhh”teriak pria tersebut ketakutan dan berlarian.

“Tolong, semuanya datang ke sini, Tuan Yi Bang telah mati”.(ketawa ngakak setiap melihat pria ini, hehehehe).

Para warga dan penjaga mulai berkumpul. Mereka bersama-sama mengangkat tubuh Yi Bang ke atas.

“Sebenarnya apa yang terjadi?”ucap penjaga sedih. Para warga yang lain pun terkejut dan tidak menyangka jika Yi Bang, sosok polisi yang terkenal kuat dan tegas akan tewas dengan cara yang mengenaskan.

Park Kyu yang baru saja kembali ke desa dan tidak sengaja melintas di tempat tersebut berlarian ketika mendengar ribut-ribut. Park Kyu memeriksa denyut nadi Yi Bang namun penjaga dengan cepat mengusirnya.

“Kenapa bisa seperti ini, ayo cepat angkat”perintah penjaga pada temannya yang lain. Park Kyu mulai menjauh dan hal itu menimbulkan rasa penasaran dari ke dua penjaga yang merupakan anak buah setia Yi Bang.

“Ada apa?”tanya ke dua penjaga heran.

“Dia masih hidup”ucap Park Kyu.

“Apa?”teriak penjaga bersamaan. Park Kyu berusaha menenangkan mereka dan menyuruh mereka diam.

“Harus memikirkan cara mengantarkannya ke tabib agar bisa diobati, mungkin saja masih ada harapan”.

“Benarkah?Tuan Yi Bang masih hidup”ucap ke dua penjaga senang.

“Satu hal lagi, kalian harus berjanji padaku satu hal, katakan Tuan Yi Bang telah mati dan sebarkan hal itu ke seluruh desa”tambah Park Kyu.

“Aapa, bukannya katanya masih hidup kan? Kenapa tiba-tiba harus mengatakan kepada semuanya kalau Yi Bang sudah meninggal?”tanya salah satu penjaga heran.

“Aku tahu kalian sudah mencuri barang hasil desa”ucap Park Kyu.

“Itu adalah perintah Tuan Yi Bang”ucap penjaga ketakutan.

“Lain kali kalian akan tahu semuanya, sekarang lakukan apa yang aku perintahkan sudah tidak ada waktu”ucap Park Kyu.

Ke dua penjaga berlarian menuju mayat Yi Bang yang sudah digotong. Mereka mulai menangis dan meneriakkan jika Yi Bang sudah meninggal. Warga yang lainnya kembali berdatangan dan terkejut mendengar berita tersebut.

“Tuan Yi Bang benarkah sudah meninggal?”tanya salah satu warga yang tak percaya.

“Kamu tidak lihat darah yang mengalir, sebenarnya siapa yang sudah melakukannya, dia sangat kejam”ucap warga lainnya.

“Banyak yang tidak suka dengan Yi Bang bukan cuma seorang”tambah yang lainnya.

“Sudahlah”ucap penjaga dan kembali menggotong mayat Yi Bang.

Park Kyu melihatnya dari kejauhan dan tidak menyadari kehadiran Ibu Beo Jin disampingnya. “Kau tadi bersama dengan Beo Jin, dia masih belum pulang. Aku memang pernah mengatakan kepadanya untuk tidak terlalu jauh darimu dan selalu mengikutimu”. Park Kyu yang mendengarnya terkejut.

“Atau dia bersama si mata biru yang tinggal di rumah Tetua, dasar gadis ini”ucap Ibu Bo Jin emosi dan berlalu pergi. Ibu Beo Jin sengaja melakukannya agar Park Kyu merasa bersalah, namun Park Kyu tidak menyadari maksud Ibu Beo Jin. Park Kyu hanya terdiam dan mulai memikirkan kemana perginya Beo Jin.

Park Kyu teringat sesuatu dan dengan cepat berlari ke tempat Yi Bang ditemukan. Park Kyu melihat boneka panda buatan William dan hal itu membuatnya terkejut.

William terus menerus merintih kesakitan sedangkan Beo Jin terus menangis melihat keadaan William.

“William, kamu tidak apa-apa?”tanya Beo Jin sedih. Beo Jin tidak bisa berbuat apa-apa, mendekati William saja dirinya tidak bisa. Tangan dan tubuh Beo Jin diikat. Hyang Dol tiba-tiba masuk dan melihat keadaan mereka.

“Abang, tolong lepaskan kami, aku berjanji tidak akan mengatakan kepada siapapun. Kakak adalah orang yang baik, itu yang ada dipikiranku, kenapa mau melakukan seperti ini?”ucap Beo Jin sedih.

“Akan terjadi sesuatu yang besar pada Tamra dan kamu akan berterima kasih padaku nanti. Aku tidak tahu apa kamu bisa hidup sampai saat itu tiba nanti”ucap Hyang Dol dan segera berlalu pergi.

“Abang”panggil Beo Jin.

“Abang” panggil Beo Jin sekali lagi, namun Hyang Dol sama sekali tidak bergeming dan kembali mengunci ruangan tempat Beo Jin dan William dikurung.

“William kamu tidak apa-apa kan?”tanya Beo Jin lagi pada William. William sama sekali tidak menjawab dan tiba-tiba pingsan.

“William”panggil Beo Jin dan berusaha melepaskan diri.

Park Kyu dengan emosi segera menuju ke rumah Pejabat pemerintahan. Penjaga yang berdiri di depan pintu menahan Park Kyu.

“Lepaskan, aku ingin bertemu dengan Pejabat pemerintahan hari ini juga”teriak Park Kyu. Seseorang tiba-tiba keluar,“ada apa ini?”.

“Aku ingin bertemu dengan Tuan”jawab Park Kyu.

“Kelihatannya hukuman waktu itu masih tidak cukup untukmu”ucap Pejabat itu.

“Ada hal yang penting”ucap Park Kyu dan berjalan ke depan ingin mendekat namun para penjaga menghalanginya dengan menyilangkan ke dua tombak mereka.

“Tunggu apa lagi, usir dia”perintah pejabat. Para penjaga mulai memegangi kedua tangan Park Kyu. Park Kyu dengan emosi melepaskan tangan para penjaga dan ingin mengeluarkan lencananya. Namun Park Kyu dengan cepat mengurungkan niatnya saat melihat Hyang Dol tiba-tiba keluar dari rumah Pejabat.

“Aku pulang dulu”ucap Hyang Dol pada Pejabat.

“Oh baiklah”ucap Pejabat pada Hyang Dol. Park Kyu dengan cepat memasukkan kembali lencananya ke dalam jubahnya. Park Kyu merasa ada yang tidak beres, Pejabat dan Hyang Dol pasti bersekongkol. Sekarang siapa yang harus dipercayainya lagi?

Hyang Dol berjalan melewati Park Kyu dan tanpa sengaja menjatuhkan pisau Beo Jin. Park Kyu melihatnya dan Hyang Dol dengan cepat menunduk memungut pisau tersebut dan segera pergi.

Yan sudah kembali dari Jepang dan membawa surat perjanjian transaksi antara dirinya dan Tetua.

“Ini adalah surat perjanjian transaksi kita, jika saya dan William sampai di Nagasaki, Perusahaan Dong Yin Du akan mengirimkan sebuah kapal kemari”.

“Bagaimana jika kapal tidak dikirim sementara kalian sudah sampai ke Nagasaki?aku ingin barang dikirim pertama”ucap Tetua.

“Jadi kamu bermaksud ingin menahan William sebagai sandera?”tanya Yan dan menatap tajam Tetua.

“Saya ingin berhati-hati saja”ucap Tetua.

“Aku ingin memastikan keselamatan William”ucap Yan dan pergi.

Di depan kamar Tetua, Yan berpapasan dengan Hyang Dol. Yan sama sekali tidak menyapa Hyang Dol dan kembali berjalan. Hyang Dol masuk dan menemui Tetua.

“Orang desa San Fang datang mencari anda”lapor Hyang Dol.

“Apa?”tanya Tetua terkejut.

Matahari sudah menunjukkan dirinya dan Beo Jin sama sekali belum pulang ke rumah. Hal itu membuat Ayah dan Ibu Beo Jin semakin khawatir, “apa Beo Jin sudah pulang?”tanya Ayah Beo Jin pada Beo Seol, adik Beo Jin. Beo Seol menggeleng.

“Desa sedang kacau, anak ini pergi ke mana?”keluh Ibu Beo Jin.

“Jangan terlalu khawatir, dia pasti akan baik-baik saja”ucap Ayah Beo Jin berusaha menenangkan istrinya.

“Kemarin melihatnya bersama rambut kuning, aku merasakan pasti akan terjadi masalah” tambah Ibu Beo Jin.

“Orang asing itu bukan orang jahat”ucap Ayah Beo Jin.

“Kalau begitu kenapa dia belum pulang juga?”tanya Ibu Beo Jin dan berlalu pergi sambil memanggil nama Beo Jin.

“Aigooo, Beo Jin ah”. Ayah Beo Jin dan adik Beo Jin hanya bisa diam melihat sikap Ibu Beo Jin. Mereka juga sama khawatir dengan Ibu Beo Jin, tapi mereka tidak bisa berbuat apa-apa.

Park Kyu berjalan berkeliling. Kedua penjaga masih tetap mengikuti Park Kyu dan menunggu perintah selanjutnya dari Park Kyu. Park Kyu mengeluarkan secarik kertas dan memberikannya kepada ke dua penjaga, “antarkan ini ke pejabat pemerintahan”perintah Park Kyu.

“Bagaimana kami bisa membawanya ke sana dengan identitas kami seperti ini?”tanya salah satu penjaga.

“Perlihatkan dia ini dan dia akan bertemu kalian”ucap Park Kyu dan mengeluarkan lencananya. Para penjaga saling berpandangan dan tiba-tiba memekik terkejut.

William terbangun dari pingsannya. William melihat Beo Jin yang sedang tidur. William berusaha mendekati Beo Jin, namun lukanya masih terasa sakit. Beo Jin terbangun mendengar rintihan William dan sadar kalau hari sudah pagi.

“William”panggil Beo Jin.

“Aku tidak apa-apa, aku tidak ingin melihatmu terluka”ucap William. Beo Jin kembali menangis “Mana mungkin tidak apa-apa”teriak Beo Jin.

“Aku benar tidak apa-apa Beo Jin, kita pasti akan keluar dengan selamat”ucap William berusaha menenangkan. Beo Jin berhenti menangis mendengar ucapan William. William mendekat ke dinding yang terbuat dari kayu. William kemudian berteriak melalui sela-sela dinding dalam bahasa inggris,“di luar ada orang?tolong bantu kami”.

“Tidak ada gunanya William, waktu ditangkap aku sudah melihat kita berada di hutan yang sangat dalam. Yandari pernah mengatakan kepadaku untuk berhati-hati, jangan bepergian dari desa dan jangan pergi sembarangan. Yandari mungkin tahu kalau hal ini akan terjadi dan sudah menaruh kecurigaan terhadap Tetua”ucap Beo Jin sedih.

“Park Kyu? Tidak perlu khawatir, Park Kyu pasti akan datang menolong kita”ucap William antusias dan optimis .

“Iyakah?William juga berpikiran seperti itu?Benar, dia pasti akan datang”ucap Beo Jin tak kalah antusiasnya dan berusaha percaya pada ucapan William. William berusaha melemahkan ikatan tali ditangannya dengan menggesekkannya pada bebatuan. Beo Jin yang melihatnya mencoba hal yang sama seperti yang dilakukan William.

Park Kyu kembali ke markas rahasia Tetua. Kali ini Park Kyu menyamar dengan menggunakan kumis dan jenggot palsu. Sementara itu penjaga membukakan gerbang untuk Yan yang datang dengan menaiki kuda.

Tetua mulai mengumpulkan para penjaga. “Malam ini harus dilaksanakan dan tidak ada kesempatan yang lebih baik dari hari ini. Yandari mungkin adalah utusan dari Chong Ying, kalian tidak perlu khawatir, karena malam ini adalah hari kematiannya”ucap Tetua dan tanpa disadarinya Park Kyu sudah berdiri di sana, bergabung dengan para penjaga dan mendengarkan ucapannya.

Hyang Dol mengumpulkan para penjaga dan mulai memerintahkan mereka untuk mempersiapkan alat-alat. Park Kyu dan salah satu penjaga yang berdiri di belakang Hyang Dol mendapat perintah untuk memindahkan William dari gudang ke gudang selatan. Park Kyu dan penjaga bergegas pergi. Hyang Dol tiba-tiba merasakan suatu keanehan dan merasa tidak asing dengan wajah salah satu penjaga yang tak lain adalah Park Kyu.

William masih berusaha melemahkan tali dan berhasil. Beo Jin terkejut dan senang melihatnya. William kemudian melepaskan tali yang melilit Beo Jin.

“William, kamu tidak apa-apa kan?”tanya Beo Jin khawatir.

“Hussshhh, jangan mengeluarkan suara, mereka ada di luar”jawab William. William kemudian mengintip melalui celah-celah kayu dan melihat dua penjaga datang.

“Mereka datang”teriak William.

Park Kyu dan penjaga berjalan menuju tempat penyekapan William dan Beo Jin. Penjaga mulai membuka pintu dan tiba-tiba dari arah belakang Park Kyu mencekik lehernya hingga mati. Park Kyu masuk ke tempat penyekapan William dan disambut dengan pukulan dari William yang sedari tadi bersembunyi. Beo Jin juga tidak tinggal diam dan ikut memukuli Park Kyu. Park Kyu berusaha melepaskan dari dari tikar yang dilemparkan Beo Jin ke arahnya.

“Hush, ini aku”ucap Park Kyu dan melepaskan kumisnya.

“Park Kyu?”tanya William tidak percaya melihat kehadiran Park Kyu yang datang menolong dirinya dan Beo Jin.

“Yandari”ucap Beo Jin sedih dan mulai menangis.

Written by Aru Rf & Dewi Rf @pelangidrama

Pictures by Dee @pelangidrama

sumber: pelangidrama.net

Tamra The Island – Episode 08

William berhasil melepaskan diri dan membantu melepaskan tali yang mengikat Beo Jin. William mengintip dari celah-celah dinding dan terkejut saat melihat dua orang penjaga datang mendekat.
“Mereka ke sini”ucap William pada Beo Jin.
Penjaga mulai membuka kunci pintu dan seketika Park Kyu langsung membunuhnya. Park Kyu masuk ke ruang penyekapan William dan Beo Jin. William yang sedari tadi bersembunyi mulai memukul Park Kyu dan Beo Jin pun tidak tinggal diam dan ikut membantu dengan melemparkan sebuah tirai ke tubuh Park Kyu.
“Rasakan ini”teriak Beo Jin kemudian memukul tubuh Park Kyu.

Park Kyu berusaha membebaskan diri dari tirai yang membelenggunya dan membuka kumisnya.
“Park Kyu”ucap William terkejut. Beo Jin menangis melihat Park Kyu yang datang menyelamatkannya.
“Yandari”ucap Beo Jin dan menangis sejadi-jadinya.
“Kau tidak terluka kan?”tanya Park Kyu. Beo Jin mengangguk dan memeluk Park Kyu.

Sementara itu di tempat lain dari tempat rahasia Tetua, Yan mulai bosan menunggu kedatangan ke dua penjaga yang disuruh membawa Beo Jin dan William menemui dirinya.
Park Kyu, Beo Jin dan William mulai berjalan mengendap-ngendap. Beberapa Penjaga tiba-tiba mendekat dan hal itu mengharuskan William dan Beo Jin untuk bersembunyi, sementara Park Kyu berpura-pura sedang menyusun guci-guci yang kebetulan berada di dekatnya.
Park Kyu mengintip para Penjaga dan menghela nafas begitu para Penjaga mulai menjauh. Park Kyu dengan lambaian tangannya memanggil kembali Beo Jin dan William yang sedang bersembunyi.
Beo Jin berhenti sesaat saat melewati sebuah tempat yang berisi banyak guci dan bertumpuk-tumpuk kotak.
“Apa ini?bukankah ini hadiah dari desa kita”tanya Beo Jin pada William dan Park Kyu. “Iya”jawab Park Kyu singkat sambil terus mengawasi sekeliling.
“Kalau begitu tempat ini adalah tempat persembunyian para perampok?”tanya Beo Jin lagi.
“Mereka mencuri barang dan menyimpannya di tempat ini”jawab Park Kyu. Beo Jin sontak terkejut.
“Kalau begitu kita harus memberitahu pejabat, semua ini adalah hasil jerih payah wanita desa”ucap Beo Jin sedih.
“Ayo kita pergi dari sini”ajak William, karena sekarang bukan saatnya untuk mementingkan hasil curian, nyawa mereka lebih berharga dari semua hasil curian.

William, Park Kyu dan Beo Jin melanjutkan kembali berjalan. Tiba saatnya mereka harus berpisah dengan Park Kyu.
“Dari sini kalian jalan ke gunung dan lewati hutan”ucap Park Kyu.
“Kau tidak ikut?”tanya Beo Jin. Park Kyu tidak menjawab pertanyaan Beo Jin dan malah mengajak bicara William.
“Aku serahkan anak ini padamu”ucap Park Kyu.
“Cepat pergi”tambah Park Kyu pada Beo Jin yang enggan untuk beranjak.
“Park Kyu”panggil Beo Jin saat ditarik William, namun Park kyu sudah pergi.

Hyang Dol menemui penjaga dan menanyakan Yan.
“Apa orang itu masih ada?”.
“Ya”.
Hyang Dol tiba-tiba kembali mengingat penjaga yang disuruhnya untuk menjemput Beo Jin dan William ke gudang selatan. Wajah salah satu penjaga tidak asing baginya. Hyang Dol dengan cepat berlari. Tanpa disadarinya Yan mendengar percakapannya dengan penjaga dan suara langkah kakinya yang menandakan telah terjadi sesuatu.

Park Kyu berjalan mengendap-ngendap memasuki sebuah ruangan (sepertinya ruangan Tetua). Di ruangan tersebut Park Kyu melihat peta tempat rahasia yang sedang dibangun Tetua. Park Kyu segera bersembunyi saat mendengar langkah kaki yang mendekat.
Hyang Dol terkejut saat melihat William dan Beo Jin sudah tidak ada, yang ada hanya mayat penjaga di ruang penyekapan tersebut. Dugaannya tidak salah, penjaga yang sempat dicurigainya adalah memang Yandari aka Park Kyu.
Setelah memastikan situasi aman, Park Kyu kembali menggeledah ruangan tersebut. Park Kyu melihat sebuah gulungan kertas panjang yang berisi gambar-gambar yang aneh (kalau menurutku seperti gambar perlengkapan alat-alat berperang chingu). Park Kyu menutup kembali gulungan kertas tersebut dan mulai memeriksa laci. Di dalam laci, Park Kyu menemukan sebuah kertas perjanjian Tetua dengan seseorang yang tidak lain adalah Seo Rin. Park Kyu tidak terlalu mementingkan isi dari perjanjian tersebut, yang lebih menarik perhatiannya adalah cap yang tertera di kertas tersebut. Park Kyu merasa tidak asing dengan cap tersebut. Dan benar saja, cap tersebut adalah cap dari tanda pengenal atau lambang yang ditemukannya saat bertengkar dengan Orabunninya Seo Rin, Chi Young.

“Tahanan melarikan diri”teriak salah satu penjaga. Park Kyu sontak terkejut begitupun dengan William dan Beo Jin yang sedang berlari di dalam Hutan dan Yan yang sedang berada di sebuah ruangan. Alarm peringatan dan terompet mulai berbunyi bersahut-sahutan.

Kesempatan ini dimanfaatkan Yan untuk mencari William sendirian. Yan tidak ingin sesuatu terjadi dengan William. Yan kemudian bergegas pergi, namun salah seorang penjaga menahannya. Yan tidak tinggal diam dan mulai melawan penjaga tersebut. Beberapa penjaga yang kebetulan berada tidak jauh dari tempat tersebut melihatnya dan ikut membantu temannya melawan Yan.
Yan kelabakan dan memutuskan melarikan diri.

Sementara itu, Hyang Dol berhasil menemukan Park Kyu.
“Itu dia, ayo tangkap”teriak Hyang Dol pada penjaga lainnya. Park Kyu melakukan perlawanan dan memutuskan melarikan diri seperti yang dilakukan Yan. Namun para penjaga tidak tinggal diam dan berusaha mengejar Park Kyu. Begitupun dengan penjaga yang sebelumnya sempat dilawan Yan.
Park kyu melayangkan sebuah sabetan kepada salah satu penjaga yang mencegahnya begitupun dengan Yan yang berdiri tidak jauh dari Park Kyu. Mereka saling berpandangan sesaat dan memutuskan untuk bekerjasama melawan para penjaga yang mulai berdatangan.

William dan Beo Jin berusaha sekuat tenaga berlari dengan sisa-sisa kekuatan mereka. Beo Jin tiba-tiba terjatuh, “argghhh”.
William membantu Beo Jin untuk berdiri, namun beberapa penjaga berkuda mulai berdatangan dan berhasil mengepung mereka.
Kembali ke tempat Yan dan Park Kyu. Hingga malam beranjak, Park Kyu dan Yan masih terus berkelahi dan melakukan perlawanan (Lompatan dan tekhnik permainan pedang Yan dan Park Kyu keren banget, dewi Rf). Hyang Dol tiba-tiba muncul dan melawan Park Kyu dan Yan. Sayang, dua buah pedang milik Yan dan Park Kyu terarah ke lehernya, Hyang Dol berada dalam kondisi terjepit. Sementara itu para penjaga hanya mengelilingi mereka dan takut untuk bertindak karena nyawa salah satu ketua mereka yaitu Hyang Dol menjadi taruhannya.

Park Kyu samar-samar mendengar suara Beo jin memanggil dirinya.
“Yandari”teriak Beo Jin.
William dan Beo Jin perlahan-lahan berjalan ke arah Park kyu dan Yan.
“Arrgghhhh”teriak Beo Jin saat tubuhnya dan William didorong hingga terjatuh. Beo Jin melihat ke arah Yan dan Park Kyu dengan tatapan sedih seolah-olah meminta maaf karena dirinya dan William kembali tertangkap. Park Kyu dan Yan bimbang, apa yang harus mereka lakukan sekarang. Sementara itu Hyang Dol tersenyum licik, situasi sekarang berbalik.

Park Kyu perlahan-lahan menurunkan pedangnya dari leher Hyang Dol. Park Kyu tidak ingin hal yang lebih buruk kembali terjadi pada Beo Jin. Melihat hal itu, Beo Jin semakin merasa bersalah. Yan pun melakukan hal yang sama. Tetapi berbeda dengan Park Kyu, Yan sangat emosi karena usahanya lagi-lagi digagalkan oleh ulah Beo Jin. Jika bukan karena William, Yan pasti tidak akan mengikuti apa yang dilakukan Park Kyu.
Tetua datang dan tersenyum licik melihat Park Kyu dan Yan sekarang menunduk dihadapannya, “Memasuki lubang harimau, tidak ada pemikiran untuk hidup lagi, bunuh mereka semua”perintah Tetua.
Baru saja penjaga ingin membunuh Yan dan Park Kyu, sebuah panah api tiba-tiba meluncur ke arah mereka. Tetua dan yang lainnya sontak terkejut, tetapi tidak dengan Park Kyu yang malah tersenyum.
“Kami sudah datang”teriak dua penjaga setia Yi Bang dan menunjukkan medali Park Kyu. Hal itu membuat senyum Park Kyu semakin mengembang.

Panah-panah api mulai menghujani tempat rahasia Tetua. Segerombolan orang mulai berlarian turun menuruni bukit dan peperangan kecil pun mulai berkobar. Tetua ketakutan melihat hal tersebut dan memutuskan melarikan diri. Begitupun dengan William dan Beo Jin. William memutuskan untuk bersembunyi bersama dengan Beo Jin, namun Beo Jin tiba-tiba pingsan. William terpaksa menggendong Beo Jin.

Park Kyu yang melihat Tetua hendak melarikan diri mengambil sebuah panah dan hendak membusurnya. Park Kyu membiarkan Tetua meloloskan diri dan kali ini panahnya tertuju kepada Hyang Dol yang ketakutan. Hyang Dol sama sekali tidak menyadari Park Kyu yang akan membusurnya. Park Kyu terdiam dan terus mengarahkan panahnya kepada Hyang Dol. Park Kyu perlahan-lahan menurunkan panahnya dan niatnya untuk membusur Hyang Dol diurungkan. Entah kenapa Park Kyu tidak jadi melakukannya…. (kalau menurutku chingu, Park Kyu tidak tega melakukannya apalagi musuhnya berada dalam kondisi terjepit).

Para tentara pemerintahan mulai mengumpulkan jenazah dari korban peperangan yang berjatuhan, baik itu dari pihak Tetua maupun pemerintahan. Dan diantara jenazah tersebut terlihat jenazah Hyang Dol yang ternyata ikut terbunuh (tapi yang pastinya bukan Park Kyu yang membunuhnya).

Sementara itu Tetua dan beberapa pengikutnya yang selamat dihadapkan ke hadapan Park Kyu, “semestinya dihukum di depan Raja dan seluruh rakyat”ucap Park Kyu tegas.
“Aku hanya ingin mendirikan Negeriku sendiri dan melepaskan diri dari Kerajaan”ucap Tetua tak kalah tegasnya
“Hanya demi itu, kau melakukan semua ini. Tindakanmu ini malah membuat Tamra semakin tereksploitasi”ucap Park Kyu lagi.

Di balik pepohonan terlihat seorang pria yang sedang memegang sebuah senapan dan mengarahkannya ke arah Tetua. Pria itu kembali mengingat ucapan Seo Rin,“Kerajaan mengutusnya untuk menyelidiki kasus perampokan di Negeri Tamra. Jika ada yang membuka mulut, sebaiknya dilenyapkan demi keamanan Pperusahaan”. Pria itu tak lain adalah Chi Young, kakak Seo Rin yang sekarang sedang berdiri dan hendak membunuh Tetua.
“Apa ini?ini membuktikan kalau kau bekerjasama dengannya”tanya Park Kyu dan mengeluarkan secarik kertas yang tadi ditemukannya di ruangan Tetua.
Tetua mulai menunduk lemas dan terlihat sedih, “aku dipermainkan oleh seorang anak kecil. Tamra berada di bawah kendali seseorang dan itu adalah buktinya. Ketua kelompok itu adalah….”
Tetua terdiam sesaat dan hal itu membuat Park Kyu semakin penasaran ingin tahu siapa dalang dibalik semua ini. Baru saja Tetua ingin membuka mulut sebuah peluru tertancap tepat di dadanya. Park Kyu dan yang lainnya sontak terkejut, mereka mulai melihat ke sekeliling namun yang ada hanyalah kegelapan malam dan sekumpulan burung-burung yang berterbangan.
Sementara itu, Chi Young yang selesai melaksanakan tugasnya kemudian pergi.

Seo Rin berdiri di balkon dan memandang jauh ke depan. Penasehatnya datang dan menyuruhnya untuk masuk.
“Anginnya dingin sekali, sebaiknya anda masuk ke dalam”.
“Apa masalahnya sudah selesai?”tanya Seo Rin.
“Iya, diselesaikan dengan baik”.
“Mimpi bodoh orang itu, hampir saja mencelakai kita”ucap Seo Rin.

Di Tamra, Pria yang sering mabuk-mabukan melihat pengumuman yang tertempel bersama dengan masyarakat Tamra lainnya.
“Kasus perampokan pelakunya sudah tertangkap, pelakunya adalah Ketua Chai”.
Pria tersebut terkejut bukan main, “apa yang terjadi, mana mungkin Tetua yang menjadi pelakunya?”tanya pria tersebut pada temannya.
“Apa benar begitu, aku tidak dapat mempercayainya”jawab temannya.
“Jadi kau berpikir, pemerintah sedang berbohong”teriak pria tersebut dan mulai berlarian memberitahukan masyarakat Tamra yang lainnya. Yan yang kebetulan berada di tempat tersebut dan mendengarnya menghela nafas lega.

Sementara itu Park kyu mulai mengumpulkan para pejabat pemerintahan yang bertanggung jawab mengurus Tamra. Park Kyu mulai memarahi mereka karena lebih mementingkan kepentingan pribadi demi memperoleh keuntungan dan mengabaikan rakyat Tamra. Park Kyu pun memecat Kepala yang bertanggung jawab atas kejadian yang terjadi di Tamra dan memberi hukuman kepada anak buah Kepala. Salah satu pejabat meminta maaf kepada Park Kyu karena tidak bisa berbuat apa-apa, dia juga meminta kepada Park Kyu untuk memberitahu Raja kesusahan yang dialami rakyat Tamra. Park Kyu berjanji akan memberitahu Raja semua yang telah terjadi di Tamra dan kesalahan para Pejabatnya dan mengatakan kalau semua yang terjadi di Tamra adalah salah Kerajaan juga yang tidak memperhatikan Tamra.

Park Kyu bertemu dengan dua penjaga setia Yi Bang.
“Maaf sudah menyusahkan kalian”ucap Park Kyu dan tersenyum.
“Tidak, kami merasa senang dan bangga bisa melakukan tugas untuk anda”ucap kedua penjaga terbata-bata. Park Kyu melihat Yi Bang yang baru saja lolos dari maut.

Park Kyu mengajak Yi Bang berbicara empat mata.
“Benar-benar sangat beruntung”ucap Park Kyu membuka pembicaraan.
“Tuan sudah menyelamatkan nyawaku dan aku tidak tahu harus berkata apa”ucap Yi Bang tertunduk.
“Apa yang kau katakan, jika tidak ada kalian masalah ini tidak akan selesai. Aku akan segera kembali, jika kau ikut denganku, aku akan mengatur posisi yang baik untukmu”ucap Park Kyu
“Sekarang aku sadar sudah melakukan banyak tindakan bodoh. Izinkan aku tetap tinggal di tempat ini dan beri aku satu kesempatan lagi”pinta Yi Bang.

“Sekarang kau sudah mengetahui bagaimana menjadi seorang pejabat yang baik untuk rakyat”ucap Park Kyu. Yi Bang yang mendengarnya menjadi sedih. Park Kyu kemudian mengeluarkan sesuatu dan memperlihatkannya kepada Yi Bang.
“Ini adalah peluru yang ditemukan di tubuh Tetua, sepertinya seseorang sengaja membunuhnya untuk menghilangkan bukti. Dengan alasan apa mereka membunuhnya, aku benar-benar tidak mengerti. Orang yang memiliki cap yang melakukannya. Itu adalah satu-satunya bukti yang kita miliki. Kita harus menyelesaikan masalah ini”.

Luka William sedang diobati oleh tabib kerajaan.
“Untung lukanya tidak terlalu dalam”ucap tabib ketakutan pada William.
William tiba-tiba menjerit kesakitan karena ikatan perban dari tabib terlalu kencang. Tabib dengan cepat membereskan perlengkapan obatnya karena takut lama-lama berdekatan dengan William yang dianggapnya aneh.
“Terima kasih”ucap William.
Para penjaga yang berdiri di depan pintu William terus saja melihat William. William merasa kesal ditatap seperti itu dan buru-buru menutup pintu. William kemudian duduk sambil memegang perbannya. Pandangannya kemudian teralih pada sisi-sisi kamar yang dirasanya asing. William hanya bisa menghela nafas mendapati dirnya sekali lagi dikurung dan harus terpisah dari Beo Jin.

Sementara itu Beo Jin belum sadarkan diri. Beo Jin terus saja mengigau,“jangan membunuhnya”.
Ibu, Ayah dan adik Beo Jin sama sekali tidak beranjak dan terus menunggui Beo Jin hingga Beo Jin terjaga.
“Ibu”panggil Beo Jin ketika terbangun dari mimpi buruknya.
“Tempat seperti apa itu, kenapa kau berani ke sana”ucap Ibu Beo Jin.
“Bukan kemauannya, dia ditangkap”ucap ayah Beo Jin berusaha membela putrinya.
“Untuk apa mencampuri masalah ini”teriak Ibu Boe Jin.
“Karena Inspektur kerajaan itu, ah tidak orang itu sudah menyelamatkan Beo Jin, kenapa marah-marah kepadaku?”jawab Ayah Beo Jin tak kalah emosi.
“Yang dikatakan ayah benar”ucap Beo Seol berusaha menengahi pertengkaran ayah dan ibunya. (aku salut dan kagum sama Beo Seol, walaupun dia yang termuda di keluarganya, tapi pikirannya sangat dewasa, berbeda dengan Beo Jin yang masih kekanak-kanakan, hehehehe).

Park Kyu dibawa mengelilingi desa oleh para penjaga setia Yi Bang.
“Minggir, Inspektur lewat”. Para rakyat mulai berkumpul dan beramai-ramai mendatangi kediaman Beo Jin. Wanita-wanita desa mulai berteriak histeris melihat Park Kyu. Mereka yang dulunya genit sekarang menjadi lebih genit, apalagi mereka sudah mengetahui identitas Park Kyu yang sebenarnya.
“Dari awal aku sudah tidak salah liat, aku tidak menganggapnya sebagai Yandari”ucap Ibu Kkeut Boon antusias.
“Bukannya kau mengatakan dia hanya bisa menggoda istri orang”ucap salah satu wanita kepada Ibu Kkeut Boon.
Park Kyu sedikit terkejut mendengarnya dan tidak menyangka jika wanita-wanita di desa ini menganggapnya sebagai lelaki penggoda.
“Jangan bicara sembarangan, kami tidak pernah mengatakannya”bela Ibu Kkeut Boon sambil berteriak. Park Kyu berbalik dan hal itu membuat para wanita semakin histeris. Kkeut Boon malah mengangkat kakinya dan mulai menggoyang-goyangkan tubuhnya. Park Kyu tertawa geli melihatnya.

Ayah, Ibu dan adik Beo Jin keluar dari rumah. Ibu Beo Jin menghidangkan makanan kepada Park Kyu yang sudah berjasa pada Beo Jin dan Negeri Tamra.
“Untuk apa kalian berkumpul di sini”teriak Ibu Beo Jin pada wanita-wanita desa dan hal itu membuat para wanita menjadi ketakutan tetapi mereka tidak berniat beranjak. Ibu Beo Jin hanya berdiri di samping Park Kyu. Ibu Beo Jin sepertinya malu karena selama ini sudah bertindak kurang sopan pada Park Kyu dan mengatakan kalau Park Kyu hanyalah tukang makan dan menghabiskan beras saja. Park Kyu tersenyum melihat tingkah Ibu Beo Jin dan menyuruhnya duduk.
“Kenapa kau memberikannya kamar yang berantakan. Musim dingin ini harus memberinya selimut”ucap ayah Beo Jin malu.

“Tidak usah merasa malu”ucap Park Kyu.
“Kau mengatakan hal seperti itu membuat batu yang ada di hatiku bisa turun”ucap ayah Park Kyu senang dan menepuk pundak Park Kyu dengan keras. Park Kyu terdiam dan merasa kesakitan, namun dengan cepat tersenyum menyadari kekonyolan yang sudah dilaluinya bersama keluarga Beo Jin. Park Kyu mengambil sekantong uang yang sedaritadi disimpannya.
“Ini tidak banyak, tetapi kurasa cukup untuk pembangunan desa”ucap Park Kyu dan memberikan uang tersebut kepada Ibu Beo Jin.
“Apa ini?”tanya Ibu Beo Jin terkejut.
“waktu ini, aku sudah menyusahkan kalian semua, siapkan makanan dan aku tidak akan sungkan lagi”jawab Park Kyu. Para wanita desa merasa senang dan tidak menyangka jika Yandari yang selama ini mereka kenal memiliki hati yang mulia.
“Besok apakah anda bisa meluangkan waktu, kami ingin mengadakan pesta untuk anda”tanya Ibu Beo Jin.
“Baiklah, aku akan meluangkan waktu besok”jawab Park Kyu tersenyum.

Park Kyu kemudian melihat ke arah kamar Beo Jin dan menanyakan keadaannya. Ibu Beo Jin mengatakan kalau keadaan Beo Jin sudah lebih membaik dan demamnya sudah turun. Baru saja Park Kyu berpamitan pulang, pintu kamar Beo Jin tiba-tiba terbuka.
Dari luar kamar, diam-diam Ibu Beo Jin berusaha mendengarkan percakapan mereka.
“Apa yang ingin kau katakan padaku?”tanya Park Kyu berusaha tenang.
“Yandari….. Tuan”ucap Beo Jin membenarkan ucapannya.
“Bicara yang biasa saja”ucap Park Kyu.
“William, dia akan bagaimana? apa dia akan mati?”tanya Beo Jin khawatir.

“Hanya ini yang kau ingin katakan padaku. Sebentar lagi aku akan pulang, apa kau tahu perkatannmu itu membawa rasa seperti apa padaku? Kau tidak akan bisa melihatku lagi dan kau masih mengungkit tentang William”ucap Park Kyu sedih dan sedikit marah pada Beo Jin.
“Kau pergi lebih baik, William mungkin akan mati”ucap Beo Jin semakin sedih (aduch, Beo Jin…. Kamu nggak sadar ya kalau Park Kyu itu menyukaimu).
“Aku bukan ingin membunuhnya, hanya ingin membawanya ke Hanyang. Semua masalah akan diurus sesuai dengan ketentuan Negara, kau harus mengingatnya”ucap Park Kyu tak kalah sedihnya.

Beo Jin yang sempat tersenyum saat Park Kyu mengatakan tidak akan membunuh William, kembali kecewa saat mendengar kalimat Park Kyu selanjutnya. Park Kyu kemudian berdiri dan hendak keluar. Park Kyu tidak betah berlama-lama dengan Beo Jin, karena yang ada di pikiran Beo Jin hanya William seorang.
“Tuan, aku mohon ampuni dia. Asal kau bisa menolongnya, apapun yang kau suruh akan kulakukan”pinta Beo Jin di kaki Park Kyu.
“Ini adalah pertemuan terakhir kita, tetapi kau malah membicarakan orang asing itu, jagalah dirimu”ucap Park Kyu sedih. Matanya mulai berkaca-kaca.

Begitu Park Kyu keluar dari kamar Beo Jin, semua orang merasa heran dengan raut wajah Park Kyu yang terlihat sedih. Sementara itu di dalam kamar, Beo Jin terus menangis. Dia merasa tidak berdaya tidak bisa melakukan apa-apa untuk menyelamatkan William.

Malam harinya Park Kyu mendatangi kamar William. Park Kyu meminta para penjaga meninggalkan mereka berdua. William hanya terdiam ketika melihat Park Kyu. Park Kyu khawatir kepada William yang sama sekali tidak menyentuh makanan padahal mereka akan melakukan perjalan penjang ke Hanyang. Park Kyu mengatakan kepada William kalau ini adalah kesempatan terakhir William untuk melarikan diri. William terkejut mendengar apa yang dikatakan Park Kyu.

“Apa Beo Jin bisa ikut?”.
“Dia tidak akan pergi dari tempat ini, sebaiknya kau pergi sendiri saja secara diam-diam”jawab Park Kyu.
“Tidak ada Beo Jin, aku tidak akan pergi”ucap William. Park Kyu terdiam.
“Pergi ke Hanyang, kau juga tidak dapat melihatnya, kau tidak akan menyesal?”tanya Park Kyu.
“Pergi sendiri dan tanpa Beo Jin, itu baru membuatku menyesal”jawab William tegas.

Beo Jin berdiri di pintu gerbang pemerintahan. Beo Jin terlihat khawatir dan ditangannya terdapat sebuah bungkusan. Salah satu penjaga setia Yi Bang tidak sengaja lewat di depannya.
“Paman”panggil Beo Jin. Beo Jin meminta sekali saja untuk menemui William, namun penjaga tidak mengijinkan Beo Jin bahkan membentaknya. Beo Jin tidak mempunyai pilihan lain, akhirnya dia meminta tolong kepada penjaga untuk memberikan bungkusan kepada William.

William dengan antusias mulai membuka bungkusan yang diberikan Beo Jin. Di dalamnya terdapat sebuah sandal rumput dan makanan. Namun yang menarik perhatian William bukan sandal rumput dan makanan dari Beo Jin, tetapi sepucuk surat yang diselipkan Beo Jin.
“William, harus menunggku, aku akan datang mencarimu”.

Senja di pinggir pantai terlihat seorang pria tua sedang berdiri. Sepertinya pria itu sedang menunggu seseorang. Beberapa menit kemudian terlihat pria berjubah putih datang mendekat. Pria berjubah putih tak lain adalah Park Kyu dan pria yang sedang menunggunya adalah Kakek Tua.
“Sebelum aku pergi, aku ingin menemuimu, maaf selama ini tidak mengenal anda Paduka”ucap Park Kyu membuka pembicaraan.

“Sepertinya sudah berkata sesuatu yang tidak berguna”ucap Kakek Tua.
“Benar juga, saya ingin menanyakan sesuatu kepada anda tetapi tidak tahu bisa atau tidak, bagaimana anda bisa mengetahuinya”ucap Park Kyu segan.
Kakek Tua tertawa, “umur sudah bertambah dan telinga juga sudah tidak bagus lagi, kau suka Tamra kan?”
“Di sini adalah tempat yang bagus”jawab Park Kyu.
“Dan banyak yang menginginkannya, Tetua terlalu keterlaluan mencintai tempat ini dan ingin memanfaatkan tempat ini”.
“Maksud anda kekuasaan?”tanya Park Kyu tidak mengerti.
“Impian mengubur semuanya, orang seperti dia setiap waktu ada, di kehidupan berikutnya aku ingin terhindar dari kekuasaan dan peperangan, aku ingin seperti si mata biru yang bisa mengelilingi dunia”jawab Kakek Tua.

Park Kyu memenuhi janjinya kepada Ibu Beo Jin. Para wanita terlihat antusias melihat kedatangan Park Kyu. Kkeut Boon tiba-tiba menangis dan memeluk tangan Park Kyu. “Aku ingin ikut anda pergi ke Hanyang, asal kau setuju aku bisa meninggalkan desa ini, aku akan berenang sampai ke Hanyang”. Park Kyu terlihat stress melihat sikap Kkeut Boon padanya. Tiba-tiba Ibu Beo Jin datang dan berteriak kepada Kkeut Boon untuk melepaskan tangan Park Kyu.

Pesta berlangsung hingga larut malam. Para wanita tidak henti-hentinya bernyanyi dan menari merayakan kebahagiaan karena desa mereka berhasil terhindar dari bahaya dan tentu saja semua itu berkat Park Kyu.

Ibu Beo Jin mulai mabuk karena terlalu banyak minum arak. Dia bahkan tidak menyadari apa yang sedang diucapkannya, “anak ini ketika datang kemari, aku sangat cemas kapan dia bisa berubah, seperti katak yang lupa berudu”. Park Kyu hanya tersenyum mendengarnya sementara ayah Beo Jin merasa malu terhadap Park Kyu. Ayah Beo Jin dengan cepat menepuk punggung istrinya hingga tersadar. Ibu Beo Jin merasa heran semua orang memandanginya, dia tiba-tiba tersadar sudah mengucapkan sesuatu yang salah. Semua orang tertawa melihatnya begitupun dengan Park Kyu.

“Aku akan pamit”ucap Park Kyu tiba-tiba. Semua orang sontak terkejut dan mulai berbaris. Salah satu warga memberikan kenang-kenangan sebuah topi hasil kerajinan desa mereka. Park Kyu tersenyum dan membuka topi yang biasa dikenakannya dan menggantinya dengan topi yang diberikan kepadanya. Ayah Beo Jin tersenyum melihatnya dan membantu mengikatkan tali topi sementara topi Park Kyu dipakai Kkeut Boon.
“Setelah kau kembali ke Hanyang jangan melupakan desa Sanfang”pesan Beo Sool.
Park Kyu berjalan dan melihat satu persatu warga desa Sanfang yang menangis melihat dirinya akan pergi. Park Kyu sampai di hadapan Ibu Beo Jin dan matanya mulai berkaca-kaca.
“Aku mana mungkin melupakannya”ucap Park Kyu pada seluruh warga dan memberi hormat.
Park Kyu berjalan menuju kudanya. Sebuah nyanyian dipersembahkan warga desa Sanfang mengiringi kepergian Park Kyu.

Sementara itu di tempat lain, Beo Jin berjalan tanpa arah. Dari kejauhan terlihat Park Kyu memandangi Beo Jin. Park Kyu terlihat sedih melihat Beo Jin. Park Kyu meneruskan lagi perjalanannya dan tanpa sengaja bertemu dengan Yan.

“Lepaskan William”ucap Yan.
“sudah terlambat”ucap Park Kyu.
“Jika dibawa ke Hanyang, William juga akan mati”tambah Yan.
“Aku sudah melepaskannya, tetapi dia yang menolakku. Katanya jika Beo Jin tidak ikut, dia tidak akan pergi”ucap Park Kyu berusaha meyakinkan Yan.
“Anak yang bodoh”gumam Yan.
“Kau seharusnya datang bersama prajurit, tetapi kenapa datang sendiri? Apa karena gadis itu?”tanya Yan.
“Jangan berkata sembarangan”ucap Park Kyu emosi.
“Jangan menyimpan rasa begitu dalam, kau kira tidak ada yang mengetahuinya. Jika terjadi sesuatu pada William aku tidak akan melepaskanmu”ucap Yan dan berlalu pergi. (hehehe, Park Kyu ketahuan…. Lagu yang cocok untuknya, oooo, kamu ketahuan, hehehehe….. dewi Rf).

Fajar sudah menyingsing. William dengan tangan terikat siap-siap akan dibawa ke Hanyang. Pria yang sering mabuk-mabukan tiba-tiba datang memeluk William dan mulai berteriak histeris.
“William, kasihan sekali, aku ingin menjadikanmu penerusku. William adalah orang baik dan bukan siluman”. Para penjaga mulai menyeretnya menjauh dari William.

Tidak berselang lama, Park Kyu keluar dan menatap William sekilas. William menyadari tatapan Park Kyu, namun dia tidak berniat untuk menoleh sedikitpun kepada Park Kyu. Park Kyu menaiki kuda dan perjalanan menuju pelabuhan pun dimulai. Yan yang berada tidak jauh dari tempat itu hanya bisa memandangi kepergian William.

Sementara itu di rumah Beo Jin, Beo Jin terlihat resah dan buru-buru ingin pergi ke pelabuhan.
“Jangan pergi”ucap Ibu Beo Jin tiba-tiba.
“Tidak ada keuntungan bagimu, kau hanya semakin bertambah sedih”tambah Ibu Beo Jin “Ini terakhir kali aku bisa melihatnya”ucap Beo Jin sedih.
“Anggap saja semua ini tidak pernah terjadi. Anggap saja tidak pernah bertemu William dan Yandari”ucap Ibu Beo Jin menasehati.
“Ibu, aku tidak bisa. Di dalam hatiku terus teringat, mana mungkin lupa”jawab Beo Jin dan ingin pergi.
“Beo Jin”tahan Ibu Beo Jin dan memegang tangan Beo Jin.
“Biarkan dia pergi berpamitan untuk terakhir kalinya”ucap ayah Beo Jin tiba-tiba. Ibu Beo Jin perlahan-lahan melepaskan genggamannya. Beo Jin memandang ayah dan ibunya bergantian kemudian berlari dengan cepat menuju pelabuhan.

William hanya terduduk di kapal. Park Kyu menemui Yi Bang, “Tuan, harus hati-hati dalam perjalanan”.
“Jika butuh bantuanku, kapan saja boleh datang mencariku”ucap Park Kyu. Yi Bang sedih mendengar ucapan Park Kyu dan kemudian memberi hormat.
“Tuan”teriak Beo Jin begitu datang dan berlari menuju dermaga.
“Ada yang ingin kukatakan, izinkan aku ke sana”pinta Beo Jin pada penjaga yang menahannya.
“Lepaskan anak itu”perintah Park Kyu.


Beo Jin berlari ke arah Park Kyu
“Tidak perduli apa yang dikatakan Raja, kau harus menolong William. Bukankah kau sangat tahu, William adalah orang yang baik”pinta Beo Jin.
“Itu semua keputusan kerajaan, cepat pergi”teriak Park Kyu dan berbalik.
Beo Jin sedih mendengar ucapan Park Kyu. Beo Jin berteriak memanggil nama William. William sedih mendengar suara Beo Jin dan berusaha berdiri di pinggir kapal untuk melihat Beo Jin.
“Beo Jin”.
“William jangan takut, aku pasti akan pergi mencarimu. Tidak perduli dimanapun kau harus ingat makan. Jaga diri dengan baik, mengerti?”pesan Beo Jin.
“Beo Jin, aku akan baik-baik saja”teriak William.
Kapal perlahan-lahan mulai berjalan. Beo Jin, William dan Park Kyu sama-sama bersedih.

“Lupakan, semuanya, lupakan”ucap Park Kyu dalam hati.

Written By Dewi Rf @PelangiDrama, Pictures By Dee & Iis Rf@PelangiDrama

sumber: pelangidrama.net